"Siapa yang memberikan larangan itu?" Kata Aliandhara.
"Ya, akulah...kan yang diliati aku, yang punya wajah ya aku, makanya aku juga yang membuat peraturannya."
"Mommy...cini mommy!!" Rafa nengangkat ke dua tangannya minta kugendong.
"Ayo daddy...itut mommy..."
"Ayo!!" Kata Aliandhara bersemangat.
"Tuan muda mau ikut kemana ya???"
"Kemanapun kamu pergi, my lovely..."
"ish...my lovely...my lovely nenek moyang!!" Kataku sebal.
"Memang sejak zaman nenek moyangku dulu, aku itu memang di takdirkan terlahir hanya untukmu, dan kau hanya untukku...mommy!!"
Aku mendengus, mau benci tapi aku sayang sama anaknya!!! Mau marah tapi aku dan kakek bekerja pada ayahnya!!!"
"Mau kuapakan mahluk purbakala ini ya??? Kalau bukan tuanku aja, sudah kubuat kaca mata biru pada ke dua matanya."
"Ayo tuan muda!!" Tiba-tiba kakek yang sedari tadi diam akhirnya buka suara.
"Rafa mau bobo sama mommy? Kataku lagi.
"Heeh...bobo ma mommy...." Anak usia 2 tahun itu sangat gembira.
Tuan Kelvin dan Alia sangat bahagia melihat keceriaan Rafa dalam gendongan Almira. Keceriaan dan sentuhan kasih sayang yang tak pernah dia dapatkan dari ibu kandungnya sendiri.
"Yah...sepertinya bang Ali beneran jatuh cinta deh pada Almira!!" Kata Alia.
"Aduh kalau soal itu ayah ngga tau, Alia...karena laki-laki playboy seperti abangmu itu, kadang apa yang dia ucapkan di bibir tak sama dengan yang ada dalam hatinya."
"Tapi Mira juga bukan tipe gadis yang mudah baperan, tampaknya dia sama sekali tak tertarik dengan abangmu."
"Mungkin karena rentang usia mereka cukup jauh kali yah..."
"Secara Almira baru berusia 17 tahun dua minggu lagi, sedangkan bang Ali sudah berusia 25 tahun yah, duda satu anak lagi." Alia tertawa miris.
"Abangmu itu terlalu muda juga sih saat menikah dengan Valeria dulu."
"Usia baru memasuki 22 tahun mau menikahi wanita yang usianya sudah 27 tahun."
"Betul-betul si Ali, baru ngga bisa dilarang sama ayah lagi!! Akhirnya apa...semua kandas di tengah jalan, perpisahanpun terjadi, dan Rafa lah yang menjadi korbannya."
Seorang laki-laki tinggi besar tergopoh-gopoh menghampiri mereka, setelah membisikan sesuatu akhirnya mereka bergegas untuk pergi.
"Ayah mau pergi kemana? Alia menoleh kearah ayahnya.
"Ayah ada urusan yang harus ayah selesaikan."
"Ayah tidak mengajak bang Ali?"
"Untuk apa Alia? Malah bikin repot saja kalau ayah mengajaknya."
"Kamu tau abangmu itu bukannya melindungi, malah minta dilindungi...ayah tak bisa konsentrasi jika mengajaknya."
Tuan Kelvin menghampiri kakek, Aliandhara dan Almira yang sedang memangku Rafa sambil menonton tekevisi.
"Almira, kakek Dahlan...saya titip keluarga saya dulu di sini, saya akan pergi keluar kota malam ini, ada urusan yang harus saya selesaikan di perbatasan."
"Ayah, Ali tidak usah ikut ya...Ali mau menjaga Rafa dan calon istri Ali saja di sini."
"Siapa juga yang mau mengajakmu? Malah bikin repot saja...gayamu mau menjaga mereka, yang ada malah Almira yang menjagamu, Aliandhara..."
Aliandhara dan Alia memang jauh dari kekerasan. Karena sejak kecil sampai mereka remaja, mereka diasuh oleh nyonya Widia.
Nyonya Widia memang tak pernah suka dengan kehidupan suaminya yang selalu penuh dengan bahaya, kekerasan dan tumpahan darah.
Hingga akhirnya dia memilih pergi menyepi ke Belanda membawa ke dua buah hatinya.
Setelah Aliandhara berusia 12 tahun dan Alia berusia 9 tahun, nyonya Widia meninggal terkena serangan jantung. Hingga akhirnya tuan Kelvin menjemput putra dan putrinya untuk kembali pulang.
"Siap tuan Kelvin, saya dan Almira akan menjaga mereka di sini." Kata kakek Dahlan.
"Hati-hati ya ayah..." Alia memeluk ayahnya.
"Memang tuan Aliandhara tak bisa berkelahi?" Kataku sambil mengelus-elus rambut Rafa agar tertidur.
"Bisalah....tapi nanti di atas ranjang berdua denganmu." Jawab Aliandhara tanpa beban.
"Dasar playboy cap karung goni...." Aku mendengus melihatnya.
"Coba kalian berdua itu jangan bertengkar terus, nanti jatuh cinta beneran lho!!!" Alia yang ikut nimbrung dengan kami langsung mengeluarkan pendapatnya.
"I have loved her since the first time i saw her..." Aliandhara memandangi Almira dengan mesra.
"Apa liat-liat...hajarkah?" Almira melototkan matanya.
"Honey, semakin kamu melotot...mata birumu malah semakin indah dalam pandanganku." Aliandhara semakin mesra memandang pada Almira.
"Kakek....lama-lama Mira bisa gila kalau begini!!!" Almira merengek pada kakek Dahlan yang duduk di sebelahnya.
Bukannya menolong, si kakek malah mengolok-olok cucunya. "Katanya jagoan tak takut apapun, katanya walaupun wanita tapi tidak boleh merengek manja...baru di bilangin gitu aja mewek..."
"Tuan muda memuja keindahan matamu, dari pada kamu di bilangin mata duitan? Mau???"
"ata uitan itu apa, mommy? Rafa yang setengah memejamkan matanya terbangun dan langsung menyeletuk.
"Mata duitan itu artinya mata mommynya Rafa ada duitnya, nanti daddy yang nempel duitnya di mata mommynya Rafa, oke!!"
"Ohhhh..." Jawab bocah kecil itu, entah paham atau tidak.
Almira sudah hampir menangis karena digodain terus oleh Aliandhara dan kakeknya. Padahal sejak dia berusia 2 tahun, dia tak pernah lagi menangis. Rasa sakit, kesedihan atau apapun selalu dengan tegar dihadapi oleh seorang Almira, tapi sekarang?
Almira seolah mati kutu, apalagi Aliandhara bersekutu dengan kakek Dahlan untuk menggodanya.
Tapi..."Mommy...mau pipis..." Rafa menyelamatkannya kali ini. Seolah tau apa yang tengah dirasakan oleh ibu sambungnya, bocah itu merengek minta diantar ke toilet.
Almira menggendong Rafa menuju toilet di dalam kamar tidur Rafa.
"Syukurlah...akhirnya bisa terbebas dari 2 dinosaurus tua itu...yang satunya tirex yang satunya lagi megalodon." Mira bernapas lega.
"Habis pipis dan sikat gigi, Rafa bobo ya!!" Kataku.
"He-eh mommy, apa mommy bobo ma Afa ya!!" Bocah lucu itu terbata-bata berbicara.
Dari luar pintu yang sedikit terbuka Aliandhara mengintip ke dalam dan mendengarkan percakapan ke duanya.
Hatinya trenyuh tapi juga bahagia, semenjak kehadiran Mira di rumah ini membuat suasana menjadi lebih berwarna.
Rafa yang dulunya tak mau bicara sedikitpun hingga disangka bisu, akhirnya pelan-pelan mau membuka suaranya.
"Tapi apa pantas ya jika aku jatuh cinta padanya? Secara dia selalu menyebutku om-om seolah aku jadi merasa tua banget."
"Valeria...jangan salahkan aku jika aku jatuh cinta pada wanita lain!!"
"Kau mengkhianati cintaku, melukai perasaanku, kau menghancurkanku sampai sehancur-hancurnya."
"Anakmu malah lebih dekat dengan orang lain ketimbang dengan kau ibunya."
"Ehemmm" Alia berdehem.
"Kalau suka bilang aja, ntar diambil orang menangis loe gigit jari!! Apa perlu bantuanku kah??"
Aliandhara menoleh pada adiknya. "Tak usah dek, abang akan berusaha memperjuangkan cinta abang, walaupun Almira seperti batu karang di lautan begitu sulit tapi ombak akan tetap menerjang untuk meruntuhkan dinding hatinya."
"Bagus bang, itu yang kusuka dari abang...pantang menyerah!!"
Alia dan Aliandhara memandang ke dalam. Dilihatnya Mira yang menepuk-nepuk pantat Rafa untuk menidurkannya sementara dari bibir indahnya bersenandung pelan suara merdunya.
****Bersambung...
Dukunglah terus author receh ini agar terus bisa berkarya dengan memberikan like, komen, vote, favorit dan rate nya.. Terima kasih dan happy reading💗💗🙏🙏😊😊
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 193 Episodes
Comments
Fenti
heeeee🙄😆😆
2023-02-24
0
Nindira
Seru seru👍👍👍👍👍
2022-10-21
0
linda sagita
ternyata Ali pernah jd brondong.
2022-10-14
0