Xavier menggendong Almira dan melarikannya ke ruangan tempat mahasiswa dan mahasiswi yang sakit biasanya beristirahat.
Alia tak hentinya meneteskan air mata melihat keadaan Almira.
"Sebaiknya aku menelpon bang Ali dan kakek Dahlan...memberitahukan keadaan Almira.
Sementara di ruang untuk beristirahat, Xavier tengah berupaya untuk mengeluarkan racun ganas dari punggung Almira.
"Racun kalajengking biru dari senjata shuriken yang menggores punggung Mira berasal dari orang-orang lembah Shosen, bagaimana bisa penyerang itu ada di negara ini?"
"Orang-orang lembah Shosen adalah pelempar senjata rahasia terbaik dan tercepat...aku heran siapa yang berani membayar mahal mereka?"
"Aduh...bagaimana ini...semua upaya untuk mengeluarkan racun ini sudah kucoba, tapi aku hanya mampu menghentikan racun untuk sampai ke jantung itupun hanya bersifat sementara."
"Jika dalam 12 jam aku belum menemukan penawar racunnya, maka Almira bisa meninggal." Xavier semakin gelisah.
Ahhhhhh....
Almira mengerang panjang lalu memuntahkan darah biru kehitaman.
"Ka..dir...bisa Ka..dir..."
Hanya itu yang sempat diucapkan Almira sebelum dia jatuh pingsan untuk yang ke dua kali.
"Pak...kenapa tidak segera kita bawa ke rumah sakit saja? Saya ngga tega melihat sahabat saya seperti ini!!" Alia tak pernah berdiri jauh-jauh dari Almira yang bagian telapak kaki dan tangannya terasa sangat dingin seperti es.
"Ini bukan sakit biasa, Alia...tubuh ini tak bisa terlalu banyak pergerakan, di khawatirkan racun itu menjalar lagi melalui pembuluh darah."
"Jika racun kala ini sampai ke jantung, Mira akan merasakan sensasi sakit yang luar biasa, halusinasi yang mengerikan sebelum akhirnya maut menjemputnya.
"Oh iya, sebelum dia pingsan lagi tadi...dia sempat menyebutkan bisa Kadir...apa maksudnya ya??"
"Kadir itu ular kobra peliharaan Almira, pak." Jawab Alia.
Tak lama kakek dan Aliandhara datang ke ruangan itu.
"Almira...Almira...bangun...kamu kuat...kamu bisa melawan apapun termasuk racun itu...ayo bangun bocah semprul...."
Berkali-kali kakek Dahlan menyalurkan tenaga murni ke dalam tubuh Almira, tapi seperti ada satu kekuatan yang menolaknya
dan memaksa menghempas keluar lagi.
"Stop kek, racun yang bersarang di dalam tubuh Almira itu bukanlah racun sembarangan."
"Racun itu berasal dari kalajengking biru yang banyak terdapat di lembah Shosen di Jepang sana."
"Sepertinya racun ini harus di lawan dengan racun juga...tapi racun apa? Mira hanya punya waktu 12 jam saja kek..."
Xavier terus memberi penjelasan kepada kakek Dahlan dan Aliandhara.
"Jangan disentuh...."
Aliandhara kaget sekaligus jengkel bercampur kesal.
"Kenapa saya tidak boleh menyentuh calon istri saya sendiri???" Teriaknya lantang.
"Kek? Sejak kapan bang Ali mengclaim Mira sebagai calon istrinya?" Bisik Alia pada kakek Dahlan.
"Lho kakek malah justru mau bertanya pada non Alia, ada hubungan spesial apa antara cucu kakek dan tuan muda?"
"Saudara..." Kata Xavier dengan lembut..."Almira itu terkena racun yang ganas, di takutkan jika anda menyentuhnya, anda akan keracunan juga..."
"Jangan sampai satu masalah belum selesai terus menambah satu masalah lagi."
Dalam hati Xavier berbisik, "Inikah calon suami Almira? Masa iya sih? Sepertinya laki-laki ini tidak jauh beda usianya denganku."
"Kadir...tolong mama Kadir...." Almira mengigau dalam tidurnya..."
Entah dia pingsan atau tertidur yang jelas suhu tubuhnya sangat panas tapi telapak kakinya sangat dingin.
Tiba-tiba....
Ssssss...ssssss
"Abang kentut ya..." Bisik Alia pada Aliandhara.
"Sembarangan aja, dalam kondisi gini kentutku juga tau diri kali...malu-maluin aja..." Aliandhara bersungut-sungut kesal pada adiknya.
"Astaghfirullah...ni bocah ular kok bisa nyampe kemari?" Kakek Dahlan menjauhi Almira.
Semua yang ada di ruangan itu melompat mundur ketakutan. Termasuk mereka yang berdiri berjejalan di depan pintu semua pada kabur.
Kadir berdiri dengan gagahnya di tiang kusen jendela.
Bluk....Kadir jatuh membantingkan dirinya ke lantai.
"Dasar bocah ular tolol...ngga ada jalankah selain melompat begitu?" Kakek Dahlan mencibir sambil bergidik ngeri kearah Kadir.
"Kek...ular kobra itu mendekati Almira..." Xavier mau melompat untuk melindungi Almira.
Kakek Dahlan menahan dadanya. "Biarkan ular itu menolong Almira, itu Kadir yang tadi di sebutkan Almira."
Kadir mendekati Almira yang tidur menelungkup. Begitu dekat dengan luka yang telah membengkak biru itu, Kadir membuka mulutnya lebar-lebar dan...clep...dia menancapkan taringnya yang belum begitu panjang ke dalam luka Almira.
Tidak hanya sampai di situ, Kadir sekaligus menyemburkan bisa yang berwarna biru keabuan.
Tubuh Almira mengejang. Dari ujung kepala sampai ujung kakinya bergetar hebat...
Ahhh....Almira berteriak lagi lalu memuntahkan darah biru kehitaman berbuku-buku. Kadir tak berhenti sampai darah yang di muntahkan Almira berwarna merah kembali.
Bluk...Kadir jatuh ke lantai. Tenaganya pun terkuras habis mengeluarkan bisa nya untuk melawan racun kalajengkiing yang bersarang di tubuh Almira.
"Kadir...Kadir...terima kasih sayang...."
Almira berusaha bangkit untuk mengangkat ular kobra kesayangannya itu.
Dia meletakan Kadir di pangkuannya memeriksa kondisi ular itu.
"Syukurlah kamu ngga apa-apa, leh...kamu bisa siup juga ya leh...mama pikir manusia aja yang bisa pingsan, ternyata kamu juga bisa."
Almira menciumi dan memeluk Kadir dengan penuh kasih sayang. Kemudian kobra kecil itu membuka matanya perlahan.
"Kadir hebat leh...Kadir anak kobra yang hebat...terima kasih ya Kadir, jika tidak ada Kadir tadi...mama sudah melancong ke akherat."
Kadir menjulurkan lidahnya menjilati pipi Almira.
"Kek, saya mau mendekati Almira tapi takut sama Kadir!! Bisik Aliandhara pada kakek Dahlan.
"Tuan muda pikir, tuan aja yang takut sama Kadir? Kakek juga takut kali..."
Hanya Xavier yang berani maju mendekati Kadir yang sedang di pangku Almira.
Ssssss...sssss
Walaupun dalam keadaan masih lemah, Kadir tetap mendesis garang.
Xavier beradu pandang sejenak dengan Kadir, setelah anak kobra itu tenang baru dia mendekat lagi.
"Mira, bolehkah saya memeriksa luka di bahumu, untuk memastikan masih ada racun ataukah tidak."
"Silahkan pak..."
Almira dan Xavier saling bertatapan lama. "Aduh...kok aku jadi deg-degan gini? Mata Xavier seperti memiliki maghnet yang bisa menarikku masuk ke dalam hatinya!!"
"Kakek...aku cemburu melihat Almira di dekati oleh kutu dinosaurus itu..." Aliandhara kesal setengah mati, tapi dia tidak berani mendekat karena takut sama Kadir.
"Kalau tuan muda berani ya dekatin aja!! Kalau saya ogah...dari pada perkutut saya di patok oleh Kadir, mending saya di sini aja..."
Xavier memeriksa bahu Almira. "Luar biasa, Kadir ini bukan ular sembarangan...dia mampu mengeluarkan racun kalajengking biru sampai tuntas, bukan itu saja dia juga membuat luka di bahu Almira yang tadi tergores besar menjadi mengecil dan merapat."
"Lukamu sudah berangsur mengering...kalau boleh tau, di mana kamu menemukan Kadir?"
"Saya temukan Kadir di hutan di belakang rumah kami dulu, hutan itu terbakar dan induk Kadir mati terpanggang...hanya Kadir yang masih selamat."
"Ularmu ini bukan kobra Jawa biasa, Mira...ini jenis ular kobra langka yang memiliki racun dan bisa yang sangat mematikan...lihat saja ujung lidah dan matanya yang memancar biru redup itu.
***Bersambung...
Terima kasih selalu mendukung karyanya author receh ini...tetap selalu minta goyangan jarinya untuk menekan like, komen, vote, favorit, dan rate nya. Semoga suka dengan ceritanya ya!!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 193 Episodes
Comments
Juanda
kadir..kadir.
2023-05-17
0
Nindira
Aduh itu kentutnya nggak bisa dikondisikan ya🤣 ditahan dulu kek barang sejenak
2022-10-31
0
Nindira
Aduh buruan deh cari pertolongan buat Amira
2022-10-31
0