AKU ANTAR

"Satu!"

"Dua!"

Haezel sedang melakukan olahraga di halaman depan sembari menggendong Latisha. Terlihat lucu memang, karena Haezel yang kini sedang squat kedua tangannya memegangi Latisha yang terlihat riang dan bayi itu juga sesekali tertawa.

"Ezel! Sarapan dulu!" Panggil Aileen seraya keluar dari dalam rumah. Wanita itu langsung menghampiri Haezel dan hendak mengambil baby Latisha.

"Sebentar lagi, Kak!" Jawab Haezel beralasan.

"Iya, Tisha bawa sini dulu! Mau aku mandiin!" Titah Aileen yang kembali berusaha merebut baby Latisha yang terus saja dicegah oleh Haezel.

"Ezel!" Geram Aileen bersamaan dengan Haezel yang hampir menabrak Mayra yang juga baru keluar dari dalam rumah. Gadis delapan belas tahun tersebut sudah terlihat rapi memakai seragam SMA sekaligus mencangklong tas di pundaknya.

"Pagi, Pak Ezel!" Sapa Mayra pada Haezel yang masih sibuk memindai penampilannya.

"Pagi juga, Baby Latisha!" Mayra ganti menyapa Latisha yang masih digendong oleh Haezel. Namun tak berselang lama, Latisha sudah langsung diambil alih oleh Aileen.

"Sudah mau berangkat, May?" Tanya Aileen berbasa-basi pada Mayra.

"Iya, Bu! Nanti mungkin pulangnya sedikit sore karena ada jam tambahan," izin Mayra yang langsung membuat Aileen mengangguk.

"Iya, tidak apa-apa! Hati-hati berangkatnya!" Pesan Aileen sebelum kemudian wanita itu masuk ke rumah masih sambil menggendong Aileen. Kini hanya tinggal Haezel dan Mayra di halaman rumah.

"May berangkat dulu, Pak Ezel! Selamat pagi!" Pamit Mayra selanjut pada Haezel setelah sempat hening beberapa saat.

"Berangkat sekolah naik apa, May?" Tanya Haezel yang kembali mencegat langkah Mayra.

"Naik angkot, Pak!" Jawab Mayra cepat.

"Pak lagi! Aku udah kelihatan kayak bapak-bapak, ya?" Tanya Haezel seraya menatap Mayra dengan aneh yang tentu saja langsung membuat Mayra salah tingkah.

"Eh," Mayra menggaruk sedikit kepalanya yang tak gatal.

"Sekolahnya jauh?" Tanya Haezel lagi.

"Dekat, kok!" Jawab Mayra cepat.

"Kalau naik angkot paling lima belas sampai dua puluh menit dari sini, Pak!" Jelas Mayra lagi.

"Pak pak pak!" Haezel berdecak dan terlihat sedikit kesal.

"Iya, kan nggak sopan panggil nama, Pak!" Cicit Mayra beralasan.

"Panggil Mas kalau begitu seperti kemarin," ucap Haezel memberikan solusi.

"Iya!" Jawab Mayra lirih.

"Iya apa?"

"Iya nanti nggak panggil pak lagi." Jawab Mayra sedikit ragu.

"Kalau masih panggil pak aku hukum, boleh?" Tanya Haezel modus yang langsung membuat raut wajah Mayra berubah kaget.

"Hah? Dihukum apa, Pak?"

"Bercanda!" Kekeh Haezel yang tiba-tiba tangannya sudah terulur ke wajah Mayra. Dan kemudian pria itu membuat gerakan menepuk kecil tepat di pipi Mayra hingga membuat sang gadis kaget.

"Ada nyamuk di pipi kamu!"

"Lihat!" Haezel memperlihatkan nyamuk yang sudah mati di atas telapak tangannya. Sementara Mayra langsung mengusap pelan pipinya yang tadi ditepuk oleh Haezel.

"Sakit, ya? Maaf!" Ucap Haezel merasa bersalah.

"Enggak, kok, Pak! Hanya kaget," jawab Mayra masih salah tingkah.

"Haduh! Pak lagi!" Haezel kembali berdecak dan Mayra refleks melebarkan kedua matanya.

"Iya. May lupa, Pak!"

"Eh, Mas!" Mayra tergagap-gagap memanggil Haezel. Dan pria di depan Mayra itu malah terkekeh dengan salah tingkahnya Mayra.

"Jadinya Pak atau Mas?" Goda Haezel usil.

"May sudah terlambat ini, Pak!" Jawab Mayra tidak nyambung.

"Aku antar!" Tawar Haezel akhirnya.

"Tidak usah, Pak! Mayra naik angkot, kok!" Tolak Mayra seraya mencari celah untuk cepat pergi dari depan Haezel yang tak berhenti menggodanya sejak tadi.

"Nanti terlambat kalau naik angkot! Udah jam tujuh kurang lima belas menit, May!" Haezel mengingatkan bersamaan dengan Mayra yang akhirnya mendapat celah untuk kabur.

"May berangkat dulu, Pak! Selamat pagi!" Pamit Mayra seraya berlari menuju ke gerbang depan. Haezel tentu saja tak tinggal diam dan langsung berlari masuk ke rumah untuk mengambil kunci motor Abang Cliff.

"Bang, pinjam motor!" Seru Haezel yang sudah kembali keluar dari rumah, lalu berlari ke garasi untuk mengambil motor abang Cliff.

Haezel segera memacu motor tersebut keluar dari gerbang, dan menuju ke depan kompleks, dimana Mayra masih celingukan menunggu angkot lewat.

"May, ayo aku antar!" Ajak Haezel seraya menyodorkan helm pada Mayra.

"Nggak usah, Pak! Bentar lagi angkotnya datang, kok!" Tolak Mayra halus.

"Nanti kamu telat, gerbang keburu ditutup!" Haezel menakut-nakuti dan Mayra tampak berpikir. Gadis itu kembali melihay ke arah jalan dimana angkot seharusnya datang. Namun belum ada tanda-tanda angkot akan datang, sedangkan jarum jam terus bergerak.

"Ayo, May!" Ajak Haezel sekali lagi.

"Baiklah." May akhirnya setuju dan mengambil helm yang disodorkan Haezel.

"Cetekin itu pengait helmnya!" Titah Haezel seraya mengendikkan dagu dan Mayra terlihat kesulitan memasang tali helm karena sepertinya tersangkut.

"Coba sini!" Haezel meminta Mayra mendekat ke arahnya. Mayra menurut, dan membiarkan Haezel membantu memasangkan tali helmnya. Dengan jarak yang begitu dekat, Mayra bisa menghirup aroma harum dari tubuh Haezel yang mendadak membuat Mayra merasa grogi. Jantung Mayra tiba-tiba berdetak dengan cepat dan sedikit tak terkendali.

Ya ampun!

Mayra kenapa,

"Sudah, May!" Ucap Haezel selanjutnya yang segera membuat Mayra melangkah mundur dan menjaga jarak dari Haezel.

Jantung, berhentilah berdetak!

Eh, maksudnya berdetaklah dengan normal!

"May! Kok malah melamun? Ayo naik!" Titah Haezel yang langsung membuat Mayra tersentak.

"Eh, iya, Pak!" Jawab Mayra tergagap seraya naik ke atas motor.

"Loh! Kenapa duduknya di belakang sekali begitu? Nanti aku tarik gas, kamu terjengkang ke belakang bagaimana?" Komentar Haezel seraya menarik tangan Mayra agar duduknya lebih maju ke depan.

Astaga!

Mayra sampai kaget.

"Pak, ini terlalu dekat!" Protes Mayra yang kembali mundur sedikit, lalu meletakkan tasnya di tengah demi menjaga jarak antara dirinya dan Haezel.

"Pegangan, May!" Tutah Haezel selanjutnya seraya menurunkan kaca helmnya.

"Sudah, Pak!" Jawab Mayra yang langsung membuat Haezel menoleh ke belakang. Tangan Mayra terlihat mencengkeram behel belakang motor dan tentu saja Haezel langsung mengernyit.

"Pegangan sama aku, May! Kalau pegangan disitu kamu nanti jatuh!" Ujar Haezel memberikan arahan.

"Iya, Pak Ezel jangan ngebut-ngebut bawa motornya!" Mayra memberikan nasehat.

"Ck!" Haezel akhirnya hanya berdecak dan pria itu segera menarik gas. Sedikit kasar dan membuat kaget hingga Mayra refleks melepaskan pegangannya pada behel motor dan langsung ganti mencengkeram pundak Haezel.

Haezel langsung tergelak dan sepertinya tadi memang sengaja mengerjai Mayra.

"Pak, Mayra sudah telat!" Mayra mengingatkan Haezel dan sedikit merengut dengan tingkah usil Haezel tadi.

"Iya, iya! Kita jalan sekarang!" Jawab Haezel sambil kembali menarik gas, namun tak ada gerakan mendadak seperti sebelumnya, dan motor segera melaju menuju ke arah sekolah Mayra.

Tak sampai lima belas menit, motor yang ditumpangi Haezel dan Mayra akhirnya tiba di depan sekolah Mayra.

"Kok bisa tahu May sekolah disini, Pak?" Tanya Mayra bingung karena sejak tadi ia merasa belum memberitahu Haezel sekolahnya di SMA berapa.

"Itu lokasinya tercetak jelas di seragam kamu!" Haezel mengendikkan dagu ke arah lengan seragam Mayra dimana tertera lokasi sekolah.

"Eh, iya!" Mayra sedikit salah tingkah, lalu bergegas melepas helmnya.

"Nanti pulang jam berapa?" Tanya Haezel seraya mengambil helm dari tangan Mayra.

"May pulang naik angkot, Pak!" Jawab Mayra cepat.

"Aku tanya kamu pulang jam berapa? Bukan pulang naik apa!" Haezel memperjelas pertanyaannya.

"Jam tiga, Pak! Ada tambahan pelajaran," jawab Mayra seraya menundukkan wajah.

"Nanti aku jemput!" Putus Haezel cepat.

"Nggak usah, Pak! Nanti May naik angkot-"

"Usah, masuk sana! Itu gerbang udah mau ditutup!" Haezel memotong penolakan Mayra seraya mengendikkan dagu ke arah gerbang yang hendak ditutup oleh satpam sekolah.

"Eh!"

"Makasih, Pak Ezel!" Ucap Mayra akhirnya sebelum kemudian gadis itu berlari ke arah gerbang dan menyelinap masuk sebelum gerbang benar-benar ditutup.

Haezel hanya tersenyum dan geleng-geleng kepala sebelum kemudian pria itu kembali melajukan motornya dan meninggalkan sekolah Mayra.

.

.

.

Terima kasih yang sudah mampir.

Jangan lupa like biar othornya bahagia.

Terpopuler

Comments

NFC

NFC

mati donk. 🤣🤣

2022-11-28

0

Halima Ma

Halima Ma

bucin dah ...

2022-09-07

1

💝GULOJOWO💝

💝GULOJOWO💝

modus pengen dipeluk itu May 😂😂😂😂

2022-07-03

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!