PERTEMUAN TAK TERDUGA

"Mau duduk di mana, May?" Tanya Mami Emily seraya mengedarkan pandangannya ke deretan kursi dan meja di area foodcourt di mall pusat kota. Namun kemudian tatapan Mami Emily berhenti di sebuah meja dan kursi di sudut foodcourt, dimana sepasang muda-mudi sedang asyik berpagutan di sana.

Mami Emily kenal sekali dengan si gadis yang dulu sempat beberapa kali Haezel bawa ke rumah dan ke kafe dan bahkan pernah double date juga dengan Mami Emily dan Papi Galen.

Gadis yang kini penampilannya sudah banyak berubah dan cenderung lebih mirip gadis nakal. Dimana Cheryl yang dulu penampilannya begitu sopan dan penuh tatakrama? Gadis itu bahkan berani sekali berpagutan dengan pacarnya di tempat umum dan terbuka seperti ini.

Astaga!

"Mi! Kok melamun?" Teguran dari Mayra langsung membuyarkan lamunan Mami Emily yang sejak tadi sibuk menatap ke arah Cheryl dan pacarnya yang terlihat tak asing. Mami Emily seperti pernah tahu wajah pacar Cheryl itu sebelumnya. Tapi siapa? Mami Emily tak bisa ingat.

"Eh, enggak!"

"Jadi mau duduk di mana, May?" Tanya Mami Emily sekali lagi pada sang calon menantu.

Ya, beruntung Haezel tak jadi menikah dengan Cheryl yang sekarang jadi tak karuan begitu. Gadis keras kepala yang tak mau legowo saat ayahnya ditetapkan oleh tersangka dan malah menyalahkan Haezel atas kasus yang menimpa ayahnya. Padahal jelas-jelas Haezel hanya menjalankan tugasnya sebagai detektif yang jujur.

Mungkin juga itu petunjuk kalau Cheryl memanglah tak pantas untuk Haezel. Dan sekarang, Haezel sudah bertemu gadis yang memang pantas untuknya. Gadis lugu, sederhana dan bersahaja bernama Mayra.

"Itu di sana kosong, Mi!" Mayra menunjuk ke satu meja yang masih kosong.

"Iya, ayo!" Jawab Mami Emily seraya mengikuti Mayra. Lalu dua wanita itu duduk di meja yang tadi ditunjuk oleh Mayra dan mulai menikmati makanan mereka.

"Terima kasih karena sudah mengajak May jalan-jalan hari ini, Mi!" Ucap Mayra di sela-sela gadis itu menikmati makanannya.

"Kau senang dan betah disini, kan?" Tanya Mami Emily memastikan.

"Betah, Mi!" Jawab Mayra seraya mengangguk-angguk. Saat itulah ponsel Mami Emily yang berada di dalam tas tiba-tiba berbunyi.

Mami Emily membuka tasnya dan hendak mengambil ponsel, saat sesuatu jatuh dari tas wanita paruh baya tersebut, dan hampir mengenai kaki seseorang yang lewat disamping meja Mami Emily dan Mayra.

"Maaf!" Mami Emily hebdam mengambil barangnya yang jatuh, namun kalah cepat dari gadis yang sudah mengambilkan barang Mami Emily, lalu memberikannya pada wanita paruh baya tersebut.

"Mam-" Panggilan gadis itu tercekat dan tak jadi.

"Maaf, maksud saya, Aunty Em!" Sapa Cheryl seraya mengulas senyum pada Mami Emily.

"Cheryl! Bagaimana kabarmu?" Mami Emily berbasa-basi pada mantan kekasoh Haezel tersebut.

"Ba-baik, Aunty!" Jawab Cheryl tergagap. Pandangan Cheryl lalu terhenti pada Mayra yang duduk di depan Mami Emily.

"Ezel menelepon, May! Kamu angkat dulu!" Titah Mami Emily seraya menyodorkan ponselnya yang terus berdering pada Mayra.

"Iya, Mi!" jawab Mayra patuh dan langsung mengambil ponsel dari tangan Mami Emily.

Sementara Cheryl masih tertegun saat tadi ia mendengar Mayra memanggil Mami pada Mami Emily.

Mami?

Apa itu artinya gadis ini...

"Dia Mayra! Calon istri Haezel," tukas Mami Emily yang seolah menjawab pertanyaan di batin Cheryl.

"Haezel sudah punya calon istri, Aunty? Terlihat masih kecil. Jangan-jangan pedofil," cibir pria yang bersama Cheryl.

"Rey!" Tegur Cheryl pada Reynold yang juga merupakan mantan sahabat Haezel.

Mami Emily mengernyit saat mendengar Cheryl memanggil teman prianya tadi dengan nama Rey. Mami Emily akhirnya ingat siapa pria yang bersama Cheryl tersebut.

"Rey!"

"Kamu Reynold sahabat Haezel dulu, kan?" Tanya Mami Emily memastikan.

"Mantan sahabat lebih tepatnya, Aunty!" Jawab Reynold mengoreksi dan memperjelas.

"Sekarang pacaran dengan Cheryl?" Tebak Mami Emily selanjutnya.

"Iya!" Jawab Reynold seraya mencium Cheryl tanpa rasa sungkan sedikitpun di depan Mami Emily.

Dasar anak muda jaman sekarang!

"Rey!" Cheryl yang ternyata masih punya rasa sungkan langsung menegur sang pacar.

"Kami permisi, Aunty! Selamat siang!" Pamit Cheryl akhirnya mengakhiri basa-basinya pada Mami Emily.

"Iya, Mas! Jadi bicara pada Mami tidak?" Ucap Mayra yang sejak tadi masih sibuk berbicara dengan Haezel di telepon.

"Mana Mami?"

Mayra langsung menyodorkan ponsel Mami Emily pada sang empunya.

"Ada apa, Ezel?" Sapa Mami Emily pada sang putra.

"Mami mengajak Mayra kemana?"

"Jalan-jalan! Ini lagi makan di foodcourt trus nanti mau lanjut ke salon," cerita Mami Emily memaparkan rencananya.

"Mami ke salon? Biasa keramas aja harus dipaksa-paksa dan dikeramasin papi." Terdengar gelak tawa Haezel dari ujung telepon.

"Ck! Sudahlah! Cuma mau tanya itu?" Decak Mami Emily sedikit kesal.

"Iya kayaknya." Haezel kembali tergelak.

"May jangan dipotong rambutnya, ya, Mi!"

"Kenapa memang? Tadi katanya May mau potong pendek." Mami Emily sedikit menggoda Haezel.

"Itu sudah pendek, Mi! Pokoknya jangan boleh kalau dia minta potong rambut!"

"Rambut rambutnya Mayra, kenapa kamu ngatur-ngatur begitu?" Cibir mami Emily lagi.

"Mami berikan ponselnya pada Mayra dulu! Biar Ezel yang bicara!"

"Sudah nanti saja! Mami dan Mayra sedang buru-buru. Bye!" Pungkas Mami Emily seraya menutup telepon.

Wanita paruh baya itu tertawa kecil dan membayangkan Haezel yang mungkin sedang kelabakan sekarang tapi tak bisa kemana-mana apalagi menyusul ke salon.

Biar saja!

"Ada apa, Mi?" Tanya Mayra heran karena Mami Emily yang tertawa tertawa sendiri.

"Tidak ada apa-apa!"

"Makanan kamu sudah habis?" Tanya Mami Emily mengalihkan pembicaraan.

"Sudah, Mi!" Jawab Mayra yang tangannya langsung cekatan mengumpulkan piring kotor bekasnya makan tadi beserta milik Emily sekalian. Gadus itu juga mengelap makanan yang terciprat di meja dengan tisu, lalu mengumpulkan tisu bekas pakai ke atas piring yang sudah ditumpuk rapi.

Sesaat Mami Emily langsung ingat pada Papi Galen yang juga biasa melakukan hal tersebut saat mereka makan di luar. Sepertinya calon menantu Mami Emily ini bakalan sebelas dua belas dengan papi Galen yang selalu rapi. Tapi setidaknya Mayra bukan OCD seperti papi Galen. Mayra masih normal!

"Padahal sudah ada waitress yang akan membereskannya nanti, May!" Mami Emily hanya geleng-geleng kepala.

"Tidak apa-apa, Mi! Sekali-kali kita juga harus meringankan pekerjaan waitress," tukas Mayra memberikan alasan yang langsung membuat Mami Emily mengulas senyum.

"Ayo lanjut ke salon!" Ajak Mami Emily selanjutnya pada Mayra.

"May boleh potong rambut, Mi?" Tanya Mayra minta izin.

"Jangan! Nanti bawahnya saja kita rapikan, ya!," ujar Mami Emily memberikan saran.

"Baiklah!" Jawab Mayra mengangguk patuh dan dua wanita itu lanjut meninggalkan mall, lalu pergi ke salon langganan mami Emily.

.

.

.

Pak Galen dan segala ke-OCD-annya ada di "Jodoh Emily"

Oke?

Oke!

Terima kasih yang sudah mampir.

Jangan lupa like biar othornya bahagia.

Terpopuler

Comments

Reni Kurniasih

Reni Kurniasih

ok dech bund....

2022-07-08

0

Agustina Kris

Agustina Kris

jangan di potong rambutnya may ntar ezel mencak"

2022-07-08

0

Agustina Kris

Agustina Kris

galen udah ketemu penerusnya

2022-07-08

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!