IDE

"Kita jodohkan saja mereka berdua!" Usul Aileen seraya memainkan jemarinya di atas dada Cliff.

"Haezel juga sepertinya sudah sangat tertarik pada Mayra," ungkap Aileen lagi.

"Sekarang jaman apa memangnya? Masih musim jodoh-jodohan?" Kekeh Cliff seraya merapikan rambut Aileen. Sesekali Cliff akan menoleh ke arah box bayi Latisha di sisi kamar untuk memastikan kalau bayinya yang baru genap enam bulan tersebut tidak terbangun.

"Maksudnya bukan perjodohan paksa! Sayang!" Aileen menangkup gemas wajah Cliff yang masih berada di bawahnya. Saat ini posisi Aileen memang sedang tengkurap di atas tubuh Cliff. Lucu memang, tapi Aileen selalu melakukannya saat wanita ini memulai obrolan serius dengan sang suami.

"Iya, baiklah! Terserah kau saja," Cliff hanya mengendikkan kedua bahunya.

"Tapi kalau aku boleh memberikan saran." Cliff menjeda kalimatnya sejenak,dan tangan pria itu sibuk mengusap-usap pipi Aileen yang kembali ditumbuhi jerawat.

"Sakit, Sayang!" Protes Aileen.

"Kau sering sekali jerawatan begini. Apa kau tak pernah ke salon lagi untuk merawat diri?" Tanya Cliff cemas.

"Emmmm, entahlah! Kadang aku malas kalau sudah bermain bersama Latisha," jawab Aileen beralasan.

"Kenapa? Aku sudah tak cantik, ya? Kau tidak suka lagi kepadaku?" Cecar Aileen sedikit drama.

"Kata siapa? Aku selalu mencintaimu," Cliff menangkup wajah Aileen dan menatap istrinya itu dengan sungguh-sungguh.

"Lalu kenapa mempermasalahkan jerawat di wajahku?" Tanya Aileen tidak mengerti.

"Aku tidak mempermasalahkannya. Aku hanya khawatir kau terlalu tertekan setelah punya bayi dan tak punya waktu untuk dirimu sendiri lagi."

"Aku hanya tidak mau kau stress nanti karena kerepotan mengasuh Aileen. Aku carikan babysitter, ya!" Tawar Cliff yang langsung membuat Aileen tergelak.

"Lalu Papi akan mengomel dari A sampaj Z karena kau begitu memanjakan aku!" Aileen menangkup gemas wajah Cliff.

"Apa masalahnya? Gaji babysitter aku yang bayar dan tak minta uang pada Papi. Kau juga kan istriku sekarang, jadi mau aku manja atau apapun itu ya terserah aku!" Jawab Cliff sedikit sombong.

"Baiklah! Terserah saja! Aku malas berdebat denganmu!" Decak Aileen seraya menyandarkan kepalanya di dada Cliff.

"Berarti kita akan mencari baby sitter untuk Latisha?"

"Tidak usah!" Sergah Aileen yang langsung mengangkat kepalanya kembali.

"Aku sama sekali tidak kewalahan mengasuh Latisha. Kan di rumah sudah ada Mbok Sum dan Mayra juga. Aku hanya duduk-duduk sepanjang hari mengurus Latisha. Pekerjaan rumah lain mana pernah aku sentuh?"

"Jadi tidak usah mencari baby sitter lagi, kecuali Latisha akan punya adik dalam waktu dekat," Aileen terkekeh saat mengucapkan kalimatnya yang terakhir.

"Mau memang? Aku siap menghamilimu lagi kalau kau mau memberikan adik untuk Latisha," tawar Cliff seraya mengerling nakal pada Aileen.

"Tidak!" Jawab Aileen menyalak.

"Pelankan suaramu!" Cliff kembali merapikan rambut Aileen yang masih betah tengkurap di atasnya.

"Jadi, tadi kau mau memberikan saran apa soal Haezel?" Aileen mengembalikan bahan pembicaraan tentang Haezel.

"Yang mana?" Tanya Cliff yang ternyata sedikit pikun. Untung Aileen sayang, jadi wanita itu hanya memutar bola mata.

"Yang tadi! Pembicaraan kita di awal. Soal perjodohan Ezel dan Mayra. Kau punya saran apa?" Cerocos Aileen yang terpaksa harus menjelaskan kronologi awal tentang obrolan mereka tadi.

"Sebentar, aku ingat-ingat dulu." Cliff tampak berpikir dan Aileen masih menunggu dengan sabar.

"Oh, iya aku ingat!" Cetus Cliff akhirnya yang langsung membuat Aileen tersenyum senang.

"Apa Ezel sudah move on dari Cheryl?" Tanya Cliff lagi yang langsung membuat senyuman Aileen mendadak hilang.

"Apa kau masih harus bertanya? Jelas-jelas Haezel sudah menggoda Mayra begitu dan terlihat tergila-gila juga pada Mayra," Cerocos Aileen panjang lebar dan sedikit kesal pada Cliff.

"Iya, aku melihatnya, Sayang!" Cliff berusaha membujuk Aileen yang kesal.

"Aku hanya bertanya untuk memastikan kalau Haezel tidak sedang menjadikan Mayra sebagai pelarian," lanjut Cliff lagi yang langsing membuat Aileen berpikir beberapa saat.

"Pelarian?"

"Iya pelarian atas cintanya yang kandas bersama Cheryl." Cliff menerka-nerka.

"Aku yakin Haezel bukan pria seperti itu," gumam Aileen setelah wanita itu terdiam untuk beberapa saat.

"Tapi Haezel termasuk cepat sekali move on-nya." Cliff kembali berpendapat.

"Ibaratnya dia baru saja putus dari Cheryl dan sudah langsung menggoda Mayra. Padahal Haezel juga baru bertemu Mayra saat ia kemari satu bulan yang lalu," tutur Cliff lagi tetap pada pendapatnya.

"Kau tahu tentang jatuh cinta pada pandangan pertama, Cliff?" Cetus Aileen tiba-tiba yang langsung membuat Cliff berpikir.

"Seperti yang terjadi di antara aku dan Latisha?" Tanya Cliff bergumam.

"Ya! Karena kepadaku, kau tidak jatuh cinta pada pandangan pertama," Aileen sedikit merengut dan cemburu

"Kau baru jatuh cinta padaku setelah kita bersahabat bertahun-tahun," lanjut Aileen lagi tetap merengut.

"Itu namanya cinta karena terbiasa!"

"Tapi kan aku juga tak pernah punya pacar sebelum kau, dan kau tetap yang pertama bagiku sekaligus yang terakhir!" Cliff mengecup singkat bibir Aileen yang langsung membuat istrinya itu mengulas senyum.

"Jadi menurutmu, Haezel jatuh cinta pada pandangan pertama pada Mayra?" Tanya Cliff lagi memastikan.

"Aku rasa begitu! Tapi mungkin besok aku akan memastikannya lagi pada Haezel."

"Aku juga tidak mau kalau adikku yang usil itu sampai mempermainkan hati seorang gadis polos," sambung Aileen lagi yang langsung membuat Cliff mengangguk.

"Kau juga jangan mempermainkanku malam ini, oke!" Ujar Cliff selanjutnya seraya mengerling nakal pada Aileen.

"Nanti Latisha bangun!" Aileen beralasan, namun saat Cliff menanggalkan kausnya, Aileen tetap bergerak cepat untuk membantu.

"Aku yakin Latisha masih pulas, dan aku sangat tahu cara bercinta mode quick!" Pungkas Cliff sebelum kemudian pria itu berguling dan mulai melucuti piyama Aileen.

****

"Mau berangkat? Ayo aku antar!" Tawar Haezel pada Mayra yang baru keluar dari dalam rumah dan sudah rapi mengenakan seragam putih abu-abu serta tas di pundaknya.

"May naik angkot saja, Pak!" Tolak Mayra cepat. Mayra sebenarnya juga merasa sungkan pada Papi Galen dan Mami Emily yang baru keluar dari rumah seraya menggendong baby Latisha.

"Udah, nggak apa-apa!" Haezel kekeh menarik tangan Mayra dan mengajaknya menghampiri motor Abang Cliff yang terparkir di depan garasi.

"Pak!" Mayra bergegas menarik tangannya yang dipegang oleh Haezel.

"Kenapa, sih?" Tanya Haezel merasa tak paham.

"Ada Pak Galen dan Bu Emily!" Mayra mengendikkan dagu ke arah teras, dimana Mami Emily dan Papi Galen sedang menatap pada kedekatan Haezel dan Mayra.

"Sudah mau berangkat, May?" Seru Mami Emily dari teras.

"Iya, Bu!" Jawab Mayra yang buru-buru menghampiri Papi Galen dan Mami Emily lalu mencium punggung tangan kedua orang tua Haezel tersebut.

"Masih ujian?" Tanya Papi Galen.

"Ujian Nasional sudah selesai kemarin, Pak! Tinggal persiapan untuk ujian sekolah," terang Mayra yang langsung membuat Papi Galen mengangguk.

"Mayra berangkat dulu, Pak, Bu!" Pamit Mayra sekali lagi pada kedua orang tua Haezel tersebut.

"Iya, hati-hati! Itu Ezel sudah nungguin," kekeh Mami Emily seraya menunjuk ke arah Haezel yang memang sudah bersiap di atas motor Abang Cliff.

"May naik angkot, kok, Bu," tukas Mayra seraya mempercepat langkahnya dan sepertinya sengaja untuk tak menghampiri Haezel.

"Biar diantar Haezel saja, May!" Seru Papi Galen dari teras. Mayra refleks menghentikan langkahnya dan Haezel juga sudah dengan cepat menghampiri gadis tersebut.

"Ayo naik!" Titah Haezel seraya menyodorkan helm pada Mayra.

Mayra masih diam dan merasa ragu.

"Ayo, May! Ketimbang kamu terlambat!" Paksa Haezel lagi yang akhirnya membuat Mayra tak punya pilihan lain. Mayra akhirnya naik ke atas motor dan membiarkan Haezel mengantarnya ke sekolah.

Lagi dan lagi!

.

.

.

Terima kasih yang sudah mampir.

Jangan lupa like biar othornya bahagia.

Terpopuler

Comments

𝐙⃝🦜💝KHANZA💝

𝐙⃝🦜💝KHANZA💝

ehh kok Mayra ?? Lathisa donk harusnya 🤔🤔

2022-07-06

0

Sari Novarizal

Sari Novarizal

sdh dpt lampu hijau dr ortu ezel semoga mayra nggak merasa rendah diri maklum ditaksir adik nyonya rumah biasanya tekanan lebih berat

2022-07-06

1

Agustina Kris

Agustina Kris

udah dapat dukungan mami papi rupanya

2022-07-06

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!