Happy reading 😘😘😘
Sang raja siang masih setia menemani dikala Derana duduk di atas sajadah tanpa melepas mukena yang masih membalut aurat.
Sudah hampir dua jam, ia duduk tanpa beralih, usai menunaikan kewajibannya sebagai seorang hamba.
Derana tampak termenung sembari sesekali menghela nafas dalam seraya menghempas rasa sesak yang memenuhi relung jiwa.
Terlintas di pikirannya perlakuan Farel—suami yang mestinya menjadi pengayom dan tempat untuk bersandar, semenjak keduanya melisankan ikrar suci di hadapan penghulu dan para saksi.
“Wanita ndak hanya butuh status sebagai seorang istri. Namun juga butuh perlakuan manis dan bahu untuk bersandar ... mas.” Derana bergumam lirih di sela-sela tarikan nafas.
Derana ingin seperti kaum Hawa yang beruntung. Yang dinikahi oleh pria seiman dan se-amin, serta berperilaku manis terhadap istri.
Setiap usai menunaikan kewajiban sebagai seorang hamba, mereka menengadahkan telapak tangan seraya memohon kepada Sang Maha Kasih, agar tautan cinta mereka dieratkan dan di satukan hingga ke alam abadi. Kemudian, mereka berpeluk dan berbagi kasih sayang seiring lantunan tasbih.
Suara derit pintu yang dibuka ... memecah kaca lamun. Derana terenyak dan seketika merotasikan kepala ke arah sumber suara.
Terlihat pria bertubuh tinggi dan berkulit sawo matang ... tersenyum menyeringai ke arahnya sambil melipat tangan di depan dada. Siapa lagi jika bukan Farel, pria yang berstatus sebagai suaminya.
“M-mas Farel –“ sapa Derana ter bata.
“Tidurlah, Ra! Aku ingin menyelupkan batang,” titahnya yang tak bisa dibantah. Farel lantas mengayun tungkai ke arah Derana yang tampak lemas sesaat setelah ia melontarkan kalimat perintah.
“Mas, aku lapar. Aku lemas. Beri aku makan terlebih dahulu, dan setelah itu ... aku akan melayanimu,“ pinta Derana mengiba.
Farel tertawa lebar. Dengan kasar, ia menarik lengan Derana lalu mendorong tubuh mungil istrinya itu hingga rebah di ranjang.
“Dengar Dera! Aku ndak butuh kau layani. Cukup pejamkan matamu dan biarkan aku melakukan semua yang aku mau.”
Derana menghembus nafas berat. Sebagai seorang istri, ia tidak kuasa menolak perintah sang suami karena bakti.
Dengan terpaksa, dilepaskannya mukena yang membalut aurat lantas menuruti perintah Farel—membaringkan tubuh di atas ranjang.
Perlahan, ia pejamkan kelopak mata dan pasrah dengan apa yang akan dilakukan oleh suaminya.
Farel kembali tersenyum menyeringai tatkala Derana menuruti perintahnya.
Diulurkan jemari tangan untuk membuka satu persatu kancing baju Derana. Lantas dibuangnya ke sembarang arah semua kain yang semula membungkus tubuh indah istrinya itu.
Tanpa sabar, Farel mulai menjamah seluruh tubuh Derana dan mereguk madu yang menjadi candu—setelah memastikan wanita malang itu telah terlelap.
Farel memiliki kebiasaan yang sangat tidak lazim. Setiap ingin menyalurkan hasrat, ia selalu menyuruh Derana untuk tidur. Baru kemudian, ia menikmati tubuh istrinya yang indah sesuka hati.
Anehnya, setiap Farel menjamah tubuh dan mencelupkan batangnya yang menegang, Derana tidak pernah merasakan apa pun. Ia terlelap tanpa terjaga. Seperti orang yang dihipnotis atau pun diberi obat tidur. Sehingga Derana tidak pernah merasakan nikmatnya penyatuan raga.
Namun ketika Farel usai menyalurkan hasrat, Derana baru terjaga dan merasa seluruh tubuhnya sakit. Terutama di bagian sela-put marwahnya.
....
Farel Atmajaya Saputra. Ia adalah putra pasangan almarhum Hendri Atmajaya dan Arimbi Rahayu.
Farel bekerja sebagai seorang mandor bangunan. Meski bekerja sebagai seorang mandor dan bergaji lumayan besar, ia tidak pernah mencukupi kebutuhan istrinya.
Setiap hari, wanita malang itu hanya diberi uang ... dua ribu rupiah. Terlampau sedikit dan kalah banyak bila dibandingkan dengan uang jajan anak PAUD, anak TK, ataupun anak SD di zaman ini.
Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, Derana terpaksa menerima uluran tangan kedua orang tuanya.
Miris. Seharusnya, seorang wanita yang sudah menikah adalah tanggung jawab sang suami, bukan malah menjadi tanggung jawab kedua orang tuanya.
Arimbi Rahayu, ibu mertua Derana—wanita yang melahirkan Farel Atmajaya Saputra.
Wanita yang kini telah berusia setengah abad itu, tidak hanya menikah sekali seumur hidup. Namun, ia pernah menikah ... empat kali—setelah suami pertamanya meninggal dunia.
Sedangkan Tuan Atmajaya—kakek Farel, beliau pernah menikah sembilan kali. Dan dari ke sembilan wanita yang dinikahi oleh beliau—beberapa dicerai setelah menunaikan kewajiban di malam pertama.
Habis manis sepah dibuang. Setelah disesap madunya, langsung dicerai dan ditelantarkan.
Lantas, bagaimana dengan Farel? Cukupkah jika hanya memiliki satu istri? Jika Farel sama seperti ibu dan kakeknya, bagaimana nasib Derana ... kelak?
Derana hanya bisa pasrah dan berserah, mengikuti alur yang digoreskan oleh Sang Penulis Skenario Kehidupan ....
....
Mentari hampir kembali ke peraduan ketika Derana terjaga dari tidur lelapnya.
Wanita malang itu menggigit bibir bawahnya dan mengernyitkan dahi saat merasakan sakit di sekujur tubuhnya.
Perlahan ia bangkit lalu menyandarkan punggungnya pada headboard.
Disapu seluruh ruang dengan indra penglihatannya, mencari sosok yang baru saja menjamah dan mereguk madunya. Namun tak juga ditemukan.
Setelah puas menyalurkan hasrat, Farel lantas berlalu pergi, meninggalkan istrinya yang masih terlelap.
Derana tersenyum getir melihat tubuh polosnya yang terhias jejak merah.
Jejak merah yang ditinggalkan oleh Farel, adalah bukti bahwa ia benar-benar menikmati tubuh Derana—istrinya.
Bukan hanya jejak merah. Namun cairan berwarna putih yang membasahi sela-put marwah juga menjadi bukti penyatuan raga kedua insan--Farel dan Derana.
Farel merasakan kenikmatan yang luar biasa. Sementara Derana ... ia merasakan sakit setelah raga mereka bersatu. Bahkan rasa sakitnya menjalar sampai ke ubun-ubun.
“Ya Allah, aku lapar sekali,” gumamnya sambil mengusap perut yang berteriak nyaring.
Dari pagi hingga menjelang senja, wanita malang itu sama sekali tidak makan dan tidak minum. Seperti orang yang berpuasa, tetapi puasanya bukan karena menunaikan kewajiban, melainkan karena dipaksa ....
Dibawanya tubuh menuruni ranjang lalu dipungutnya semua kain yang terserak di lantai.
Sembari menahan rasa sakit, Derana berjalan menuju kamar mandi. Ia ingin segera membersihkan tubuh, sebelum terdengar suara kerinduan Tuhannya.
Air shower yang dingin dan menyejukkan, tidak mampu meluruhkan rasa sakit yang meluluh lantakkan kalbu.
Derana menangis tergugu, menumpahkan air mata duka dan lara yang membuatnya pilu.
Poor Derana ....
Tetaplah tegar menghadapi setiap ujian hidup yang disentuhkan oleh-Nya. Yakinlah, Sang Maha Kasih selalu berada di sisi. Dia tidak pernah meninggalkan hamba yang senantiasa menyebut asma-Nya dan memohon pertolongan.
Kelak ... bila saatnya tiba, Dia akan menuntunmu untuk temukan bahagia ....
🌹🌹🌹🌹
Bersambung ....
Mohon maaf jika ada salah kata dan berteberan typo 😊🙏
Jangan lupa untuk meninggalkan jejak dukungan. 😉
Terima kasih untuk Kakak-kakak ter love yang sudah bersedia membaca kisah DERANA dan mendukung karya baru author. Love love sekebon 😘🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 99 Episodes
Comments
Ukhty Nur Siahaan
😭😭😭😭
2024-01-25
0
Rokhmi Nur Hidayati
cerita ini mudah"an cuma fiktif padahal semua bagus/indah rata" karena perempuan
2024-01-08
1
Nazwah Nazwah
ini kisah nyata y thor
2023-05-18
1