CAPER

"Bagaimana ujiannya, May?" Tanya Aileen pada Mayra yang turut membantu Mbok Sum menyajikan hidangan makan malam.

"Lancar, Bu!" Jawab Mayra cepat.

"Syukurlah kalau begitu. Lalu sudah punya gambaran nanti kira-kira mau kuliah di mana dan masuk fakultas apa?" Tanya Aileen lagi.

"Soal itu...." Mayra terlihat berpikir.

"Katanya Mayra mau langsung cari kerja dan tak jadi kuliah, Bu!" Mbok Sum yang akhirnya menjawab pertanyaan Aileen.

"Kenapa begitu, May? Nanti biaya kuliah kamu akan kami urus. Jadi tidak usah khawatir," ujar Aileen menyayangkan keputusan Mayra.

"Lagipula, lulus SMA mau kerja apa, May?" Cliff ikut menimpali.

"Apa saja, Pak! Biasa di toko-toko kan banyak lowongan," tutur Mayra tak kehabisan alasan.

"May juga tidak mau merepotkan Bapak Cliff dan Ibu Aileen," imbuh Mayra lagi.

Cliff dan Aileen saling lempar pandang, saat terdengar suara bel dari pintu depan. Mbok Sum bergegas ke depan untuk membuka pintu

"Mami dan Papi bukan?" Tanya Cliff memastikan pada Aileen.

"Bukan kayaknya. Mami dan Papi baru datang besok pagi-"

"Selamat malam, Cucunya Omi!" Aileen bahkan belum menyelesaikan kalimatnya, saat Mami Emily sudah masuk ke ruang makan dan langsung menyapa Latisha yang sedari tadi duduk di highchair-nya.

"Sudah besar saja!" Ucap Mami Emily lagi seraya menciumi gemas cucu pertamanya tersebut.

"Kok udah datang, Pi?" Tanya Aileen bingung seraya menyapa dan memeluk Papi Galen. Wanita itu juga langsung mempersilahkan sang papi untuk sekalian ikut makan malam.

"Ezel katanya salah pesan tiket," jawab Papi Galen menerangkan.

"Salah pesan tiket bagaimana?" Cliff ikut-ikutan bertanya.

"Disuruh pesan tiket untuk jam enam pagi, malah pesan yang untuk jam enam belas. Papi juga bingung."

"Tadi saja berkemasnya sampai buru-buru dan isi koper jadi tak karuan," cerita Papi Galen sedikit kesal.

"Kan bisa dibatalkan, Pi!" Cliff memberikan solusi.

"Sudah terlanjur sampai ya sudah, Pi! Tidak usah mengomel lebay begitu!" Omel Mami Emily pada sang suami. Wanita paruh baya tersebut sudah duduk namun masih sambil memangku Latisha.

Mayra keluar dari dapur, lalu meletakkan piring dan sendok untuk Mami Emily dan Papi Galen.

"Ini asisten rumah tangga baru? Kok kamu manja sekali, Aileen?" Papi Galen menatap tak senang pada sang putri yang sejak dulu sudah manja dan malah semakin dimanjakan oleh Cliff. Aileen yang tak bisa memasak serta tak pandai beberes, memang sebelas dua belas dengan Mami Emily. Cuma mungkin bedanya Aileen tak seceroboh dan sejorok Mami Emily dulu.

Sejak awal menikah, Cliff langsung memberikan fasilitas ART untuk Aileen dan meminta istrinya itu untuk tak pergi ke dapur. Antara memanjakan atau mungkin berjaga-jaga agar dapurnya tidak meledak, jika Aileen pergi ke dapur.

"Itu keponakan Mbok Sum, Pi!" Aileen menjelaskan pada Papi Galen yangvtak jadi marah.

"Masih sekolah? Siapa namanya?" Gantian Mami Emily yang menanyai Mayra.

"Mayra, Bu! Sudah kelas dua belas dan sebentar lagi lulus," terang Mayra menjawab dengan sopan. Gadis itu lalu berbalik dan kembali masuk ke dapur.

"Orang tua Mayra kemana? Kok ikut Mbok Sum disini?" Papi Galen bertanya dan sedikit merendahkan nada bicaranya.

"Meninggal dalam sebuah kecelakaan, Pi," jawab Cliff cepat sedikit berbisik.

"Dua-duanya?" Tanya Mami Emily prihatin.

"Iya!" Jawab Cliff dan Aileen kompak.

"Kasihan sekali!" Gumam Mami Emily prihatin.

"Bisik-bisik apa?" Tanya Haezel yang baru saja masuk ke ruang makan.

"Kau ikut kesini juga, Ezel?" Bukannya menjawab pertanyaan Haezel,Aileen malah balik bertanya bingung.

"Antar Mami dan Papi biar tidak salah masuk pesawat," jawab Haezel beralasan yang langsung berhadian toyoran dari Papi Galen.

Perang papi dan anak laki-lakinya sudah dimulai.

"Kau pikir Papimu ini sudah pikun sampai bisa salah masuk pesawat," Gerutu Papi Galen bersungut.

"Hai, Tisha! Masih ingat sama Uncle Ezel, kan?" Haezel ganti menyapa Latisha yang sudah tumbuh semakin besar. Padahal baru satu bulan lebih sedikit Haezel tak melihatnya.

"May! Bawa piring satu lagi untuk Ezel!" Seru Aileen pada Mayra yang tadi masuk ke dapur.

Tapi nyatanya bukan Mayra yang keluar, melainkan Mbok Sum.

"Silahkan, Pak Ezel!" Ucap Mbok Sum sopan setelah meletakkan piring di depan Haezel.

"Namanya sudah berubah jadi May sekarang, Mbok?" Haezel sedikit berkelakar pada Budhe dari Mayra tersebut karena tadi yang dipanggil Aileen memanglah Mayra dan bukan Mbok Sum.

"Masih Mbok Sum, Pak!" Jawab Mbok Sum seraya tertawa kecil.

"Dia maunya yang bawain piring Mayra, Mbok!" Tukas Aileen blak-blakan yang langsung membuat Papi Galen dan Mami Emily mengernyit bersamaan.

"Mayra sedang di toilet tadi," jelas Mbok Sum sebelum kemudian asisten rumah tangga tersebut undur diri dan kembali ke dapur.

Sedangkan Haezel hanya berekspresi santai dan langsung mengambil makanan yang tersaji di atas meja makan. Kebetulan Haezel memang sedang lapar.

"Papi jadi curiga, alasan kamu ikut datang kesini, Ezel!" Papi Galen mulai mengungkapkan analisisnya.

"Mau ikut jadi detektif seperti Ezel juga, Pi?" Sindir Haezel sebelum pria itu menyuapkan makanan ke dalam mulutnya.

"Mayra sudah disini bulan kemarin, Ai? Saat Ezel menginap beberapa hari di sini?" Tanya Mami Emily ikut menyelidik.

"Sudah, Mi! Malahan Haezel itu yang antar jemput Mayra ke sekolah setiap hari," jawab Aileen terang-terangan yang langsung membuat Haezel batuk-batuk karena tersedak makanannya. Pria itu mencari-cari gelasnya namun tak ada di atas meja. Sepertinya Mbok Sum tadi lupa membawakan gelas minuman untuk Haezel.

"May, bawakan minum untuk Ezel!" Seru Aileen pada Mayra lagi. Dan untuk kali ini, benar-benar Mayra yang akhirnya keluar seraya membawa segelas air putih di tangannya.

"Ini, Pak Ezel!" Mayra dengan cepat mengangsurkan gelas air putih pada Haezel.

"Ini yang masak kamu, May? Kok pedas sekali?" Protes Haezel seraya menunjuk ke ayam bumbu rica-rica di atas meja. Pria itu sudah berhenti batuk-batuk dan malah caper ke Mayra.

"Yang masak Budhe, Pak!," jawab Mayra sedikit takut-takut.

"Biasa di rumah juga doyan pedas! Dan ini pedasnya tak seberapa, Ezel! Kenapa caper begitu?" Omel Mami Emily pada sang putra setelah wanita paruh baya itu mencicipi ayam rica-rica yang tadi dimakan Haezel.

"Ada something!" Gumam Papi Galen yang sepertinya lebih paham.

"Papi kira bakalan lama move on! Ternyata nemu yang polos langsung nyantol!" Seloroh Papi Galen lagi yang sontak membuat Aileen dan Cliff menahan tawa. Sementara Mayra sudah langsung pamiy kembalu ke dapur setelah mendapat omelan dari Haezel tadi.

"Udah gitu, capernya sama persis dengan Papinya dulu juga," celetuk Mami Emily yang akhirnya paham alasan Haezel mengomeli Mayra tadi.

Memang sama persis dengan cara Papi Galen dulu saat pedekate pada Mami Emily.

"Buah jatuh tak jauh dari pohonnya, Mi!" Timpal Aileen sok tahu.

"Memang papi dulu suka caper ke mami juga?" Tanya Cliff kepo.

"Oh, jangan ditanya lagi! Modus pedekate Papi kalian itu luar biasa!" Jawab Mami Emily lebay yang sontak membuat semuanya tertawa. Kecuali Papi Galen tentu saja yang hanya berdecak berulang-ulang.

"Nanti Ezel bisa berguru pada Papi berarti," seloroh Haezel yang kembali membuat semuanya tertawa. Keluarga Biantara itu melanjutkanakan malam masih dengan diselingi obrolan dan canda tawa.

****

"Keluarga Bu Aileen rukun sekali, ya, Budhe!" Gumam Mayra yang samar-samar mendengar tawa canda dari keluarga Aileen di ruang makan.

"Iya, mereka memang keluarga yang kompak dan semuanya juga saling menyayangi." Ujar Mbok Sum menanggapi.

"Semoga nanti kamu bertemu jodoh yang punya keluarga yang rukun dan menyenangkan seperti itu juga," tutur Mbok Sum lagi mengungkapkan harapannya pada Mayra.

"Aamiin!"

.

.

.

Terima kasih yang sudah mampir.

Jangan lupa like biar othornya bahagia.

Terpopuler

Comments

Endah Winarni

Endah Winarni

jadi ingat pak GK selera cari2 kesalahan Emily sampai kertas terlipat ujungnya pun jadi masalah 🤣

2022-07-05

0

Diana Susanti

Diana Susanti

lanjut kak

2022-07-05

2

Diana Susanti

Diana Susanti

aamiin YRB 🙏🙏🙏🙏

2022-07-05

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!