Chapter 12: Mengunjungimu Nanti

Malam itu, Laura pergi bekerja sebagai seorang bartender di sebuah klub malam seperti biasa. Dia menghindari dunia balap untuk sejenak karena yakin, jika pasti banyak pihak yang akan menyelidiki asal-usul serta statusnya saat ini. Terlebih kini kehidupannya secara tidak diinginkan terlilit dengan seorang Michael Wilson.

Daripada kecolongan, lebih baik berwaspada seja awal. Lagipula, meskipun Michael mengatakan jika dirinya akan pergi dalam jangka waktu yang cukup lama, tetapi pria itu pasti tidak akan tinggal diam kalau sampai Laura salah melangkah dan malah berakhir dengan membongkar identitasnya sendiri. Bisa-bisa segala rencana yang disusun matang hancur dalam sekejap mata. Laura tidak ingin hal itu sampai terjadi. 

Benar saja, tak jauh darinya beberapa pasang mata sudah mengintai layaknya sebuah kamera. Tak hanya mengawasi pekerjaan gadis tersebut, tetapi juga merencanakan kejahatan padanya. 

“Sepertinya kita akan untung besar kali ini. Aku pikir kita harus berhadapan dengan wanita matang yang seksi, atau mengerikan. Ternyata seorang Michael Wilson memiliki kekasih yang hanya gadis kecil. Tak aku sangka seleranya sungguh menarik,” ucap salah seorang pria dengan tubuh penuh tato menatap lurus pada Laura. 

“Apa yang akan kita lakukan selanjutnya, Bos?’’ tanya anak buahnya.

“Jangan bertindak gegabah! Michael bukan orang sembarangan. Kita pantau dulu, apakah gadis itu memiliki pengawal atau tidak. Aku tidak ingin mereka tahu jika kitalah yang berusaha mencelakai kekasih pria itu.”

“Baik, Bos.” 

Sang anak buah bergerak meninggalkan Bosnya untuk mencari informasi lain tentang gadis sasaran mereka, sedangkan pria bertato itu mengusap dagu seolah menemukan sasaran empuk kali ini. Biasanya dia dibayar untuk membunuh pria-pria tua. Namun, baru kali ini ternyata sasaran adalah gadis manis yang bahkan mungkin seusia adiknya.

Malam semakin larut, hari kini berganti. Hingga tak terasa tibalah Laura di penghujung jam kerja. Dengan santai gadis tersebut bergerak. Bahkan melalui orang yang menatapnya sedari tadi begitu tenang.  Bukan karena dia tidak tahu akan bahaya yang tengah mengancam. Akan tetapi, gadis tersebut hanya ingin bermain-main sambil mengukur kembali kemampuannya, setelah sekian lama tidak meregangkan otot, akhirnya ada mangsa yang mengajukan diri menjadi samsaknya.

Tanpa rasa takut, Laura berjalan menyusuri jalan sepi yang hanya berhiaskan temaram lampu jalanan tersebut dengan tenang. Dia bahkan masih bisa memasang earphone di telinga seakan mendengarkan musik, padahal sesungguhnya sudah ada Cathrine dan beberapa orang lainnya yang bersiap di tempat lain.

 “Jangan mengganggu kesenanganku jika aku belum terdesak!” ujar Laura pada Cathy di seberang sana.

 “Baiklah. Nikmati kesenanganmu!” ucap Catherine.

Tak butuh waktu lama, beberapa orang dari mereka melangkah untuk menggoda Laura terlebih dulu demi melihat akankah ada penjaga bayangan yang menjaga gadis itu. Sayangnya, mereka tampak seperti preman jalanan yang hanya memiliki mental bakwan.

"Hai cantik! Sendirian aja, mau ditemenin nggak?" ucap salah seorang pria layaknya preman jalanan. 

Laura hanya terdiam, dia seperti tuli dan tetap melangkah ke depan dengan kedua tangan di saku hoodie hitam tebalnya. Ketiga pria yang berkerumun saling menatap satu sama lain hingga akhirnya menghentikan paksa langkah Laura. 

"Hei! Apa kau tuli!" teriak salah seorang pria menghadang jalan Laura. 

Gadis tersebut lantas berhenti, tatapan dingin dan tajam menghunus ke depan dengan begitu mengerikan. "Menyingkirlah jika masih menyayangi nyawa kalian!" tanpa ragu Laura kembali melangkah, seolah tak ingin mencari masalah. 

Namun, ketiga pria itu memberikan kode pada bosnya di kejauhan yang memerintahkan untuk mengetes lebih jauh situasinya. Tiga preman kembali saling melempar pandang. Senyum miring menghias masing-masing bibir mereka. Satu di antaranya maju, lalu berkata, "Wah, wah, selain cantik dan manis, kau ternyata juga pemberani. Pasti itu akan semakin menyenangkan jika kita bisa bermain bersama."

Mereka pun kembali menghadang langkah Laura dengan tidak tahu malu. "Hei gadis manis! Janganlah malu-malu seperti itu! Tidak baik gadis sepertimu berjalan sendirian larut malam seperti ini. Bahkan hampir pagi. Lebih baik kami temani 'kan!" 

Laura menggeram. Dua tangannya mengepal di dalam saku. Dia masih menahan diri sebelum bertindak. Tatapan mesum dan kalimat ejekan dari para pria jalanan itu melahap habis kesabarannya.

Namun, dengan lancangnya seorang pria berniat membuka topi hoodie yang bertengger menutup kepala Laura. Dengan segera gadis itu menahan tangan sang pria. "Sudah aku katakan untuk menyingkir jika kalian masih menyayangi nyawa itu. Tapi sepertinya kalian tak lagi membutuhkannya. Maka jangan salahkan aku meminta nyawamu sebagai bayaran karena telah menghentikan langkahku!" ujar Laura dengan sebuah seringai iblis melengkung di wajahnya.

Tanpa aba-aba, Laura mengempaskan tangan pria tersebut dan beralih mencengkeram kuat leher pria yang bahkan lebih tinggi darinya itu dengan satu tangan. Hanya dengan kuku jari yang menancap, bahkan bisa menyebabkan luka di leher lawannya.

Dua teman lainnya saling berpandangan. Seorang pria hendak menyerang dari belakang, tetapi dengan cepat Laura melayangkan kaki ke belakang, hingga pria tersebut seketika terpental. 

"Berani-beraninya kau!" Salah seorang yang masih belum melakukan apapun lantas mengeluarkan sebuah belati lipat dari balik tubuhnya, dan bergerak hendak menyerang Laura. 

Sayangnya, mereka seperti bukan tandingannya karena dengan mudah Laura melemparkan pria dalam cengkeramannya itu ke samping, hingga menabrak salah satu preman tadi. "Tidakkah kalian berpikir sedang mengantarkan nyawa padaku?" 

"Menyingkirlah!" ucap seorang pria yang tubuhnya tertindih. "Kau terlalu banyak bicara bocah ingusan! Rasakan ini!" 

Pria tersebut lantas berlari dengan belati di tangan yang terulur ke depan hendak menerkam Laura. Sayangnya, serangan itu tidak berhasil karena dengan mudah Laura menghindar dan malah memegang tangan kanan pria tersebut, lalu memelintirnya ke belakang. 

Belati terlepas dari genggaman pria itu dan beralih ke tangan kiri Laura. Tanpa perasaan gadis tersebut lantas menebas leher pria tersebut, hingga darah mengucur dengan begitu deras, dan seketika pria tersebut limbung bagaikan tak bertulang di jalan. Serangan fatal yang dilakukan Laura tepat di urat leher pria itu, menyebabkan lawannya tewas hanya dalam hitungan detik layaknya seekor ayam yang disembelih.

Tanpa berkedip Laura berbalik menatap kedua pria lainnya. "Apa kalian masih ingin bermain-main denganku?" 

Dua orang saling berpandangan. Seorang gadis perlahan mendekati keduanya dengan tangan bersimbah darah. Pemandangan di depan mereka benar-benar sangat mengejutkan kali ini. Biasanya lawan yang dihadapi adalah pria dengan tubuh kekar yang berasal dari gangster lain, tetapi kali hanya seorang gadis yang bahkan bisa dibilang bertubuh kurus. 

Namun sayang, bos mereka di seberang jalan memberikan kode agar melanjutkan perkelahian. Namun, aksi Laura terlanjur membuat nyali mereka menciut karena hanya preman jalanan dan bukan anggota asli mereka. Mau tak mau, kedua orang itu pun memilih melarikan diri sesegera mungkin sebelum menjadi mayat seperti salah satu teman mereka. 

Laura yang melihat dua pria itu melarikan diri tidak mengejarnya. Dia memilih kembali mendekati pria yang baru saja mati dan menyeret pakaian pria itu ke seberang jalan. Tanpa ragu, Laura melemparkan mayat tersebut kebagian depan salah satu mobil yang terparkir dan mengetuk pintu depannya. 

"Ini hanyalah peringatan dariku untukmu! Siapa pun yang menyuruh kalian membunuhku, katakan padanya jika aku sudah mati! Aku akan mengunjungi kalian nanti," ujar Laura dingin pada orang-orang di dalam mobil itu, sebelum akhirnya melangkah pergi tanpa khawatir mereka akan menyerang dari belakang.

Begitulah Laura, semenjak kepergian ibunya dengan sangat kejam. Gadis itu seolah tak memiliki rasa takut, dan memilih belajar bertindak kejam pula karena lawan tidak akan memberinya ruang untuk menjadi lemah dan malah menikmati jika dirinya ketakutan. Jadi, lebih baik menjadi lebih kuat juga terbiasa menyiapkan mental untuk menghadapi situasi terburuknya. 

To Be Continue...

Terpopuler

Comments

Cari Perhatian

Cari Perhatian

suka sm karakter kaya gini. good job buat author

2023-12-04

0

y_res

y_res

ap laura jg punya darah mafia???

2023-01-10

0

Parwati amiin Parwati

Parwati amiin Parwati

sadisss bgt🙄🙄

2022-09-24

0

lihat semua
Episodes
1 Chapter 1: Luka Tak Terduga
2 Chapter 2: Menikahlah
3 Chapter 3: Identitas Tersembunyi
4 Chapter 4: Hidup di Dua Sisi
5 Chapter 5: Menjadi Pelakor
6 Chapter 6: Terjebak Sandiwara
7 Chapter 7: Sakral Tak Berikhrar
8 Chapter 8: Pencuri Kecil
9 Chapter 9: Perjanjian Pra Nikah
10 Chapter 10: Bayaran Mahal
11 Chapter 11: Buat Jatuh Cinta
12 Chapter 12: Mengunjungimu Nanti
13 Chapter 13: Misi Michael
14 Chapter 14: Lebih Baik Kau Lari
15 Chapter 15: Penyamaranku Terbongkar?
16 Chapter 16: Bodoh
17 Chapter 17: Pergi Lagi
18 Chapter 18: Dasar Pelit
19 Chapter 19: Serangan Tak Terduga
20 Chapter 20: Di mana Laura?
21 Chapter 21: Kenapa Harus Dirimu?
22 Chapter 22: Dari Mulut Turun Ke Perut
23 Chapter 23: Biar Kuberi Pelajaran
24 Chapter 24: Kenapa Kau Ada Di Sini?
25 Chapter 25: Itu Kamu?
26 Chapter 26: Segera Nikahi Dia!
27 Chapter 27: Menyusun Rencana
28 Chapter 28: Nyonya Wilson
29 Chapter 29: Malam Panas Dingin
30 Chapter 30: Menikah Minggu Depan
31 Chapter 31: Petaka Pernikahan
32 Chapter 32: Apa Maksudnya Itu?
33 Chapter 33: Kenyataan Pahit
34 Chapter 34: Memprovokasi
35 Chapter 35: Kau Bukan Dia
36 Chapter 36: Menyelamatkan Michael
37 Chapter 37: Terlalu Berbahaya
38 Chapter 38: Benarkah Dia Adikku?
39 Chapter 39: Masa Lalu
40 Chapter 40: Sembilan Nyawa
41 Chapter 41: Rencana Kedua
42 Chapter 42: Mencari Laura
43 Chapter 43: Daerah Betharia
44 Chapter 44: Penyamaran Nathan
45 Chapter 45: Apa Kau Bodoh?
46 Chapter 46: Mereka Datang
47 Chapter 47: Nasib Zack
48 Chapter 48: Pelarian
49 Chapter 49: Laura Kenapa?
50 Chapter 50: Saran Pembersihan
51 Chapter 51: Tragedi Tengah Malam
52 Chapter 52: Pembersihan
53 Chapter 53: Apa Yang Lebih Menyakitkan?
54 Chapter 54: Dasar Mesum
55 Chapter 55: Berusaha Mendekat
56 Chapter 56: Serangan Balik
57 Chapter 57: Dua Satu
58 Chapter 58: Terkontaminasi
59 Chapter 59: Pakaikan Dinas Baru
60 Chapter 60: Kembali
61 Chapter 61: Dasar Wanita
62 Chapter 62: Pesta Peluru
63 Chapter 63: Kemarahan Wanita
64 Chapter 64: Istri Nakal
65 Chapter 65: Akhir James
66 Chapter 66: Mencari Udara Segar
67 Chapter 67: Hubungan Tersembunyi
68 Chapter 68
69 Chapter 69
70 Chapter 70
71 Chapter 71
72 Chapter 72
73 Chapter 73
74 Chapter 74
75 Chapter 75
76 Chapter 76
77 Chapter 77
78 Chapter 78
79 Chapter 79
80 Chapter 80
81 Chapter 81
82 Chapter 82
83 Chapter 83
84 Chapter 84
85 Chapter 85
86 Chapter 86
87 Chapter 87
88 Chapter 88
89 Chapter 89
90 Chapter 90
91 Chapter 91
92 Chapter 92
93 Chapter 93
94 Chapter 94
95 Chapter 95
96 Chapter 96
97 Chapter 97
98 Chapter 98
99 Chapter 99
100 Chapter 100
Episodes

Updated 100 Episodes

1
Chapter 1: Luka Tak Terduga
2
Chapter 2: Menikahlah
3
Chapter 3: Identitas Tersembunyi
4
Chapter 4: Hidup di Dua Sisi
5
Chapter 5: Menjadi Pelakor
6
Chapter 6: Terjebak Sandiwara
7
Chapter 7: Sakral Tak Berikhrar
8
Chapter 8: Pencuri Kecil
9
Chapter 9: Perjanjian Pra Nikah
10
Chapter 10: Bayaran Mahal
11
Chapter 11: Buat Jatuh Cinta
12
Chapter 12: Mengunjungimu Nanti
13
Chapter 13: Misi Michael
14
Chapter 14: Lebih Baik Kau Lari
15
Chapter 15: Penyamaranku Terbongkar?
16
Chapter 16: Bodoh
17
Chapter 17: Pergi Lagi
18
Chapter 18: Dasar Pelit
19
Chapter 19: Serangan Tak Terduga
20
Chapter 20: Di mana Laura?
21
Chapter 21: Kenapa Harus Dirimu?
22
Chapter 22: Dari Mulut Turun Ke Perut
23
Chapter 23: Biar Kuberi Pelajaran
24
Chapter 24: Kenapa Kau Ada Di Sini?
25
Chapter 25: Itu Kamu?
26
Chapter 26: Segera Nikahi Dia!
27
Chapter 27: Menyusun Rencana
28
Chapter 28: Nyonya Wilson
29
Chapter 29: Malam Panas Dingin
30
Chapter 30: Menikah Minggu Depan
31
Chapter 31: Petaka Pernikahan
32
Chapter 32: Apa Maksudnya Itu?
33
Chapter 33: Kenyataan Pahit
34
Chapter 34: Memprovokasi
35
Chapter 35: Kau Bukan Dia
36
Chapter 36: Menyelamatkan Michael
37
Chapter 37: Terlalu Berbahaya
38
Chapter 38: Benarkah Dia Adikku?
39
Chapter 39: Masa Lalu
40
Chapter 40: Sembilan Nyawa
41
Chapter 41: Rencana Kedua
42
Chapter 42: Mencari Laura
43
Chapter 43: Daerah Betharia
44
Chapter 44: Penyamaran Nathan
45
Chapter 45: Apa Kau Bodoh?
46
Chapter 46: Mereka Datang
47
Chapter 47: Nasib Zack
48
Chapter 48: Pelarian
49
Chapter 49: Laura Kenapa?
50
Chapter 50: Saran Pembersihan
51
Chapter 51: Tragedi Tengah Malam
52
Chapter 52: Pembersihan
53
Chapter 53: Apa Yang Lebih Menyakitkan?
54
Chapter 54: Dasar Mesum
55
Chapter 55: Berusaha Mendekat
56
Chapter 56: Serangan Balik
57
Chapter 57: Dua Satu
58
Chapter 58: Terkontaminasi
59
Chapter 59: Pakaikan Dinas Baru
60
Chapter 60: Kembali
61
Chapter 61: Dasar Wanita
62
Chapter 62: Pesta Peluru
63
Chapter 63: Kemarahan Wanita
64
Chapter 64: Istri Nakal
65
Chapter 65: Akhir James
66
Chapter 66: Mencari Udara Segar
67
Chapter 67: Hubungan Tersembunyi
68
Chapter 68
69
Chapter 69
70
Chapter 70
71
Chapter 71
72
Chapter 72
73
Chapter 73
74
Chapter 74
75
Chapter 75
76
Chapter 76
77
Chapter 77
78
Chapter 78
79
Chapter 79
80
Chapter 80
81
Chapter 81
82
Chapter 82
83
Chapter 83
84
Chapter 84
85
Chapter 85
86
Chapter 86
87
Chapter 87
88
Chapter 88
89
Chapter 89
90
Chapter 90
91
Chapter 91
92
Chapter 92
93
Chapter 93
94
Chapter 94
95
Chapter 95
96
Chapter 96
97
Chapter 97
98
Chapter 98
99
Chapter 99
100
Chapter 100

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!