Lupakan itu!

Aska memejamkan matanya merasakan dingin yang menjalari kulit kepala belakangnya. Senyumnya terukir kala sentuhan dari tangan lembut menari dibagian rambut yang menutupi benjolan itu. Hingga rasa denyutan pun sudah hilang tak terasa lagi.

Dengan telaten Vani mengompres kepala sang boss yang kini tengkurap diatas sofa. Ia ikut meringis, kala reflek sang boss mengerjat pelan karena sentuhan air es yang mengenai kulit kepalanya.

"Pasti ini sakit ya, Pak?" tanya Vani dengan sendu.

"Sedikit. Bentar lagi juga sembuh." balas Aska.

"Maafin saya ya, Pak! Saya beneran gak sengaja." sesal Vani untuk kesekian kalinya.

"Gak apa-apa, gak perlu minta maaf terus. Lagian ini salah saya juga, sudah berbuat kurang sopan terhadap kamu." balas sang bos. "Maafin saya ya!" lanjutnya dengan nada menyesal.

"Nggak Pak! Bapak gak salah. Saya yang salah." sangkal Vani.

Aska tersenyum menanggapi itu. "Ya udah kita gak usah salah-salahan lagi. Itu cuma kesalah pahaman kecil. Jadi kita lupakan itu!" tutur Aska menengahi pembicaraan mereka dan diiyakan oleh sang gadis.

"Sebaiknya, Bapak istirahat aja dulu! Saya beliin makanan sama obat dulu buat bapak." ucap Vani.

"Gak usah, gak apa-apa. Malah ngerepotin kamu. Ini juga sudah sedikit meningan." tolaknya dengan halus.

"Gak apa-apa Pak, saya gak merasa direpotin sama sekali. Biar saya beli obat, agar rasa pusingnya hilang." jelas Vani.

Aska hendak berkomentar, namun Vani segera menyelaknya. "Bentar ya Pak! Saya pergi dulu, nanti saya kembali lagi." ucapnya seraya berlenggang keluar ruangan dengan cepat.

Aska hanya tersenyum lebar mendengar penuturan sang gadis. Wajahnya tiba-tiba terasa terbakar mendapat perhatian itu. Ia sampai melesakan wajah pada bantal.

"Ya ampun! Ada apa denganku?" tanyanya bermonolog sendiri, lalu Ia menertawakan tingkahnya sendiri yang baru pertama mengalami hal itu.

Sungguhpun jika ada yang melihatnya saat ini, pastilah dirinya dianggap aneh. Bahkan mungkin mereka akan mengira dirinya gila.

"Vanilla?" gumamnya seraya memejamkan mata untuk menikmati detak jantung yang terus berdegup kencang

**

Sementara itu didalam ruang sekretaris, Sofi sudah menyerahkan tumpukan berkas pada pria yang kini menahannya agar tak segera keluar.

Sudah sepuluh menit sang gadis tetap berdiri tanpa diperintahkan untuk duduk. Hingga kemungkinan tumitnya terluka karena heels yang dipakainya. Berulang kali Ia melirik jam dipergelangan tangannya dan kakinya yang sudah mulai tak bisa diajak kompromi.

"Pak, apa saya boleh kembali?" tanyanya. Takut-takut membangunkan macan yang sedang tenang, Ia memberanikan diri bertanya meski dengan ragu.

Putra menatap tajam kearah sang gadis. Bukannya takut Sofi malah menaikan alisnya sebelah seolah meminta jawaban dari pertanyaannya tadi.

"Kamu bisa diam gak? Saya lagi konsentrasi." sungut Putra.

Sofi melongo mendengar nada bicara pria didepannya yang begitu arogan. Padahal Ia bertanya dengan baik-baik. Tapi memang dasarnya galak mah, galak aja. Ia hanya mencebikan bibir sesaat setelah sang pria kembali berkutat dengan map dan kertas-kertas didepannya.

"Jangan meledek, saya tau kamu lagi ledekin saya!" ucap Putra masih dengan nada yang sama dan tatapan yang masih fokus dengan berkas didepannya.

"Ng-ngak, Pak!" balasnya dengan sedikit gelagapan.

'Yaelah ini orang, matanya banyak kali ya?' batin Sofi menggerutu sendiri.

Kakinya kian tak mampu menopang bobot tubuhnya. Hingga Ia pun kembali bertanya. "Maaf Pak! Tapi kaki saya pegal. Apa saya boleh duduk?" tanyanya.

Putra kembali mendongak dan hendak menjawab. Namun belum juga bibirnya berucap, tiba-tiba sang gadis membantingkan diri diatas sofa.

"Siapa suruh kamu duduk disana?" tanyanya dengan nada yang sama.

"Ya ampun Pak! Kaki saya sakit. Bentar saya numpang duduk dulu disini." balasnya seraya membuka heels yang Ia pakai. Bahkan Ia melupakan pria yang menatap tajam dirinya.

Benar saja tumitnya lecet terkena goresan heels yang memang ukurannya sedikit kecil.

Putra yang mendengar rintihan sang gadis menghembuskan napasnya panjang. Ia ambil kotak dari dalam laci mejanya. Kemudian Ia pun bangkit dari tempat duduknya, lalu menghampiri sang gadis.

Sofi meniup pelan tumitnya, hingga Ia dibuat mendongak kala seseorang menyodorkan sebuah kotak padanya.

"Obati lukamu!" titahnya.

"Gak usah Pak. Gak apa-apa," balas Sofi merasa tak enak.

Namun tanpa diduga, Putra berjongkok didepannya dan mengambil kaki putih itu keatas lututnya. "Ngeyel." ucapnya.

Sofi terpaku mendapati perhatian dari sang pria. Hingga sentuhan dikaki itu meyadaraknnya dan dengan reflek Ia mengerakan kakinya.

Dugg

"Aww!!"

Putra meringis, kala kaki mulus itu berhasil mencium hidungnya. Sofi shok bukan main, dengan sigap Ia mencoba memegang tangan Putra yang bertengger dihidungnya.

"Maaf Pak! Maaf! Saya gak sengaja." sesalnya.

Putra dengan kasar menepis tangan Sofi dengan sorot mata tajam. "Keluar!" titahnya dengan tegas.

"Maafin saya Pak, saya gak sengaja. Tadi tuh-" belum juga pembelaan dirinya selesai, Putra sudah kembali mengeluarkan kata-katanya.

"Kamu gak denger? Saya bilang keluar, ya keluar!" titahnya lagi dengan nada semakin tegas.

"Tapi Pak-"

"Kamu budeg ya? Keluar!" tegasnya lagi dengan bentakan.

Mendengar bentakan itu sukses membuat mata sang gadis berkaca-kaca dengan bibir maju kedepan. Ia bangkit dari duduknya dengan menenteng satu heelsnya. Dengan jalan terpincang, Ia menggerutu kesal menuju pintu keluar.

"Dasar macan! Gak punya perasaan. Punya mulut udah kek mercon, asal jeplak aja. Dia pikir dia siapa? Baru juga sekretaris, belum jadi boss nya. Udah ngeselin." gerutunya pelan, yang sayang gerutuan itu sampai diindera pendengaran sang pria.

"Ngomong apa barusan?" tanyanya.

"Ah nggak Pak! Saya permisi." pamit Sofi dan segera ngibrit keluar dari ruangan itu.

"Ngeselin tuh cewek. Ditolongin malah ngelunjak." gerutu Putra seraya mengelus hidung mancungnya yang berdenyut. "Lagian ngapain juga aku tolongin? Gak guna." lanjutnya.

Ia pun kembali ke meja kerjanya dan kembali memulai pekerjaannya meski dengan hidung yang masih terasa ngilu.

**

Vani kembali kelantai yang ditempati sang boss dengan menenteng satu kantong kresek ditangannya. Ia berlenggang menuju pantry, mengambil air dan alat makan untuk menyiapakan makanannya.

Tak lama makanan pun siap. Vani mengetuk pintu sang boss, namun tak ada jawaban apapun dari dalam sana. Karena tak mendapat jawaban, pelan-pelan Ia buka pintu itu. Pemandangan yang Ia lihat masih sama, namun tak ada jawavan apapun dari sang boss.

'Apa dia tidur?' batinnya.

Ia mendekat dan melihat sang boss yang masih diposisi sama, namun dengan mata yang terpejam. Sesaat setelah dirinya menyimpan makanan yang Ia bawa keatas meja.

Vani tersenyum mendapati sang bos yang sudah terlelap. Ia menekukan kedua kakinya dilantai, didepan sofa. Ia pandangi lekat-lekat wajah tampan itu hingga tangannya terulur menyentuh rambutnya.

"Cepat sembuh, Aka!" Cicitnya.

Ia hendak berdiri, namun suara sang pria membuat Ia menghentikan pergerakannya, hingga dirinya dibuat tertegun.

Deg!

"Jangan pergi lagi. Kumohon, tetaplah disini."

\*\*\*\*\*\*

Maaf up nya telat! Biasa dunia nyata lagi sibuk🙈 Yuk jejaknya jangan lupa yaa🤗

Terpopuler

Comments

Aqiyu

Aqiyu

ditinggal bentar udah tidur

2022-10-15

1

Samitha

Samitha

jan bilang klo aka ngigo😌

2022-07-06

2

Yanti puspita sari🌹🥀

Yanti puspita sari🌹🥀

aka ngelindur apa gmna ya

2022-07-06

2

lihat semua
Episodes
1 Terlihat familier
2 Karyawan magang
3 Cinta pertama
4 Jatuh dipundak
5 Dia Ila bukan Vani
6 Membuka hati
7 Direktur single
8 Gadis cantik?
9 Perlakuan manis
10 Rela kepentok
11 Lupakan itu!
12 Tugas dari boss
13 Merindukanmu
14 Takut dan khawatir
15 Bolehkah aku mengenalmu?
16 Calon mantu
17 Bertemu secara pribadi
18 Janji anak kecil
19 Menikung kekasih orang
20 Terlelap dibahuku
21 Rasaku dan rasamu
22 Sesakit ini?
23 Sudah cukup Tuhan menyembunyikanmu
24 Calon istri?
25 Orang terpenting dihidupku
26 Celebek?
27 Tergoda
28 Kencan pertama
29 Dinner
30 Definisi cemburu
31 My future wife
32 Sadar
33 Calon mertua
34 Gembel
35 Menginap
36 Turunan meong
37 Keluarga?
38 Pantang melepaskan
39 Cincin lamaran
40 Mabok mobil
41 Kesungguhan dan cinta
42 Pingsan
43 Kawin gantung
44 Drama dadakan
45 You're my wife
46 SAH!
47 Pagi pertama
48 Kenapa-kenapa
49 Lamaran atau perintah?
50 Dicium Om Om!
51 Cari yang bening
52 Tugas
53 Apa boleh?
54 Pura-pura
55 Kekasih bohongan
56 Melindungi
57 Kepercayaan
58 Sarapan pertama
59 Buah penantian
60 Nikah dadakan?
61 Mobil bergoyang
62 Mood booster
63 Tercyduk
64 Malam pertama
65 Gagal melepas keperjakaan
66 Gosip kantor
67 Ay ...!!!
68 Bucin
69 Rasanya ... TerAka-Aka
70 Mamih
71 Timom
72 Sultan low budget
73 Ilmu dari suhu
74 Kubangan merah
75 Bobol membobol
76 Saingan semangka
77 Pijitan
78 Bu boss manja
79 Pecel karedok
80 Bingung?
81 Hamil
82 Akhirnya
83 Promo Novel Baru "Terjerat Cinta Pria Dingin"
84 Promosi karya baru "Jerat Cinta Sang Playboy"
85 Promo Karya Baru "My Hot Uncle"
Episodes

Updated 85 Episodes

1
Terlihat familier
2
Karyawan magang
3
Cinta pertama
4
Jatuh dipundak
5
Dia Ila bukan Vani
6
Membuka hati
7
Direktur single
8
Gadis cantik?
9
Perlakuan manis
10
Rela kepentok
11
Lupakan itu!
12
Tugas dari boss
13
Merindukanmu
14
Takut dan khawatir
15
Bolehkah aku mengenalmu?
16
Calon mantu
17
Bertemu secara pribadi
18
Janji anak kecil
19
Menikung kekasih orang
20
Terlelap dibahuku
21
Rasaku dan rasamu
22
Sesakit ini?
23
Sudah cukup Tuhan menyembunyikanmu
24
Calon istri?
25
Orang terpenting dihidupku
26
Celebek?
27
Tergoda
28
Kencan pertama
29
Dinner
30
Definisi cemburu
31
My future wife
32
Sadar
33
Calon mertua
34
Gembel
35
Menginap
36
Turunan meong
37
Keluarga?
38
Pantang melepaskan
39
Cincin lamaran
40
Mabok mobil
41
Kesungguhan dan cinta
42
Pingsan
43
Kawin gantung
44
Drama dadakan
45
You're my wife
46
SAH!
47
Pagi pertama
48
Kenapa-kenapa
49
Lamaran atau perintah?
50
Dicium Om Om!
51
Cari yang bening
52
Tugas
53
Apa boleh?
54
Pura-pura
55
Kekasih bohongan
56
Melindungi
57
Kepercayaan
58
Sarapan pertama
59
Buah penantian
60
Nikah dadakan?
61
Mobil bergoyang
62
Mood booster
63
Tercyduk
64
Malam pertama
65
Gagal melepas keperjakaan
66
Gosip kantor
67
Ay ...!!!
68
Bucin
69
Rasanya ... TerAka-Aka
70
Mamih
71
Timom
72
Sultan low budget
73
Ilmu dari suhu
74
Kubangan merah
75
Bobol membobol
76
Saingan semangka
77
Pijitan
78
Bu boss manja
79
Pecel karedok
80
Bingung?
81
Hamil
82
Akhirnya
83
Promo Novel Baru "Terjerat Cinta Pria Dingin"
84
Promosi karya baru "Jerat Cinta Sang Playboy"
85
Promo Karya Baru "My Hot Uncle"

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!