Perjalanan Pulang

Ezra menuntun kuda hitamnya dari barisan paling belakang memastikan kereta yang membawa anggur-anggur itu telah lengkap dan siap dibawa kembali ke istana. Pangeran Adrian telah bersiap di atas kudanya bersama para pengawal di barisan paling depan.

"Yang Mulia Pangeran, semuanya telah siap. Kita bisa kembali sekarang." Ezra memberikan laporan.

"Baiklah, kita berangkat sekarang!" peritah Pangeran.

Ezra menaiki kudanya. Mereka mulai menjalankan kuda diikuti rombongan di belakangnya. Sengaja mereka memilih perjalanan dini hari untuk menghindari kemungkinan adanya kelompok pemberontak yang menghadang.

Dunia elf sama seperti kehidupan manusia di mana ada sisi baik dan buruk. Tidak semua elf memiliki hati yang suci. Apalagi jika sudah berkaitan dengan perebutan kekuasaan, malaikatpun bisa berubah menjadi iblis.

Saat melewati area gudang milik keluarga Jansen, ada sosok yang menarik perhatian Ezra. Yuri tampak berdiri di sana menatap ke arah rombongan yang lewat. Keduanya saling bertatapan dan berbalas senyuman. Tidak disangka ia akan mendapatkan teman selama di sana.

"Siapa dia?" tanya Sang Pangeran.

Ezra menoleh ke arah pangeran yang berkuda di sebelahnya.

"Siapa wanita itu?" tanya Sang Pangeran lagi.

"Hanya seorang teman." Ezra menjawab dengan malu-malu karena sudah ketahuan memandangi seseorang.

"Apakah dia salah satu pekerja di sana?"

"Benar, Yang Mulia."

"Aku kira kamu orang yang sangat sulit diajak berteman. Apa hanya kepadaku kamu tidak bisa menganggapku sebagai teman juga?"

Pangeran Adrian sedikit kecewa pengawal pribadi yang sangat ia senangi sejak kecil bahkan selalu menjaga jarak dengannya. Mereka tak pernah bisa bermain atau bercanda bersama. Ezra pasti menolak jika ia meminta Ezra menganggapnya sebagai teman atau saudara.

"Tentu saja tidak bisa, Yang Mulia. Anda seorang Pangeran dan saya harus bersikap sebagai seorang ksatria yang melindungi Anda, bukan sebagai seorang teman." Ezra berkata sembari menundukkan kepala.

"Aku sangat membenci hal-hal semacam itu. Bagiku, kita semua sama. Elf tetaplah elf yang dianugarahi kehidupan oleh Sang Pencipta."

Pangeran Adrian masih ingat masa-masa mereka kecil. Ia yang terbiasa hidup di dalam istana hanya berteman dengan sepupu-sepupunya atau putra dari para bangsawan yang tinggal di istana.

Hari itu, ia melihat sesuatu yang berbeda di istananya. Azof, salah satu panglima perang elf membawa seorang anak kecil bersamanya. Anak laki-laki berambut hitam pendek yang tidak memancarkan aura elf. Awalnya ia kira anak itu merupakan kaum midget atau kurcaci. Ternyata, dia seorang elf berdarah campuran bernama Ezra.

Azof menceritakan bahwa dirinya yang selama ini membesarkan Ezra sebagai wujud rasa terima kasih kepada ayah dan ibunya yang telah gugur dalak medan perang melawan kaum ogre. Awalnya sang raja menolak keberadaan anak itu di dalam istana serta memarahi Azof yang telah berani menyembunyikan anak itu selama ini.

Keluarga kerajaan yang berani mengingkari aturan yang telah ditetapkan maka akan terusir selamanya dari istana dan seluruh keturunannya tidak akan diakui. Ibu Ezra merupakan salah seorang keluarga kerajaan yang nekad mencintai seorang prajurit biasa.

Azof menjamin keberadaan Ezra bersamanya tidak akan mengganggu kehidupan di istana. Bahkan, ia berjanji akan mendidik Ezra agar setia kepada kerajaan. Ia juga akan merahasiakan asal-usul Ezra, mengakuinya sebagai anak angkat dari saudara jauhnya di luar istana. Azof mengatakan, jika Ezra tidak diizinkan tinggal bersamanya di dalam istana, maka ia akan berhenti sebagai seorang panglima.

Raja sangat tahu bahwa Azof merupakan panglimanya yang paling setia dan bisa dipercaya. Lelaki itu begitu kukuh dengan keinginannya karena pernah mencintai ibunya Ezra. Sementara, ayah Ezra juga merupakan prajurit kesayangannya.

Ibu Ezra dulunya seorang panglima yang tangguh. Namanya Imira. Setiap ada peperangan, ia menjadi pasukan terdepan bersama Azef melawan kaum ogre yang berusaha menyerang kerajaan.

Pada pertempuran terakhir, ada banyak pasukan elf yang meninggal saat berhadapan dengan kaum ogre. Imira meninggal karena berusaha melindungi seorang prajurit bernama Rodgar. Sementara, Rodgar ikut meninggal untuk melindungi Azef.

Sebelum menghembuskan nafas terakhir, Rodgar menceritakan bahwa selama ini sebenarnya ia telah menjalin hubungan dengan panglima Imira tanpa sepengetahuan keluarga istana. Bahkan, mereka sampai telah memiliki seorang anak yang disembunyikan di luar istana.

Rodgar meminta panglima Azef yang sangat diseganinya untuk menjaga putranya. Terlahir sebagai seorang mixtus pasti akan membuat Ezra kesulitan. Anak itu butuh seseorang yang kuat untuk melindungi dan membesarkan hatinya.

Awalnya Azef merasa sedih mendengar kenyataan bahwa wanita yang dicintainya ternyata telah memikiki anak dengan salah satu prajuritnya. Akan tetapi, saat bertemu secara langsung bayi yang bernama Ezra, muncul rasa sayang terhadap bayi itu. Wajahnya begitu mirip dengan Imira, wanita yang dicintainya. Ia merasa dengan mencintai anak itu berarti ia telah menjaga rasa cintanya kepada Imira.

Pangeran Adrian sudah tahu kalau Ezra merupakan salah satu anggota keluarga kerajaan yang tersisih. Saat Azef menceritakan segalanya di depan Raja, ia tak sengaja sedang bersembunyi di salah satu sudut ruangan raja.

"Sebenarnya aku sejak dulu ingin berteman denganmu," ucap Pangeran Adrian.

Ezra terdiam sejenak. "Ada beberapa aturan tidak tertulis yang berlaku bagi anggota keluarga kerajaan. Salah satunya agar bergaul hanya dengan keluarga kerajaan dan bangsawan," katanya. Ezra masih ingat pesan ayahnya agar bisa membatasi diri dengan para pemilik darah suci, elf yang agung.

"Tidak sepantasnya Yang Mulia Pangeran bergaul dengan elf biasa," tambah Ezra.

"Untuk menjaga keturunan darah suci dan menghindari kelahiran seorang mixtus?" tanya Pangeran Adrian.

Pertanyaan itu membuat Ezra sedikit tersindir karena dia merupakan salah satu korban dari keegoisan cinta kedua orang tuanya. "Benar, Yang Mulia," jawabnya.

Ezra merasakan sendiri bagaimana susahnya menjadi seorang mixtus. Ia tidak diakui elf kalangan bawah, juga tidak diakui elf kalangan istana. Kebanyakan orang sudah tahu kalau dia seorang mixtus, namun tidak ada yang tahu tentang silsilah keluarganya yang asli selain ayah angkatnya dan raja yang sekarang.

Ezra belum tahu kalau sebenarnya Pangeran Adrian sudah mengetahui tentang rahasianya. Meminta Ezra sebagai pengawal pribadinya juga sebenarnya menjadi bagian dari rencana pangeran agar mereka lebih dekat. Bagaimanapun juga, mereka adalah saudara sepupu.

"Kalian semua ... berhenti!" perintah Ezra seraya menghentikan laju kudanya.

Seketika semua rombongan menghentikan gerakan. Ezra mendengarkan suara aneh yang terdengar saat mereka memasuki wilayah hutan yang lebat. Memang, saat itu hampir menjelang fajar. Ezra sendiri tidak menyangkan akan kedatangan sekelompok orang jahat yang akan menyerang rombongannya.

"Buat formasi! Lindungi Yang Mulia Pangeran!" perintah Ezra. Ia akan bersiap-siap bahwa sebentar lagi serangan itu akan datang. Semua prajurit berjajar melingkar di sekeliling pangeran sambil menunggangi kuda dan mencabut pedang mereka.

*****

Sambil menunggu update selanjutnya, mampir ke karya teman author ya 😘

Judul: Tell Laura I Love Her

Author: Yanktie Ino

Terpopuler

Comments

Hasan

Hasan

setia dengan nitip jejak thor

2022-07-23

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!