Mr.Playboy Vs Miss.Dingin
"Ayo Mira...bisa ngga gercep sedikit? Sudah siang ini, ntar kamu terlambat pergi ke kampus!!"
"Dih...kakek pakek bahasa singkat segala, gercep...gercep...emang tau artinya??"
Dari dalam muncul seorang gadis belia dengan tubuh tinggi semampai ( bukan semeter tak sampai ya☺☺ ) dengan bola mata berwarna kebiruan lari menenteng sepatunya.
Rambut hitam legam sepinggang yang diikat ekor kuda, celana jeans robek dilutut, kaos oblong dengan kemeja kotak-kotak lengan panjang tak di kancing tak lupa memakai topi di kepalanya.
Kakek Dahlan memandang cucu tomboynya dari ujung rambut sampai ujung kaki.
"Mira...kamu mau kuliah atau mau ngojek?"
"Jiahhh kakek...kalo bisa ya dua-duanya lah...ngojek sambil kuliah!!" Dengan santai dia menjawab ocehan kakeknya sambil mengunyah sanggar pisang yang tadi pagi dia goreng buat sarapan mereka berdua.
Nama sebenarnya adalah Shahnaz Almira, tapi sejak kecil kakeknya selalu memanggilnya dengan sebutan Mira.
Mira sebenarnya bukan cucu asli kakek Dahlan. Kakek Dahlan dan istrinya almarhumah, menemukan Mira di dekat sungai yang biasa mereka lewati dulu di desa jika akan pergi ke sawah.
Tak ada pengenal apapun di dalam keranjang bayi itu selain kalung berliontin kepala naga dengan matanya berwarna biru sesuai dengan warna bola mata Almira.
Juga ada kantung hitam berisi uang benggolan yang saat di perhatikan benar-benar oleh sepasang kakek nenek itu ternyata terbuat dari logam mulia yang sekepingnya seberat 10 gram. Dan beberapa jumput perhiasan.
Yang paling menarik dari itu adalah sepucuk surat dari robekan kain yang ditulis dengan tinta merah dan kemungkinan itu tinta dari darah yang bertuliskan "Jagalah Shahnaz Almira putri kami...selamatkan dia..."
Kotak itu sampai sekarang 16 tahun usia Mira, masih disimpan kakek Dahlan dengan baik.
Seminggu setelah mereka menemukan bayi Almira, desa sering didatangi oleh serombongan orang berpakaian serba hitam yang mencari sepasang suami istri dan bayinya. Tentu orang satu desa tak tau menahu karena memang rumah kakek Dahlan letaknya berada di ujung desa.
Karena khawatir dengan keselamatan sang bayi, kakek memutuskan untuk meninggalkan desa bersama istri dan Almira dua hari setelahnya.
Kakek yang dulunya memang seorang guru silat mendapatkan pekerjaan sebagai penjaga gudang beras di kota. Mereka membeli rumah kecil untuk mereka bertiga berlindung.
Almira kecil tumbuh menjadi seorang bocah perempuan yang sangat cantik dan juga cerdas. Bayangkan saja saat usianya baru tiga tahun, dia sudah pandai mengikuti gerakan silat yang diajarkan oleh kakeknya, rajin belajar mengaji dari si nenek dan sudah pintar membaca dan menulis.
Usia 4 tahun, dia sudah minta di sekolahkan bersama teman-temannya di sekolah dasar, belajar seperti teman-teman lainnya, bahkan lebih cerdas dari anak-anak di atas usianya.
Dari kecil Almira memang sudah memiliki hobi tersendiri...yaitu hobi berantem dengan anak laki-laki yang suka membully dia dan sahabatnya.
Tapi masih untung Almira kecil masih mampu untuk mengontrol kekuatannya hingga walaupun mereka berkelahi tapi tak sampai mencederai teman-temannya.
Satu pesan dari kakek dan nenek yang selalu diingat Almira. "Punya ilmu bela diri, bukan untuk gaya-gayaan...tapi untuk membela kejahatan dan kebatilan...mengerti kamu nak!!!" Begitu selalu pesan nenek sebelum beliau meninggal dua tahun lalu karena sakit jantung.
"Ck..ck..ck...kok malah melamun...cepat kunci pintunya..." Kakek berteriak lagi dari atas motornya.
"Bawel..." gerutu Almira...lalu dia bersalto tiga kali dari depan pintu dan hup...dia mendarat cantik di belakang kakeknya dan duduk anteng di motor.
"Cah gemblung..." Lalu kakek mengacak kepala Almira yang di tutupi topi.
"Baju, celana, topi dan sepatumu ini sudah berapa lama tidak kau cuci, Mira??"
""Sebulan..." Jawab Mira enteng.
"Jorok..."
"Biarin..."
Lalu cucu dan kakek yang seperti anjing dan kucing itu melaju di jalan raya.
"Ngebut kek..." Almira berteriak kencang di belakang.
"Mira????" Kakek Dahlan berteriak ngga kalah kencang. "Kamu lupa ngga pakai helm lagi ya..."
"Iya kek...Mira lupa...jangan-jangan tadi Mira juga lupa sikat gigi..."
"Dasar cucu jorok...." Kembali kakek berteriak menggerutu.
"Jangan menggerutu terus kek...nanti amal ibadah kakek tidak diterima oleh Allah SWT..." Mira tak kalah lantang berteriak.
"Dasar cucu kurang ajar...kamu mau doakan kakek cepat mati ya..."
Mira cuma cengengesan di belakang.
Shahnaz Almira sebenarnya seorang gadis cantik, tomboy tapi juga dingin seperti es...dia hanya mau tersenyum dan tertawa bila dekat dengan kakek dan almarhumah neneknya.
Tapi jika dengan orang lain, jangan harap seharian bisa melihat dia tersenyum atau menjawab hanya seperlunya saja...oleh sebab itu dia selalu terkenal dengan sebutan Miss Dingin oleh teman-teman sekolahnya dulu dan julukan itu tetap bertahan hingga dia kuliah dan duduk di semester dua sekarang.
Tidak sedikit laki-laki tertarik dan jatuh hati padanya, tapi kebanyakan mereka mundur saat mereka tau apa kegiatan Almira.
Untuk mendapatkan uang, Mira bukan saja mengandalkan kecerdasannya untuk ikut kuis-kuis berhadiah, tapi dia juga mengandalkan keahlian bela dirinya untuk ikut tarung bebas. Tapi tentu saja menutupi identitasnya yang sebenarnya.
Sebenarnya kakek sudah lama melarang cucunya untuk melakukan itu, karena kakek khawatir dengan keselamatan cucunya. Bagaimanapun tangguhnya seorang Shahnaz Almira, tapi dia tetap seorang wanita. Dia harus kembali kepada kodratnya sebagaimana seorang wanita bersifat dan bersikap.
"Mira...tunggu kakek menjemputmu siang nanti ya...kakek ngga mau kamu terlibat tawuran lagi...wong anak gadis kok hobinya berkelahi..."
"Lha ini...disuruh masak nasi, nasinya mentah...disuruh goreng ikan, wajannya menyala kepanasan...sudah berapa wajan yang kamu bolongi pake sutil dalam sebulan ini, Almira???? Bangkrut kakek kalau harus beli wajan terus."
"Lha salah kakek sendiri...memasak itu kan kerjaannya perempuan!!" Jawab Almira enteng.
"Terus kamu bukan perempuan? Dasar cucu nakal..."
"Pokoknya kakek ngga mau tau...pulang kuliah tunggu kakek dan jangan pulang sendiri, sebab nanti kamu berantem lagi."
"Iya...iya...kek ngga usah bawel, napa!!" Almira menusuk pinggang kakeknya.
"Dasar cucu kurang ajar..." Umpat kakek.
"Sudah sana turun, sudah sampai!!! Ingat pesan kakek ya...jangan berantem."
Almira turun dari motor...setelah mencium tangan kakeknya, dia berseru sambil berlari...."Kalo ingat ya kek...takutnya Mira lupa..."
"Anak itu...." Kakek hanya mengurut dada melihat kelakuan bandel cucu cantiknya itu.
"Apa liat-liat...mau gue colok biji mata loe..." Mira menatap tajam pada segerombolan cowok yang sedang memandangnya.
Lalu dengan santainya dia melewati mereka yang melongo karena masih pagi sudah di kasih sarapan ancaman oleh Almira.
***Bersambung....
Karya baru ya guys...pengganti novel kutukan cinta yang sudah dikontrak dan tak bisa diikutkan lagi dalam writer season 7. Jangan lupa like, komen, vote, favorit dan ratenya di novel baruku ini ya...semoga suka...Terima kasih🙏🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 193 Episodes
Comments
Itsmeofp
/Heart/
2024-02-12
0
Juanda
😂😂😂😂
2023-05-04
0
Fenti
kalau semeter tak sampai, botol duduk ding thor🤭
2022-12-24
0