"Mira...nanti sore kamu ngga ada jadwalkan?"
"Jadwal apa kek? Jadwal tawurankah?" Dengan santainya Mira menjawab pertanyaan kakeknya.
"Ooo wong edan...tawuran kok di kasih jadwal."
"Maksud kakek, kamu ngga ada mata kuliah sore ini kah? Kalau ngga ada, temani kakek ke makam nenekmu, rasanya sudah lama banget kakek ngga menjenguk nenekmu, Mira!!" Kakek menghela napasnya.
Mira membatin, "Lama dari mana? Perasaan baru seminggu lalu kita nyekar ke makam nenek."
"Kakek kangen sama nenek, ya kek?" Mira beringsut duduk di samping kakeknya.
Kakek mengangguk sedih. "Dulu waktu kamu masih bocah, kakek dan nenek selalu terhibur dengan ulahmu yang lucu!!"
"Sekarang, nenek sudah tidak di samping kakek lagi, dan kamu? Lucu ngga, jengkelin iya!!!"
"Haishhhh...kakek ini habis menyanjung Mira, eh malah dibanting lagi!!" Mira pura-pura cemberut.
"Ya sudah...ntar sore Mira akan menemani kakek nyekar ke makam nenek."
"Mira kamu dengar sesuatu? Kakek menajamkan pendengarannya. Kakek memang terbiasa melatih indra pendengaran mereka agar selalu peka pada apapun.
"Yang bunyinya psstttt....itu tadi kah? Itu lho tadi suara kentut Mira...sengaja Mira tahan agar keluarnya tanpa suara."
"Ooo jadi yang bau sapi mati tadi itu aroma kentutmu?"
"He-eh..." Mira mengangguk tanpa dosa.
"Tapi bukan itu dodol...coba kamu konsentrasi, tajamkan pendengaranmu.
Mira memejamkan matanya untuk berkonsentrasi penuh.
"Kakek benar, ada dua...eh bukan, sebenarnya ada banyak tapi yang mendekat kemari hanya bertiga. Sepertinya salah satu dari mereka adalah wanita."
"Kenapa kamu bisa beranggapan begitu, Mira?"
"Langkahnya terdengar ringan dan pelan, kek."
"Siapa tau dia bukan wanita, tapi waniti kan langkahnya gemulai juga..."
"Waniti apa sih kek??? Ngga jelas lho kakek ini..." Mira cemberut mendengar guyonan kakeknya.
Tak lama...
"Kamu yakin ini rumah temanmu yang kemarin itu, Alia??"
"Sebenarnya sih Alia ngga yakin, sebab Almira itu kadang anaknya suka asal kalau ngomong."
"Tapi apa salahnya kita coba saja ?? Siapa tau betul."
"Assalamualaikum..."
"Kek...tumben ada tamu datang kemari? Sudah lama kita tinggal di sini paling yang datang bertamu cuma kucing tetangga!!"
"Sudah sana liat dulu..."
"Waalaikum salam"
Alia berdiri di depan, di belakangnya tuan Kelvin dan Aliandhara. Dan agak jauh dari mereka tampak pengawal pribadi tuan Kelvin sedang berjaga.
Mira tampil tanpa mengikat rambut panjangnya memakai kaos oblong dan celana selutut.
Mereka bertiga terpana melihat kecantikan Almira yang biasanya selalu mengikat rambut dan menutupi kepalanya dengan topi.
"Alia...tuan Kelvin...angin apa gerangan yang membawa kalian kemari?"
"Mira...abang Ali ngga kamu sapa?" Kata Aliandhara.
"Ogah..." Kataku.
"Ya Allah...indahnya mahluk ciptaanmu yang satu ini...tapi kenapa diberi hati yang dingin kayak es batu di dalam kulkas?"
Aliandhara tak pernah melepaskan pandangan matanya dari wajah Almira.
"Kok berdiri aja di depan pintu? Suruh tamunya masuk Mira!!!" Kakek Dahlan teriak dari dalam.
"Mari masuk..." Mira mempersilakan tamunya masuk.
Mereka berlima lalu duduk di ruang tamu yang sederhana itu hanya dengan beralaskan karpet plastik.
"Maaf pak Dahlan, saya bertiga datang kemari mau minta tolong."
Mira beringsut ke samping kakeknya dan berbisik, "Kek...kalau mereka mau minta tolong pinjam uang, apa kakek punya uang?"
"Ngga!!!" Jawab kakek.
"Kalau kamu?"
"Mira mana punya kek?"
"Terus uang hasil tawuranmu setiap hari sama petarung-petarung itu, kemana aja?"
"Kan Mira kasih ke kakek buat beli sutil dan wajannya kakek!!"
"Terus sisanya?"
"Mira jajanin...kakek kan tau Mira kuat makan kuat jajan!!"
"Ngga ada yang kamu tabung?"
"Ada kek, tapi ngga bisa diambil!!"
"Memang kamu tabung di mana?"
"Di warung sama di jeding, kek!!" (tau jeding kan? itu lho toilet alias kamar mandi).
"Dasar boros..."
"Ehemmmm..."
"Maaf pak Dahlan, Almira, saya ini lagi cari bodyquard untuk menjaga putri saya Alia..."
"Saya melihatmu kemarin memiliki ilmu bela diri yang tangguh, makanya saya mau menawarkanmu pekerjaan ini."
"Jadi 24 jam kamu harus berada bersama dengannya, kebetulan kalian berteman juga."
Mira saling berpandangan dengan kakeknya. "Itu artinya saya tidak bisa pulang? Terus bagaimana dengan kakek saya?"
"Kalau kakekmu tidak keberatan, kakekmu bisa kamu ajak ikut serta.
"Bagaimana kek?" Mira minta persetujuan kakeknya.
"Tapi bagaimana dengan gajinya?" Tanya kakek.
Tuan Kelvin menyebutkan nominal yang fantastis.
"Sudah kamu terima aja, dari pada kamu hari-hari tawuran ngga jelas!! Dapat uang kagak, dikejar polisi iya!!"
"Kalau di jam kuliah atau di luar kamu hanya menjaga keselamatan Alia, tapi kalau di rumah kamu juga bertugas menjaga anaknya Aliandhara."
Aku menoleh ke arah Aliandhara. Menelisik dari ujung rambut sampai ujung kaki.
"Kenapa kamu memandang abang sampai segitunya, Mira? Kamu naksir abang ya!!"
"Oo tentu saja tidak, kupikir abang ini masih bujang ternyata sudah punya ekor."
Tuan Kelvin menyela, "Aliandhara ini pernah menikah, tapi dua tahun lalu dia berpisah dari istrinya dan karena frustasi menyebabkan dia jadi playboy begini."
Aliandhara hanya mencibir mendengar perkataan ayahnya.
"Saya hanya khawatir dengan keselamatan keluarga saya, apalagi saya sering pergi meninggalkan keluarga."
"Mira, kalau kamu sudah cukup umur nanti abang akan melamarmu untuk menjadi istri abang."
"To the point banget bang, ngga pakai basa-basi dulu?" Kata Alia.
Mira mencibir..."Ngga perlu, Mira sudah punya pacar!!"
"Siapa pacar Almira kek?" Ali menoleh pada kakek Dahlan.
"Kodok!!!"
"Biar Almira belum punya pacar, Mira juga ngga mau sama playboy seperti bang Ali."
"Sudah...kalian berdua ini, kenal juga baru dua hari tapi sudah kelahi terus kalau ketemu."
"Iya abang, Mira...jangan ribut terus ntar jatuh cinta lho!!!"
"Apa? Jatuh cinta sama om...om? Ogah."
"Jadi bagaimana Mira? Pak Dahlan? Kalau kalian setuju, hari ini juga kita langsung berangkat."
"Terus rumah kita gimana tuan Kelvin? Terus baju-baju kuliah Mira juga gimana?"
"Rumahmu kamu tempelkan aja di belakangmu kayak kura-kura..." Kata Aliandhara. Entah mengapa sejak bertemu dengan Almira kemarin dia merasa tertarik dengan gadis cantik, tomboy juga dingin itu.
"Kurang ajar, "kataku.
"Kalau soal baju, ngga usah khawatir...saya akan membelikan baju-baju baru untukmu!! Kata tuan Kelvin.
"Kalau kakek terserah kamu saja, karena kakek punya firasat bahwa 4 botak kemarin pasti akan datang lagi dengan membawa dendamnya pada keluarga tuan Kelvin juga kita."
"Kan kemarin abang sudah bilang untuk tidak melepaskan mereka, tapi kamu bilang mereka dimakan ngga bisa...dijual ngga laku."
"Ayolah Mira...jadi Alia bisa punya teman di kampus dan juga di rumah."
"Jadi Alia ngga perlu menyamar jadi gadis culun lagi."
Akhirnya Mira dan kakek Dahlan menyetujui untuk berangkat dan mulai dengan kehidupan baru dan pekerjaan baru di rumah tuan Kelvin.
Selang beberapa jam setelah kepergian mereka, beberapa orang tak dikenal mengendap-ngendap menyiramkan bensin di sekeliling rumah dan membakarnya. Mungkin mereka mengira kakek dan Almira sudah mati terbakar di dalam rumah itu.
****Bersambung....
Apakah tuan Kelvin mempunyai niat lain dengan mempekerjakan Almira dan kakek Dahlan sebagai bodyquard di rumahnya? Dukungannya selalu ya guys...like, komen, vote, favorit dan rate nya, ya!!!! Happy reading💗💗💗
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 193 Episodes
Comments
Juanda
ckckckck 🤣🤣
2023-05-08
0
Mei Shin Manalu
Akuu lanjutin ke sini Kak... Semangat 💪🏻
2023-01-20
0
Trida Susanti
seru thor..lanjut..☺️
2022-12-06
1