Disebuah ruangan yang cukup luas, tampak banyak orang yang mengenakan pakain putih hitam dengan serempak. Mereka tengah duduk disebuah kursi dengan wajah-wajah tegang.
"Selamat datang kepada para karyawan yang akan berdedikasi pada perusahaan ini. Saya harap kalian semua bisa belajar dan bekerja dengan baik disini." Seorang wanita dewasa tengah menyampaikan pidato untuk menyambut para karyawan yang akan magang diperusahaan yang tengah berkembang itu.
"Saya juga berharap, kalian bisa mematuhi segala aturan dan tata tertib perusahaan ini. Jika belum ada yang kalian mengerti silahkan bisa bertanya kepada saya." Lanjutnya.
Namun mereka masih diam tak ada yang bersuara, sepertinya suara wanita berkacamata dengan rambut sebahunya itu memberi aura mencengkam untuk para karyawan magang itu. Ada kisaran sepuluh orang karyawan dan sepuluh orang karyawati yang akan magang disana.
"Sebentar lagi, kita akan kedatangan Direktur kita. Jadi kalian persiapkan diri kalian untuk menyambutnya." Lanjutnya hingga membuat suasana kian mencekam.
Semua orang berpendapat jika semua bos pastilah seorang yang dingin, kejam, arogan, dan masih banyak lagi sifat menakutkan lainnya. Membayangkannya saja sudah membuat tenggorokan mereka tercekat dan berkeringat dingin. Jika kepala HRD saja sudah setegas ini, bagaimana dengan bos nya?
Ceklek!
Pintu terbuka hingga menampakan dua orang pria yang memasuki ruangan dan berjalan menaiki podium. Semua mata mendongak menatap kehadiran Direktur mereka.
"Itu bukannya?" Salah seorang gadis dari deretan salah satu karyawati berbisik dan langsung dapat sikutan dari teman disampingnya. Memberi kode agar Ia diam.
"Selamat pagi semuanya!" Ucap sang Direktur.
"Pagi pak!" Balas mereka serempak.
"Selamat datang di A'art design. Perkenalkan saya Aska Giovano Aruman, Direktur perusahaan ini."
Deg!
Seorang gadis terpaku mendengar penuturan sang Direktur. Matanya membola dengan jantung yang berdegup kencang.
"Aka?" Gumamnya pelan.
Matanya tiba-tiba memanas dan berkaca-kaca. Nama seseorang yang sudah lama tak pernah Ia dengar, kini Ia dengar begitu jelas. Bahkan si pemilik nama berada tepat didepan matanya. Ingin sekali Ia berlari kedepan dan menubrukan diri pada seseorang bertubuh tegap dan begitu tampan didepan sana.
Pantas saja Ia begitu familier melihat pria yang tadi terus mentapnya, ternyata itu memang pria yang Ia kenal. Dan perusahaan ini? Kenapa Ia tak melihat detail perusahaan ini? Kenapa Ia melupakan nama Direkturnya?
Segala sambutan dari sang direktur tak Ia dengar, pikirannya melayang pada kejadian tadi dan mengingatkan Ia pada belasan tahun silam. Hingga genggaman tangan sang sahabat menyadarkannya.
"Kenapa?" Tanyanya.
"Giliran kamu La, buat memperkenalkan diri." Bisik teman disampingnya.
Sang gadis melirik kana dan kiri, ternyata atensi semua orang kini tertuju padanya. Ia menghembuskan napasnya panjang dan mulai berdiri. Gadis cantik dengan tinggi seratus enam puluh senti meter, berkulit putih, rambut panjang yang dibiarkan tergerai, dan bentuk tubuh yang ideal. Sungguh ciptaan Tuhan yang dikagumi semua kaum adam.
"Perkenalkan nama saya Van-" Belum juga sang gadis menyebutkan namanya, seseorang dari luar mengetuk pintu dan membukanya.
"Maaf pak mengganggu!" Sesal salah satu staf yang nampak segan pada atasannya itu dan diangguki Aska.
"Seseorang sudah menunggu bapak diruangan anda." Ucapnya.
"Siapa?" Tanyanya.
"Maaf pak saya kurang tau. Dia seorang wanita, dan dia bilang ini darurat." Balasnya dan diangguki Aska.
"Baiklah! Cukup sampai disini dulu perkenalannya. Sekali lagi saya ucapkan selamat datang dan selamat bergabung dengan kami. Terima kasih." Tuturnya diakhiri senyuman manisnya.
Lalu matanya menatap sang gadis yang masih berdiri. Sejujurnya Ia masih penasaran dan ingin tau nama gadis itu, namun sepertinya Ia harus mengurungkan niatnya untuk tau hal itu. Ia pun berlalu diiringi sang asisten dibelakangnya.
"Baiklah ini sudah waktunya jam istirahat, semuanya boleh keluar!" Ucap bu Neti, kepala HRD setelah sang direktur hilang dibalik pintu.
Semua orang membubarkan diri terkecuali sang gadis yang sedari tadi berdiri dan kini duduk dengan lemas. Lututnya bergetar hebat dengan degup jantung yang semakin berpacu kencang.
"La! Kamu kenapa?" Tanya temannya menepuk pundak sang gadis, namun Ia hanya diam tak menjawab.
"La!" Tegurnya lagi, namun masih juga belum ada respon.
"Vanilla!" Tegurnya lagi dengan sedikit bentakan hingga sang gadis pun terlonjak.
"Ya ampun Fi!" Ia sampai mengusap dadanya karena terkejut.
"Lagian kamu sih ngelmaun aja. Mikirin apaan sih?" Tanya Sofi yang penasaran dengan diamnya sang sahabat.
"Gak mikirin apa-apa kok." Balas Vanilla tertunduk.
"Bohong! Aku kenal kamu sudah lama La, jadi kamu gak bisa bohongi aku." Selak Sofi dengan nada tegas.
Vanilla yang tak bisa berbohong didepan sahabatnya itu mendekapnya menyembunyikan buliran air mata yang sedari tadi Ia tahan. Melihat tempat itu sepi dan hanya berdua dengan sahabatnya, membuat Ia leluasa Menumpahkan sesak yang tiba-tiba menghimpit rongga dadanya.
"Akhirnya Tuhan mempertemukan aku dan dia." Lirihnya.
"Maksudmu?" Tanya Sofi memastikan. Meski Ia tau maksud sang sahabat, tapi Ia ingin memastikan.
"Aka! Aka!"
Pecah sudah tangis gadis cantik itu. Sofi menepuk-nepuk pundaknya dan mencoba menenangkannya.
******
Si kalem penuh misteri🤭
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 85 Episodes
Comments
Rossa Simangusong
baru lagi nyampe terus perkenalan diri,,kok udah istirahat aja? memangnya di perusahaan kek gitu ya? 🤣😅
2024-07-12
0
Suwindra Ewin
❤❤❤
2023-10-27
1
~¥^D^~
kereen ceritanya
2023-10-13
1