Happy reading 😘😘😘
"Hissh, pasti mas Rafa yang datang," gumamnya sambil mencebikkan bibir dan membuat Zain tersenyum lebar.
"Rafa sangat memahami kamu, Ra. Sampai-sampai dia berpesan pada kakek kalian supaya jangan mengganggu adiknya yang ingin PDKT dengan ustadz kesayangan. Andai Rafa tahu kalau ustadz kesayanganmu ini ingin segera mengkhitbah adik comelnya, pasti kakakmu itu langsung memberi restu. Tapi sayang, yang ingin segera dikhitbah malah menolak," ujar Zain menggoda gadis comel di hadapannya.
Rona merah terlukis jelas di kedua pipi Hastungkara kala mendengar ucapan Zain. Dan degup jantungnya pun berdentum-dentum. Andai jantungnya itu bukan maha karya Sang Pencipta, bisa dipastikan akan terlepas seketika.
"Ustadz jangan begitu! Saya 'kan jadi malu. Bukan karena saya menolak dikhitbah segera, tapi saya benar-benar belum siap. Saya takut belum bisa melayani Ustadz --" Hastungkara menggantung ucapannya dan menutupi wajah dengan kedua telapak tangan.
Hastungkara sungguh teramat malu kala melisankan kata 'melayani'. Terbayang di pikirannya bagaimana ia melayani Zain jika kelak ustadz berparas tampan itu benar-benar ditakdirkan menjadi suaminya.
"Ehem." Zain kembali berdehem lalu mengalihkan pembicaraan dengan menawari Hastungkara secangkir teh yang masih berada di atas nampan.
"Ra, yuk diminum dulu teh nasgitelnya! Kamu bisa duduk 'kan?"
Hastungkara mengangguk samar dan perlahan menurunkan telapak tangan yang menutupi wajahnya.
"Bisa Tadz," lirihnya kemudian berusaha membawa tubuhnya yang lemah untuk duduk.
"Perlu bantuan, Ra?" tanyanya dan dibalas gelengan oleh Hastungkara.
"Nggak Tadz. Insya Allah saya bisa sendiri."
Hastungkara menggigit bibir bawahnya dan sekejap memejamkan netra saat merasakan sakit yang luar biasa di sekujur tubuhnya.
"Ra, sebenarnya apa yang terjadi padamu? Sepertinya, kamu tengah merasakan sakit yang luar biasa." Zain menatap wajah Hastungkara dengan tatapan yang menyiratkan cemas.
Andai mereka telah halal, ingin rasanya ... Zain membantu Hastungkara untuk duduk dan mengobati gadis pujaan hatinya itu dengan memberi pijatan cinta.
Hastungkara menyandarkan punggung pada heardboard lantas menjawab tanya yang terlisan dari bibir Zain disertai sebaris senyum yang membingkai wajah pucatnya.
"Satu minggu yang lalu, tepatnya selepas waktu maghrib, tubuh saya seperti dihantam benda yang sangat besar, Tadz. Setelah itu, saya sulit menggerakkan seluruh anggota tubuh. Untuk bersuci dan buang air kecil, saya dibantu oleh mak Safri dan mak Nur. Alhamdulillah, sekarang sudah mendingan. Mungkin karena kedatangan Ustadz."
"Sepertinya, kamu membutuhkan saya Ra. Jadilah istri saya supaya saya bisa menjadi perantara Allah untuk melindungi dan menjagamu sebab yang kamu hadapi itu sesuatu yang gaib," tutur Zain serius.
"Tapi Ustadz --"
"Setelah kita menikah, saya tidak akan menghalangimu untuk melanjutkan studi," ujar Zain menginterupsi seraya memangkas ucapan Hastungkara.
Hastungkara bergeming. Lidahnya serasa kelu untuk kembali berlisan kata. Ucapan yang terlisan dari bibir Zain menyiratkan bahwa ustadz tampan itu benar-benar serius ingin menjadikannya sebagai kekasih halal.
"Minumlah Ra!" titah Zain sembari menyodorkan secangkir teh nasgitel dan Hastungkara menerimanya dengan tangan gemetar.
"Terima kasih Tadz," ucapnya lirih.
"Jangan grogi, Ra!"
"Apaan sih Tadz." Hastungkara tertunduk malu, menyembunyikan rona merah yang kembali terlukis jelas di kedua pipinya.
Setelah menandaskan secangkir teh nasgitel dan mencicipi bakpia oleh-oleh dari Rafa, Zain pun pamit dan berjanji akan datang lagi esok pagi.
"Maaf ya Tadz, saya nggak bisa mengantar Ustadz sampai di depan."
"Tidak apa-apa, Ra. Mulai sekarang, jangan panggil saya 'ustadz', tapi panggil saya 'mas' karena saya calon imam kamu!" tutur Zain yang sukses membuat Hastungkara salah tingkah.
"Assalamu'alaikum," ucapnya kemudian setelah beranjak dari posisi duduk.
"Wa-wa'alaikumsalam --"
Zain tersenyum lantas memutar tumit dan membawa langkahnya berlalu pergi dari hadapan Hastungkara.
Selepas Zain pergi, Hastungkara kembali teringat pada Derana--sahabatnya. Bayangan wajah Derana yang terbingkai sendu menari-nari di pelupuk mata hingga membuat segumpal daging yang bersemayam di dalam dada terasa nyeri.
"Ran, apa yang terjadi padamu? Aku sangat mencemaskanmu Ran," gumamnya sembari menekan dada.
Sama seperti Hastungkara, Derana pun tengah menekan dada. Hatinya teramat sakit kala mendengar percakapan Farel dan Atmajaya ....
"Kakek ndak suka dengan tutur kata dan sikapmu yang teramat kasar terhadap Derana. Bagaimana Derana bisa takluk jika diperlakukan dengan kasar? Ingat Rel, Derana harus mengontrol emosinya agar dia bisa segera hamil!" tutur Atmajaya dengan nada suaranya yang terdengar tegas.
"Ck, saya ndak bisa pura-pura bertutur kata dan bersikap manis terhadapnya Kek, karena saya ndak mencintai Derana. Jika bukan demi keluarga kita, saya ndak sudi menikahi si udik itu. Bagaimana jika ternyata dia ndak bisa hamil? Ndak mungkin 'kan tujuan kita tercapai." Farel memutar bola mata malas dan mendaratkan bobot tubuhnya dengan kasar di atas sofa.
"Jika Derana ternyata ndak bisa hamil, kau bisa menikahi wanita lain yang mempunyai weton sama dengan istrimu itu," sahut Atmajaya. Pria tua itu menarik kedua sudut bibirnya dan menepuk bahu Farel--cucu kesayangannya.
Sementara Derana ... ia membungkam mulutnya dan berjalan dengan langkah lebar, meninggalkan dua pria yang masih asik berbincang tanpa mengetahui bahwa ada seseorang yang mendengar percakapan mereka ....
🌹🌹🌹🌹
Bersambung ....
Mohon maaf UP nya segini dulu ya Kakak-kakak ter love. 😊🙏🙏
Jangan lupa tinggalkan jejak dukungan 😉🙏
Terima kasih dan love love sekebon teruntuk Kakak-kakak yang berkenan mengawal kisah Derana hingga end 😘😘😘🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 99 Episodes
Comments
Rokhmi Nur Hidayati
ya Allah sudah jelas akhirnya semoga derana jangan hmil dulu biar Sofi yg hamil
2024-10-12
0
Sulaiman Efendy
NAHHH, SKRG LO.UDH TAU MISI DRI KLUARGA ATMAJA, TRUTAMA SI KAKEK ATMAJA HAMBA IBLIS DN DAJJAL.. CEPAT LO KLUAR DRI RMH ITU..
2023-03-25
0
Sulaiman Efendy
RUPANYA RARA ADIKNYA SI DETEKTIF RAFA SAHABAT ALIF & ZIDAN..
2023-03-25
0