Happy reading 😘😘😘
Mesin waktu menunjuk angka sepuluh malam. Namun batang hidung Farel belum juga terlihat. Entah pergi ke mana pria itu seusai membuat Derana kelelahan dan merasakan sakit di sekujur tubuh.
Meski tak pernah diperlakukan manis oleh Farel, Derana tidak pernah menanggalkan bakti. Ia berusaha menjadi istri yang baik dan penurut sesuai dengan nasehat ibunya.
Di bawah naungan langit malam, Derana duduk menanti di bangku yang berada di teras rumah. Raut wajahnya menyiratkan cemas.
Di dalam kalbu, ia tak henti-hentinya melantunkan pinta, memohon perlindungan dan penjagaan kepada Sang Maha Penggenggam Kehidupan, untuk Farel—suaminya.
Derana sangat berharap, suaminya akan segera pulang dalam keadaan utuh—tak kurang suatu apa pun.
Sementara yang dinanti dan dicemaskan, ternyata malah tengah tenggelam ke dalam asmaraloka, menyatukan raga dengan Sovia—sang kekasih gelap.
Sovia, teman sekaligus kekasih Farel semenjak mereka duduk di bangku SMP.
Keduanya sering menghabiskan malam panjang dengan melakukan ritual penyatuan raga, selayaknya sepasang kekasih yang telah halal.
“Rel, jangan lupa jatah bulanan untukku,” bisik Sovia dengan suaranya yang terdengar manja seiring jemari lentiknya membentuk pola-pola tak beraturan di dada bidang yang masih terbuka.
Farel menarik kedua sudut bibirnya dan mengecup lama pucuk kepala Sovia. “Tenang Sayang. Aku ndak bakal lupa. Sudah aku siapkan jatah bulanan untukmu di atas nakas. Aku lebihkan, karena pelayananmu sangat memuaskan.”
“Makasih Rel. Kau semakin membuatku jatuh cinta. Aku sangat mencintaimu Farel Atmajaya Saputra.”
“Aku juga sama sepertimu, Sovia Maharani. I Love you so much too."
Sepasang anak manusia itu kembali bercumbu, menuntaskan hasrat tanpa mengenal kata dosa.
Farel rela memberi sebagian besar gajinya untuk Sovia. Sedangkan untuk Derana yang jelas-jelas istri sahnya, ia merasa sangat tidak rela. Sehingga Farel hanya memberi uang jajan ... dua ribu rupiah untuk Derana—istrinya.
Malam semakin larut, cahaya bulan semakin meredup, disertai nafas alam yang kian menusuk hingga membuat Derana menggigil kedinginan.
Wanita malang itu masih setia menanti. Meski hati kecilnya berbisik, Farel tidak akan pulang malam ini.
Tepukan kasar yang mendarat di bahu, membuat Derana tersentak dan seketika merotasikan kepala. Ia lantas membawa tubuhnya beranjak dari posisi duduk.
“Ibu –“ lirihnya.
“Apa yang kau lakukan di sini? Seharusnya, kau menemani dan melayani suamimu di kamar, bukan malah asik melamun—membayangkan pria lain. Pantas saja Farel sering mengeluh ndak pernah kau layani. Ternyata kebiasaanmu melamun sambil menatap rembulan, seolah kau tengah menatap wajah pria yang kau taksir.” Kalimat tuduhan meluncur dengan deras, tanpa jeda, tanpa spasi dari mulut Arimbi.
“Bu, saya sedang memikirkan dan menunggu mas Farel. Setelah menggauli saya, mas Farel pergi entah ke mana. Mas Farel ndak pamit –“
Arimbi memangkas ucapan Derana dengan mengibaskan tangan ke udara. “Ck ... kau memang istri yang berakhlak jongkok. Suka sekali berkata dusta dan memfitnah suami sendiri. Dengar Dera! Jika kau berani memfitnah putraku lagi, jangan harap hidupmu akan tenang selama tinggal di rumah kami. Kau pikir, aku akan percaya ... Farel menggaulimu?”
Dilemparkannya tatapan tajam seiring senyum smirk yang membingkai wajah. Lantas ia pun kembali bersuara dengan nada penuh penekanan “Ndak. Aku sama sekali ndak percaya dengan ucapanmu. Farel ndak mungkin menggaulimu. Karena putraku itu selalu mengeluh ... punya istri tetapi seperti ndak mempunyai istri. Kau selalu berpura-pura tidur setiap Farel meminta dilayani.”
“Tapi Bu, mas Farel benar-benar menggauli saya. Jika Ibu ndak percaya, saya akan menunjukkan bukti –“
Sebelum Derana menunjukkan jejak semburat merah hasil karya Farel yang tercetak di bagian leher dan dadanya, Arimbi berlalu pergi dengan memutar bola mata malas tanpa mengacuhkan menantunya.
“Lebih baik, aku menemui Farel. Aku yakin, Farel berada di kamarnya. Ndak mungkin putra kesayanganku itu pergi tanpa ijin pada ibunya dan belum pulang sampai selarut ini,” gumamnya tetapi bisa didengar oleh Derana.
Dengan langkah gontai, Derana mengayun tungkai—menyusul ibu mertuanya.
Perlahan, Arimbi membuka pintu kamar sang putra. Manik mata wanita paruh baya itu berotasi sempurna saat indra penglihatannya menangkap objek yang dicari.
Rupanya, Farel sudah berada di dalam kamar. Ia tampak memejamkan mata dan membalut tubuhnya dengan selimut tebal. Entah, sejak kapan pria itu pulang dari rumah kekasih gelapnya yang hanya berjarak lima langkah dari kediaman Atmajaya.
“Mas Farel –“ lirih Derana sembari menutup bibirnya dengan telapak tangan. Ia sangat terkejut kala mendapati suaminya sudah tertidur di ranjang king size.
Arimbi mengepalkan tangan dan memutar tubuhnya hingga berhadapan dengan Derana.
Netranya memerah karena luapan api amarah.
“Dasar menantu tukang fitnah. Kau lihat sendiri ‘kan, Farel berada di dalam kamar? Pria murah hati yang bersedia menikahi gadis udik sepertimu, sudah tidur. Dia ndak pergi ke mana-mana. Berani-beraninya kau memfitnah putra Arimbi Rahayu.”
PLAK
Satu tamparan keras dihadiahkan oleh Arimbi tepat mengenai pipi mulus Derana.
Derana mengaduh dan mengusap pipinya yang terasa perih bercampur panas.
Puas melayangkan tamparan, Arimbi kembali melontarkan kata-kata bernada sarkasme sembari menunjuk wajah Derana.
“Sekali lagi kau memfitnah putraku, lebih baik ... kau pergi dari rumah ini! Kami ndak butuh manusia sampah sepertimu.”
Setiap untaian kata yang keluar dari bibir ibu mertua yang sangat ia hormati, sukses menyayat ulu hati. Derana menekan dadanya yang terasa sangat sakit dan berusaha menahan titik-titik air yang sudah menganak di kelopak mata.
Tuhan, cabut saja nyawaku dari pada harus hidup menjadi manusia sampah—pintanya yang hanya terlisan di dalam hati seiring kelopak mata yang mengatup sempurna.
Senyum penuh kemenangan terlukis jelas di wajah Farel setelah ibunya berlalu pergi.
Pria berkulit sawo matang itu selalu bersorak senang setiap menyaksikan Derana—istrinya menderita ....
🌹🌹🌹🌹
Bersambung ....
Jangan lupa untuk meninggalkan jejak dukungan ya Kakak-kakak ter love 😉
Mohon maaf jika ada salah kata dan bertebaran typo. 😊🙏
Terima kasih dan banyak cinta 😘😘😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 99 Episodes
Comments
Rokhmi Nur Hidayati
cobaan hidup semua orang berbeda bagaimana menerima dan ikhlas dan bersyukur menerimanya pasti apa mendat balasan yg lebih b AQ ik
2024-10-09
0
Ukhty Nur Siahaan
pulangkan aj dia sm kedua org tuany
drpd disiksa
2024-01-25
1
Ukhty Nur Siahaan
Kok ad suami yg rajin memfitnah istriny
awas karma utk kalian
2024-01-25
0