"Rupanya ada kakek bau tanah dan bocah ingusan nyasar sob!!!"
Mereka berempat tertawa terbahak-bahak..."
Hahaha....
"Heh cah gemblung...ngapain kamu ikutan tertawa? Memang omongan si botak itu ada yang lucu???"
"Anu kek, mereka kok tau ya...kalau kakek itu sudah bau tanah!!! Mereka kayaknya malaikat maut nyasar....." Hahaha....
"Cucu stres kurang ajar..."
Kakek Dahlan memaki panjang pendek karena ulah cucunya itu.
"Terus mereka kok juga tau kalo aku ini beingusan alias lagi pilek...sakti ni kepala bola berjalan..."
Dan entah kapan Almira bergerak, tau-tau kepala botak mereka sudah terpapar ingus si gadis sableng tapi dingin itu.
"Bocah gila...." Bukan main marahnya mereka pada Almira.
"Almira jorok....." Kakek Dahlan menyumpah panjang pendek!!! Liat di hidungmu masih ada ingusnya meler keluar!!!"
"Gampang kek..."
Fifhhhttt
Dengan enaknya dia memaparkan ke arah kaki celana si botak sebelah kanan.
"Keparat kau gadis gila....seumur hidup kami tak pernah dihina seperti ini!!"
Kletek...si botak menarik pelatuk pistolnya dan mengarahkan kepada kepala Almira yang masih tertawa.
"Almira, awas...teriak Alia dari dalam mobilnya!!!"
Mereka semua menahan napas kecuali kakek Dahlan.
Siut....tap...tap...tap...dengan hanya memiringkan sedikit tubuhnya, dan entah kapan dia menggerakan tangannya...
tiga peluru yang ditembakan dari pistol si botak sebelah kanan berhasil ditangkap dan terjepit di antara ke lima jari lentik Almira.
Mereka berempat terpana tidak terkecuali dengan tuan Kelvin, Aliandhara dan Alia yang ada di dalam mobil.
Kakek Dahlan bertepuk tangan. "Kamu hebat Mira, tidak percuma kerjamu hari-hari berantem dengan preman."
"Sekarang giliranku kepala bola...." Senyum di bibirnya tiba-tiba menghilang digantikan dengan wajah buas dan sorot mata yang dingin.
Mereka berempat berjalan mundur...."Ayo hajar botak bodoh...kok malah mundur terus kayak undur-undur."
"Lho...kakek itu bukannya bantu, malah teriak kasih semangat empat penjahat itu untuk menghajar cucunya!!!" Kata Alia.
"Bang...bantu Almira sana, dasar cemen..."
"Bantu apa Alia???? Kan kamu tau abang tak pandai berkelahi...kalau merayu cewek, abang jago..."
"Biar Alia saja kalau begitu yang membantu Almira."
Alia membuka pintu mobil, tapi baru ke dua kakinya menjejak tanah...dia langsung terjatuh karena roknya yang kepanjangan terinjak oleh kakinya sendiri.
"Bikin kerjaan aja...belum juga mukul sudah jatuh duluan, lagian kamu mukul pakai apa? Pakai koran yang kamu pegang itu?"
Aliandhara mau tidak mau ikut turun untuk membantu adiknya yang terjatuh.
Sementara tuan Kelvin terus memandang tak berkedip pada sosok Almira sambil dia berusaha mengingat sesuatu.
"Wajah cantik dengan mata biru itu mengingatkan aku pada seseorang, tapi mungkinkah dia masih hidup?"
Kalung berliontin kepala naga bermata biru itu adalah kalung lambang dari keluarganya.
"Ayah...melamun saja...buka pintunya...rok Alia terjepit di pintu nih..." Aliandhara berteriak dari luar sambil mengetok-ngetok kaca mobil yang tertutup.
"Kalian berdua ini...ribut saja kerjanya!!!" Tuan Kelvin kesal karena konsentrasinya harus terganggu dengan ulah ke dua anaknya.
Sementara itu....
Mendengar teriakan si kakek, menyadarkan keempat pria botak itu untuk melawan agar tidak mati konyol.
Tendangan demi tendanga begitu pula dengan pukulan dan jotosan ke empat orang itu tak satupun mampu mengenai Almira, walau itu hanya sehelai rambutnya.
"Aku tau, keempat bodyquard botak itu adalah orang-orang bayaran yang memiliki ilmu bela diri yang tinggi, mereka juga adalah para penembak jitu...."Terbukti bahwa bodyquard yang mengawalku mati semua di tangan mereka, padahal jumlah anak buahku jauh lebih banyak."
Tuan Kelvin terus memperhatikan perkelahian tak imbang antara ke lima orang itu.
"Ayo Mira serang, hajar...jangan mau kalah sama si kepala bola itu...." Kakek Dahlan terus menyemangati cucunya.
Buk....
Perut Almira terkena tendangan berantai dari pria botak yang di tengah.
Tendangan yang mampu membunuh seekor gajah itu telak mengenai perut Almira.
Almira terpelanting dan terduduk di tanah. Aliandhara dan Alia serta tuan Kelvin sampai menahan napasnya.
Keempat pria botak itupun tak kalah kagetnya. Selama ini jangankan terkena tendangan 4 serangkai mereka, terkena pukulan mereka saja musuh bisa muntah darah. Tapi hari ini?
"Aduhhhhh....pantat Mira sakit kek....perut Mira sakit...."
"Ngga usah lebay dan ngga usah dibuat-buat deh, Mira....kakek tau kamu sudah melindungi seluruh tubuhmu dengan tenaga dalam yang kamu miliki."
"Kalau kamu tidak melindungi tubuhmu, apa kamu masih bisa cengengesan di situ seperti sekarang ini? Kalo ngga matye ya muodar koe..."
"Ah kakek ngga asyik..." Mira berdiri sambil menepuk-nepuk pantatnya yang berdebu.
"Astaghfirullah....terbuat dari apa badan gadis itu yah...dia kuat sekali....cantik,seksi...." Aliandhara menatap Mira tak berkedip.
"Wooooiii..."
"Wooouiii..."
"Eh, apa??? Dasar adik brengsek...ganggu kesenangan orang aja..." Aliandhara menarik rok Alia dengan jengkel.
Sementara botak 4 serangkai jadi ciut nyalinya.
"Hei kepala bola....sekarang giliranku mencabuti bulu di kepala botak kalian...." Mira maju selangkah demi sekangkah!!
"Mira oon...mana ada si botak itu rambutnya?" Kakek Dahlan menggerutu.
"Pokoknya semua bulunya kakek...mau di kepala, mau di sela-sela, pokoknya yang berbentuk bulu akan Mira cabuti."
Karena sudah merasa ciut duluan, akhirnya keempat botak serangkai itu lari tunggang langgang menuju mobil mereka dan kabur.
"Kenapa kamu melepaskan mereka?" Aliandhara bertanya sambil ketiganya menghampiri Mira dan kakeknya.
Mira mendengus sebal memandang Aliandhara.
"Apa untungnya buatku menahan mereka? Dimakan kagak bisa, dijual juga kagak laku...yang ada untungnya ngga, ruginya iya!!"
Aliandhara menggaruk kepalanya yang tidak gatal, dia seperti mati gaya berhadapan dengan si tomboy hebat ini.
"Gadis cantik...saya selaku ayah dari Alia dan Aliandhara mengucapkan terima kasih atas pertolonganmu dan kakekmu."
"Tanpa pertolongan kalian, mungkin kami sudah jadi mayat di sini."
Kakek dan cucu itu saling memandang, lalu ke duanya saling mencibir.
"Huh...cantik dari mananya? Masak gosong, badan berotot, hobi berantem...perasaan ngga ada cantik-cantiknya."
"Dari pada kakek? Sudah bawel kayak perempuan, tukang ngeluh, tukang tuduh, bisanya cuma ribut aja..." Mira mencibir kakeknya.
"Oo kualat koe karo wong tuo..." Kakek Dahlan melotot pada cucunya.
"Kan...kan...baru di bilang gitu aja sewot, mau nangis, ngga terima, baperan...."
"Sini koe..." Kakek Dahlan menarik telinga Almira dan membawanya pulang.
"Ampun kek...ampun kek...jangan tarik telinga Mira, ntar telinga Mira panjang kayak belalai gajah..."
Mereka bertiga cuma bisa menghela napas. "Ya sudah, Ali...tolong kamu telepon orang-orang kita untuk membersihkan dan membereskan mayat-mayat itu...kasih santunan yang layak untuk keluarga yang mereka tinggalkan."
Sementara Ali menelpon, tuan Kelvin sibuk berpikir tentang kalung yang dipakai oleh Mira dan siapa yang sudah memberikan kalung yang tak sembarang orang bisa memilikinya itu kepada gadis belia tersebut.
***Bersambung....
Author mohon dukungan like, komen, vote, favorit dan rate nya untuk karya author yang baru ini ya...terima kasih🙏🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 193 Episodes
Comments
Violeta
ya ampyyunn...kakek sm cucu ga mau kalah sindir²an 😅🤣
2024-09-25
0
Juanda
Almira ok
2023-05-08
0
Fenti
menciut seketika nyali preman itu... hati-hati preman selain babak belur nanti bulu pun ikut habis
2023-01-10
0