"Yang Mulia Pangeran tiba ...."
Mendengar seruan semacam itu, para pekerja yang masih makan dan menikmati waktu istirahatnya langsung berlutut di tempat. Pandangan mereka ditundukkan. Yurika melakukan hal yang sama setelah belajar dari pengalaman yang tadi. Namun, ia berusaha mencuri-curi pandang ke arah rombongan Pangeran Adrian yang lewat.
Mulutnya langsung ternganga saat melihat sosok pangeran elf melintas di depannya. Meskipun tak melihat dari jarak terdepan, aura ketampanan serta kegagahannya begitu memancar hingga tak bisa dideskripsikan dengan kata-kata.
Pangeran Adrian merupakan makhluk yang paling tampan yang pernah ia lihat. Tubuhnya seakan bercahaya menerangi setiap jengkal jalan yang dilewatinya. Kulitnya putih bersih tanpa cela seperti susu. Hidungnya mancung, rahangnya tegas, sorot matanya begitu teduh memancarkan kewibawaan. Rambut putihnya yang panjang berhiaskan mahkota menambah kegagahannya.
Pangeran menaiki kuda putih, sebuah kuda yang istimewa pula karena kuda yang ditungganginya memiliki cula seperti unicorn. Akan tetapi, kuda itu tak memiliki sayap yang bisa dipakai untuk terbang.
Di samping kuda Pangeran, Asteria turut menunggangi kudanya yang berwarna coklat. Wanita itu, meskipun digambarkan sebagai tokoh jahat, namun memiliki paras yang cantik bak dewi. Bentuk bibir, dagu, dahi, semuanya seakan Tuhan sedang bahagia saat menciptakannya.
Rambut Asteria berwarna kecoklatan yang dikepang sedemikian rupa hingga membuatnya terlihat cantik. Yurika sampai penasaran dengan make up atau skincare yang mereka gunakan sampai bisa menjadi makhluk seindah itu. Mungkin juga ada salon khusus untuk perawatan bagi elf bangsawan.
Di samping kuda pangeran ada satu orang yang setia berjalan mengimbangi jalannya kuda pangeran. Sosok elf lelaki yang berambut hitam legam dengan membawa pedang panjang di tangannya. Seingat Yurika, namanya Ezra, pengawal setia Pangeran Adrian.
Ezra merupakan sosok yang pendiam namun saat gesit saat mengayunkan pedangnya. Menurut Yurika, Ezra juga memiliki ketampanan yang tidak kalah dengan Pangeran Adrian. Hanya saja, karena perbedaan status, membuat aura yang terpancar juga memiliki perbedaan.
Setelah iring-iringan pangeran berlalu, mereka bisa kembali makan dan beristirahat.
Yurika memperhatikan orang-orang di sekitarnya. Rata-rata dari mereka memiliki rambut berwarna hitam legam. Ia melirik rambutnya sendiri, warnanya kuning keemasan. Memang, ada pekerja lain yang memiliki warna rambut berbeda, seperti pirang kecoklatan. Akan tetapi, rambutnya yang berwarna paling terang di antara yang lain.
Biasanya warna rambut yang terang merupakan keturunan kerajaan atau bangsawan. Jika ada rakyat jelata yang memiliki anak berwarna rambut terang, bisa jadi merupakan persilangan antara rakyat jelata dengan bangsawan atau keturunan raja. Biasanya mereka disebut sebagai mixtus.
"Tapi kenapa Yuri memiliki takdir yang sangat buruk? Dari warna rambutnya saja sudah menunjukkan jika dia bukanlah seorang wanita biasa. Mungkinkah Yuri juga hasil perkawinan antara rakyat jelata dengan bangsawan?" Tiba-tiba terbersit pertanyaan semacam itu di kepala. Yuri memiliki warna rambut yang bagus, namun hanya berakhir sebagai pelayan yang akhirnya akan mati karena fitnah.
Yurika terus menatap sang pangeran. Dialog saat ia memerintahkan pengawalnya untuk menghukum Yuri masih sangat jelas dalam ingatannya. Saking besarnya cinta pangeran pada Hilda, lelaki itu sampai mengambil keputusan saat sedang panik. Yuri mati digantung karena perintah pangeran.
Yurika memegangi lehernya sendiri. Ia sangat takut nasib yang menimpa Yuri akan terjadi padanya. "Kenapa aku jadi takut mati? Padahal aku sudah pernah merasakan mati sekali." Ia memegangi lehernya sendiri, takut lehernya digantung. Saat-saat terakhir ia tenggelam saat mencoba bunuh diri, Yuri sudah merasakan rasanya tercekik karena kehabisan napas. Itu rasa sakit yang terakhir kali dirasakan sebelum tak sadarkan diri dan ternyata terbangun di dalam dunia novel.
Flash Back on
"Sayang, kamu sedang masak apa?" *Eros memeluk pinggang Yurika secara tiba-tiba. Pelukannya terasa mesra sampai membuat Yurika yang sibuk menumis kangkung tersipu malu.
"Aku sedang membuat tumis kangkung. Apa kamu suka?" tanya Yurika.
"Tentu saja suka. Apapun yang kamu masak, aku akan menyukainya." Eros mencium kening Yurika tanpa melepaskan pelukannya.
Kala itu mereka masih tinggal di kontrakan kecil milik Yurika. Eros masih menumpang, karena baru akan memulai karirnya sebagai Artis. Yurika yang sudah lumayan mendapatkan pekerjaan, bisa memperoleh penghasilan untuk mendapatkan tempat tinggal yang lumayan nyaman.
Sebagai dua orang yang baru mulai terjun dalam dunia hiburan tanah air, mereka rela hidup berhemat karena penghasilan belum menetap. Bahkan meskipun ada uang lebih, mereka akan mengutamakan untuk membeli segala sesuatu yang bisa menunjang penampilan dari pada untuk makan. Yurika dan Eros melewati masa-masa sulit bersama, makan seadanya dengan bahagia.
"Lauknya sudah matang, kita sarapan dulu, yuk!" ajak Yurika.
Eros membantu mengambilkan piring untuk Yurika menaruh tumis kangkung yang baru dibuat. Di atas meja sudah ada sambal tomat, nasi hangat, dan tempe goreng yang menurut mereka nikmat.
"Kita harus mengisi perut sebelum pergi mencari kerjaan."
Yurika menyedokkan nasi untuk mengisi piring Eros. Setelah itu, baru ia mengisi piringnya sendiri. Keduanya memakan hidangan sederhana itu dengan lahap.
Meskipun tinggal bersama, Yurika dan Eros masih bisa menjaga hubungan mereka. Tidur mereka terpisah. Keduanya sadar bahwa mereka belum menikah. Rencananya mereka akan menikah setelah meraih kesuksesan. Dalam dunia hiburan, status pernikahan seringkali menjadi penghalang untuk tenar. Oleh karena itu, mereka memutuskan untuk menunda pernikahan dan tentunya menyembunyikan hubungan mereka.
"Aku dengar kamu akan dapat iklan produk sabun mandi?" tanya Eros sembari menikmati sarapannya.
"Benar. Jenny memang pintar melakukan negosisasi. Setelah sekian lama, akhirnya aku dapat tawaran iklan yang nilainya tinggi." Yurika mengembangkan senyuman lebarnya.
"Apa setelah terkenal kamu akan membuangku? Selama ini aku sama sekali tidak berguna selain menjadi bebanmu," ucap Eros dengan raut wajah yang merengut. Ia sadar diri bahwa selama ini ia hanya menumpang hidup di tempat Yurika. Dia sudah mencoba casting kesana kemari namun belum juga ada panggilan.
"Kok kamu bicara begitu? Aku tidak pernah menganggapmu seperti itu. Sejak awal kita kan sudah berjuang bersama!" Yurika tidak suka mendengar perkataan Eros.
"Aku malu saja. Kamu terlalu baik mengizinkanku ikut tinggal di sini. Sepertinya aku tidak ada bakat menjadi seorang artis. Kamu pasti yang akan sukses." Eros merasa pesimis. Kabar gembira yang diterima Yurika bukannya membuat ia terpacu untuk menjadi lebih baik tetapi justru semakin membuatnya insecure.
Yurika menggenggam tangan Eros. "Aku tidak akan meninggalkanmu. Aku janji bahwa kita pasti akan sukses bersama," ucapnya dengan seulas senyuman manis. "Aku juga akan berusaha mencarikanmu pekerjaan. Jenny pasti juga mau membantumu," lanjutnya.
Eros tersenyum. Ia merasa beruntung memiliki seorang kekasih seperti Yurika*.
Flash Back Off
❤❤❤❤❤
Jangan lupa dukungannya untuk author 😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 57 Episodes
Comments
MFay
masih bingung jalan ceritanya, tapi krne masih awal ya wajar masih teka-teki 🤭
2023-11-10
0
Arie Susan92💜🇮🇩
dih si eros tidak punya rasa terimakasih sma sx... hidup udah numpang.. eh...mlh seenaknya berhianat..cowo kya gtu mending di lelang aja 🤣🤭, kan lumayan dapat duit😁
2023-08-31
0
elvie
Eros ga terima kasih....
bner2 ga tau diri.
susah, hidup numpang
dh seneng lupa daratan.
ckckckkk
2022-10-05
0