Happy reading 😘😘😘
Setiap orang memiliki hal spesial dalam dirinya, meskipun itu adalah hal yang normal. Aku juga memiliki seseorang yang spesial. Ketika perasaan itu datang padamu, otakmu akan membuatmu tahu. Karena kau akan menemukannya suatu saat nanti. Mungkin kau akan bahagia. Mungkin juga suatu saat nanti, kau akan bersedih. Kita tidak akan tahu, apa yang akan terjadi di masa depan. Tapi yang pasti kau akan tahu. Saat itu terjadi, itu akan mengubah hidupmu.
- DERANA -
Untaian kata di atas merupakan tulisan tokoh utama dalam kisah ini--Derana di kehidupan nyata.
Jika hatinya tengah bertudung mendung, Derana berusaha menghibur dan memotivasi diri dengan menulis rangkaian kata mutiara.
Terkadang, ia juga menulis syair cinta. Syair cinta itu ia tujukan kepada Tuhan-nya dan seseorang yang kelak mampu membuatnya jatuh cinta. Siapa kiranya orang itu? Sampai saat ini, Derana pun belum tahu.
Meski sudah lebih dari enam bulan menikah dengan Farel, benih-benih cinta sama sekali belum tumbuh di taman hatinya.
Kata orang, belum bukan berarti tidak. Namun bagi Derana ... entah.
Mungkin jika Farel bertutur kata lembut dan memperlakukan Derana selayaknya seorang istri, benih-benih cinta itu akan tumbuh. Rumah tangga mereka pun akan dinaungi oleh kebahagiaan dan tautan cinta keduanya akan semakin erat dengan kehadiran malaikat kecil.
Kenyataannya, Farel selalu melontarkan kata-kata pedas yang mengiris hati dan memperlakukan Derana dengan sangat kasar selayaknya seorang budak.
Di awal pernikahan, Derana selalu diam dan pasrah saat Farel menyiksanya. Ia juga diam ketika ibu mertuanya mencaci dan memaki.
Namun seiring berjalannya waktu, Derana menunjukkan keberanian. Ia selalu menangkis dan melawan setiap Farel melayangkan tangan. Ia juga membela diri saat Arimbi--ibu mertuanya melontarkan kalimat bernada sarkasme.
"Mbak Dera --" Suara lembut Shella memecah kaca lamun dan mengalihkan atensi.
Seketika Derana merotasikan kepala diiringi seutas senyum yang membingkai wajah. Lantas ia pun membuka suara, "ya. Ada apa Shel?"
"Mbak Dera dipanggil ibu. Kita diminta beliau untuk segera berkumpul di ruang keluarga," jawabnya.
Shella menerbitkan senyum dan berjalan menghampiri Derana. Kemudian ia menarik lengan kakak iparnya itu agar beranjak dari posisi duduk. "Ayo Mbak, kita penuhi permintaan ibu!"
Dengan malas, Derana membawa tubuhnya berdiri sembari melontarkan tanya. "Sebenarnya, untuk apa ibu meminta kita berkumpul di ruang keluarga, Shel?"
"Karena ada hal penting yang ingin beliau sampaikan, Mbak."
"Hal penting?"
"Iya Mbak. Kata mas Farel, Mbak Dera sudah mengetahui hal penting yang ingin disampaikan oleh ibu."
"Apa mungkin, mengenai pembagian warisan?"
Shella mengangguk samar dan menjawab dengan ragu. "Iya, Mbak."
"Kalau mengenai pembagian warisan, mbak Dera ndak mau ikut campur, karena mbak Dera hanya menantu di rumah ini." Derana menolak dengan tutur katanya yang terdengar halus. Namun Shella terus memaksa.
"Meski hanya seorang menantu, tapi Mbak Dera juga mempunyai hak untuk menyampaikan pendapat dan menyetujui ataupun menolak keputusan yang akan diambil oleh ibu," bujuknya yang mampu meluluhkan hati Derana.
"Baiklah, Shel. Mbak Dera akan memenuhi permintaan ibu."
"Terima kasih, Mbak." Shella mengembangkan senyum. Hatinya bersorak karena telah berhasil membujuk Derana.
Keduanya lantas berjalan beriringan menuju ruang keluarga untuk memenuhi permintaan Arimbi.
"Duduklah, Nak!" titah Atmajaya ketika Derana menginjakkan kaki di ruang keluarga. Pria tua itu tersenyum ramah, begitu pula Arimbi dan Hendri.
Derana mengangguk patuh kemudian mendaratkan bobot tubuhnya di atas sofa, bersebelahan dengan Farel--suaminya.
Derana merasa curiga sebab tidak biasanya Arimbi tersenyum ramah padanya, terkecuali jika ada udang di balik bakwan atau ada maksud terselubung.
Pasti ada sesuatu yang diinginkan oleh ibu--bisik kalbu Derana.
Setelah sejenak berbasa-basi, Arimbi mengutarakan maksud dan tujuannya mengumpulkan seluruh anggota keluarga. Ia memang ingin menyampaikan perihal pembagian warisan. Bukan warisan berupa harta, melainkan warisan berupa hutang ratusan juta ....
"Begini Nak Dera, karena ayah mertuamu memiliki hutang 100 juta, ibu berniat menjual rumah ini dan meminta Farel untuk bekerja ke luar negeri. Farel sudah menyetujuinya, begitu pula dengan keluarga kita yang lain. Tinggal Nak Dera. Ibu mohon, Nak Dera mengikhlaskan dan mengijinkan putra ibu untuk bekerja ke luar negeri. Farel akan memperoleh gaji yang sangat besar. Selain bisa memenuhi kebutuhan hidup kita, Farel juga bisa membantu melunasi hutang-hutang ayah mertuamu," tutur Arimbi dengan nada suaranya yang halus untuk menarik simpati dari Derana.
Derana menghela nafas panjang sebelum menanggapi ucapan Arimbi. "Maaf Bu, saya ndak setuju jika Mas Farel bekerja di luar negeri karena kami belum diberi keturunan. Saya juga ndak setuju jika rumah ini dijual. Apa ndak ada cara lain untuk membayar hutang ayah?"
Arimbi mengepalkan tangan dan meraup udara dalam-dalam sebelum kembali berlisan kata--membalas ucapan sang menantu yang sukses membuatnya hampir tidak bisa mengontrol emosi.
"Hanya cara inilah yang bisa kita lakukan dan ndak ada cara lain."
"Tapi Bu --"
Farel memangkas ucapan Derana dengan mencengkram lengan istrinya itu. "Dasar istri sampah! Kau seharusnya menyetujui keputusan ibu! Bukan malah melawannya."
"Tapi Mas, kita belum diberi keturunan. Bukankah mas Farel dan keluarga ini menginginkan agar aku segera hamil? Sebagai seorang wanita, aku juga ingin hamil. Aku ingin melahirkan keturunan --"
"Memang benar, aku dan keluargaku menginginkanmu untuk segera hamil supaya kami bisa cepat sugeh (kaya). Tapi kenyataannya, sampai detik ini kamu belum juga hamil. Itu artinya, kamu ndak bisa memberi kami keturunan," tukas Farel dengan meninggikan intonasi suara dan melayangkan tatapan tajam.
"Kalau dia ndak mau, kurung istrimu itu di dalam kamar! Jangan beri makan sebelum dia menyetujui keputusan ibu!" titah Arimbi tanpa mau dibantah.
Farel pun menuruti perintah ibunya. Ia menyeret Derana lalu mengunci istrinya yang malang itu di dalam kamar.
Selama dua hari, Derana dikurung di dalam kamar tanpa diberi makan dan minum.
Derana yang malang berusaha mendobrak pintu dan jendela untuk melarikan diri. Namun usahanya itu berujung sia-sia. Ia tidak bisa keluar dari kamar sebelum menyetujui keputusan sang ibu mertua.
"Yaa Allah, Yaa Tuhanku, berikan petunjuk dan kemudahan, supaya hamba bisa keluar dari kamar ini." Tanpa lelah Derana terus menerus melangitkan pinta kepada Tuhannya dan berusaha mencari cara agar bisa keluar dari kamar.
Disaat Derana hampir menyerah, Shella membuka pintu. Wanita itu berjalan menghampiri Derana dengan senyum yang membingkai wajah.
"Mbak Dera ingin segera keluar 'kan?" Shella melisankan tanya dan mengusap lembut bahu Derana.
Derana mengangguk dan menjawab dengan suaranya yang terdengar lirih. "Iya, Shel --"
"Aku mohon, keluarkan aku dari kamar ini! Aku ingin pulang ke rumah orang tuaku," imbuhnya seraya melisankan pinta.
"Kalau Mbak Dera ingin segera keluar, Mbak Dera harus menyetujui keputusan ibu. Ikhlaskan dan ijinkan mas Farel untuk bekerja ke luar negeri!"
"Ndak. Aku ndak mau. Kami belum diberi keturunan, Shel. Aku ingin membuktikan kepada semua orang, terutama kepada keluarga Atmajaya ... bahwa aku bukanlah istri yang durhaka. Hampir setiap malam, aku melayani suamiku. Aku ndak pernah menolak saat mas Farel meminta haknya sebagai seorang suami. Jika mas Farel pergi ke luar negeri sebelum kami diberi keturunan, lantas apa kata mereka? Mereka pasti kembali menyebar fitnah. Mas Farel pergi ke luar negeri karena istrinya ini ndak pernah melayaninya --"
"Cukup!"
🌹🌹🌹🌹
Bersambung ....
Mohon maaf jika ada salah kata dan bertebaran typo 😊🙏🙏🙏
Terima kasih dan banyak cinta untuk Kakak-kakak yang berkenan mengawal kisah Derana hingga end. 😘😘😘🙏🙏🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 99 Episodes
Comments
Anny Suprapti
dera gadis bodoh sdh di siksa sdh tau klo dirinya di peralat msh aja bertahan.
2023-11-07
1
Sulaiman Efendy
JDI JENGKEL SAMA DERA, LBH JENGKEL DRI JENGKEL KU KE ALYA..
2023-03-25
0
Sulaiman Efendy
MASIH GOBLOK JUGA LO, MLH BAGUS FAREL PRGI JAUH, APA YG LO HARAPKN DRI FAREL SUAMI IBLIS.. DN DARI KLUARGA PNYEMBAH IBLIS
2023-03-25
0