"Mampus kau bocah ingusan dan si kakek bau tanah!!"
Orang bertopeng itu meludah ke tanah sambil tersenyum puas. Mereka bergegas meninggalkan kobaran api yang membakar rumah kakek Dahlan, saat tetangga sekitar berbondong-bondong mendatangi lokasi kejadian.
Mira dan kakeknya di tempatkan di paviliun belakang rumah utama. Letaknya terpisah dari paviliun tempat para bodyquard lainnya.
"Mira kenapa kakek liat kamu sangat gelisah?"
"Kek, si boneng mira cariin di dalam tas ngga ada lho kek!!!"
"Boneng siapa sih? Jangan bilang kamu pelihara hewan di rumah tanpa sepengetahuan kakek ya!!:
"Mira memang memelihara Kadir kek, tapi sudah Mira lepas kemarin waktu kita mau pindah kemari."
"Sebelum Mira lepas ke alam bebas, Mira ludahin kepalanya dulu."
"Supaya apa?" Kata kakek mulai penasaran.
"Supaya nanti dia bisa nyusul Mira kemari kek..."
"Memangnya Kadir itu siapa sih? Terus si boneng itu juga siapa!!"
"Dengar ya kek, Mira jelaskan satu persatu biar kakek jelas dan ngga banyak nanya lagi kayak biasanya."
"Si boneng itu celengan ayam Mira, kemarin Mira kayaknya lupa masukan ke dalam tas deh!!"
"Banyak kah isinya?:
"Lumayan kek...isinya uang merah sama biru semua."
"Mira gali lubang dekat tempayan air di dapur, Mira taruh di situ terus atasnya Mira tutup dengan tempayan lagi."
"Kok kamu sembunyikan dari kakek?"
"Suka...suka Mira dong!! Nanti kalau kakek tau Mira punya tabungan, ntar kakek ambilin selembar demi selembar untuk beli rokok di warung."
"Nah lo...makanya jangan suka bohong sama kakek, kamu bilang sudah kamu jajanin semua uangnya...kualat tuh!!"
"Terus kalau si Kadir? Itu siapa? Tanya kakek lagi."
"Kakek ingat semak-semak rimbun yang tak jauh dari rumah kita? Tempo harikan di bakar warga katanya mau dibuat jalan, nah Mira tuh nemuin induk ular kobra mati terbakar..tapi dia masih melindungi anaknya."
"Nah karena kasian, Kadir Mira pungut."
"Kamu ngga takut di patok kah Mira?" Kakek mulai mengerenyitkan dahinya tanda ngeri."
"Kadir itu anak kobra yang tampan kek...matanya berwarna biru seperti mata Mira."
"Terus kok kamu kasih nama Kadir, iya kalau laki-laki...kalau dia perempuan gimana?"
"Tapi perasaan Mira, Kadir itu ular laki kek!! Dan perasaan Mira itu ngga pernah salah."
"Perasaannmu memang tidak pernah salah Mira, tapi suka keliru."
"Jiah...kakek!!"
"Kemarin sudah Mira pesan ke Kadir supaya nyusul Mira ke sini, terus nyusulnya malaman aja supaya ngga di lihat orang."
"Lama-lama kakek dekat denganmu bisa ikut-ikutan gila juga jadinya."
"Kek, seragam bodyquard Mira keren ya!!"
Kakek mendengus..."Ngga biasa aja!!"
"Pasti kakek iri sama Mira, secara kakek tugasnya hanya bersihkan paviliun dan taman saja."
"Diambil hikmahnya aja kek, kakek sudah tak muda lagi, pekerjaan kakek di gudang beras itu sangat menyita waktu dan tenaga."
"Sekarang giliran Mira yang cari uang buat kakek!! Mira ngga mau kakek sakit karena sudah bekerja sangat keras."
"Ingat penyakit encok kakek...jangan sampai nambah lagi jadi reumatik, hipertensi, diabetes!!"
"Cucu kurang ajar..." Umpat kakek.
Kakek yang semula terharu mendengar awal ucapan Mira, jadi emosian lagi.
"Assalamualaikum..."
"Waalaikum salam"
Aku membukakan pintu. "Eh Alia...cantik sekali jika tidak berdandan culun kayak kemarin!!"
"Iya, karena sudah ada kamu yang akan menjagaku, maka mulai hari ini aku juga akan mengubah penampilanku agar tidak di hina lagi."
"Hei...siapa cowok kecil yang ganteng ini?"
Aku melihat seraut wajah imut seorang bocah berumur 2 tahun dari balik pantat Alia.
Alia menggendong ponakannya. "Kenalin...ini Aliarafa aunty!!"
"Ini anak bang Ali, Mira..."
"Kasihan dia Mira, mommynya selingkuh dengan musuh keluarga kami. Mereka menikah karena telah ketauan berselingkuh dan meninggalkan Rafa yang waktu itu masih berumur 2 bulan."
"Sejak itulah bang Ali berubah...dia banyak menggoda wanita, bergonta ganti wanita, dia sudah berubah menjadi seorang don juan playboy kelas kakap."
"Valeria memang brengsek...abangku sudah mempertaruhkan segalanya demi dia, sampai menentang ayah tapi pada akhirnya berpisah juga."
Aku termangu mendengar penjelasan Alia. "Mira, berapa usiamu?" Tanya Alia.
"Kenapa loe nanyain usia gue? Jangan bilang kamu mau menjodohkanku dengan abangmu ya!!!"
"Umurku lho sebulan lagi baru masuk 17 tahun."
"Rencanaku begitu, aku mau menjodohkan abangku denganmu supaya dia tidak playboy lagi."
"Mommy..."
Tiba-tiba Aliarafa memanggil. Aku celingukan kiri kanan untuk melihat siapa yang dipanggil bocah itu.
"Mommy..." Katanya lagi malu-malu sambil sembunyi di belakang Alia
"Mira...dia memanggilmu dengan sebutan mommy!!! Padahal selama ini dia tidak pernah mau berbicara sepatah katapun."
"Kami semua sudah berpikir bahwa Rafa itu bisu, ternyata tidak."
"Subhanallah....kata pertama yang keluar dari bibirnya, Mira!!"
"Tapi masa aku yang dikira mommynya, Alia?"
"Mommy..."
Aku berjongkok dan memanggil namanya.
"Rafa...kemari dekat sama mommy!!"
Bocah kecil itu keluar dari persembunyiannya di belakang Alia dan mendekatiku.
"Sini!!"
Tanpa malu-malu lagi dia mendekatiku dan langsung memelukku.
"Mommy!!"
"Iya, ini mommynya Rafa...sini mommy gendong!!"
Sumpah...aku tuh ngga pernah dekat sama yang namanya anak kecil. Jangankan menggendong, aku dekati aja mereka pada menangis kok, apalagi kalau kugendong? Bisa siup anaknya orang.
Tapi Rafa? Dengan beraninya dia memelukku dan minta gendong padaku.
Kami bertiga menuju rumah utama. Dari jauh Alia sudah berteriak kegirangan.
"Ayah...abang...Lihat deh kemari..."
Mereka semua keluar menyambut kami. "Yah, bang, ternyata Rafa tidak bisu...tadi dia memanggil Mira dengan sebutan mommy bahkan minta gendong segala."
Tuan Kelvin dan Aliandhara termangu. "Rafa...itu bukan mo..." Tuan Kelvin menahan ucapan Ali dengan tangannya.
"Rafa sudah ketemu sama mommy ya!!!" Tuan Kelvin menyapa cucunya.
"Mommy..." Lalu Rafa menciumi pipi Almira dengan penuh kasih sayang.
Mata Aliandhara mengembun. Sejak lahir putranya tak pernah merasakan bagaimana kasih sayang seorang ibu, bahkan putranya sudah di diagnosa bisu, karena tak pernah mengeluarkan sepatah katapun sampai usianya menginjak 2 tahun ini.
"Sekarang Rafa turun ya, sini gendong sama daddy!! Ali mengulurkan tangannya pada Rafa.
Bocah itu menggeleng cepat. "Mommy...mommy..." Sambil tangannya memeluk erat leher Almira.
"Sudah biarkan saja dulu, biarkan dia menganggap Mira sebagai mommynya." Kata tuan Kelvin.
"Cie...cie...sepertinya ada yang bakal nikah muda nih!!" Alia menggodaku.
Wajahku datar-datar saja sementara wajah Aliandhara bersemu merah.
"Sekarang Rafa ikut daddy dulu ya...mommy mau mandi dulu...ok??"
Dia mengangguk lalu turun dari gendonganku dan menghampiri daddynya.
"Mira, sebentar sore kumpullah dengan para bodyquard lain di paviliun timur!! Selain untuk memperkenalkan dirimu, juga ada pembagian tugas untuk kalian semua."
"Siap tuan Kelvin!!" Kataku.
"Tuan, bisakah saya pinjam motornya sebentar? Ada yang mau saya ambil di rumah kakek."
"Asal jangan lama ya...cepat balik lagi!!" Kali ini Aliandhara yang menjawabku.
"Nanti tuh motor kamu bawa track-trackan lagi...secara kamu lho pembalap, terus lupa pulang kemari."
Aku mendelik kesal pada Aliandhara dan mencibirnya.
"Iya tuan Aliandhara yang terhormat" Kataku.
"Mommy..."
Rafa teriak dari pelukan Ali. Mau tidak mau aku menghampirinya dan mencium pipinya yang kemerahan.
"Daddy..." Rafa menunjuk pipi daddynya.
***Bersambung...
Happy reading guys...selalu minta dukungannya ya...like, komen, favorit, vote dan rate nya...terima kasih🙏🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 193 Episodes
Comments
Juanda
lanjut
2023-05-08
0
Mei Shin Manalu
aku mampir Kak
2023-02-12
0
Fenti
ternyata Rafa🥰
2023-01-17
0