Chapter 11: Buat Jatuh Cinta

Laura menerima syarat-syarat yang diajukan Michael padanya. Meskipun banyak poin yang hanya menguntungkan pihak pria, tetapi sebagian masih bisa ditoleransi oleh Laura. Dia pun segera menorehkan tinta hitam di atas kertas dengan terpaksa.

“Ah, satu lagi. Ini syarat tak tertulis yang wajib kau lakukan,” ucap Michael setelah melihat Laura selesai menandatangani dokumen tersebut. 

Gadis tersebut hanya memicingkan mata, melirik sinis Michael yang masih berdiri. “Ini. Aku tidak ingin melihat wajahmu yang seperti ini.” Dia lantas mendekatkan diri dan meletakkan kedua jari demi melengkungkan bibir Laura. “Kau harus selalu tersenyum padaku di depan orang lain dan jangan pernah mengeluarkan ekspresi seolah tidak tertarik padaku seperti itu! Karena aku yakin, tidak ada wanita yang bisa menolak pesonaku.” 

“Gila,” batin Laura kesal dan tidak menyangka jika Michael akan senarsis itu. “Sudah cukup syaratmu. Aku juga punya syarat.”

“Kau tidak berhak meminta apalagi memberi syarat. Karena di sini akulah yang memutuskan segalanya,” ujar Michael lantas mengempaskan wajah Laura begitu saja.

“Sialan.” Laura tidak bisa selain mengumpat dalam hati, menghadapi pria arogan seperti Michael nyatanya lebih sulit dari yang dibayangkan. Selain bodoh, ternyata kelebihan pria itu sangat menyebalkan. Seandainya tahu kejadian akan seperti ini, Laura pasti akan menempuh jalan lain untuk menyelidiki keluarga Wilson, daripada harus menjadi tunangannya.

“Ayo keluar! Aku akan mengantarmu pulang!” ajak Michael datar.  

Keduanya pun melangkah keluar kamar. Namun, lagi-lagi dihentikan oleh Nenek Eli yang sudah menunggu di ruang keluarga. "Akhirnya kalian keluar. Mari sini, Nak! Kita perlu berbincang agar kami juga mengenalmu," ucap Nenek Eli menepuk kursi di sampingnya dengan lembut.

"Tidak perlu, Nek. Dia sedang buru-buru dan ada urusan penting yang menunggu. Kalian bisa berkenalan di lain waktu." Michael pun menggenggam tangan Laura di belakangnya dengan posesif. "Ayo!" 

Laura hanya bisa pura-pura pasrah. Dia sedikit membungkuk tanda menghormati pada Nenek Eli, sebelum akhirnya mengikuti langkah Michael yang tergesa-gesa. 

"Kau tidak perlu mengenal keluargaku. Lagi pula tidak akan ada untungnya buatmu. Lebih baik mengikuti apa yang aku katakan dan nyawamu masih akan aman," kata Michael lantas membuka pintu mobil. 

"Sepertinya keluarga mereka tidak seharmonis yang di bayangkan," batin Laura terdiam dan menurut masuk ke mobil. 

Keduanya pun melaju menuju tempat tinggal Laura. Gadis itu juga tidak penasaran dari mana pria di sampingnya tahu karena seorang Michael pasti juga sudah menemukan identitas yang digunakan di negara ini. Lagi pula, pria itu bukanlah orang bodoh yang mudah untuk dibodohi. Dia lebih memilih membuang wajah, menatap ke arah kaca jendela dengan pemandangan pepohonan di luar sana. 

“Sepertinya kau gadis yang cukup cerdas dan tidak merepotkan dengan banyak pertanyaan,” ujar Michael mencoba memecah kesunyian setelah beberapa kali melirik, tetapi tak nampak ekspresi di wajah Laura. Padahal biasanya setiap wanita akan salah tingkah di saat berada di sampingnya.

Laura tidak menjawab. Lagi pula bukan hal yang penting juga jika ingin berbasa-basi dengan pria seperti Michael. Lebih baik diam karena gemuruh di hatinya masih juga belum reda akibat terjebak sandiwara.

“Aku akan pergi selama satu minggu setelah mengantarmu. Kau bisa melakukan apa pun sesukamu. Tapi aku akan menjemputmu untuk tinggal denganku setelah aku kembali,” ujar Michal tenang, tetapi berhasil membuat Laura berpaling menatapnya. 

“Apa? Kenapa aku harus tinggal denganmu? Lagi pula aku memiliki tempat tinggal sendiri.” Laura menunjukkan keberatan. Baru beberapa jam tinggal bersama saja sudah membuat moodnya hilang, apalagi kalau sampai tinggal bersama. Bisa-bisa dia mati muda karena selain arogan, semena-mena, Michael juga sosok yang cukup gila.

Michael hanya menghela napas panjang. “Bukankah kau sendiri yang bilang jika aku membuatmu mengandung anakku? Kau pikir bayi itu akan hadir dalam perutmu jika kita tidak tinggal bersama. Lagi pula aku yakin dia belum tumbuh di sana dan mari berusaha mewujudkan impianmu itu.”

Kedua bola mata Laura hampir keluar dari tempatnya. Kalimat yang diucapkan Michael sangat tidak menyenangkan untuk didengar. Lagi-lagi dia harus menjadi korban atas kalimatnya sendiri. “Tapi ‘kan—”

“Turun! Kita sudah sampai. Aku harus segera pergi. Tapi jangan harap kau bisa melarikan diri setelah aku kembali nanti! Jadi, sebaiknya kau tetap berada pada posisimu dan jangan mencari masalah denganku!” Tanpa menunggu jawaban Laura Michael memiringkan tubuh untuk membuka pintu di samping Laura dari dari dalam dan menatap gadis yang masih bergeming itu setelahnya. “Aku tidak perlu repot-repot menendangmu dari sini ‘kan?”

Laura mencebikkan bibir, dia keluar dari mobil dengan kesal dan membanting pintu cukup keras. Namun, Michael tak peduli dan langsung melesat meninggalkan Laura yang menggerutu di tepi jalan seorang diri. "Menyebalkan! Ya Tuhan, kenapa aku harus terjebak dengan pria gila sepertinya. Sikapnya sangat sulit untuk ditebak. Haiis!" Dia begitu frustrasi hingga mengacak-acak rambutnya sendiri dan berbalik. "Kalau saja aku tidak membutuhkanmu sudah aku cincang kau untuk menu makan malamku hari ini. Sialan!" 

"Siapa yang ingin kau cincang?" Seorang wanita bersedekap, menunggu Laura di ambang pintu. Dia cukup heran dengan tampilan Laura saat ini, sangat berbeda dari semalam dan lebih seperti orang yang frustrasi karena putus cinta. 

"Michael hanya bisa membuatku gila." Laura segera bergerak ke dalam rumah untuk mencari air minum demi membasahi tenggorokan yang kering. 

"Bagaimana hubunganmu dengannya? Apa kau gila karena anunya terlalu besar?" tanya Cathy penasaran mengekori Laura yang seketika menyemburkan minumannya. 

"Hei, aku tidak mengira ternyata kau gadis yang cukup liar di sini. Kalau tahu kau memiliki kemampuan menggoda sebesar itu, seharusnya sudah kau lakukan sejak dulu sekalian. Kenapa baru menunjukkannya sekarang?" Catherine berceloteh tidak karuan, sedangkan Laura hanya bisa semakin berang.

"Sembarangan kalau bicara! Kau pikir aku murahan?" teriak Laura semakin kesal dibuatnya. Tadi Michael berhasil membuatnya meradang, kini giliran Cathy yang menaikkan darah. Kenapa keduanya tak membiarkan dia tenang sedikit pun.

"Tidak. Kau bukan murahan, tapi lebih seperti barang gratisan yang bahkan tidak perlu diobral dan hanya ditempelkan untuk dijadikan bonus pada sebuah popok wanita."

"Sialan kau!" Laura berjalan menuju sofa, mengempaskan diri tempat empuk itu sambil memejamkan mata.

"Katakan padaku! Apa rencanamu selanjutnya?" Catherine duduk di samping Laura, sedangkan gadis itu hanya mengedikkan bahu. 

"Aku sendiri bingung harus bagaimana ke depannya. Pria itu sangat arogan dan sulit untuk ditebak. Meskipun rencana awalku masuk ke dalam keluarga itu sudah berhasil."

"Kenapa kau tidak berusaha membuatnya jatuh cinta padamu saja?" usul Catherine pada akhirnya mampu membuka kedua mata Laura lebar-lebar. 

"Apa kau ingin aku jadi gila juga?" sentak Laura memukul Catherine dengan bantal sofa di sampingnya. 

"Hei! Jangan berprasangka buruk dulu! Aku hanya menyarankan supaya dia jatuh hati padamu. Bukan sebaliknya. Apa kau tidak tahu orang akan menjadi bodoh setelah jatuh cinta?" ujar Catherine lagi. "Ah aku lupa kau tidak pernah jatuh cinta."

"Sialan kau!" Laura hampir memukul kepala Catherine dengan tangan, tetapi wanita itu segera menghentikannya. 

"Diam dulu! Dengarkan saranku!" 

Laura pun meletakkan tangan kembali. "Katakan maksudmu!" 

"Kau sudah melangkah sejauh ini dan hanya dengan membuatnya jatuh cinta, kau bisa mendapatkan segalanya. Tapi kau sendiri harus bisa menjaga hatimu, jangan sampai menyukainya apalagi cinta! Orang bilang jangankan emas dan permata, bagi pria yang sedang jatuh cinta, bahkan nyawa pun bisa dia berikan tanpa ragu. Kau hanya perlu memanfaatkan hal itu di waktu yang tepat," saran Catherine. "Kau tidak akan sanggup menanggung resikonya jika sampai jatuh hati pada pria itu."

Laura memainkan lidah di dalam dinding mulut. Tidak ada yang salah dengan saran Catherine, tetapi membuat pria itu jatuh cinta padanya. Mungkinkah? Dia sendiri  bahkan tidak tahu bagaimana cara menjerat pria karena memang tidak pernah berpacaran sebelumnya. "Caranya?"

"Dasar bodoh!" Catherine membisikkan sesuatu ke telinga Laura, sedangkan gadis itu hanya memagut saja mendengarkan. 

To Be Continue…

Terpopuler

Comments

Vyrne S W

Vyrne S W

mangut mangut sj laura emg tahu yg dibisikan

2022-10-14

0

Parwati amiin Parwati

Parwati amiin Parwati

👍👍💪🏾

2022-09-24

0

☘💚Efa Vania💚☘

☘💚Efa Vania💚☘

ya ampoonn🤣

2022-07-09

1

lihat semua
Episodes
1 Chapter 1: Luka Tak Terduga
2 Chapter 2: Menikahlah
3 Chapter 3: Identitas Tersembunyi
4 Chapter 4: Hidup di Dua Sisi
5 Chapter 5: Menjadi Pelakor
6 Chapter 6: Terjebak Sandiwara
7 Chapter 7: Sakral Tak Berikhrar
8 Chapter 8: Pencuri Kecil
9 Chapter 9: Perjanjian Pra Nikah
10 Chapter 10: Bayaran Mahal
11 Chapter 11: Buat Jatuh Cinta
12 Chapter 12: Mengunjungimu Nanti
13 Chapter 13: Misi Michael
14 Chapter 14: Lebih Baik Kau Lari
15 Chapter 15: Penyamaranku Terbongkar?
16 Chapter 16: Bodoh
17 Chapter 17: Pergi Lagi
18 Chapter 18: Dasar Pelit
19 Chapter 19: Serangan Tak Terduga
20 Chapter 20: Di mana Laura?
21 Chapter 21: Kenapa Harus Dirimu?
22 Chapter 22: Dari Mulut Turun Ke Perut
23 Chapter 23: Biar Kuberi Pelajaran
24 Chapter 24: Kenapa Kau Ada Di Sini?
25 Chapter 25: Itu Kamu?
26 Chapter 26: Segera Nikahi Dia!
27 Chapter 27: Menyusun Rencana
28 Chapter 28: Nyonya Wilson
29 Chapter 29: Malam Panas Dingin
30 Chapter 30: Menikah Minggu Depan
31 Chapter 31: Petaka Pernikahan
32 Chapter 32: Apa Maksudnya Itu?
33 Chapter 33: Kenyataan Pahit
34 Chapter 34: Memprovokasi
35 Chapter 35: Kau Bukan Dia
36 Chapter 36: Menyelamatkan Michael
37 Chapter 37: Terlalu Berbahaya
38 Chapter 38: Benarkah Dia Adikku?
39 Chapter 39: Masa Lalu
40 Chapter 40: Sembilan Nyawa
41 Chapter 41: Rencana Kedua
42 Chapter 42: Mencari Laura
43 Chapter 43: Daerah Betharia
44 Chapter 44: Penyamaran Nathan
45 Chapter 45: Apa Kau Bodoh?
46 Chapter 46: Mereka Datang
47 Chapter 47: Nasib Zack
48 Chapter 48: Pelarian
49 Chapter 49: Laura Kenapa?
50 Chapter 50: Saran Pembersihan
51 Chapter 51: Tragedi Tengah Malam
52 Chapter 52: Pembersihan
53 Chapter 53: Apa Yang Lebih Menyakitkan?
54 Chapter 54: Dasar Mesum
55 Chapter 55: Berusaha Mendekat
56 Chapter 56: Serangan Balik
57 Chapter 57: Dua Satu
58 Chapter 58: Terkontaminasi
59 Chapter 59: Pakaikan Dinas Baru
60 Chapter 60: Kembali
61 Chapter 61: Dasar Wanita
62 Chapter 62: Pesta Peluru
63 Chapter 63: Kemarahan Wanita
64 Chapter 64: Istri Nakal
65 Chapter 65: Akhir James
66 Chapter 66: Mencari Udara Segar
67 Chapter 67: Hubungan Tersembunyi
68 Chapter 68
69 Chapter 69
70 Chapter 70
71 Chapter 71
72 Chapter 72
73 Chapter 73
74 Chapter 74
75 Chapter 75
76 Chapter 76
77 Chapter 77
78 Chapter 78
79 Chapter 79
80 Chapter 80
81 Chapter 81
82 Chapter 82
83 Chapter 83
84 Chapter 84
85 Chapter 85
86 Chapter 86
87 Chapter 87
88 Chapter 88
89 Chapter 89
90 Chapter 90
91 Chapter 91
92 Chapter 92
93 Chapter 93
94 Chapter 94
95 Chapter 95
96 Chapter 96
97 Chapter 97
98 Chapter 98
99 Chapter 99
100 Chapter 100
Episodes

Updated 100 Episodes

1
Chapter 1: Luka Tak Terduga
2
Chapter 2: Menikahlah
3
Chapter 3: Identitas Tersembunyi
4
Chapter 4: Hidup di Dua Sisi
5
Chapter 5: Menjadi Pelakor
6
Chapter 6: Terjebak Sandiwara
7
Chapter 7: Sakral Tak Berikhrar
8
Chapter 8: Pencuri Kecil
9
Chapter 9: Perjanjian Pra Nikah
10
Chapter 10: Bayaran Mahal
11
Chapter 11: Buat Jatuh Cinta
12
Chapter 12: Mengunjungimu Nanti
13
Chapter 13: Misi Michael
14
Chapter 14: Lebih Baik Kau Lari
15
Chapter 15: Penyamaranku Terbongkar?
16
Chapter 16: Bodoh
17
Chapter 17: Pergi Lagi
18
Chapter 18: Dasar Pelit
19
Chapter 19: Serangan Tak Terduga
20
Chapter 20: Di mana Laura?
21
Chapter 21: Kenapa Harus Dirimu?
22
Chapter 22: Dari Mulut Turun Ke Perut
23
Chapter 23: Biar Kuberi Pelajaran
24
Chapter 24: Kenapa Kau Ada Di Sini?
25
Chapter 25: Itu Kamu?
26
Chapter 26: Segera Nikahi Dia!
27
Chapter 27: Menyusun Rencana
28
Chapter 28: Nyonya Wilson
29
Chapter 29: Malam Panas Dingin
30
Chapter 30: Menikah Minggu Depan
31
Chapter 31: Petaka Pernikahan
32
Chapter 32: Apa Maksudnya Itu?
33
Chapter 33: Kenyataan Pahit
34
Chapter 34: Memprovokasi
35
Chapter 35: Kau Bukan Dia
36
Chapter 36: Menyelamatkan Michael
37
Chapter 37: Terlalu Berbahaya
38
Chapter 38: Benarkah Dia Adikku?
39
Chapter 39: Masa Lalu
40
Chapter 40: Sembilan Nyawa
41
Chapter 41: Rencana Kedua
42
Chapter 42: Mencari Laura
43
Chapter 43: Daerah Betharia
44
Chapter 44: Penyamaran Nathan
45
Chapter 45: Apa Kau Bodoh?
46
Chapter 46: Mereka Datang
47
Chapter 47: Nasib Zack
48
Chapter 48: Pelarian
49
Chapter 49: Laura Kenapa?
50
Chapter 50: Saran Pembersihan
51
Chapter 51: Tragedi Tengah Malam
52
Chapter 52: Pembersihan
53
Chapter 53: Apa Yang Lebih Menyakitkan?
54
Chapter 54: Dasar Mesum
55
Chapter 55: Berusaha Mendekat
56
Chapter 56: Serangan Balik
57
Chapter 57: Dua Satu
58
Chapter 58: Terkontaminasi
59
Chapter 59: Pakaikan Dinas Baru
60
Chapter 60: Kembali
61
Chapter 61: Dasar Wanita
62
Chapter 62: Pesta Peluru
63
Chapter 63: Kemarahan Wanita
64
Chapter 64: Istri Nakal
65
Chapter 65: Akhir James
66
Chapter 66: Mencari Udara Segar
67
Chapter 67: Hubungan Tersembunyi
68
Chapter 68
69
Chapter 69
70
Chapter 70
71
Chapter 71
72
Chapter 72
73
Chapter 73
74
Chapter 74
75
Chapter 75
76
Chapter 76
77
Chapter 77
78
Chapter 78
79
Chapter 79
80
Chapter 80
81
Chapter 81
82
Chapter 82
83
Chapter 83
84
Chapter 84
85
Chapter 85
86
Chapter 86
87
Chapter 87
88
Chapter 88
89
Chapter 89
90
Chapter 90
91
Chapter 91
92
Chapter 92
93
Chapter 93
94
Chapter 94
95
Chapter 95
96
Chapter 96
97
Chapter 97
98
Chapter 98
99
Chapter 99
100
Chapter 100

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!