Chapter 19: Serangan Tak Terduga

Pertempuran saudara antara Jacob dan Jason pun terjadi. Konspirasi pemberontakan Jason yang tidak terima jika adiknya menggantikan sang ayah sebagai pemimpin sebelum kematian membuat pria itu nekat.

Ayah mereka memang sudah sakit keras, tetapi segala hal tentang dunia bawah bukannya diserahkan pada Jason, malah diberikan pada Jacob posisi terpenting itu.

Dengan dibantu oleh kelompok Zack, Jasson dan antek-anteknya berusaha membunuh adiknya sendiri. Dia bahkan dengan tega mengurung sang ayah, dan memutus akses agar ayahnya tidak bisa memerintah. Untuk itulah, tangan kanan ayah Jacob meminta bantuan pada Argon agar mengirim Michael membantu putra kesayangan keluarga itu.

Benar saja, setibanya Michael di sana tinggal menunggu peluru melesat, Jacob seketika mati di tangan Jason, saudaranya sendiri. Beruntung sebuah tembakan tak kalah cepat dari Michael membuat dua timah panas saling bersinggungan.

"Sialan! Siapa yang berani menghalangiku membunuh orang tidak berguna itu?" murka Jason. "Ternyata Sang Master dari King," ucapnya menyeringai melihat Michael. "Kenapa Master hebat seperti Anda harus mendukung pria tak berguna sepertinya? Bukankah lebih baik bekerja sama denganku? Maka apapun yang kau inginkan aku akan menurutinya."

"Menjijikkan." Hanya satu kata dingin yang keluar dari mulut Michael. "Tangkap dia hidup-hidup!" Perintahnya pada beberapa anak buah di samping.

Pertempuran pun tak lagi terelakkan, sedangkan Michael hanya berdiri di satu tempat sambil mengedarkan pandangan mencari sosok Zack di kegelapan malam.

Ternyata meskipun kedua kakinya sudah terluka, pria itu masih saja meneruskan ambisinya, untuk mendukung Jason dalam menguasai kartel persenjataan terbesar di negara itu. Sesaat sebelah bibir Michael terangkat ke atas mendapati apa yang dicari. "Kau sendiri yang mengantarkan nyawa padaku," gumamnya lantas berlari menuju seorang pria yang hanya bersembunyi di satu tempat tergelap.

"Katakan hallo pada malaikat kematian!" Michael sudah meluruskan tangan, dengan senjata api di tangannya. Namun, sedetik kemudian, asap tebal berisikan gas air mata tiba-tiba saja menguap di sekitarnya.

Michael seketika mengurungkan niat dan menutup mata dengan lengannya. Tanpa sadar sebuah senjata tajam menyilang di punggungnya tanpa aba-aba, membuat pria itu lemas seketika karena serangan tak terduga.

"Anggap saja ini sebagai tanda perkenalan dariku, Master Michael." Suara seorang wanita, melesat cukup cepat melewati Michael begitu saja.

Michael menembakkan pistolnya ke segala arah. Namun, sayang ketika semua itu mereda hanya ada kekosongan di sana. Hal paling buruknya, Zack juga sudah pergi dibawa seorang lainnya dengan pakaian ninja serba hitam tampak di kejauhan.

"Master, Anda terluka?" tanya seorang anak buah berusaha membantu Michael berdiri.

Michael hanya diam menahan sakitnya. Beruntung para anak buahnya berhasil menahan Jason, hanya Zack dan antek-anteknya yang berhasil melarikan diri. Ini seperti sebuah umpan yang sengaja dilakukan untuk mengundang Michael. Karena mereka bahkan tidak membantu Jason dalam melarikan diri.

"Jacob, urusan hukuman di klanmu kami tidak ikut campur. Kau pasti tahu bagaimana cara mengatasi para pengkhianat ayahmu itu. Sekarang adalah waktunya bagimu untuk menunjukkan pada mereka, jika kau memang pantas menjadi pemimpin." Setelah mengatakan hal itu, Michael melangkah pergi dengan dibantu anak buahnya.

Luka di punggungnya cukup parah. Dia tidak ingin berlama-lama di tempat itu dan memilih kembali ke kastil. Hal yang ditangkap olehnya kali ini adalah, ada orang yang mengincar nyawanya secara tidak langsung. Akan tetapi, mereka tidak mengibarkan bendera perang, melainkan berkonspirasi dengan mengacaukan pihak lain agar dia datang.

Kepulangan Michael membuat para pengurus kastil keteteran. Beberapa tim dokter sudah berada di kamar merawat luka di punggung pria itu. Entah berapa banyak baskom dengan air berwarna merah berlalu lalang sejak tadi.

Hingga akhirnya luka itu pun dijahit sempurna dan Michael terlelap dengan tengkurap karena kondisinya yang tidak memungkinkan. Beruntung dia tidak sampai kehabisan darah karena kondisinya yang parah.

"Bagaimana ini, Sam?" tanya seorang pengurus wanita kepada atasan.

"Jangan bahas apapun lebih dulu! Biarkan Master beristirahat! Kita tidak bisa melaporkannya di situasi seperti ini," jawab Sam samar-samar di dengar Michael, sebelum akhirnya dia melayang jauh ke alam mimpi.

Dalam mimpi, Michael mengingat kembali. Saat di mana dia terluka parah untuk pertama kalinya. Kala itu, dia harus menjalankan tugas berbahaya, padahal kemampuannya tidak semumpuni saat ini.

Michael lari dari kejaran lawan dan tergeletak tak berdaya di depan sebuah rumah seorang diri. Hingga penghuni di dalamnya pun keluar dan membantunya.

Di saat dia membuka mata, dua bidadari beda usia berjaga di sampingnya. "Kakak, kau sudah siuman?" tanya seorang gadis kecil beranjak remaja dengan senyum di wajahnya.

"Sayang, jangan seperti itu! Biarkan Kakak beristirahat dulu," ucap sang wanita dewasa. "Aku sudah mengobati luka di dadamu. Kau bisa beristirahat dengan tenang di sini."

Michael saat itu hanya mengangguk, menatap perban putih yang melingkar di dadanya begitu rapi. Ternyata Tuhan masih memberikan kesempatan kedua dengan menurunkan dua bidadari yang membuatnya terpesona untuk pertama kali.

Sang gadis tersenyum padanya sambil melambaikan tangan, sebelum akhirnya keduanya menghilang di balik pintu. Sementara itu, Michael kembali terlelap. Namun, sedetik kemudian, suara teriakan seorang gadis kecil memanggil ibunya membuat pria itu kembali membuka mata.

Api berkobar membakar kediaman tersebut. Dengan panik Michael mencoba membangunkan diri, sayangnya tubuh itu seperti tak mampu dia kendalikan.

"Ibu, Ibu. Jangan tinggalkan aku!"

Michael hanya bisa melebarkan mata, menyaksikan dua orang yang pertama kali membantunya dimakan api, sedangkan dia hanya bisa berdiam diri di satu posisi.

Gadis itu menatapnya dengan tatapan sayu. "Semua ini karenamu."

Mimpi indah yang berakhir dengan mengerikan seketika menyadarkan Michael dari tidur panjangnya. Tubuhnya penuh dengan keringat bercucuran, sedangkan para pelayan berada di sampingnya.

"Master, Anda sudah siuman?" tanya Sam.

"Berapa lama aku tertidur?" Michael berusaha untuk bangkit, tetapi luka di bagian punggung memang sangat menyulitkan baginya dalam bergerak.

"Beristirahat dulu, Master. Luka Anda cukup parah. Anda tertidur selama tiga hari."

Bagi Michael adalah hal biasa dia tertidur panjang setelah terluka parah. Karena itulah, setelah siuman dia selalu bertanya berapa lama dia beristirahat. Tiga hari bukanlah waktu yang lama, tetapi sedetik kemudian barulah dia sadar ada yang kurang di sekitarnya.

"Di mana Laura?"

"Itu." Sam enggan untuk menjawab. Dia pun tidak menduga Michael akan bertanya tentang Laura begitu cepat setelah siuman.

"Katakan!"

"Nona Laura menghilang, Master."

"Apa?" Seketika emosi dalam diri Michael menguap begitu saja. Bayangan suara seorang wanita yang menyerangnya kembali terngiang saat itu. "Sejak kapan dia menghilang?"

"Di hari Anda berangkat. Nona meminta izin berjalan-jalan, Master."

"Laura," gumam Michael geram mengepalkan kedua tangan.

To Be Continue..

Terpopuler

Comments

Parwati amiin Parwati

Parwati amiin Parwati

seru banget aku suka baca critanya

2022-09-24

0

Risky Titi sarlinda

Risky Titi sarlinda

terjawab sudah oh pada sat pembunuhan mic ada tapi sayang nya kan setelah terluka mic tidur jadi gak liat anak buah siapa yang melukai ibu Laura

2022-08-26

0

fi_3

fi_3

ceritamu semuanya bagus bgt thot

2022-07-15

1

lihat semua
Episodes
1 Chapter 1: Luka Tak Terduga
2 Chapter 2: Menikahlah
3 Chapter 3: Identitas Tersembunyi
4 Chapter 4: Hidup di Dua Sisi
5 Chapter 5: Menjadi Pelakor
6 Chapter 6: Terjebak Sandiwara
7 Chapter 7: Sakral Tak Berikhrar
8 Chapter 8: Pencuri Kecil
9 Chapter 9: Perjanjian Pra Nikah
10 Chapter 10: Bayaran Mahal
11 Chapter 11: Buat Jatuh Cinta
12 Chapter 12: Mengunjungimu Nanti
13 Chapter 13: Misi Michael
14 Chapter 14: Lebih Baik Kau Lari
15 Chapter 15: Penyamaranku Terbongkar?
16 Chapter 16: Bodoh
17 Chapter 17: Pergi Lagi
18 Chapter 18: Dasar Pelit
19 Chapter 19: Serangan Tak Terduga
20 Chapter 20: Di mana Laura?
21 Chapter 21: Kenapa Harus Dirimu?
22 Chapter 22: Dari Mulut Turun Ke Perut
23 Chapter 23: Biar Kuberi Pelajaran
24 Chapter 24: Kenapa Kau Ada Di Sini?
25 Chapter 25: Itu Kamu?
26 Chapter 26: Segera Nikahi Dia!
27 Chapter 27: Menyusun Rencana
28 Chapter 28: Nyonya Wilson
29 Chapter 29: Malam Panas Dingin
30 Chapter 30: Menikah Minggu Depan
31 Chapter 31: Petaka Pernikahan
32 Chapter 32: Apa Maksudnya Itu?
33 Chapter 33: Kenyataan Pahit
34 Chapter 34: Memprovokasi
35 Chapter 35: Kau Bukan Dia
36 Chapter 36: Menyelamatkan Michael
37 Chapter 37: Terlalu Berbahaya
38 Chapter 38: Benarkah Dia Adikku?
39 Chapter 39: Masa Lalu
40 Chapter 40: Sembilan Nyawa
41 Chapter 41: Rencana Kedua
42 Chapter 42: Mencari Laura
43 Chapter 43: Daerah Betharia
44 Chapter 44: Penyamaran Nathan
45 Chapter 45: Apa Kau Bodoh?
46 Chapter 46: Mereka Datang
47 Chapter 47: Nasib Zack
48 Chapter 48: Pelarian
49 Chapter 49: Laura Kenapa?
50 Chapter 50: Saran Pembersihan
51 Chapter 51: Tragedi Tengah Malam
52 Chapter 52: Pembersihan
53 Chapter 53: Apa Yang Lebih Menyakitkan?
54 Chapter 54: Dasar Mesum
55 Chapter 55: Berusaha Mendekat
56 Chapter 56: Serangan Balik
57 Chapter 57: Dua Satu
58 Chapter 58: Terkontaminasi
59 Chapter 59: Pakaikan Dinas Baru
60 Chapter 60: Kembali
61 Chapter 61: Dasar Wanita
62 Chapter 62: Pesta Peluru
63 Chapter 63: Kemarahan Wanita
64 Chapter 64: Istri Nakal
65 Chapter 65: Akhir James
66 Chapter 66: Mencari Udara Segar
67 Chapter 67: Hubungan Tersembunyi
68 Chapter 68
69 Chapter 69
70 Chapter 70
71 Chapter 71
72 Chapter 72
73 Chapter 73
74 Chapter 74
75 Chapter 75
76 Chapter 76
77 Chapter 77
78 Chapter 78
79 Chapter 79
80 Chapter 80
81 Chapter 81
82 Chapter 82
83 Chapter 83
84 Chapter 84
85 Chapter 85
86 Chapter 86
87 Chapter 87
88 Chapter 88
89 Chapter 89
90 Chapter 90
91 Chapter 91
92 Chapter 92
93 Chapter 93
94 Chapter 94
95 Chapter 95
96 Chapter 96
97 Chapter 97
98 Chapter 98
99 Chapter 99
100 Chapter 100
Episodes

Updated 100 Episodes

1
Chapter 1: Luka Tak Terduga
2
Chapter 2: Menikahlah
3
Chapter 3: Identitas Tersembunyi
4
Chapter 4: Hidup di Dua Sisi
5
Chapter 5: Menjadi Pelakor
6
Chapter 6: Terjebak Sandiwara
7
Chapter 7: Sakral Tak Berikhrar
8
Chapter 8: Pencuri Kecil
9
Chapter 9: Perjanjian Pra Nikah
10
Chapter 10: Bayaran Mahal
11
Chapter 11: Buat Jatuh Cinta
12
Chapter 12: Mengunjungimu Nanti
13
Chapter 13: Misi Michael
14
Chapter 14: Lebih Baik Kau Lari
15
Chapter 15: Penyamaranku Terbongkar?
16
Chapter 16: Bodoh
17
Chapter 17: Pergi Lagi
18
Chapter 18: Dasar Pelit
19
Chapter 19: Serangan Tak Terduga
20
Chapter 20: Di mana Laura?
21
Chapter 21: Kenapa Harus Dirimu?
22
Chapter 22: Dari Mulut Turun Ke Perut
23
Chapter 23: Biar Kuberi Pelajaran
24
Chapter 24: Kenapa Kau Ada Di Sini?
25
Chapter 25: Itu Kamu?
26
Chapter 26: Segera Nikahi Dia!
27
Chapter 27: Menyusun Rencana
28
Chapter 28: Nyonya Wilson
29
Chapter 29: Malam Panas Dingin
30
Chapter 30: Menikah Minggu Depan
31
Chapter 31: Petaka Pernikahan
32
Chapter 32: Apa Maksudnya Itu?
33
Chapter 33: Kenyataan Pahit
34
Chapter 34: Memprovokasi
35
Chapter 35: Kau Bukan Dia
36
Chapter 36: Menyelamatkan Michael
37
Chapter 37: Terlalu Berbahaya
38
Chapter 38: Benarkah Dia Adikku?
39
Chapter 39: Masa Lalu
40
Chapter 40: Sembilan Nyawa
41
Chapter 41: Rencana Kedua
42
Chapter 42: Mencari Laura
43
Chapter 43: Daerah Betharia
44
Chapter 44: Penyamaran Nathan
45
Chapter 45: Apa Kau Bodoh?
46
Chapter 46: Mereka Datang
47
Chapter 47: Nasib Zack
48
Chapter 48: Pelarian
49
Chapter 49: Laura Kenapa?
50
Chapter 50: Saran Pembersihan
51
Chapter 51: Tragedi Tengah Malam
52
Chapter 52: Pembersihan
53
Chapter 53: Apa Yang Lebih Menyakitkan?
54
Chapter 54: Dasar Mesum
55
Chapter 55: Berusaha Mendekat
56
Chapter 56: Serangan Balik
57
Chapter 57: Dua Satu
58
Chapter 58: Terkontaminasi
59
Chapter 59: Pakaikan Dinas Baru
60
Chapter 60: Kembali
61
Chapter 61: Dasar Wanita
62
Chapter 62: Pesta Peluru
63
Chapter 63: Kemarahan Wanita
64
Chapter 64: Istri Nakal
65
Chapter 65: Akhir James
66
Chapter 66: Mencari Udara Segar
67
Chapter 67: Hubungan Tersembunyi
68
Chapter 68
69
Chapter 69
70
Chapter 70
71
Chapter 71
72
Chapter 72
73
Chapter 73
74
Chapter 74
75
Chapter 75
76
Chapter 76
77
Chapter 77
78
Chapter 78
79
Chapter 79
80
Chapter 80
81
Chapter 81
82
Chapter 82
83
Chapter 83
84
Chapter 84
85
Chapter 85
86
Chapter 86
87
Chapter 87
88
Chapter 88
89
Chapter 89
90
Chapter 90
91
Chapter 91
92
Chapter 92
93
Chapter 93
94
Chapter 94
95
Chapter 95
96
Chapter 96
97
Chapter 97
98
Chapter 98
99
Chapter 99
100
Chapter 100

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!