KOPI

"May!" Panggil Haezel seraya masuk ke dapur. Mayra yang masih mencuci piring, sontak menghentikan aktivitasnya lalu buru-buru menghampiri Haezel.

"Iya, Pak! Ada apa? Mau kopi lagi?" Tanya Mayra cepat.

"Kopi bikinan kamu kemanisan," jawab Haezel to the point.

"Hah?" Mayra tentu saja langsung kaget.

"Kamu taruh gula berapa banyak di kopi Pak Ezel, May?" Tegur Mbok Sum yang ikut-ikutan menghampiri Mayra dan Haezel.

"Cuma satu sendok, Budhe! Sama seperti permintaan Pak Ezel," jawab Mayra bersungguh-sungguh.

"Satu sendok apa? Satu sendok makan atau satu sendok sayur?" Tanya Haezel penuh selidik.

"Satu sendok teh, Pak!" Jawab Mayra takut-takut.

"Tapi ini manis sekali, May! Kamu mau bikin aku diabetes?" Sergah Haezel yang langsung membuat Mayra menundukkan wajahnya.

"Maaf, Pak! May akan membuatkan yang baru," jawab Mayra lirih.

"Biar budhe saja yang bikin! Nanti salah lagi," sergah Mbok Sum mendahului Mayra yang masih tertunduk di depan Haezel. Wajah penuh bersalah Mayra, mendadak malah membuat Haezel mengulas senyum tipis dan merasa sedikit gemas.

"Tadi sudah belajar, May?" Tanya Haezel selanjutnya yang langsung membuat Mayra mengangkat wajah dan menatap pada adik kandung Aileen tersebut.

"Iya, Pak?"

"Kamu sudah belajar? Kelas dua belas, kan? Kapan ujian?" Cecar Haezel sok akrab pada Mayra.

"Ujiannya masih bulan depan, Pak! Bealajarnya biasa malam setelah semua pekerjaan rumah selesai," jelas Mayra yang kembali menundukkan wajahnya dan tak menatap pada Haezel lagi.

"Kopinya sudah jadi, Pak Ezel! Mau dibawakan kemana?" Lapor Mbok Sum menyela obrolan Haezel dan Mayra.

"Biar saya bawa sendiri, Mbok!" Jawab Haezel cepat seraya mengambil alih cangkir kopi dari tangan Mbok Sum.

"Kamu ngapain disini, May? Cepat lanjutkan cuci piringnya!" Bisik Mbok Sum pada sang keponakan sambil sedikit geregetan.

"Iya, Budhe! Ini juga mau lanjut, kok!" Jawab Mayra yang langsung kembali ke dapur dan melanjutkan mencuci piring.

"Terima kasih kopinya, Mbok! Kalau ada singkong goreng pasti lebih nikmat," kekeh Haezel seraya berbalik dan pergi dari dapur.

"Ini sekalian dicuci, May!" Perintah Mbok Sum seraya menyodorkan cangkir kopi Haezel yang sebelumnya. Kopi yang tadi dibuatkan Mayra hanya tersisa setengah.

Kok aneh!

Kalau memang kemanisan sejak awal seharusnya kan masih utuh kopinya atau minimal hanya berkurang sedikit. Tapi ini hanya tinggal setengah.

"May! Kenapa malah melamun!" Tegur Mbok Sum yang langsung membuat Mayra tersentak.

"Eh! Iya, Budhe!"

"Mayra nggak melamun, kok!" Kilah Mayra yang sudah lanjut mencuci cangkir kopi Haezel tadi.

"Kamu jangan kecentilan sama Pak Ezel, May! Meskipun Pak Ezel itu masih lajang, kamu tidak usah juga sok kenal dan sok dekat sampai ngobrol seperti tadi," pesan Mbok Sum selanjutnya pada Mayra.

"Siapa yang kecentilan, Budhe?"

"Mayra kan cuma menjawab pertanyaan yang dilontarkan Pak Ezel," kilah Mayra sekali lagi mencari pembenaran.

"Iya jawab pertanyaan ya dijawab saja! Tidak usah pakai acara basa-basi!" Pesan Mbok Sum lagi.

"Iya, Budhe!" Jawab Mayra patuh sebelum kemudian gadis itu lanjut membantu Mbok Sum menyiapkan makan malam.

****

Haezel menyesap kopinya sambil sesekali melihat dari jendela keharmonisan yang tengah ditunjukkan oleh keluarga kecil sang kakak.

Dulu, Aileen dan Cliff adalah sahabat saat SMA. Keduanya juga sempat menjalin hubungan jarak jauh saat Cliff harus kuliah di luar kota. Haezel benar-benar tak menyangka jika hubungan persahabatan Aileen dan Cliff akhirnya berujung di pelaminan.

Pasangan suami istri itu bahkan selalu kompak dan akur serta jarang sekali bertengkar.

"Sudah yang modusin Mayra?" Ledek Aileen yang sudah masuk ke dalam rumah seraya menggendong baby Latisha. Meskipun cara Kak Aileen menggendong baby Latisha terlihat sedikit aneh.

"Latisha kenapa, Kak?" Tanya Haezel yang hendak mengambil Latisha dari gendongan Aileen, namun dengan cepat Aileen mengelak.

"Tisha sedang pup! Ini baru mau aku gantiin diapers," jelas Aileen yang langsung membuat Haezel mengurungkan niatnya untuk menggendong Latisha. Pria itu kembali mengambil cangkir kopinya.

"Yasudah, kakak gantiin dulu sana! Baunya sudah kemana-mana!" Decak Haezel sok malas. Aileen hanya mencibir dan wanita itu lanjut masuk ke dalam kamar Latisha untuk menggantikan bayinya diapers.

Haezel lanjut keluar lagi ke teras untuk menghampiri Cliff yang sepertinya sedang menelepon seseorang.

"Saya tidak janji, Pak! Tapi nanti saya usahakan untuk datang bersama istri saya!" Ujar Cliff entah pada siapa di ujung telepon.

"Siap, Pak! Saya usahakan. Selamat sore!" Pungkas Cliff sebelum kemudian pria itu menyimpan kembali ponselnya.

"Undangan acara, Bang?" Tebak Haezel sok tahu.

"Ya!" Jawab Cliff seraya menyesap kopinya.

"Kau tidak jalan-jalan, Ezel? Nongkrong mungkin."

"Ada banyak tempat nongkrong baru dan hits di kota ini," Cliff membuka obrolan bersama adik iparnya tersebut.

"Masih jetlag, Bang!" Haezel beralasan seraya menyandarkan punggungnya di sandaran kursi teras.

"Cari cewek baru, biar nggak jomblo terus," saran Cliff lagi.

"Jomblo lebih menenangkan. Nanti kalau ketemu yang pas langsung diajak ke pelaminan saja,"celetuk Haezel yang langsung disambut acungan jempol dari Cliff.

"Cocok!"

"Tidak usah sampai pacaran bertahun-tahun dari SMA sampai lulus kuliah," lanjut Cliff lagi yang langsung membuat Haezel tergelak.

"Menyindir diri sendiri, Bang?" Haezel masih terkekeh.

"Tentu saja tidak! Statusku dulu kan masih sahabat Aileen saat kami LDR," kilah Cliff mencari alasan.

"Daddy Cliff! Mau mandi jam berapa? Ini sudah sore!" Panggil Aileen dari dalam rumah.

"Siap, Mommy-nya Latisha!"jawab Cliff cepat sedikit berseru.

"Ibu negara sudah bertitah, Bang! Cepat mandi sebelum jatah malam ini dipangkas ibu negara," seloroh Haezel yang langsung membuat Cliff meninju pundak adik iparnya tersebut.

"Kau cari istri juga sana! Agar bisa dapat jatah setiap malam!" Saran Cliff sebelum kemudian abang ipar Haezel itu menghilang ke dalam rumah dan bergegas mandi sebelum Aileen kembali bercerocos.

"Calon istri? Sepertinya sudah ada," gumam Haezel seraya tersenyum sendiri. Pria itu lanjut menyesap kopinya hingga tandas sembari menikmati suasana sore di teras rumah Kak Aileen hingga langit berubah menjadi gelap.

.

.

.

Terima kasih yang sudah mampir.

Jangan lupa like biar othornya bahagia.

Terpopuler

Comments

Halima Ma

Halima Ma

aku padamu pak detektif

2022-09-07

0

Endah Winarni

Endah Winarni

langsung gas pak detektif 🏃🏃🏃

2022-07-03

2

Diana Susanti

Diana Susanti

lanjut kak

2022-07-02

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!