Chapter 15: Penyamaranku Terbongkar?

Tak terasa waktu berlalu begitu cepat. Laura menjalani hari-harinya seperti seekor burung hantu. Tidur di siang hari dan bekerja pada waktu malam. Seperti biasa dia pulang dengan perasaan lelah. Tanpa menyalakan lampu rumahnya karena memang sudah menjelang pagi, Laura berjalan ke kamar tanpa rasa curiga. 

Dia melemparkan diri di kasur begitu saja, demi meluruskan tulang yang hampir patah sebab bekerja semalaman. Namun, alangkah terkejutnya Laura ketika tubuh kecil itu seperti menindih seseorang yang mengaduh kesakitan.

"Siapa kau?" tanya Laura langsung tersadar dari rasa lelah dan meletakkan tangannya untuk mengunci leher pria itu. 

"Menyingkirlah! Kau berat." Sebuah suara bariton yang sangat dikenal Laura seketika membuat gadis itu beranjak. 

"Michael, apa yang kau lakukan di sini?" 

"Diamlah! Aku sangat lelah. Biarkan aku tidur sejenak!" ujar Michael bukannya bangun malah kembali menutup diri di balik selimut tebal Laura. 

"Kau ini apa-apaan? Itu ranjangku dan aku juga sangat lelah. Menyingkirlah atau kutendang bokongmu!" Laura berusaha menyibakkan selimut yang menutup tubuh Michael dengan kesal. Namun, tampaknya pria itu hanya diam dan tak bergerak sedikitpun. 

Michael hanya mengeluarkan kalimatnya yang memang terdengar begitu melelahkan. "Kalau kau lelah, tidurlah di sampingku. Aku tidak keberatan. Tapi, jika merindukanku jangan menggangguku dulu. Aku sangat lel …." 

Belum sempat kalimat Michael habis, suara dengkuran dari pria itu sudah menusuk pendengaran Laura. Dia hanya bisa mendengus sebal dan memilih berbalik keluar. "Menyebalkan!" Pintu kamar dibantingnya dengan keras. Gadis itu pun mengalah dan tidur di sofa luar saja karena tubuhnya memang sudah terasa remuk redam, minta segera diistirahatkan. 

Cukup lama Laura hanya menggerakkan tubuh ke kanan dan kiri. Dia tidak bisa memejamkan mata, rasanya kesal karena sedari tadi berpikir dia akan bisa tidur nyenyak di ranjang empuknya kini hanya tinggal mimpi. Namun, kenapa juga ada Michael di sini? Apa yang dia lakukan sampai tidur di kasurnya.

"Aahh! Dasar lelaki kurang ajar!" decak Laura kesal, dia menendang udara yang kosong dengan kasar seraya mengumpat. "Haist, lihat saja nanti! Kalau sampai aku bangun masih melihatmu di sini, akan ku cincang perkututmu untuk makan anjing jalan."

Cukup lama Laura menyumpah serapah Michael, hingga akhirnya mata gadis itu pun terpejam dengan sendirinya dan mulai menggapai mimpi. Cukup lama dia terlelap, tetapi aroma makanan tiba-tiba saja membangunkan cacing di perutnya. 

"Cath, jangan lupa sisakan untukku," gumam Laura yang masih belum berniat beranjak dari mimpinya. 

"Jangan harap aku mau menyisakan untukmu! Bahkan telur saja kau tidak punya." 

Suara Michael yang begitu jelas seketika membuat Laura membuka matanya lebar-lebar. Dia segera bangkit dan melihat ke arah meja makan, di mana seorang pria tampak tengah asyik makan di sana seolah itu adalah tempatnya. 

"Michael, kenapa kau masih di sini?" tanya Laura kembali berang, tetapi pria itu malah asyik menyeruput kuah di mangkok. "Hei! Apa yang kau makan itu, hah? Itu jatah makan siangku." 

Gadis tersebut pun segera bangkit mendekati Michael. Namun, sayangnya apa yang pria itu makan tinggal tersisa mangkoknya saja. 

"Apa yang perlu dibanggakan? Kau bahkan hanya memiliki sebiji mie instan di rumah ini. Bahkan pelengkapnya pun tidak ada." Michael berdiri dari posisinya untuk mengambil air minum. "Jangan bertingkah seolah itu sesuatu yang berharga!" 

"Apa kau bilang? Jadi, kau benar-benar memakan jatah makan siangku?" Tanpa membuang waktu, Laura mengecek bagian atas lemari dapurnya. Kosong, tidak ada lagi apapun yang tersisa. Dia pun segera meraih pisau buah di depannya, dan segera menodongkan pada Michael yang asyik membersihkan sisa mie di gigi. "Kemari kau, Sialan! Dasar orang kaya kurang ajar! Sudah masuk rumah orang tanpa izin, sekarang malah mengambil jatah terakhirku pula. Kemari kau!" 

Dengan emosi yang menggebu, Laura berusaha mengejar Michael. Pria itu menghindar dan mencoba menenangkan Laura. "Aku hanya minta sebiji mie. Bukan sesuatu yang mahal. Nanti aku belikan satu pabrik, tenanglah,  okey! Sekarang letakkan pisau itu dulu! Itu sangat berbahaya," ujar Michael mengulurkan kedua tangan sambil melangkah mundur, menjauh dari Laura yang semakin dekat padanya. 

"Cih, bahaya kau bilang. Tidakkah kau sadar kehadiranmu di sini lebih membahayakanku. Pagi tadi aku sudah bersabar membiarkanmu tidur di kasurku sampai-sampai badanku pegal-pegal. Sekarang aku juga harus membiarkan perutku kelaparan karena ulahmu." Laura semakin melangkah mendekat. "Sini kau, akan ku cincang dirimu sebagai ganti menu makan siangku!" 

Keduanya pun berlarian layaknya seekor kucing yang mengejar tikus. Cukup lama mereka main kucing-kucingan hingga tak sengaja kaki Laura tersandung karpet di bawah meja yang dilalui. Gadis itu pun seketika terhuyung ke depan dengan pisau masih di tangannya. 

"Awas!" Teriak Michael khawatir dan berhamburan mencoba meraih gadis itu. 

Namun, naasnya pisau di tangan Laura tak kunjung terlepas dan malah mendarat tepat di perut Michael. Pria itu mengaduh kesakitan, dengan panik Laura pun melepaskan genggaman setelah terjatuh tepat di atas tubuh Michael. 

"Ya Tuhan, apa yang baru saja aku lakukan?" gumam Laura tak percaya ketika darah mengalir dari balik pakaian yang dikenakan Michael. 

"Bukankah kau ingin mencincangku," ujar Michael lirih sebelum akhirnya memejamkan mata. 

"Hei! Jangan bercanda! Kau tidak mungkin mati 'kan?" Laura menepuk pipi kanan dan kiri pria itu, tetapi tidak ada respons sama sekali. Dia bahkan mendekatkan kepalanya untuk mengecek detak jantung Michael. "Masih hidup. Untunglah." 

Tanpa banyak babibu, Laura mengambil kotak obat miliknya dan mensterilkan diri terlebih dahulu. Seolah tak memiliki rasa takut dan sudah terbiasa, Laura melepaskan satu persatu kancing pakaian yang dikenakan Michael.

Banyak orang beranggapan kalau mencabut pisau atau benda tajam lain yang tertancap di tubuh bisa menolong orang, padahal ini tindakan yang berbahaya.

Sering kali orang yang melihat korban luka tusuk, berusaha mencabut benda tersebut sebagai bentuk pertolongan pertama. Padahal, tindakan tersebut tidak tepat dan justru dapat membahayakan kondisi orang yang terluka. Pencabutan atau pengangkatan benda yang tertinggal di dalam tubuh sebenarnya hanya dapat dilakukan oleh ahli dan tenaga medis. Di ruang UGD atau kamar operasi. 

Namun, Laura cukup paham dengan tindakannya kali ini. Meskipun seorang pembalap, dia juga belajar medis dengan identitas lain. Dia tidak perlu gelar dan hanya membutuhkan ilmu sekaligus prakteknya. Tentu saja semua itu sangat sulit, tetapi Catherine bisa membantunya. 

Hal ini dia lakukan karena kehidupannya saat ini sangatlah berbahaya. Tidak selamanya rumah sakit, terjangkau jika memang kondisinya masih bisa ditangani sendiri. Bahkan tak jarang dia merawat lukanya sendiri dan hanya dibantu oleh Catherine.

Laura lalu mencabut benda dengan melihat kondisi luka seperti kedalaman, karakteristik benda, memprediksi kemungkinan organ atau pembuluh darah yang terkena dengan melihat gejala klinis, lokasi, dan pemeriksaan penunjang lain. Jika diperlukan, dia akan memberikan anestesi agar Michael tak merasakan sakit saat benda dicabut.

Sayangnya, Laura tidak melakukan hal itu. Dia yakin dengan keahlian dan besarnya pisau yang tertancap tidak melukai organ lain dan lukanya pun tidak terlalu dalam.

 Benar saja, dengan lihainya seolah seorang tenaga medis asli Laura berhasil membantu Michael sampai luka tersebut benar-benar terbalut rapi dan tidak lagi meninggalkan pendarahan sedikit pun. 

"Bangunlah! Sudah cukup pura-pura pingsannya," ucap Laura mengemas apa yang digunakan tadi. 

"Tidak aku sangka kau begitu pandai bertanggung jawab. Kupikir kau akan meninggalkanku sendirian sampai mati di sini." 

"Kau tidak akan hanya karena sebuah pisau buah. Lagipula nyawamu ada sembilan, meskipun maut mendekat, serepnya juga masih ada," jawab Laura acuh dan hendak beranjak, tetapi tangan Michael berhasil menahannya. 

"Awalnya kau begitu nekat mendekatiku bahkan menghancurkan pertunanganku. Tapi, sekarang kau tampak acuh seolah tak tertarik padaku." Michael mendekatkan diri ke telinga Laura dan berbisik lirih, hingga gadis itu dibuat meremang karenanya. "Jadi, apa sebenarnya tujuan utamamu mendekatiku, Laurent" 

Laura yang terkejut seketika menatap menoleh tajam menatap Michael. Keduanya beradu tatapan sengit cukup lama. "Apa penyamaranku baru saja terbongkar?" batin Laura risau. 

To be Continue...

Terpopuler

Comments

Parwati amiin Parwati

Parwati amiin Parwati

udah Laura, kamu telat mengetahui
Michael udah tau semuanya

2022-09-24

0

Nurlela Nurlela

Nurlela Nurlela

tidak akan mati

2022-08-15

0

Nurlela Nurlela

Nurlela Nurlela

benar sekali👍👍😊

2022-08-15

0

lihat semua
Episodes
1 Chapter 1: Luka Tak Terduga
2 Chapter 2: Menikahlah
3 Chapter 3: Identitas Tersembunyi
4 Chapter 4: Hidup di Dua Sisi
5 Chapter 5: Menjadi Pelakor
6 Chapter 6: Terjebak Sandiwara
7 Chapter 7: Sakral Tak Berikhrar
8 Chapter 8: Pencuri Kecil
9 Chapter 9: Perjanjian Pra Nikah
10 Chapter 10: Bayaran Mahal
11 Chapter 11: Buat Jatuh Cinta
12 Chapter 12: Mengunjungimu Nanti
13 Chapter 13: Misi Michael
14 Chapter 14: Lebih Baik Kau Lari
15 Chapter 15: Penyamaranku Terbongkar?
16 Chapter 16: Bodoh
17 Chapter 17: Pergi Lagi
18 Chapter 18: Dasar Pelit
19 Chapter 19: Serangan Tak Terduga
20 Chapter 20: Di mana Laura?
21 Chapter 21: Kenapa Harus Dirimu?
22 Chapter 22: Dari Mulut Turun Ke Perut
23 Chapter 23: Biar Kuberi Pelajaran
24 Chapter 24: Kenapa Kau Ada Di Sini?
25 Chapter 25: Itu Kamu?
26 Chapter 26: Segera Nikahi Dia!
27 Chapter 27: Menyusun Rencana
28 Chapter 28: Nyonya Wilson
29 Chapter 29: Malam Panas Dingin
30 Chapter 30: Menikah Minggu Depan
31 Chapter 31: Petaka Pernikahan
32 Chapter 32: Apa Maksudnya Itu?
33 Chapter 33: Kenyataan Pahit
34 Chapter 34: Memprovokasi
35 Chapter 35: Kau Bukan Dia
36 Chapter 36: Menyelamatkan Michael
37 Chapter 37: Terlalu Berbahaya
38 Chapter 38: Benarkah Dia Adikku?
39 Chapter 39: Masa Lalu
40 Chapter 40: Sembilan Nyawa
41 Chapter 41: Rencana Kedua
42 Chapter 42: Mencari Laura
43 Chapter 43: Daerah Betharia
44 Chapter 44: Penyamaran Nathan
45 Chapter 45: Apa Kau Bodoh?
46 Chapter 46: Mereka Datang
47 Chapter 47: Nasib Zack
48 Chapter 48: Pelarian
49 Chapter 49: Laura Kenapa?
50 Chapter 50: Saran Pembersihan
51 Chapter 51: Tragedi Tengah Malam
52 Chapter 52: Pembersihan
53 Chapter 53: Apa Yang Lebih Menyakitkan?
54 Chapter 54: Dasar Mesum
55 Chapter 55: Berusaha Mendekat
56 Chapter 56: Serangan Balik
57 Chapter 57: Dua Satu
58 Chapter 58: Terkontaminasi
59 Chapter 59: Pakaikan Dinas Baru
60 Chapter 60: Kembali
61 Chapter 61: Dasar Wanita
62 Chapter 62: Pesta Peluru
63 Chapter 63: Kemarahan Wanita
64 Chapter 64: Istri Nakal
65 Chapter 65: Akhir James
66 Chapter 66: Mencari Udara Segar
67 Chapter 67: Hubungan Tersembunyi
68 Chapter 68
69 Chapter 69
70 Chapter 70
71 Chapter 71
72 Chapter 72
73 Chapter 73
74 Chapter 74
75 Chapter 75
76 Chapter 76
77 Chapter 77
78 Chapter 78
79 Chapter 79
80 Chapter 80
81 Chapter 81
82 Chapter 82
83 Chapter 83
84 Chapter 84
85 Chapter 85
86 Chapter 86
87 Chapter 87
88 Chapter 88
89 Chapter 89
90 Chapter 90
91 Chapter 91
92 Chapter 92
93 Chapter 93
94 Chapter 94
95 Chapter 95
96 Chapter 96
97 Chapter 97
98 Chapter 98
99 Chapter 99
100 Chapter 100
Episodes

Updated 100 Episodes

1
Chapter 1: Luka Tak Terduga
2
Chapter 2: Menikahlah
3
Chapter 3: Identitas Tersembunyi
4
Chapter 4: Hidup di Dua Sisi
5
Chapter 5: Menjadi Pelakor
6
Chapter 6: Terjebak Sandiwara
7
Chapter 7: Sakral Tak Berikhrar
8
Chapter 8: Pencuri Kecil
9
Chapter 9: Perjanjian Pra Nikah
10
Chapter 10: Bayaran Mahal
11
Chapter 11: Buat Jatuh Cinta
12
Chapter 12: Mengunjungimu Nanti
13
Chapter 13: Misi Michael
14
Chapter 14: Lebih Baik Kau Lari
15
Chapter 15: Penyamaranku Terbongkar?
16
Chapter 16: Bodoh
17
Chapter 17: Pergi Lagi
18
Chapter 18: Dasar Pelit
19
Chapter 19: Serangan Tak Terduga
20
Chapter 20: Di mana Laura?
21
Chapter 21: Kenapa Harus Dirimu?
22
Chapter 22: Dari Mulut Turun Ke Perut
23
Chapter 23: Biar Kuberi Pelajaran
24
Chapter 24: Kenapa Kau Ada Di Sini?
25
Chapter 25: Itu Kamu?
26
Chapter 26: Segera Nikahi Dia!
27
Chapter 27: Menyusun Rencana
28
Chapter 28: Nyonya Wilson
29
Chapter 29: Malam Panas Dingin
30
Chapter 30: Menikah Minggu Depan
31
Chapter 31: Petaka Pernikahan
32
Chapter 32: Apa Maksudnya Itu?
33
Chapter 33: Kenyataan Pahit
34
Chapter 34: Memprovokasi
35
Chapter 35: Kau Bukan Dia
36
Chapter 36: Menyelamatkan Michael
37
Chapter 37: Terlalu Berbahaya
38
Chapter 38: Benarkah Dia Adikku?
39
Chapter 39: Masa Lalu
40
Chapter 40: Sembilan Nyawa
41
Chapter 41: Rencana Kedua
42
Chapter 42: Mencari Laura
43
Chapter 43: Daerah Betharia
44
Chapter 44: Penyamaran Nathan
45
Chapter 45: Apa Kau Bodoh?
46
Chapter 46: Mereka Datang
47
Chapter 47: Nasib Zack
48
Chapter 48: Pelarian
49
Chapter 49: Laura Kenapa?
50
Chapter 50: Saran Pembersihan
51
Chapter 51: Tragedi Tengah Malam
52
Chapter 52: Pembersihan
53
Chapter 53: Apa Yang Lebih Menyakitkan?
54
Chapter 54: Dasar Mesum
55
Chapter 55: Berusaha Mendekat
56
Chapter 56: Serangan Balik
57
Chapter 57: Dua Satu
58
Chapter 58: Terkontaminasi
59
Chapter 59: Pakaikan Dinas Baru
60
Chapter 60: Kembali
61
Chapter 61: Dasar Wanita
62
Chapter 62: Pesta Peluru
63
Chapter 63: Kemarahan Wanita
64
Chapter 64: Istri Nakal
65
Chapter 65: Akhir James
66
Chapter 66: Mencari Udara Segar
67
Chapter 67: Hubungan Tersembunyi
68
Chapter 68
69
Chapter 69
70
Chapter 70
71
Chapter 71
72
Chapter 72
73
Chapter 73
74
Chapter 74
75
Chapter 75
76
Chapter 76
77
Chapter 77
78
Chapter 78
79
Chapter 79
80
Chapter 80
81
Chapter 81
82
Chapter 82
83
Chapter 83
84
Chapter 84
85
Chapter 85
86
Chapter 86
87
Chapter 87
88
Chapter 88
89
Chapter 89
90
Chapter 90
91
Chapter 91
92
Chapter 92
93
Chapter 93
94
Chapter 94
95
Chapter 95
96
Chapter 96
97
Chapter 97
98
Chapter 98
99
Chapter 99
100
Chapter 100

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!