"Yah, sampai kapan para bodyquard di belakang mobil kita itu harus mengintili terus? Terkadang Alia itu bosan yah dengan kehidupan kita yang seperti ini!!"
"Alia sayang...kamu pikir abang dan ayah ngga bosen hidup begini? Tapi kamu pikir lagi, emang abang dan ayah berani patantang petenteng wira-wiri kemana-mana tanpa dikawal?"
"Bang, Alia ingin seperti Mira...bisa bebas kemanapun dia pergi!!"
"Ya sebenarnya ngga bebas-bebas amat juga sih...justru kakeknya malah takut jika Mira akan berantem lagi kalau keluar sendiri."
"Mira siapa dek?" Aliandhara bertanya dengan cueknya sambil menyetir.
"Ya ela bang...Mira teman Alia yang tadi ada di gerbang kampus."
"Ooo cewek tomboy yang melotot saat abang ngeliati dia dari ujung rambut sampai ujung kaki tadi itu ya!!"
"Huft...untung abang ngga ditonjok sama dia, berani ngeliati dia sampai segitunya."
"Alia..."
"Ayah tau temanmu tadi itu bukan cewek sembarangan."
"Secara tak sengaja tadi ayah melihat kalung berliontin kepala naga dengan mata berwarna biru yang tersembul keluar dari kemejanya."
"Ayah seperti pernah melihat seseorang memakai kalung berliontin seperti itu, tapi ayah lupa di mana pernah melihatnya."
"Ayah bukan melihatnya dalam mimpikan?" Tanya Aliandhara.
"Kok dalam mimpi pula sih, Li? Ayah jarang tertidur kok di bilang mimpi."
"Justru itu yah...karena ayah jarang tidur itu makanya kadang sulit membedakan."
"Ooo bocah edan."
Plak...koran di tangan ayah mereka memukul kepala Aliandhara pelan.
"Kamu pikir ayahmu ini sudah pikun kah? Ngga bisa membedakan mana nyata mana mimpi?"
"Sudah yah...kayak ngga tau sifatnya bang Ali aja sih? Gila kita kalau melayani dia, inget nanti tensi ayah naik seperti tempo hari gara-gara kelakuan bang Ali."
Aliandhara cuma nyengir kuda sambil nyetir.
"Abangmu ini paket komplit, Alia!!! Ya menjengkelkan, playboynya iya, ya cerewet juga...pokoknya kalau mau pacaran sama abangmu itu, dia harus wanita yang kuat...dalam arti kuat menghadapi kelakuan abangmu ini!!"
"Tapi siapa wanitanya yah?? Secara pacar bang Ali lho banyak...semua beda-beda yang dibawa pulang dan dikenalkan pada kita."
"Heh cah gemblung...ayah ngga mau dengar ya...kalau salah satu dari para wanita yang sering kamu bawa, melapor sama ayah kalau mereka hamil."
"Idih...amit-amit yah...Ali masih punya iman juga kali, yah!!"
"Hah??? Sekarang abang homo ya...kok suka sama si iman?? Aduh bang, sudah kurangkah wanita di dunia ini sampai abang sekarang sukanya sama si iman?"
Pletak...
Sekarang giliran Aliandhara menepuk kepala Alia dengan koran yang tadi dipukulkan ke kepalanya.
"Kamu ini ngga jelas...bukan iman yang itu? Tapi abang masih berpikir panjang untuk melakukan hal-hal yang dilarang oleh agama."
"Pacar boleh banyak, tapi bila tiba waktunya kelak abang menemukan pilihan hati yang cocok...maka pada satu wanita itulah akan abang serahkan cinta abang sampai maut memisahkan."
"Wuidih...so sweetnya!!!" Alia sampai memegang ke dua pipinya sendiri sambil senyum-senyum.
Tiba-tiba...
"Tuan Kelvin, pelankan laju mobil anda karena mobil yang persis di depan mobil tuan Aliandhara itu adalah mobil musuh."
"Siapa yah?" Alia mulai cemas melihat raut wajah ayah dan abangnya yang tadi sumringah sekarang jadi menegang.
"Tutup semua jendela kacanya Ali...setidaknya mobil kita ini kacanya anti peluru, paling tidak kita aman sementara ini."
"Selalu begini kan? Itulah sebabnya Alia ingin hidup normal seperti gadis lainnya, yah!! Alia takut kalau begini terus maka nyawa Alia akan terancam."
Aaaarrrggh....
Alia berteriak ketakutan ketika sebutir peluru menuju kencang kearahnya, tapi kemudian terpental begitu menghantam jendela kaca mobil.
Baku tembak antara pengawal tuan kelvin dan orang-orang yang ada di mobil hitam di depan mereka tak terelakan lagi. Mereka yang ada di dalam mobil terlihat sangat cemas.
Aliandhara dan ayahnya bersiap dengan pistol di tangannya untuk berjaga-jaga.
"Ayah...lihat...semua bodyquard kita tertembak yah!!! Kita kayaknya akan benar-benar tamat hari ini." Kata Aliandhara.
Alia takut bukan kepalang mendengar semua itu...kenapa mereka mengejar-ngejar ayah dan bang Ali sih? Apa ayah dan bang Ali adalah seorang Mafia? Hingga punya banyak musuh di mana-mana?"
"Mereka kuat sekali dan seperti sangat terlatih, Ali..."
"Bukan begitu yah, ayah saja yang salah mempekerjakan bodyquard kacangan untuk menjadi pengawal pribadi kita."
"Sudah dong yah...abang...di saat genting gini malah bertengkar ngga penting, pikirkan bagaimana caranya meloloskan diri!!"
Alia semakin ciut nyalinya melihat 4 orang botak bertubuh kekar memakai jas dan kacamata hitam datang semakin mendekat ke mobil mereka.
Namun tiba-tiba...
"Hei kepala botak seperti bola...beraninya sama orang yang sudah tidak berdaya...kalau berani sini lawan kakekku!!"
"Bocah edan..." Terdengar suara mengumpat. "Kenapa kakek yang harus menghadapi mereka semua?"
"Karena kakek lebih tua dari pada Mira, jadi silahkan maju terlebih dulu, dan Mira akan mundur ke belakang."
Sebelumnya....
"Lama amat sih jemputnya kek? Lumutan tau pantat Mira..."
"Kakek jemputnya naik motor atau naik becak sih?"
"Bawel...ayo cepat naik, kakek masih ada pekerjaan yang belum selesai dikerjakan."
"Ya salah kakek sendiri, sudah tau masih sibuk tapi maksa untuk menjemput Mira."
"Dari pada orang babak belur kamu hajar? Setiap hari kerjamu berkelahi saja...kalau tidak berkelahi ya balapan motor liar, kalau ngga ya ikut tarung bebas...kamu ini salah kelaminkah?"
"Tapi begitu disuruh bantu kakek masak di dapur, masakan gosong semua..."
"Disuruh rebus air untuk bikin kopi kakek, air rebusan sampai kering di kompor."
"Kek..."
"Hmmm"
"Kek..."
"Apa???? Kak...kek...aja..."
"Bisa ngga sih..."
"Bisa apa?"
"kalo menggerutu itu cukup dalam hati aja, berisik tau..."
"Dasar cucu kurang ajar!!!"
"Kek..."
"Apa Mira????"
"Perasaan Mira mendadak ngga enak, kenapa tiba-tiba Mira jadi kepikiran sama Alia dan keluarganya, ya???
"Cepat susul ke arah mereka pergi tadi kek...Mira takut terjadi apa-apa dengan mereka."
"Tapi itu artinya kita putar balik dari arah rumah kita, Mira...perut kakek mules nih, mau boker...tau!!!"
"Kek...keselamatan orang lain lebih penting!!! Tunda dulu mulesnya, kantungin batu tuh...biar mulesnya batal."
"Ngebut napa kek? Lambat amat kayak keong!!!"
"Turun kek, biar Mira yang bawa motor...kakek duduk di belakang saja."
Mira mengambil alih kendali, dengan kecepatan penuh dipacunya motor itu ke arah mobil Alia tadi.
Pas bertepatan dengan kondisi keluarga Alia yang sedang dalam bahaya.
Keempat orang berpakaian hitam itu berhenti dan sontak menoleh ke arah datangnya suara yang mengatakan mereka botak berkepala bola.
"Rupanya ada kakek bau tanah dan bocah ingusan nyasar, sob!!!"
Mereka berempat tertawa terbahak-bahak..."
***Bersambung...
Semoga suka dengan cerita novelku yang baru ya guys...mohon dukungannya...like, komen, vote, favorit dan ratenya ya!!! Happy reading💗💗
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 193 Episodes
Comments
Violeta
🤣🤣🤣
2024-09-25
0
Anna Susiana
ceritanya seru, enak disimak, karena alurnya bisa membuat hati terhibur
2023-03-30
0
CaH KangKung,
👣👣👣
2023-01-16
1