Chapter 20: Di mana Laura?

Michael baru siuman, tetapi amarahnya sudah menggebu-gebu mendapati Laura hilang selama beberapa hari ini. Kecurigaan akan wanita yang melukainya malam itu seketika tertuju pada Laura. Namun, entah mengapa hatinya berharap bukan begitu kenyataannya.

"Pergi cari sampai dapat!" teriak Michael pada pelayan yang berjaga di sana dengan napas naik turun tak karuan.

Para pelayan pun berhamburan meninggalkan ruangan menghadapi kemarahan sang Master. Hal yang sudah mereka persiapkan selama tiga hari lamanya ketika Michael membuka mata, yaitu menerima kemurkaan pria tersebut.

Mata Michael terpejam merasakan nyeri di punggungnya. Namun, dia tetap mencoba bangkit dari posisinya sendiri dan mengambil sebuah pakaian tipis berbahan sutra untuk menutup tubuhnya dengan susah payah. Entah berapa banyak jahitan di punggungnya. Akan tetapi, hatinyalah yang lebih sakit saat ini jika memang Laura berkhianat.

"Aku sendiri yang akan memburumu jika memang kau pelakunya," gumam Michael dengan tatapan menyala.

Para pelayan maupun pengawal berhamburan mencari Laura. Dua jam lamanya mereka memanggil sambil menyusuri setiap sudut ruang kastil. Namun, apa yang dicari tak kunjung ditemukan.

Sementara itu, Michael yang gundah gulana lantas keluar dari kamarnya. "Bagaimana?"

"Master, dari kamera pengawas tidak ada satu pun yang menunjukkan jika Nona Laura keluar dari tempat ini," lapor Sam jujur.

Michael terdiam. Lagi pula jika memang Laura keluar dari tempat ini pasti penjaga bayangannya sudah memberikan kabar. Namun, sepertinya tak ada berita sama sekali. Untuk sejenak Michael mencoba berpikir. Sedetik kemudian, dia pun melangkah menuju ruang kerjanya dengan tergesa-gesa.

Tanpa membuang waktu, Michael membuka laptopnya. Kamera pengawas di ruangan ini hanya dia sendiri yang dapat mengaksesnya, sehingga pihak luar tidak mungkin tahu. Untuk sejenak dia bernapas lega, ternyata Laura memang mengusik lukisan yang kini sudah kembali tertutup kain. Mungkin karena sudah dibersihkan oleh pelayan.

"Ikuti aku!" Tanpa membuang waktu, Michael mengajak Sam untuk masuk ke ruang rahasia bersamanya.

Baru terbuka pintu aroma anggur seketika menyengat menyapa penciuman keduanya. "Jangan bilang gadis nakal itu terkunci di sini!" gumam Michael semakin mempercepat langkah.

Benar saja, pemandangan pertama yang Michael lihat setelah tiba di gudang wine rahasianya adalah penampakan Laura dengan tubuh pucat, berpipi merah dan rambut acak-acakan. Botol-botol wine tergeletak di sampingnya cukup banyak. "Laura?" panggil Michael menyadarkan gadis tersebut dengan kakinya.

Laura hanya melirik sekilas, lantas kembali tak sadarkan diri.

"Panggil beberapa pelayan wanita kemari!"

"Baik, Master."

Sebuah senyum tipis melengkung di wajah Michael. Jika Laura terkunci di ruangan ini sejak dia pergi, artinya bukan dialah pelaku yang patut dicurigai. Karena ruangan tersebut dirancang khusus bagi siapa pun penyusup bisa masuk, tetapi tidak dengan keluar tanpa akses dari Michael. Bahkan seorang pengurus kastil kepercayaan seperti Sam pun tak pernah sekali pun memasukinya.

Beberapa pelayan wanita cukup terkejut sekaligus ngeri menatap penampilan Laura saat ini. Belum lagi ruangan tersebut tampak mengerikan.

"Kalian bawa dia ke kamarnya, bersihkan dan panggil dokter!" Perintah Michael pada para pelayan. Dia tidak mungkin menggendong Laura sendirian dengan kondisi seperti ini. Bisa-bisanya lukanya kembali terbuka nanti.

"Baik, Tuan."

"Kau pindahkan semua anggur ini ke gudang bawah tanah," lanjut Michael pada Sam yang ditanggapi dengan anggukan.

Selama ini, Michael hanya menggunakan ruangan tersebut di saat merasakan kesepian. Tidak pasti kapan dia datang, tetapi di sinilah tempat teraman untuk bersembunyi dari dunia luar juga keluarga yang mencarinya jika dia memang tengah ingin sendiri.

Helaan napas lega tampak jelas di wajah Michael. Setidaknya kecurigaannya salah, Laura hanya terkunci karena tidak bisa keluar. Namun, terlalu lama di ruangan ini tanpa persiapan Laura pastinya kekurangan asupan. "Dasar bodoh," monolog Michael menatap banyaknya botol minuman yang ditenggak Laura.

Gadis tersebut pasti sangat kelaparan. Apalagi tidak ada benda lain di tempat itu yang bisa mengganjal perut. Beruntungnya Michael segera menemukan gadis tersebut. Jika tidak mungkin kondisi Laura akan lebih parah lagi karena terlalu banyak minum wine.

Akibat banyak minum anggur, Laura tidur seperti orang pingsan. Sepanjang malam di saat Laura masih belum membuka mata, dengan setia Michael selalu berada di sampingnya. Bukan hal baik jika manusia terlalu banyak meminum anggur, apalagi seorang wanita. Pastinya organ dalamnya tidak baik-baik saja kalau terlalu banyak.

Hal ini pula yang terjadi pada Laura. Dia harus menerima perawatan di kediaman tersebut, tetapi Michael tampak tidak marah dan malah menjaganya sepanjang malam. Malam di mana dia tahu, jika Laura pun tidak pernah bisa tidur dengan lelap. Sama sepertinya.

"Ibu," gumam Laura di sela mimpinya kembali mengiris hati Michael.

Pria tersebut dengan lembut mengusap buliran keringat di kening Laura. Entah ke berapa kalinya Laura mengigau tentang ibunya. Namun, dari sana Michael tahu jika gadis tersebut memendam kesakitan seorang diri di dasar hatinya.

"Apa yang terjadi padamu sebelumnya?" gumam Michael menatap iba. Adakah sesuatu hal yang tidak Michael tahu sebelumnya. Lagi pula bagaimana bisa Laura, gadis yang dulu ceria kini berubah menjadi seperti ini. Bahkan berusaha menghancurkan pertunangan orang yang tidak dikenalnya. Pasti ada lagi satu misteri yang belum Michael temukan terjadi pada gadis itu.

Michael mengeluarkan sebuah kalung dari sakunya. Dengan susah payah dia mengenakan benda tersebut ke leher Laura. Ternyata kalung yang tak bertuan selama lima tahun lamanya kini sudah kembali ke pemiliknya. Beruntung Tuhan belum benar-benar mengambil nyawa Michael. Pria tersebut lantas terlelap di samping Laura karena takut sesuatu yang buruk terjadi.

Pagi harinya, sentuhan tangan di dahi menyadarkan Laura dari tidur panjangnya yang entah berapa lama. Sosok Michael berdiri di samping ranjang dengan wajah datar. "Kau masih hidup?" tanya Michael.

Laura terdiam, dia duduk dari posisinya sambil memegang kepala yang pusing. Bertanya dalam hati apa yang terjadi padanya. "Ish, kau ini. Lagi pula kenapa membuat ruangan tanpa pintu keluar seperti itu? Menyusahkan saja," gerutu Laura seketika kesal meluapkan amarah di saat mengingat dirinya terkunci di ruang rahasia.

"Nanti saja mengomelnya. Kau pasti lapar. Nah makan!"

"Jelas saja aku kelaparan. Seharusnya kau juga menyimpan ranjang, makanan, juga televisi di sana. Hanya dengan wine dan senjata api bagaimana bisa perutku kenyang," cerocos Laura langsung mengambil bubur di tangan Michael. "Apa ini? Bubur? Apa tidak ada yang lainnya?"

"Jangan banyak tanya! Perutmu kosong beberapa hari. Bisa-bisa pencernaanmu meledak kalau kau langsung makan granat." Tanpa aba-aba Michael dengan kasar menyuapkan sesendok bubur ke mulut Laura.

"Ah, panas! Hei! Kau sengaja?" pekiknya. Laura yang awalnya hendak marah seketika terdiam di saat Michael malah mendekatkan diri dari meniup dengan lembut bibir Laura yang melepuh.

Pria itu tidak pernah bersikap manis, apalagi romantis. Jadi, bagaimana bisa memerlakukan Laura dengan baik. Dia bahkan lupa jika seharusnya meniup bubur itu dulu baru menyuapkan ke sang gadis. Jadi hanya ini yang bisa dia lakukan.

Untuk sesaat waktu seakan berhenti begitu saja. Jarak yang cukup dekat membuat Laura menatap bulu mata lentik serta alis tebal Michael. Bibirnya yang seksi mengeluarkan embusan angin mencoba bertanggung jawab atas apa yang dilakukan.

Namun, dengan tega Laura berkata, "Sudahlah! Napasmu bau jigong."

Seketika Michael menutup mulutnya. Dia bahkan sedikit meniup dan menghirup aroma napasnya sendiri dengan malu. "Aku sudah gosok gigi," gumamnya dengan mulut tertutup.

TO be Continue...

Terpopuler

Comments

Yessi Kenzie

Yessi Kenzie

Langsung ambyar...😆😆😆

2022-12-30

0

Parwati amiin Parwati

Parwati amiin Parwati

🤣🤣🤣🤣Laura ko ngenyek temen

2022-09-24

0

Nurul Basiroh

Nurul Basiroh

jahat bgt laura..

tpi bikin ngakak🤣🤣🤣

2022-08-11

0

lihat semua
Episodes
1 Chapter 1: Luka Tak Terduga
2 Chapter 2: Menikahlah
3 Chapter 3: Identitas Tersembunyi
4 Chapter 4: Hidup di Dua Sisi
5 Chapter 5: Menjadi Pelakor
6 Chapter 6: Terjebak Sandiwara
7 Chapter 7: Sakral Tak Berikhrar
8 Chapter 8: Pencuri Kecil
9 Chapter 9: Perjanjian Pra Nikah
10 Chapter 10: Bayaran Mahal
11 Chapter 11: Buat Jatuh Cinta
12 Chapter 12: Mengunjungimu Nanti
13 Chapter 13: Misi Michael
14 Chapter 14: Lebih Baik Kau Lari
15 Chapter 15: Penyamaranku Terbongkar?
16 Chapter 16: Bodoh
17 Chapter 17: Pergi Lagi
18 Chapter 18: Dasar Pelit
19 Chapter 19: Serangan Tak Terduga
20 Chapter 20: Di mana Laura?
21 Chapter 21: Kenapa Harus Dirimu?
22 Chapter 22: Dari Mulut Turun Ke Perut
23 Chapter 23: Biar Kuberi Pelajaran
24 Chapter 24: Kenapa Kau Ada Di Sini?
25 Chapter 25: Itu Kamu?
26 Chapter 26: Segera Nikahi Dia!
27 Chapter 27: Menyusun Rencana
28 Chapter 28: Nyonya Wilson
29 Chapter 29: Malam Panas Dingin
30 Chapter 30: Menikah Minggu Depan
31 Chapter 31: Petaka Pernikahan
32 Chapter 32: Apa Maksudnya Itu?
33 Chapter 33: Kenyataan Pahit
34 Chapter 34: Memprovokasi
35 Chapter 35: Kau Bukan Dia
36 Chapter 36: Menyelamatkan Michael
37 Chapter 37: Terlalu Berbahaya
38 Chapter 38: Benarkah Dia Adikku?
39 Chapter 39: Masa Lalu
40 Chapter 40: Sembilan Nyawa
41 Chapter 41: Rencana Kedua
42 Chapter 42: Mencari Laura
43 Chapter 43: Daerah Betharia
44 Chapter 44: Penyamaran Nathan
45 Chapter 45: Apa Kau Bodoh?
46 Chapter 46: Mereka Datang
47 Chapter 47: Nasib Zack
48 Chapter 48: Pelarian
49 Chapter 49: Laura Kenapa?
50 Chapter 50: Saran Pembersihan
51 Chapter 51: Tragedi Tengah Malam
52 Chapter 52: Pembersihan
53 Chapter 53: Apa Yang Lebih Menyakitkan?
54 Chapter 54: Dasar Mesum
55 Chapter 55: Berusaha Mendekat
56 Chapter 56: Serangan Balik
57 Chapter 57: Dua Satu
58 Chapter 58: Terkontaminasi
59 Chapter 59: Pakaikan Dinas Baru
60 Chapter 60: Kembali
61 Chapter 61: Dasar Wanita
62 Chapter 62: Pesta Peluru
63 Chapter 63: Kemarahan Wanita
64 Chapter 64: Istri Nakal
65 Chapter 65: Akhir James
66 Chapter 66: Mencari Udara Segar
67 Chapter 67: Hubungan Tersembunyi
68 Chapter 68
69 Chapter 69
70 Chapter 70
71 Chapter 71
72 Chapter 72
73 Chapter 73
74 Chapter 74
75 Chapter 75
76 Chapter 76
77 Chapter 77
78 Chapter 78
79 Chapter 79
80 Chapter 80
81 Chapter 81
82 Chapter 82
83 Chapter 83
84 Chapter 84
85 Chapter 85
86 Chapter 86
87 Chapter 87
88 Chapter 88
89 Chapter 89
90 Chapter 90
91 Chapter 91
92 Chapter 92
93 Chapter 93
94 Chapter 94
95 Chapter 95
96 Chapter 96
97 Chapter 97
98 Chapter 98
99 Chapter 99
100 Chapter 100
Episodes

Updated 100 Episodes

1
Chapter 1: Luka Tak Terduga
2
Chapter 2: Menikahlah
3
Chapter 3: Identitas Tersembunyi
4
Chapter 4: Hidup di Dua Sisi
5
Chapter 5: Menjadi Pelakor
6
Chapter 6: Terjebak Sandiwara
7
Chapter 7: Sakral Tak Berikhrar
8
Chapter 8: Pencuri Kecil
9
Chapter 9: Perjanjian Pra Nikah
10
Chapter 10: Bayaran Mahal
11
Chapter 11: Buat Jatuh Cinta
12
Chapter 12: Mengunjungimu Nanti
13
Chapter 13: Misi Michael
14
Chapter 14: Lebih Baik Kau Lari
15
Chapter 15: Penyamaranku Terbongkar?
16
Chapter 16: Bodoh
17
Chapter 17: Pergi Lagi
18
Chapter 18: Dasar Pelit
19
Chapter 19: Serangan Tak Terduga
20
Chapter 20: Di mana Laura?
21
Chapter 21: Kenapa Harus Dirimu?
22
Chapter 22: Dari Mulut Turun Ke Perut
23
Chapter 23: Biar Kuberi Pelajaran
24
Chapter 24: Kenapa Kau Ada Di Sini?
25
Chapter 25: Itu Kamu?
26
Chapter 26: Segera Nikahi Dia!
27
Chapter 27: Menyusun Rencana
28
Chapter 28: Nyonya Wilson
29
Chapter 29: Malam Panas Dingin
30
Chapter 30: Menikah Minggu Depan
31
Chapter 31: Petaka Pernikahan
32
Chapter 32: Apa Maksudnya Itu?
33
Chapter 33: Kenyataan Pahit
34
Chapter 34: Memprovokasi
35
Chapter 35: Kau Bukan Dia
36
Chapter 36: Menyelamatkan Michael
37
Chapter 37: Terlalu Berbahaya
38
Chapter 38: Benarkah Dia Adikku?
39
Chapter 39: Masa Lalu
40
Chapter 40: Sembilan Nyawa
41
Chapter 41: Rencana Kedua
42
Chapter 42: Mencari Laura
43
Chapter 43: Daerah Betharia
44
Chapter 44: Penyamaran Nathan
45
Chapter 45: Apa Kau Bodoh?
46
Chapter 46: Mereka Datang
47
Chapter 47: Nasib Zack
48
Chapter 48: Pelarian
49
Chapter 49: Laura Kenapa?
50
Chapter 50: Saran Pembersihan
51
Chapter 51: Tragedi Tengah Malam
52
Chapter 52: Pembersihan
53
Chapter 53: Apa Yang Lebih Menyakitkan?
54
Chapter 54: Dasar Mesum
55
Chapter 55: Berusaha Mendekat
56
Chapter 56: Serangan Balik
57
Chapter 57: Dua Satu
58
Chapter 58: Terkontaminasi
59
Chapter 59: Pakaikan Dinas Baru
60
Chapter 60: Kembali
61
Chapter 61: Dasar Wanita
62
Chapter 62: Pesta Peluru
63
Chapter 63: Kemarahan Wanita
64
Chapter 64: Istri Nakal
65
Chapter 65: Akhir James
66
Chapter 66: Mencari Udara Segar
67
Chapter 67: Hubungan Tersembunyi
68
Chapter 68
69
Chapter 69
70
Chapter 70
71
Chapter 71
72
Chapter 72
73
Chapter 73
74
Chapter 74
75
Chapter 75
76
Chapter 76
77
Chapter 77
78
Chapter 78
79
Chapter 79
80
Chapter 80
81
Chapter 81
82
Chapter 82
83
Chapter 83
84
Chapter 84
85
Chapter 85
86
Chapter 86
87
Chapter 87
88
Chapter 88
89
Chapter 89
90
Chapter 90
91
Chapter 91
92
Chapter 92
93
Chapter 93
94
Chapter 94
95
Chapter 95
96
Chapter 96
97
Chapter 97
98
Chapter 98
99
Chapter 99
100
Chapter 100

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!