Rafa teriak dari pelukan Ali. Mau tidak mau aku menghampirinya dan mencium pipinya yang kemerahan.
"Daddy..." Rafa menunjuk pipi daddy nya.
"Apa maksud ni bocah ya?? Pakai acara nunjuk pipi daddy nya segala...jangan-jangan nyuruh aku nyium pipi daddy nya juga nih!!"
"Iya Raffa...pipi daddy kenapa?" Kataku lagi.
"Itu artinya daddy juga minta dicium sama mommy..." Kata Ali sembari tersenyum senang.
Aku meniup telapak tangan kiriku dan meniup tinju tangan kananku..."Ayo daddy mau pilih yang mana? Yang kiri masuk jeram dan yang kanan masuk jurang!!"
"Rafa...mommymu marah ngga mau kiss daddy..." Aliandhara pura-pura mewek!!
"Mommy...kiss daddy..." Akhirnya Rafa jadi rewel juga.
"Dasar ******...bikin emosi aja ni orang."
"Sabar Mira...dia juga termasuk bosmu sekarang!! Kamu harus tunjukan pada Rafa kamu ibu yang baik, karena selama ini semua anak kecil kamu buat menangis...hanya Rafa saja yang tak takut padamu."
Dengan terpaksa aku mendekat dan cup...aku mencium pipi Aliandhara.
Aku sempat berbisik di telinganya, "Jangan senang dulu bosku, kalau bukan karena sayang sama Rafa ogah aku nyium om-om."
"Jangan kata sudah om-om, yang seumuran aja aku jijik...sekali lagi bilang gitu menghasut Rafa, kuhajar kau!!
Eh, Aliandhara dengan enteng menjawab, "Ngga urus...pikirkan kah...wek!!"
Kalau bukan dia bosku sudah kulipat-lipat juga badannya itu. Aku hanya bisa menggeram sementara Ali tersenyum penuh kemenangan.
"Mira, aku ikut dong...aku bosan selalu naik mobil terus, aku juga pengen ikut naik motor."
"Memang kamu berani dek? Dia itu lho setan jalanan...kalau kamu masih sayang nyawa lebih baik urungkan niatmu untuk ikut dia." Ali kembali menggoda.
"Kamu mau dibawanya dengan kecepatan 400 km/jam? Bisa terbang kamu nanti, jadilah kamu burung tak bersayap."
"Bukannya jadi malaikat tak bersayap nanti malah jadi burung unta tak berbulu, hahaha...." Aliandhara tak lagi bisa menahan tawanya.
Alia diam mempertimbangkan perkataan kakaknya, sementara mukaku sudah merah padam mendengar guyonan Ali yang kuanggap tak bermutu itu.
Tanpa banyak bicara lagi kuambil kunci motor kawasaki ninja H2R milik Aliandhara, kugulung rambut indahku masuk kedalam helm dan kupakai jaketku.
"Mau kemana kamu Mira? Keren-keren kok pakai sandal jepit?" Kakek menyapaku di dekat pintu keluar.
"Iya kah kek? Kok Mira ngga ada yang kasih tau ya di dalam tadi? Bikin malu aja..." Umpatku kesal.
"Ah sudahlah...bodo amat..." Kataku sambil berlalu.
"Kamu mau kemana Mira?" Teriak kakek Dahlan.
"Mau jemput Kadir dan ngambil si boneng kek!!"
"Wah cari perkoro tu bocah...ngga usah yang aneh-aneh Mira, kamu tau kan kakek takut sama ular?"
"Tenang kek, Kadir sudah jinak kok...paling kalau dia kaget kakek cuma di patoknya doang." Teriak Mira sambil melaju dan hilang di kelokan jalan.
"Yah, ngga apa-apakah Mira dilepas pergi sendiri? Dia seorang wanita yah...dia...Ali belum sempat menyelesaikan kalimatnya malah sudah terpotong oleh tuan Kelvin.
"Dia memang seorang wanita, tapi kalau hanya 50 orang yang badannya seperti kamu nih... paling di kepretnya doang!!"
"4 botak yang jago tembak dan punya ilmu bela diri yang tinggi tempo hari aja mati gaya di buatnya.
"Jangan gitu yah...gini-gini Ali juga jago tau!!"
"Iya, jago merayu wanita alias playboy cap burung unta!!!" Sahut Alia.
*
*
"Astaghfirullah...perbuatan siapa ini?"
Mira sampai di bekas tempat tinggal dia dan kakeknya yang hanya tersisa puing-puing kehancuran saja.
"Awas ya...kalau sampai aku tau siapa pelakunya, akan kupatahkan jari-jari tangannya." Almira menggeram marah.
Dia memandang berkeliling mencari letak tempayan batu tempat dia menyimpan celengan boneng di bawahnya.
Lagi asyik-asyiknya jongkok sambil menggali, sesuatu mematok pantatnya pelan.
Mira cepat menoleh..."Kadir!!! Anak mama sayang..."
Seekor anak ular kobra bermata biru pekat berdiri dengan leher tegak di belakangnya.
"Sini sama mama...kamu dari mana aja Kadir? Mama pikir kamu sudah jadi ular panggang."
Mira mengulurkan tangannya dan dengan santainya anak kobra berwarna hitam pekat itu naik merayap dan bergelung manja di leher Almira sambi sesekali menjulurkan lidah bercabangnya menjilati pipi Almira dengan penuh kasih sayang.
"Kadir!!! Kamu tau siapa pelaku yang membakar rumah mama dan kakek Dahlan?"
Kadir mendesis seolah mengerti apa yang sedang di katakan Almira.
"Apa? Waktu itu kamu sedang pergi cari makan?" Oalah Kadir...Kadir...panganan tho ae yang ada di dalam otakmu iki!!" Mira memijat pelan kepala anak ular kesayangannya.
Kadir mendesis lagi. Seolah tau apa yang sedang dikatakan Kadir maka Almira menjawab.
"Oke...kita akan cari mereka, akan kita cabuti setiap bulu-bulu di badannya agar mereka botak sepertimu, Kadir!!" Hahaha...
Seolah mengerti ucapan Mira, Kadir meliuk-liukan kepalanya.
"Ayo ikut mama pulang!!! Tapi janji jangan nakal dan jangan mematok orang di sana ya!!"
"Mama memang sengaja tidak membuang bisa mu tapi janji jangan di gunakan sembarangan ya sayang..." Mira mencium kepala Kadir.
Tiba-tiba Kadir mendesis keras sambil matanya menatap ke satu arah di belakang Almira.
Bukannya Mira tak tau bahwa ada beberapa pasang mata sedang mengintainya dan sekarang sedang bergerak mengepungnya.
Dia mencoba menghitung jumlah pengintainya dengan menajamkan indra pendengarannya.
"Kalian pasti orang-orang yang sudah membakar rumah kakekku... kemarilah kalian, akan kubuat kalian menyesal seumur hidup karena telah berani berurusan denganku." Almira bergumam pelan.
"Kadir menyingkirlah dahulu, mama kedatangan tamu tak di undang."
"Nanti kalau kamu tidak menyingkir, habis nanti kamu gepeng terinjak-injak orang."
Seolah mengerti apa yang di katakan Mira, Kadir merayap turun dari leher Almira dan melata ke arah satu-satunya pohon di situ yang tidak terkena kobaran api.
"Bos, Cewek aneh itu ngobrol sama seekor ular kobra... Kenapa dia tidak mengobrol dengan ularmu saja, bos?"
"Kita harus hati-hati Asrul...dia memang tergolong masih bocah ingusan, tapi ilmu bela dirinya jangan diragukan lagi."
"Dia itu gemar mencari uang dari balapan motor, tarung bebas, pokoknya pekerjaan yang dia lakukan seperti mafia saja."
"Ssttt dia berdiri bos...what??? Dia megang celengan ayam??" Hahahaha...
"Kenapa kamu tertawa? Apa ada yang lucu Asrul?"
"Ngga salah dia itu jagoan bos? Pake sandal jepit lain warna, pegang celengan ayam...terus mukanya itu masih imut banget...cantik sih!!"
"Heh...Asrul tolol, kalau dia tidak jago...tak mungkin bos besar mengutus kita untuk mengeroyok dan menangkapnya."
"Itu karena Sabri botak bersaudara kemarin ngacir tunggang langgang dibuatnya."
"Aku jadi penasaran pada gadis ingusan itu bos? Sehebat apa sih dia?"
"Heh mata juling...aku tuh berdiri di arah kiri, kenapa kamu liat ke arah kanan?" Kata Mira ketus.
"Bos...aku di katainnya juling!!!"
"Kok kamu marah rul, kan memang kenyataannya begitu?"
"Dan kamu rambut gondrong...apakah kepalamu berkutu? Karena sejak tadi ku lihat kamu selalu menggaruk kepalamu."
"Ya elah...lemes banget mulutnya bocah ingusan ini!!! Tidak sesuai dengan umur dan wajah cantiknya."
***Bersambung...
Selalu dukungannya ya guys...like, komen, vote, favorit dan rate nya. Happy reading💗💗
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 193 Episodes
Comments
Hajijah Jeje
sumpah..ngakaka aku baaca novelmu torr/Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/
2024-06-18
0
Fenti
sabar ini cobaan 😅
2023-02-03
0
Nindira
Aku ngga mau pilihan kamu. aku mau masuk ke hatimu aja Mira🥰😘
2022-10-17
0