Xavier hanya diam saja, percuma dia beradu debat dengan kakaknya yang keras kepala itu.
"Kamu sendiri? Wanita mana yang telah berhasil merebut hatimu adikku?" Xavana menyeringai menatap adiknya.
Xavier hanya mengangkat bahunya. Bisa berabe urusannya kalau sampai kakaknya ikut campur masalah percintaannya.
Bisa meletus perang dunia ke tiga. Xavana yang gemar memaksakan keinginannya pada orang lain dan Almira si kepala batu yang gemar berkelahi dan cari ribut.
Xavana bangkit berdiri.
"Kakak mau kemana?" Xavier menoleh ke arah kakaknya yang berjalan menuju pintu.
"Mau mencari kesenangan dulu, aku tadi meminta pada asistenku untuk mencarikan gadis yang masih perawan, malam ini aku ingin bersenang-senang, kau mau ikut?" Xavana menyeringai kepada adiknya. Dia tau pasti bahwa adik kecilnya itu akan menolaknya.
Xavier menggeleng. "Aku lelah kak, besok pagi aku harus mengajar!! Lalu mau kamu kemanakan Valeria?"
"Tentu aku akan menginap di hotel, adikku sayang...jangan terlalu polos sebagai lelaki, agar kamu tak gampang tersakiti oleh wanita."
"Aku pergi bersenang-senang dulu, dah...dosen tampan...selamat beristirahat!!" Xavana keluar kamar dan menutup pintu.
"Aku tak bisa sepertimu kak, jika aku sudah jatuh cinta, berarti aku sudah menemukan pilihan hidupku yang akan kucintai sampai mati."
Xavier kembali merebahkan dirinya, terbayang olehnya kejadian di kelas tadi yang membuatnya tak berhenti tersenyum.
"Gadis itu polos, walaupun sangat jutek dan dingin tapi sebenarnya dia gadis yang lucu."
"Kok bisa celananya robek sih??? Hahaha...ada-ada saja Almira!!"
"Aku suka saat mata bulatnya menatapku dengan sinisnya, kata-kata spontannya yang ngga bisa di rem meluncur begitu saja keluar dari bibir mungilnya, ngga peduli lawan bicaranya mau marah kek...tersinggung kek...dia tak peduli."
"Sikap dan sifat Mira mengingatkanku, dulu aku pernah dekat dengan seseorang super jutek dan cuek seperti Almira, tapi aku lupa siapa dan di mana...sepertinya itu sudah lama sekali."
*
*
"Anak mommy sudah bangun jam segini? Cepet banget??? Mau pergi kemana?" Almira menyapa Rafa yang terlihat sudah rapi dan sudah duduk di meja makan.
"Katanya Rafa mau liat mommy berangkat kuliah hari ini, " Jawab Aliandhara.
"kamu ngga makan bareng kita, Mira?? Kata Alia sambil meminum jusnya.
"Aku sudah sarapan tadi dengan kakek di paviliun." Jawabku.
"Makan apa tadi? Kata Aliandhara sambil mengoles roti untuknya dan Rafa dengan coklat.
"Makan angin..."Jawabku enteng.
"Oh...pantas mommy suka kentut terus, sarapannya aja angin..." Jawab Aliandhara ngga kalah enteng.
"Coba kalian berdua ini serius dikit, napa?" Yang nanya sama yang jawab ngga ada yang bener. Alia menyela sedikit kesal.
"Makan nasi goreng dengan telur ceplok, tuan! Kataku.
"Mommy yang membuatnya sendiri?"
"Pastinya....nggalah..secara aku ngga bisa masak!!"
"Terus nanti kalau kita menikah, siapa yang memasak buat daddy dan Rafa?" Aliandhara dengan cueknya berkata begitu.
"Wuidih??? Siapa yang pagi-pagi sudah membicarakan soal pernikahan?"
Kami semua menoleh ke arah sumber suara."
"Ayah...kapan ayah pulang? Alia dan Aliandhara bertanya bersamaan.
"Semalam ayah pulang."
"Gimana yah!! Lancar??" Tanya Aliandhara.
"Syukurlah orang-orang kita di perbatasan bisa menyelesaikan masalah dengan para polisi itu."
"Tadi ayah bertanya, siapa pagi-pagi sudah membahas masalah pernikahan?" Tuan Kelvin menyomot roti di meja.
"Almira sama bang Ali mau nikah minggu depan, yah!! Alia tersenyum menggodaku.
"Hah?? Menikah?? Aku belum mau menikah kok?" Aku cepat menyanggahnya.
"Tapi daddy mau my...bosen sendirian terus di tempat tidur kalau malam."
Mata Almira melotot hampir copot karena kesal mendengar celotehan ayah dari anak angkatnya itu.
"Awas kau tuan muda, sekali lagi berkata begitu...habis kau!!" Aku berbisik di dekatnya.
Sementara Aliandhara senyum-senyum saja sambil mengangkat bahu.
"Yah, bang, di kelas kita ada dosen pengganti lho...orangnya ganteng banget..." Alia senyum-senyum sendiri.
"Abang tau kan gara-gara abang kemarin nyaranin Mira pakai kulot? Nah tu...celanakan robek, jadi pak Xavier meminjamkan jaketnya pada Almira.
"Nah...itu dia..." Almira langsung nyolot dan berdiri.
Semua orang kaget mendengarnya berteriak.
"Gara-gara tuan muda kasih saran ke kakek Dahlan nih, selama di kampus aku tuh malu banget."
"Sampai-sampai kita mau di hadang 4 pengendara motor, Mira tak bisa turun untuk menghajar mereka gara-gara celana Mira robek."
"Kalian bertiga di hadang 4 pengendara motor? Di mana? Tuan Kelvin menghentikan sarapannya dan menatapku.
"Di jalan sepi dekat perbatasan mau masuk ke arah perumahan elite ini, tuan!!" Kataku.
"Iya yah, Mira membawa mobil terbang melewati 4 motor yang menghadang di tengah jalan kami dan melajukan mobil seperti kesetanan."
"Berani sekali mereka menghadang kalian bertiga, secara tempat itukan sudah dekat markas kita..." Kata Aliandhara.
"Iya...semua ini gara-gara saran tuan muda ke kakek Dahlan untuk membuang semua baju-bajuku dan menggantinya dengan yang baru."
Aliandhara cuma cengengesan saja.
"Kan niat daddy baik mom, supaya mommy kelihatan lebih cantik dan anggun!!"
"Kelihatan cantik dan anggun apaan?? Yang ada Mira malah seperti orang-orangan sawah..." Kataku antara kesal dan jengkel.
"Mommy afa ntik mommy..." Rafa nyeletuk dengan bahasa planetnya.
"Nah tu mom, Rafa aja bisa bilang kalau mommy itu cantik pakai banget!!" Aliandhara mengedipkan sebelah matanya padaku.
"Oh iya, Alia...kamu tadi bilang siapa nama dosen pengganti kalian itu?" Mendadak wajah Aliandhara berubah serius.
"Xavier Anderson...." Kenapa memangnya bang?"
Aliandhara dan tuan Kelvin saling berpandangan.
"Yah..." Kata Aliandhara!!
Tuan Kelvin cuma mengangguk memberi isyarat agar Aliandhara tak melanjutkan ucapannya. Dan semua itu tak luput dari penglihatanku.
"Sepertinya pak Xavier itu naksir sama Almira lho bang!! Matanya tak pernah lepas ngeliatin Almira terus...." Alia terus mengompori abangnya .
"Bener gitu my..." Aliandhara memandang tajam padaku mencari kepastian pada omongan Alia.
"Ya mana aku tau!!! Ntar kutanya dulu ya sama pak Xavier, beliau suka ngga sama aku!!" Kataku dengan cueknya.
"Memang kalau pak Xavier naksir Almira kenapa bang?" Tanya Alia.
"Ngga boleh...ngga boleh...Almira itu mommynya Rafa, berarti istrinya abang jadi ngga boleh ada yang suka sama istrinya abang."
"Hah??? Sejak kapan???" Kataku dengan wajah gusar.
"Ya kalau mommy mau, hari ini juga daddy akan melamar mommy."
"Ih...ngga mau...ngga mau...Mira masih mau kuliah, masih pengen jadi dokter...kok di suruh nikah, lagian usia Mira baru 17 tahun." Aku bergidik membayangkannya.
"Isshhh...lagian bayangin nikah?? Bayangin dekat sama om...om...aja, Mira geli...apalagi nikah sama om...om?" Mira membatin.
"Kenapa mommy ngeliati daddy begitu? Sudah mulai suka kah sama daddy?" Tanya Aliandhara.
"Ngga..." Ku bilang.
"Ngga apa my...ngga salah lagi kah?" Dia kembali menggodaku.
"Tau ah...ayo kita berangkat Alia...sudah hampir telat nih..."
"Anak mommy ganteng...jangan nakal di rumah ya..." Almira menciumi Rafa dengan gemas. Bocah 2 tahun itu tampak sangat senang sekali.
"Mommy ium daddy uga..."
"Hah???" Aku yang tak menyangka bakal dapat permintaan begitu dari Rafa jadi kaget.
***Bersambung...
Happy reading guys💗💗 jangan lupakan satu hal ya...tekan like, komen, vote, favorit dan rate nya...😊😊🙏🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 193 Episodes
Comments
Juanda
aku yg merebut hati nya😁😁
2023-05-17
0
Nindira
Wiiiih so sweet benerrrrr 😘😍
2022-10-29
0
linda sagita
jangan suka celap celup oi....kena hama baru tau😁😁
2022-10-19
0