SIAPA YANG MELAMAR?

"Mayra?" Haezel berseru kaget saat melihat Mayra yang tiba-tiba ada di depannya dan di rumahnya.

Apa ini sebuah kejutan?

"Pagi, Pak Ezel!" Sapa Mayra seraya menganggukkan kepalanya ke arah Haezel. Gadis itu masih terlihat tersipu.

"Papi dan Mami mengajakmu kesini?" Tanya Haezel tak percaya.

"Iya, kata Pak Galen-"

"May! Naik kesini!" Mayra belum menyelesaikan kalimatnya saat Mami Emily sudah keluar dan memanggil Mayra.

"Eh, iya, Bu!" Jawab Mayra yang bergegas naik tangga dan menghampiri Mami Emily. Haezel turut menyusul Mayra, sebelum kemudian Mami Emily mengingatkan putranya tersebut.

"Ezel! Bukankah papi tadi menyuruhmu mengambil koper?"

Haezel menepuk keningnya sendiri dan Mayra menahan tawa.

"Iya, Mi! Ezel akan mengambilnya!" Haezel kembali berlari menuruni tangga untuk mengambil koper Mami Emily dan Papi Galen.

"Ayo Mami tunjukkan kamar kamu sementara ini," ujar Mami Emily selanjutnya seraya mebgajak Mayra masuk ke rumah. Mami Emily mengajak ke satu kamar di sisi ruang makan yang bersebelahan dengan kamar lainnya.

"Ini kamar lama Aileen," terang Mami Emily setelah membuka pintu kamar dan mengajak Mayra sedikit berkeliling.

"Sekarang ini akan jadi kamar kamu, ya!" Tukas Mami Emily lagi.

"Iya, Bu! Terima kasih," jawab Mayra.

"Mami." Mami Emily mengoreksi panggilan Mayra kepadanya. Gadis itu masih sungkan memanggil Mami dan Papi sepertinya.

"Maaf! May belum terbiasa, Mi," ucap Mayra ragu-ragu yang sontak langsung membuat Mami Emily tertawa kecil.

"Itu tadi sudah bisa!"

"Tapi tidak apa-apa! Nanti juga terbiasa lama-lama," ujar Mami Emily seraya merangkul Mayra. Di saat bersamaan terdengar suara Haezel yang sepertinya sudah kembali.

"Mi! Ini kopernya!" Seru Haezel yang nafasnya terdengar ngos-ngosan.

"Kamu istirahat dulu saja, May! Nanti kalau lapar atau haus bisa ke dapur yang bersebelahan dengan ruang makan tadi."

"Tidak usah sungkan pokoknya disini. Ini juga rumah kamu," tukas Mami Emily panjang lebar berpesan pada Mayra.

"Iya, Mi!" Jawab Mayra lagi yang akhirnya bisa memanggil Mami pada Mami Emily.

"Mi!" Terdengar panggilan dari Galen lagi.

"Iya!" Jawab Mami Emily seraya keluar dari kamar lama Aileen.

"Mayra mana, Mi? Di kamar Kak Aileen?" Tanya Haezel penasaran.

"Ya! Mayra sedang istirahat," ujar Mami Emily seraya membuka pintu kamarnya sendiri, lalu memasukkan koper yang tadi dibawa Haezel ke dalam kamar.

"Tapi ngomong-ngomong, kenapa Mami mengajak Mayra kemari?" Tanya Haezel yang sudah mengekor masuk ke dalam kamar kedua orangtuanya.

"Mayra mau bertemu calon suaminya," bukan Mami Emily, melainkan Papi Galen yang menjawab. Papi Haezel itu sudah sibuk dengan laptopnya seraya duduk di sofa kamar.

"Calon suami?" Wajah Haezel sudah sangat antusias dan sumringah.

"Beberapa hari lalu ada yang melamar Mayra, Ezel! Dan kebetulan pria itu tinggal di kota ini. Jadi nanti Mayra akan menemuinya sekalian mencari universitas juga karena Mayra akan lanjut kuliah dan dibiayai oleh calon suaminya," terang mami Emily panjang lebar yang sontak langsung membuat senyum sumringah Haezel pudar seketika.

Calon suami?

Mayra sudah dilamar?

Oleh siapa?

"Calon suami? Siapa yang melamar Mayra, Mi? Mami jangan bercanda!" Cecar Haezel mulai kelabakan.

"Siapa yang bercanda? Memang kamu tidak melihat cincin di jari Mayra tadi?" Sergah Mami Emily yang buru-buru membuat Haezel berjalan cepat ke arah kamar Mayra, lalu mengetuk pintu dengan kasar.

"May! Buka pintu!"

"Ezel! Jangan mengganggu Mayra!" Cegah Mami Emily berusaha menghentikan tingkah barbar Haezel.

"Tapi Haezel mau tahu siapa pria yang sudah berani melamar Mayra dan kenapa Mayra menerimanya begitu saja?" Cericis Haezel bersamaan dengan pintu kamar Mayra yang akhirnya dibuka dari dalam.

"Ada apa, Pak Ezel?" Tanya Mayra bingung. Haezel tak berbasa-basi lagi dan langsung meraih tangan Mayra untuk memastikan tentang cincin yang tadi dikatakan Mami Emily. Memang sudah ada cincin yang melingkar di jari manis Mayra.

"Siapa yang melamar kamu, May?" Tanya Haezel penuh emosi serta merasa tak terima.

"Seorang pria," jawab Mayra tergagap.

"Pria siapa?" Tanya Haezel lagi mendesak.

"Yang pastinya bukan pria PHP yang hanya hobi menggoda tanpa memberi kepastian," celetuk Papi Galen yang langsung membuat Haezel menatap tajam ke arah papi kandungnya tersebut.

"Haezel nggak PHP, Pi! Haezel juga ada niat untuk serius dengan Mayra! Haezel hanya masih menunggu Mayra lulus sekolah!" Sergah Haezel memaparkan alasannya.

"Terlambat!" Cibir Papi Galen yang langsung membuat Haezel berdecak.

"Katakan siapa yang melamar kamu, May! Aku akan membatalkannya!" Haezel melepaskan cincin lamaran Mayra dengan paksa lalu hendak membuangnya, namun Mami Emily sigap mencegah.

"Ezel! Jangan konyol!" Gertak Mami Emily galak. Wanita paruh baya itu mengambil cincin Mayra dari tangan Haezel.

"Tapi siapa yang sudah melamarmu, May? Siapa?" Tanya Haezel berteriak-teriak pada Mayra.

"Seorang...."

"Seorang pemilik kafe," Mayra tergagap menjawab pertanyaan Haezel.

"Pemilik kafe siapa? Kenapa kamu menerimanya, May?"

"Aku juga bakalan melamar kamu sebentar lagi! Aku cinta sama kamu, Mayra!" Cerocos Haezel merasa frustasi dan putus asa. Sangat berbeda dengan wajah Mayra yang malah bersemu merah mendengar pengakuan cinta dari Haezel. Pun dengan Mami Emily yang sedang berusaha keras menahan tawanya agar tak meledak.

"Lamarannya masih bisa dibatalkan, kan, Pi?" Haezel menatap lesu ke arah Papi Galen saat kemudian pria itu menyadari sikap Mami Emily yang sedang berusaha menahan tawanya.

"Apa yang lucu? Kenapa Mami malah tertawa begitu?" Tanya Haezel mulai curiga.

"Ehem!" Papi Galen berdehem sebentar, sebelum papi kandung Haezel itu lanjut berbicara.

"Lamarannya tidak bisa dibatalkan, Ezel! Mayra sudah menerima lamaran itu, dan pria yang akan menikah dengan Mayra juga sudah mengatakan kalau ia mencintai Mayra. Mereka akan menikah setelah pengumuman kelulusan Mayra keluar," ujar Papi Galen dengan nada tegas.

"Memangnya siapa pria yang sudah melamar Mayra? Haezel mau bertemu dengan pria itu!" Sergah Haezel masih merasa tak terima. Pria itu juga terlihat sangat marah.

"Kau sudah bertemu dengannya, Ezel!" Gumam Mami Emily yang masih berusaha menahan tawanya. Raut wajah Haezel seketika langsung berubah bingung.

Haezel sudah bertemu dengannya?

Pria itu seorang pemilik kafe?

Haezel menatap bergantian ke arah Mami Emily dan Papi Galen masih dengan raut bingung, sebelum akhirnya Haezel kembali bertanya pada Mayra yang sejak tadi hanya diam.

"Siapa sebenarnya yang sudah melamar kamu, May?" Tanya Haezel yang sudah merengkuh kedua pundak Mayra.

"Papinya Pak Ezel," jawab Mayra seraya tersipu dan seketika tawa Mami Emily langsung meledak.

"Papi?"

"Maksudnya Papi yang sudah melamar Mayra?" Haezel kembali menatap bingung ke arah Mami Emily dan Papi Galen.

"Ya!"

"Papi yang sudah melamar Mayra untuk jadi istrimu, Anak nakal!" Jawab Papi Galen seraya bersedekap dan hanya dalam hitungan detik, Haezel langsung memeluk erat papinya tersebut.

Wajah Haezel yang tadi sudah lesu dan putus asa kini kembali sumringah.

"Terima kasih, Pi!"

"Papi memang yang terbaik!" Ucap Haezel yang masih memeluk erat Papi Galen.

"Kau akan membuat papimu sesak nafas, Ezel!" Komentar Mami Emily seraya melepaskan pelukan Ezel pada Papi Galen.

"Mamimu cemburu!" Bisik Papi Galen pada Haezel yang langsung tergelak.

"Ngomong apa tadi?" Mami Emily langsung mencubit gemas lengan Papi Galen.

"Auww! Ampun, Em! Kau kan sedang tidak lahiran! Kenapa mencubitku dengan barbar?" Protes Papi Galen seraya meringis.

Sementara Haezel langsung curi-curi kesempatan untuk merangkul Mayra yang masih tersipu.

"Kita nikah bentar lagi," Goda Haezel pada gadis di rangkulannya tersebut.

"Eits! Eits! Jaga jarak dan jangan rangkul-rangkulan dulu! Kalian belum sah!" Papi Galen memperingatkan dan segera memisahkan Mayra dari Galen.

"Ini cincin kamu, May," Mami Emily hebdak memasangkan kembali cincin Mayra yang diambil paksa oleh Haezel tadi. Namun Haezel sudah bergerak sigap untuk mengambil alih dan pria itu langsung memakaikan cincin ke jari manis Mayra, lalu mengecup tangan Mayra dengan mesra.

"Sudah bucinnya!" Mami Emily kembali memisahkan Haezel dan Mayra.

"Kamu masuk ke kamar dan istirahat sana, May!" Titah Mami Emily selanjutnya pada sang calon menantu.

"Iya, Mi!" Jawab Mayra patuh yang langsung masuk ke kamarnya.

"Jangan lupa kunci pintunya, May! Agar tak ada yang iseng masuk ke dalam!" Seru Papi Galen mengingatkan Mayra.

"Ck! Kan Ezel calon suami Mayra, Pi! Iseng dikit nggak apa-apa!" Celetuk Haezel mencari alasan.

"Tetap tidak boleh!" Tegas Papi Galen tak mau dibantah.

"Kau dulu juga sudah nyosor-nyosor sebelum sah," bisik Mami Emily yang langsung membuat Papi Galen menatap ke arah istrinya tersebut.

"Kau dulu sudah legal age untuk disosor. Jadi beda cerita!" Jawab Papi Galen berbisik juga yang sukses membuat Mami Emily tergelak.

"Terus sekarang Haezel ngapain, Pi?" Tanya Haezel menyela bisik-bisik antara Mami Emily dan Papi Galen.

"Ya ke kantor sana! Ini kan hari Kamis!" Jawab Papi Galen sedikit ketus.

"Kerja yang rajin agar bisa biayain kuliahnya Mayra, Ezel!" Timpal Mami Emily yang langsung membuat Haezel mencibir.

"Iya, iya!"

.

.

.

Terima kasih yang sudah mampir.

Jangan lupa like biar othornya bahagia.

Terpopuler

Comments

mama galaau

mama galaau

dari Hazel pah...

2023-05-09

0

Agustina Kris

Agustina Kris

alhamdulillah setelah banyak drama akhirnya mt ku bisa lagi

2022-07-08

0

Kharina.

Kharina.

🤣🤣🤣

2022-07-08

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!