"Siapa Kadir yang beruntung bisa merebut hatimu itu? Setampan apa dia sehingga mampu meluluhkan hatimu dan mencuri perhatianmu? Aliandhara mulai tersulut api cemburu..."
Aku tak menggubris ucapan Aliandhara. Aku segera mengendong Rafa keluar diikuti dengan langkah kaki Ali yang penasaran.
"Kadir...baby...kamu di mana?"
Tuan Kelvin, Aliandhara, Alia dan kakek serta beberapa pengawal sudah berkumpul bingung. Hanya kakek yang senyum-senyum saat aku memanggil-manggil Kadir.
Tiba-tiba....sssssttttt bluk....
Suara mendesis panjang disertai benda jatuh dari atas pohon mangga disamping gerbang tepat di atas bahu Almira yang sedang menggendong Rafa.
Rafa dan Kadir sesaat saling berpandangan. Bola mata hazel milik Rafa membulat menatap sosok bermata biru yang menegakan kepalanya di bahu Almira.
"Huaaaa..." Tangisan kaget dan ketakutan Rafa mendadak pecah.
Kadir yang kagetpun reflek langsung merayap menyelusup ke belakang punggungku dan bersembunyi di balik baju kaosku.
"Anak kobra hitam???" Mereka berteriak ketakutan.
"Itu jenis ular kobra jawa yang berbahaya tuan...kenapa bisa masuk ke dalam bajunya nona Almira?"
"Apa berbahaya?" Kata Aliandhara.
Kakek dan Alia jangan ditanya lagi, sejak Rafa dan Kadir saling beradu pandang tadi mereka berdua sudah lari tunggang langgang masuk ke dalam.
"Tuan muda...tolong ambil dulu tuan kecil, aku mau mengambil Kadir dari balik bajuku."
"Aku???" Ali menunjuk pada dirinya.
"Ya iyalah....cepat tuan...Kadir menggelitik punggungku dengan kepalanya."
"Ayo Ali maju...sama ular aja ngga berani..." Tuan Kelvin mendorong putranya itu.
"Memang ayah berani sama ular?" Kata Aliandhara.
"Tentu saja...ngga beranilah!!"
"Huh cemen..."
"Cepat tuan muda, kok malah adu debat sih? Aku sudah ngga tahan geli nih!!" Teriakku.
Dengan ragu campur takut Ali maju mengambil alih menggendong Rafa lalu segera kabur.
Semua orang berdiri dengan tegang.
"Kadir...ayo keluar dari baju belakang mama...jangan takut, mereka bukan orang-orang yang telah membakar indukmu kok."
Seperti mengerti ucapan Almira, anak kobra hitam yang dipanggil Kadir itupun memunculkan kepalanya dari balik baju Almira.
Perlahan dia melata keluar lalu bergelung manja di leher Almira.
"Dasar bocah nakal!!" Aku memijit pelan kepalanya.
"Maaf tuan Kelvin, ini Kadir anak angkat saya...Kadir perkenalkan dirimu pada tuan-tuan di sana itu sayang!!"
Seolah mengerti, kobra hitam itu mengangkat kepalanya dan mengembangkan kepalanya seperti sendok
"Wow hebat....it's magic...anak mama sudah bisa mengembangkan kepalanya...persis entongnya nasi!!!"
Almira menciumi Kadir tanpa takut sama sekali.
"Semua hewan yang di temui kok diangkat jadi anak...dasar ngga jelas!!" Gerutu Aliandhara sambil menggendong Rafa tapi dari jarak jauh.
"Mommy...mommy..."
"Ish...Daddy ngga berani deketi mommymu, Rafa...daddy takut sama Kadir!!"
Semua orang mundur menjauhi Almira.
"Ingat ya...ini Kadir dia sudah jinak, jadi tak akan mengganggu siapapun."
"Jangan coba-coba menyakiti Kadir jika bertemu dengan dia, atau kalian akan berurusan denganku."
"Mengancam lagi mommymu itu..."
"Apa dia bisa menjamin itu si Kadir aman? Pas Kadir lagi khilaf terus anuku dipatoknya, bagaimana?" Aliandhara terus menggerutu kesal.
"Kadir...sekarang naik lagi ke atas pohon ya..nanti mama bawakan makan buat Kadir...jangan membuat kerusuhan ya, tuh liat wajah mereka semua sudah pucat pasi melihatmu."
*
*
"Xavier...sejak kamu pulang dari Jepang, daddy liat kamu selalu murung...ada apa? Kamu tidak suka kembali ke rumahmu ini?"
Tuan Anderson menyapa putra bungsunya. Anderson adalah pemilik banyak perusahaan baik di dalam maupun di luar negeri. Tapi itu semua hanya menutupi bisnis yang sebenarnya. Bisnis utamanya adalah pemasok senjata api terbesar seasia Tenggara.
Dia dan Kelvin dulunya adalah sahabat baik. Tetapi karena wanita yang dicintai Keandra adik Kelvin juga dicintai oleh Anderson, di situlah awal permusuhan mereka.
"Xavier ingin bekerja daddy..."
Anderson mengerenyitkan keningnya. "Kamu tinggal memilih di perusahaan daddy yang mana kamu mau."
Xavier menggeleng. "Xavier ingin menjadi seorang dosen dad..."
"What's wrong with you? Kenapa harus merepotkan dirimu menjadi seorang dosen?"
"Aku...." Xavier tak melanjutkan kata-katanya.
"Oke...oke...daddy hargai keputusanmu!! Lalu apa yang bisa daddy bantu untukmu?"
"Tak ada daddy, Xavier ingin masuk ke sana dengan usaha Xavier sendiri."
Xavier dan Xavana memang bersaudara kandung. Tapi sifat mereka sangat berbeda jauh bagaikan langit dan bumi.
Xavana adalah sosok laki-laki keras, dingin, angkuh walaupun dia memiliki wajah yang sangat tampan tapi kebengisannya menutupi ketampanannya. Selain itu pula dia gemar bergonta-ganti wanita, seolah dengan kekayaannya dia bisa membeli segalanya.
Termasuk mengorbankan Valerie tunangannya untuk diumpankan kepada Aliandhara demi mencapai misi balas dendam keluarganya.
Berbeda dengan Xavier. Dia sosok laki-laki mandiri, sederhana dan lemah lembut. Ketampanannya malah melebihi Xavana sang kakak.
Karena dia tak setuju dengan keluarganya, dia memilih untuk ikut orang tua angkatnya Kojiro, di Jepang. Kuliah sambil bekerja untuk membiayai kuliahnya juga belajar ilmu ninja dari ayah angkatnya.
"Tatapan penuh kelembutan itulah yang tadi sempat terbaca oleh Almira saat mereka berdekatan dan saling bertatapan mata.
Jika tadi dia berniat melukai Almira dengan anak panahnya, paling tidak tadi Almira sudah terluka, makanya dia melencengkan sedikit posisi panahnya. Dan Almira menyadari itu. Xavier adalah penembak dan pemanah jitu. Dia juga pemain samurai terbaik berkat ajaran Kojiro.
Dia sudah menyuruh orang menyelidiki siapa gadis belia yang sudah menarik hatinya itu. Latar belakangnya, siapa dia dan di mana tinggalnya.
Akhirnya dia tau Almira adalah bodyquard dari putri musuh bebuyutan ayahnya. Sampai Mira berkuliah di manapun dia tau. Makanya dia berniat untuk menjadi seorang dosen di sana.
Joseph Anderson bukan jenis orang tua yang suka memaksakan kehendak pada anak-anaknya, dia menyerahkan semua keputusan pada mereka.
"Shahnaz Almira, berkuliah di fakultas kedokteran semester dua...usia 17 tahun...oke cantik...aku akan mencarimu sampai ke lubang semut sekalipun karena aku sudah jatuh hati saat pertama kali melihatmu."
*
*
"Mira, besok kita naik motor aja yuk ke kampus? Kayaknya seru tuh..."
"Kamu ngga takut kulitmu gosong ya Alia, ntar ngga cantik lagi." Aku menyahuti ucapannya.
"Sekali-sekali bolehlah.."
"Ngga boleh...ngga boleh...abang takut terjadi sesuatu dengan kalian."
"Pokoknya naik mobil diantar supir."
"Dan kamu Mira, tolong jaga Alia baik-baik, ya!!!"
"Siap bos..." Kataku.
"Bang...bang...ngga usah gitu juga kali liat Miranya."
"Eh iya .."
Aliandhara tampak gugup saat ketauan Alia bahwa dia sedang menatap Almira.
"Tuan muda, om...om...dilarang ngeliati gadis di bawah umur, "Kataku.
""Siapa yang memberikan larangan itu?" Kata Aliandhara.
"Ya, akulah...kan yang diliati aku, yang punya wajah ya aku, makanya aku juga yang membuat peraturannya."
****Bersambung...
Happy reading...dukungannya selalu ya readers, like, komen, vote, favorit dan rate nya...agar author tetap semangat berkarya...terima kasih🙏🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 193 Episodes
Comments
Mei Shin Manalu
Selalu semangat Kak
2023-04-23
0
Fenti
memang cinta ini.. padahal kalau cinta menimbulkan kedamaian 🤭
2023-02-24
0
Nindira
Hadir 🙋♀️
2022-10-21
0