JANGAN PANGGIL PAK!

Haezel yang sudah selesai mandi mengedarkan pandangannya ke setiap sudut kamar untuk mencari kopernya yang tadi dimasukkan Mbok Sum ke kamar.

Tapi kenapa koper Haezel tidak ada? Apa Haezel salah masuk kamar?

Haezel memeriksa lemari besar di samping tempat tidur, karena barangkali Mbok Sum memasukkan koper Haezel ke sana. Namun ternyata kosong. Tidak ada koper Haezel di manapun!

"Ck! Bagaimana mau pakai baju kalau begini?" Gumam Haezel seraya garuk-garuk kepala. Salah Haezel juga yang tadi asal masuk dan langsung mandi tanpa memeriksa terlebih dahulu ini benar kamarnya atau bukan.

Haezel akhirnya membuka pintu kamar dengan hanya memakai handuk yang membalut bagian bawah tubuhnya. Pria itu langsung terkejut saat mendapati Mayra yang ternyata sedang menyapu rumah dan sekarang berada tepat di depan pintu kamar Haezel.

"Hah!" Mayra membanting sapu di tangannya ke arah Haezel, lalu gadis itu berbalik dan menutup wajahnya dengan kedua tangan.

"Eh, maaf, May! Aku tidak ada maksud membuatmu kaget," ujar Haezel seraya garuk-garuk kepala.

"Kenapa Pak Haezel tidak pakai baju?" Tanya Mayra yang masih membelakangi Haezel.

"Pak?" Gumam Haezel karena Mayra yang memanggilnya Pak. Memang Haezel sudah seperti bapak-bapak?

"Koperku tidak ada di kamar. Kamu bisa bantu mencarikannya?" Pinta Haezel akhirnya pada Mayra.

"Bentar! May tanya dulu sama budhe," ujar Mayra seraya berjalan masih sambil menutup wajah dan matanya dengan telapak tangan. Tentu saja hal itu membuat Haezel tertawa.

"Ezel! Kenapa belum pakai baju?" Tegur Aileen yang sudah keluar dari kamar seraya menggendong Latisha.

"Koper Haezel tidak ada di kamar, Kak! Kamar Haezel yang mana, ya?" Tanya Haezel akhirnya seraya garuk-garuk kepala.

"Yang di bawah tangga seperti biasa. Mbok Sum juga naruh koper kamu di sana!"

"Lagian, tadi Kakak sudah menegur kamu kenapa malah masuk ke kamar yang ini pas pamit mandi. Kamu cuma diem saja!" Omel Aileen seraya geleng-geleng kepala.

"Masa, sih?" Haezel tertawa kecil.

"Sepertinya tadi Ezel sedang tidak fokus!" Ujar Haezel lagi beralasan.

"Ya, Tisha, ya!" Haezel mencolek hidung Latisha yang berada di gendongan Aileen.

"Ayo ikut Uncle!" Ujar Haezel lagi seraya mengulurkan tangannya dan hendak menggendong putri pertama Aileen tersebut.

"Pakai baju dulu sana!" Sergah Aileen sedikit galak pada Haezel. Persis sekali seperti Papi kalau mengomel.

"Ck!" Haezel berdecak dan akhirnya berjalan ke arah kamar di bawah tangga.

"Pak Haezel! Kata Budhe, koper anda di kamar bawah tangga!" Lapor Mayra yang sudah keluar dari dapur masih sambil menutup wajahnya dengan telapak tangan.

"Itu kenapa wajah kamu ditutup begitu, May? Nanti kalau jalan nabrak bagaimana?" Tegur Aileen heran

"Pak Haezel belum pakai baju,Bu!" Jawab Mayra jujur yang langsung membuat Haezel tergelak.

"Ck! Sana pakai baju, Ezel!" Usir Aileen akhirnya pada Haezel yang masih terus terkekeh dan tak kunjung masuk ke dalam kamar di bawah tangga.

"Polos banget kamu, May!" Celetuk Haezel sebelum kemudian pria itu menghilang ke dalam kamar dan menutup pintu.

"Ezel sudah masuk kamar, May! Buka itu tangannya!" Titah Aileen pada Mayra yang mengintip sedikit untuk memastikan. Setelah yakin Haezel benar-benar sudah pergi, Mayra akhirnya membuka kedua telapak tangannya.

"Maaf, Bu! May lanjut nyapu dulu," izin Mayra akhirnya seraya nengambil sapu yang tadi sempat Mayra lempar ke arah Haezel yang bertelanjang dada. Aileen hanya geleng-geleng kepala dan lanjut menggendong Latisha ke halaman depan sekalian menunggu sang suami pulang.

"May! Belum selesai yang nyapu?" Tegur Mbok Sum saat Mayra hampir menyelesaikan pekerjaannya.

"Tinggal dikit lagi, Budhe!" Jawab Mayra seraya melempar pandangan ke arah pintu kamar Haezel karena mendengar suara pintu yang dibuka dari dalam. Benar saja, Haezel sudah keluar lagi dan kali ini pria itu tak lagi bertelanjang dada melainkan sudah mengenakan celana jeans selutut serta kaus lengan pendek warna putih.

"May!"

"Eh, iya, Budhe!" Jawab Mayra sedikit tergagap.

"Cepat nyapunya, kok malah melamun! Kerja yang rajin jangan klemar-klemer!"

"Iya, Budhe! Ini sudah selesai, kok!" Ujar Mayra seraya membereskan sapu dan pengki yang tadi ia pakai, lalu membawanya ke belakang rumah menyusul Mbok Sum yang sudah terlebih dahulu ke belakang.

"May!" Panggil Haezel tiba-tiba.

"Iya, Pak? Ada apa?" Tanya Mayra seraya berbalik dan menghentikan langkahnya.

"Kak Aileen dan Tisha mana?"

"Di halaman depan, Pak! Biasa menunggu Pak Cliff pulang dari kantor kalau sore begini," jelas Mayra.

"Oh!" Haezel membulatkan kedua bibirnya.

"Saya permisi, Pak!" Pamit Mayra selanjutnya.

"Eh, May!" Panggil Haezel lagi.

"Iya, Pak! Ada apa lagi?" Tanya Mayra yang lagi-lagi harus kembali menghentikan langkahnya.

"Buatkan kopi, ya!" Titah Haezel pada Mayra.

"Iya, Pak! Mau pakai gula?" Tanya Mayra agar tak salah.

"Satu sendok saja!"

"Baiklah. Sebentar, ya, Pak!" Jawab Mayra saat Haezel lagi-lagi memanggilnya.

"May!"

"Iya, Pak!"

"Jangan panggil Pak, dong! Aku kan belum bapak-bapak," ujar Haezel yang tentu saja langsung membuat Mayra mengernyit bingung.

"Lalu saya harus memanggil apa?" Tanya Mayra bingung.

"Ezel saja," jawab Haezel seraya tersenyum.

"Nggak sopan, Pak! Pak Ezel kan lebih tua dari saya," jawab Mayra sungkan.

"Yaudah panggil mas atau abang. Penting jangan Pak, ya!"

"Aku kok berasa udah tua dipanggil Pak," kekeh Haezel yang hanya membuat Mayra meringis.

"Iya, Mas!" Ucap Mayra akhirnya meskipun masih kaku.

"Nah, begitu dong!" Haezel langsung tersenyum senang.

"May buatkan kopi dulu untuk Mas Ezel!" Pamit Mayra akhirnya yang hanya membuat Haezel mengangguk.

Haezel terus memperhatikan Mayra, hingga gadis itu menghilang ke arah dapur. Haezel mengulas senyum simpul, sebelum kemudian pria itu mengayunkan langkahnya menuju ke teras depan untuk menyusul Aileen dan baby Latisha.

.

.

.

Kasih gula dulu yang banyak biar diabetes. Sebelum nanti jualan bawang 😅😅

Tapi ngomong-ngomong panggilan Mayra mengingatkan aku pada si Maymunah yang amnesia trus kecebur got 🤣

Terima kasih yang sudah mampir.

Jangan lupa like biar othornya bahagia.

Terpopuler

Comments

Melly Tobing

Melly Tobing

Itu siy nona Mia bun, kisah opa oma nya Haezel

2022-07-09

1

Endah Winarni

Endah Winarni

kaya papi nya GK mau dipanggil pak😅

2022-07-03

1

Heny Hennay🌻

Heny Hennay🌻

lanjut thor...

2022-07-01

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!