Gadis cantik?

Flash back off~

Aska tertawa kecil mengingat itu. Sungguh gadis itu membuat Ia penasaran. Bagaimana mungkin gadis cantik sepertinya bisa memiliki kepribadian unik seperti itu?

Cantik? Apa dia baru saja mengaguminya? Sungguh baru kali ini Aska memuji seorang gadis. Terlalu banyak gadis yang selalu mendekatinya, hingga Ia sudah tak dapat membedakan lagi mana yang cantik dan mana yang tidak. Dan sekarang, Ia mengagumi seorang gadis. Bahkan dengan kepribadian nyelenehnya itu.

"Ada apa denganku? Kenapa aku terus memikirkannya?" tanyanya bermonolog sendiri.

"Vanilla? Siapa kau sebenarnya?" lagi-lagi Ia terus bertanya sendiri. Dengan mata yang menatap langit-langit, Ia terus berpikir keras mengenai gadis itu. Hingga matanya terpejam, lalu terlelap dengan membawa bayangan sang gadis menuju dermaga mimpi.

**

Mentari pagi menyapa seorang gadis yang tengah memoleskan riasan terakhir diwajahnya didepan meja rias.

Dirasa cukup, Ia berdiri dan sedikit merapihkan rok hitamnya yang sedikit kusut. Menyisir kembali rambut panjangnya dengan jari-jari tangannya.

"Cie ... Yang mau ketemu cinta pertamanya." ledek sang sahabat yang baru keluar dari kamar mandi seraya menggosok rambutnya yang basah.

Semalam, Vani menceritakan kejadian kemarin pada sahabatnya itu. Sofi yang terus memaksa sang gadis untuk bercerita, akhirnya pasrah menceritakan semuanya.

Vani tersenyum menanggapi itu. Mungkin karena dirinya yang berdandan, membuat sahabatnya itu mengira yang bukan-bukan. Mengingat dirinya yang jarang menempelkan make up diwajahnya, mungkin terlihat aneh dimata sahabatnya.

"Apa sih Fi? Kamu gak baca ya, peraturan kantor?" sergah Vani yang tak ingin terus diledek.

"Iya aku tau. Jangan kek mayat hidup kan?" kekeh Sofi hingga keduanya tergelak.

"Tapi aku yakin, bukan karena itu aja. Pasti karena si boss juga, kan?" ledeknya lagi.

"Apaan sih? Nggaklah!" sangkalnya dengan terus tertawa.

"Gak apa-apalah La! Kamu harus jujur sama boss, kalo kamu Vanilla yang dulu ngajak dia nikah." kekeh Sofi.

"Siapa yang ngajak nikah? Nggak!" sangkal Vani dengan berpikir keras. Benarkah Ia pernah mengatakan itu?

"Cih! Lupa, apa pura-pura lupa? Kamu pernah bilang itu loh sama aku." ucapnya dengan nada kembali meledek. Vani hanya terdiam seraya mengingat hal itu.

"Kebayang gak sih, kalo tiba-tiba si boss inget kamu. Dan beneran ngajak kamu nikah. Gimana coba?" goda Sofi.

Vani menghembuskan napasanya panjang. Pembicaraan sang sahabat sungguh tak masuk akal. Biarpun sang boss mengingatnya, belum tentu Ia memiliki rasa yang selama ini Ia rasa pada pria itu.

"Ngawur! Mana mungkin." selak Vani. "Udah buruan sana! Keburu siang, ntar kita telat lagi."

Tak ingin berlama-lama dengan andai-andai, Vani pun mengusir sahabatnya itu dari kamarnya yang baru saja menumpang mandi. Keadaan rumah yang tidak terlalu luas, membuat rumah yang disewanya itu hanya memiliki satu kamar yang memiliki kamar mandi dan itu adalah kamar yang ditempatinya.

"Iya, iya!" Sofi pun berlalu dari kamar Vani dan menuju kamarnya sendiri.

**

"Ck! Mana sih? Bis nya kok lama banget ya." Gerutu Sofi yang terus mondar mandir didepan halte bis.

Vani yang tengah duduk dengan memainkan layar pipih ditangannya mendongak. "Sabar Fi, kamu duduk dulu!" ajaknya menenangkan sahabatnya itu.

Ia juga melirik jam dipergelangan tangannya. "Kita masih punya waktu tiga puluh menit untuk sampai di kantor." lanjutnya.

"Tapi aku gak tenang La, aku takut telat. Kamu tau sendiri, hari ini tuh jadwal aku mengantar berkas kehadapan sekretaris yang katanya galak itu." jelas Sofi dengam wajah begitu khawatir, namun tak ayal bokongnya mendarat juga disamping Vani.

"Emang iya ya, sekretaris si boss tuh galak bener? Bukannya boss nya yang galak, kok ini malah sekretarisnya?" Sofi bertanya-tanya merasa heran.

Vani hanya mengedikan bahunya acuh. "Entah!" ucapnya seraya mata yang fokus kedepan benda yang dipegangnya.

Sofi menoleh dan melihat dirinya yang seperti diabaikan, membuat gadis berambut sebahu itu berdecak kesal.

"Ck! Ila ihh ..." rengeknya kesal seraya menyenggol lengan sang sahabat, hingga ponsel ditangan Vani pun jatuh.

Braakk!!

"Astaga!"

Kedua gadis itu membelakak mendapati ponsel itu tergeletak dibawah. Dengan cepat Vani mengambil layar pipih yang retak dibagian tengahnya itu dan kembali duduk ditempatnya tadi. Sofi merasa shok, Ia menatap nanar pada sahabatnya itu dengan menutup mulutnya.

"Maaf!" cicit Sofi dengan mata berkaca-kaca. Sungguhpun dirinya merasa bersalah pada sahabatnya itu.

Vani menoleh dan tersenyum kearah sahabatnya itu, "gak apa-apa. Ini masih nyala kok." ucapnya memperlihatkan layar itu, mencoba menenangkan agar sang sahabat tak terlalu khawatir.

Sofi peluk sahabatnya dari samping. Sahabatnya ini sungguh begitu bijak, hingga Ia tak mempermasalahkan hal itu.

"Maaf ya! Janji deh, ntar kalo dapat gaji aku perbaiki, atau kalo perlu ganti yang baru. Ya!" sesal Sofi seraya memberikan penawaran.

Vani tertawa kecil mendapati itu. Ia usap tangan sang sahabat yang bertengher dibahunya. "Iya, udahlah gak apa-apa juga." balas Vani dengam santainya.

Ditengah perbincangan mereka, suara klakson mobil mengalihkan atensi mereka.

Tin! Tin!

Kedua gadis itu mendongak melihat mobil asing yang baru keduanya lihat. Entah siapa pemilik mobil yang kini berhenti didepan mereka.

Kaca pintu belakang mobil pun terbuka, hingga menampakan seorang pria dari dalam sana dengan senyuman manis yang menghiasi wajah tampannya.

Deg!

Jantung Vani berdebar begitu kencang melihat siapa orang didalam sana, lebih tepatnya melihat lengkungan indah dari bibir sexy itu. Ia terpaku menatapnya, hingga Ia tak menyadarai sang boss yang sudah berada dihadapannya.

"Kalian anak magang, kan?" tanyanya yang sukses membuyarkan lamunan Vani.

"Mmm iya pak!" balas Vani dan Sofi serempak. Kedua gadis itu juga mengangguk hormat pada atasannya itu.

"Kenapa belum berangkat?" tanyanya lagi.

"Kita lagi nunggu bis pak. Entah kenapa pagi ini bis kita lama banget datangnya." keluh Sofi dan langsung dapat senggolan dilengan dari sahabatnya.

"Ya udah, kalian bareng saja sama saya!" ajaknya hingga kedua gadis itu saling lirik merasa canggung.

"Tapi pak-" Vani hendak menjawab namun sang boss menyelaknya.

"Lima belas menit lagi." Aska melirik jam dipergelangan tangannya. "Yakin masih mau nunggu bis?" tanyanya.

Vani hendak menjawab, namun Sofi segera menyelaknya. "Terima kasih pak, atas tumpangannya!" ucapnya dengan girang.

Ia tak memedulikan wajah sahabatnya yang tengah bertanya padanya, yang jelas Ia tak mau sampai terlambat dan kena omel sekretaris yang digadang-gadang galak itu. Ia bangkit dan menyeret tangan sahabatnya.

"Ayo, La!" ajaknya. Vani hanya menghembuskan napasnya pelan seraya ikut berdiri.

Aska tersenyum melihat itu. Ia yang sengaja berhenti karena melihat sang gadis disana, begitu senang. Akhirnya sang gadis menerima tawarannya.

Putra yang berada didepan kemudi, membuka kaca mobilnya. Kedua gadis itu menganggukan kepala memberi hormat padanya.

"Kamu!" tunjuk putra pada Sofi dengan dagunya. "Duduk didepan!" titahnya tegas.

"S-saya pak?" tanya Sofi sedikit gugup.

"Iya, kamu!" balasnya dengan nada tak bersahabat. "Cepetan!" titahnya lagi.

"I-iya!" balas Sofi. Tanpa bertanya lagi Ia segera berlari mengitari mobil, lalu membuka pintu depan dan memasukinya.

"Ayo, masuk!" ajak Aska seraya membukakan pintu untuk sang gadis dan diiyakan oleh Vani dengan sopan.

Setelah mereka masuk, mobil pun melesat meninggalkan tempat itu.

\*\*\*\*\*\*

Jangan lupakan jejaknya yaa🤗 Hari senin ini, yang punya vote, boleh bagi dong🤭 yuk ramaikan kolom komentarnya, biar mak othor semangat up lagi😙

Pak boss modusin anak magang euy🤣

Gadis cantik, korban modusnya si boss🤣

Terpopuler

Comments

*k🎧ki€*

*k🎧ki€*

betis pak boss kayak singkong habis dikupas. lah betis aq kayak singkong bakar 😱🙈

2023-05-12

1

Aqiyu

Aqiyu

cocok Sofi sama Putra sama-sama wewet😃

2022-10-15

1

Sri Wahyuni

Sri Wahyuni

Soffi jodohnya sang skretaris jutek itu pas dg Soffi yg cerewet ,,,

2022-07-18

0

lihat semua
Episodes
1 Terlihat familier
2 Karyawan magang
3 Cinta pertama
4 Jatuh dipundak
5 Dia Ila bukan Vani
6 Membuka hati
7 Direktur single
8 Gadis cantik?
9 Perlakuan manis
10 Rela kepentok
11 Lupakan itu!
12 Tugas dari boss
13 Merindukanmu
14 Takut dan khawatir
15 Bolehkah aku mengenalmu?
16 Calon mantu
17 Bertemu secara pribadi
18 Janji anak kecil
19 Menikung kekasih orang
20 Terlelap dibahuku
21 Rasaku dan rasamu
22 Sesakit ini?
23 Sudah cukup Tuhan menyembunyikanmu
24 Calon istri?
25 Orang terpenting dihidupku
26 Celebek?
27 Tergoda
28 Kencan pertama
29 Dinner
30 Definisi cemburu
31 My future wife
32 Sadar
33 Calon mertua
34 Gembel
35 Menginap
36 Turunan meong
37 Keluarga?
38 Pantang melepaskan
39 Cincin lamaran
40 Mabok mobil
41 Kesungguhan dan cinta
42 Pingsan
43 Kawin gantung
44 Drama dadakan
45 You're my wife
46 SAH!
47 Pagi pertama
48 Kenapa-kenapa
49 Lamaran atau perintah?
50 Dicium Om Om!
51 Cari yang bening
52 Tugas
53 Apa boleh?
54 Pura-pura
55 Kekasih bohongan
56 Melindungi
57 Kepercayaan
58 Sarapan pertama
59 Buah penantian
60 Nikah dadakan?
61 Mobil bergoyang
62 Mood booster
63 Tercyduk
64 Malam pertama
65 Gagal melepas keperjakaan
66 Gosip kantor
67 Ay ...!!!
68 Bucin
69 Rasanya ... TerAka-Aka
70 Mamih
71 Timom
72 Sultan low budget
73 Ilmu dari suhu
74 Kubangan merah
75 Bobol membobol
76 Saingan semangka
77 Pijitan
78 Bu boss manja
79 Pecel karedok
80 Bingung?
81 Hamil
82 Akhirnya
83 Promo Novel Baru "Terjerat Cinta Pria Dingin"
84 Promosi karya baru "Jerat Cinta Sang Playboy"
85 Promo Karya Baru "My Hot Uncle"
Episodes

Updated 85 Episodes

1
Terlihat familier
2
Karyawan magang
3
Cinta pertama
4
Jatuh dipundak
5
Dia Ila bukan Vani
6
Membuka hati
7
Direktur single
8
Gadis cantik?
9
Perlakuan manis
10
Rela kepentok
11
Lupakan itu!
12
Tugas dari boss
13
Merindukanmu
14
Takut dan khawatir
15
Bolehkah aku mengenalmu?
16
Calon mantu
17
Bertemu secara pribadi
18
Janji anak kecil
19
Menikung kekasih orang
20
Terlelap dibahuku
21
Rasaku dan rasamu
22
Sesakit ini?
23
Sudah cukup Tuhan menyembunyikanmu
24
Calon istri?
25
Orang terpenting dihidupku
26
Celebek?
27
Tergoda
28
Kencan pertama
29
Dinner
30
Definisi cemburu
31
My future wife
32
Sadar
33
Calon mertua
34
Gembel
35
Menginap
36
Turunan meong
37
Keluarga?
38
Pantang melepaskan
39
Cincin lamaran
40
Mabok mobil
41
Kesungguhan dan cinta
42
Pingsan
43
Kawin gantung
44
Drama dadakan
45
You're my wife
46
SAH!
47
Pagi pertama
48
Kenapa-kenapa
49
Lamaran atau perintah?
50
Dicium Om Om!
51
Cari yang bening
52
Tugas
53
Apa boleh?
54
Pura-pura
55
Kekasih bohongan
56
Melindungi
57
Kepercayaan
58
Sarapan pertama
59
Buah penantian
60
Nikah dadakan?
61
Mobil bergoyang
62
Mood booster
63
Tercyduk
64
Malam pertama
65
Gagal melepas keperjakaan
66
Gosip kantor
67
Ay ...!!!
68
Bucin
69
Rasanya ... TerAka-Aka
70
Mamih
71
Timom
72
Sultan low budget
73
Ilmu dari suhu
74
Kubangan merah
75
Bobol membobol
76
Saingan semangka
77
Pijitan
78
Bu boss manja
79
Pecel karedok
80
Bingung?
81
Hamil
82
Akhirnya
83
Promo Novel Baru "Terjerat Cinta Pria Dingin"
84
Promosi karya baru "Jerat Cinta Sang Playboy"
85
Promo Karya Baru "My Hot Uncle"

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!