Novel dari Penggemar

"Yurika, jangan lupa istirahat. Besok masih ada jadwal syuting iklan. Aku pulang dulu," Ucap Jenny, sang manajer.

Yurika merebahkan tubuhnya di sofa kamar hotel seraya menghela napas panjang. Hari ini ia begitu kelelahan mengikuti padatnya jadwal promosi film di beberapa bioskop dari pagi hingga malam. Belum sempat beristirahat, sang manajer sudah mengingatkan tentang jadwalnya besok. Hidupnya begitu terkekang dengan jadwal yang begitu padat. Hingga ia tak bisa menikmati kehidupannya sendiri sebagai wanita biasa.

Buket bunga dari para penggemar memenuhi ruang tamu hotel. Ada juga bingkisan kado, boneka, serta surat-surat yang ia dapatkan selama menjalani promo film. Biasanya, semua yang ia dapatkan sebagian akan disumbangkan ke panti asuhan, karena rumahnya tidak akan cukup memuat barang-barang tersebut.

Pandangan mata Yurika tertuju pada sebuah novel yang akhir-akhir ini ia baca. Novel Berjudul "Pangeran Elf Menemukan Cinta" yang ia dapatkan dari salah seorang penggemar. Ia tertarik untuk membacanya karena baru pertama kali mendapatkan hadiah berbeda dari penggemarnya. Novel, sebuah hadiah yang ia sendiri tidak pernah terlintas ide untuk memberikannya kepada seorang idola. Yurika terhanyut dalam kisah novel yang dibacanya.

Di suatu perjamuan makan malam, *tampak Pangeran Adrian dan Putri Hilda hadir dalam acara tersebut. Kehadiran mereka menyita perhatian para elf yang hadir. Semua orang sepakat bahwa keduanya merupakan pasangan serasi yang ditakdirkan sang pencipta untuk bersama.

Akan tetapi keserasian mereka sebenarnya memancing pihak-pihak tertentu yang iri dan ingin memisahkan keduanya. Apapun dilakukan demi bisa menyingkirkan Putri Hilda dari sisi Pangeran. Termasuk pada malam itu, ada yang tega menaruh racun dalam minuman Putri Hilda*.

"Putri ... Bangun! Putri!" Pangeran Adrian menggoncang-goncangkan tubuh Putri Hilda. "Siapa yang berani melakukan ini kepada Putri Hilda?" Pangeran Adrian memangku sang istri dengan wajah yang panik. Putri Hilda tidak sadarkan diri setelah meminum minuman yang diduga telah dicampur racun. Ia sangat murka ada yang berani mencelakakan istri tercintanya.

Sebelum jatuh pingsan, Putri Hilda mengeluh sakit kepala. Tak lama dari acara minum-minum, ia batuk darah dan langsung pingsan. Semua orang yang terlibat dalam pesta malam itu tidak diperbolehkan keluar sebelum pelakunya tertangkap. Ezra selaku pengawal pribadi pangeran mengerahkan seluruh prajuritnya untuk mengamankan tempat itu.

"Cepat! Tangkap orang yang berani meracuni Putri!" perintah pangeran.

Para pengawal istana langsung mengadakan pemeriksaan mendadak kepada seluruh orang yang hadir di acara pesta. Baik tamu kehormatan, para pejabat, hingga pelayan tak ada yang bisa lolos dari pemeriksaan. Setiap orang yang membawa barang-barang mencurigakan akan dipisahkan dari yang lain.

Sambil menunggu pelakunya ditemukan, tabib memeriksa dan mengobati sang putri. Pangeran Adrian menunggu dengan cemas di depan kamar sang putri sembari memperhatikan para pengawal yang masih memeriksa orang-orang di halaman istana. *Ia tidak akan mengampuni siapapun yang berani mengusik kebahagiaannya bersama Hilda.

Memang, ada kabar yang menyebutkan bahwa sepertinya Putri Hilda tidak akan bisa melahirkan keturunan. Hal tersebut akan mengancam posisi pangeran saat nanti dilantik menjadi seorang raja. Banyak pejabat yang diam-diam menginginkan putri mereka menggantikan posisi Hilda. Pangeran Adrian yang sangat mencintai istrinya, bahkan rela kehilangan tahta hanya demi mempertahankan istri tercinta. Akibat cinta mati seorang pangeran, nyawa Putri Hilda dalam bahaya. Hanya dengan melenyapkannya, putri yang lain akan dapat kesempatan bersanding dengan pangeran*.

"Pangeran! Kami telah menemukan pelakunya!"

Dua orang pengawal menyeret seorang pelayan ke hadapan Pangeran Adrian. Tubuh wanita itu terlihat kurus dengan pakaian yang lusuh serta wajah kusam terkena abu dari perapian. Wanita itu menangis gemetar ketakutan berhadapan langsung dengan pangeran dan disaksikan oleh banyak pasang mata.

"Kami menemukan bungkusan bubuk mencurigakan yang memiliki aroma sama dengan yang tercium dari minuman Tuan Putri." Salah satu *dari mereka menyerahkan bungkusan aneh yang dicurigai sebagai obat kepada Ezra.

Ezra mencium aroma dari bubuk tersebut. Ternyata benar, baunya sama dengan apa yang ia cium dari minuman milik Putri Hilda. Ezra menoleh ke arah pangeran dan memberikan kode bahwa benar memang itu merupakan barang buktinya*.

"Yang Mulia ... bukan saya pelakunya ... bukan saya ... saya tidak tahu apa-apa ... ampuni saya ...." Pelayan bernama Yuri itu bersujud di hadapan Pangeran berharap bisa lepas dari tuduhan. Ia benar-benar tidak tahu apa-apa. Selama pesta, ia hanya bekerja di dapur membantu koki utama istana seperti pelayan lainnya sesuai perintah tuannya.

Yuri tidak tahu menahu mengapa bungkusan bubuk itu tiba-tiba ada di dalam saku bajunya. Padahal, sejak pagi ia terus berada di dapur membantu koki istana menyiapkan makanan. Ia bahkan tidak bertemu secara langsung dengan Putri Hilda. Bagaimana caranya meracuni?

"Hukum pancung dia di depan masyarakat umum! Supaya mereka semua tahu bahwa orang yang jahat kepada keluarga istana akan mati!" perintah Pangeran. Seperti apa yang dikatakan dalam hatinya, ia tidak akan mengampuni siapapun yang melakukan tindakan kriminal.

"Yang Mulia ... saya benar-benar tidak bersalah. Bukan saya yang beracuni Putri ... pelaku sebenarnya masih ada di ruangan ini. Yang Mulia ... jangan sampai Anda menyesal telah menghukum orang yang salah! Anda harus berbuat adil!" Yuri terus meronta saat diseret pergi oleh pengawal. Ia merasa difitnah dan perlu mendapatkan keadilan.

Pangeran Adrian sudah tidak bisa mentolerir perbuatan yang dilakukan pelayan itu. Bukti sudah sangat jelas, penjahat tidak mungkin akan mengaku.

Sementara itu, salah satu orang yang ada di sana mengembangkan senyuman lebar setelah Yuri ditangkap. Dia adalah Asteria Rebecca, orang yang sebenarnya telah meracuni Putri Hilda. Ia sengaja mengkambinghitamkan Yuri, pelayannya, agar dirinya terhindar dari hukuman. Asteria merupakan kandidat terkuat yang digadang-gadang bisa menggantikan posisi Putri Hilda.

"Huh! Kasihan sekali pelayan itu. Dasar Aster elf laknat! Tega-teganya dia mengorbankan orang yang tidak bersalah." Yurika mengumpat saat membaca bagian novel yang dianggapnya cukup menguras emosi.

Yuri hanya tokoh figuran dalam novel namun kisahnya dibuat tragis. Sejak awal cerita Yuri dikisahkan berasal dari keluarga miskin yang mengharuskan ia bekerja sebagai pelayan sejak usia anak-anak. Tubuhnya kurus dan berwajah jelek hingga tak ada satupun lelaki yang tertarik kepadanya.

"Kenapa namaku sama dengan tokoh ini. Yurika ... Yuri. Kasihan sekali nasib Yuri," gumam Yurika. "Ah! Tapi, kehidupanku yang seperti ini juga tidak lebih baik dari dia. Kapan aku punya waktu untuk menikmati hidup. Hah ...." Mengingat kembali jadwal yang ada, selalu membuat Yurika stres.

Ia kembali menghibur diri dengan lanjut membaca novel yang ada di tangannya. Saking asyiknya membaca dan terlarut dalam cerita, Yurika akhirnya tertidur di atas sofa dengan novel yang masih ada di tangannya.

❤❤❤❤❤

Jangan lupa tinggalkan like, komen, dan vote ya

Terpopuler

Comments

αуαηgηуαᴳᴼᴶᴼᴷᴵᴷᴼᵇᵃᵍⁱ2

αуαηgηуαᴳᴼᴶᴼᴷᴵᴷᴼᵇᵃᵍⁱ2

nama yang serupa tapi tak sama

2023-02-11

0

Hinata 🌺🌼

Hinata 🌺🌼

seru 🙂

2022-09-11

0

Hasan

Hasan

titip jejak thor

2022-07-23

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!