Happy reading 😘😘😘
Derana berbaring di atas sofa berselimut dinginnya malam. Kelopak matanya masih enggan terpejam meski rasa kantuk sedari tadi memaksa untuk segera singgah ke negeri mimpi.
Bayangan kejadian enam bulan silam menari di pelupuk mata hingga memaksa titik-titik embun membingkai wajah seiring denyutan nyeri di ulu hati ....
“Rana putriku, menikahlah dengan Farel! Dia pria yang bertanggung jawab dan sangat sopan. Ibu percaya, hidupmu akan dinaungi oleh kebahagiaan jika menikah dengannya.” Suara lembut diikuti sebaris senyum dan tatapan yang menyiratkan besarnya harapan tak mampu meluluhkan hati.
Derana tetap bersikukuh dengan keputusannya. Ia menolak titah ibunya untuk segera menikah dengan Farel, pemuda yang ia kenal melalui jejaring media sosial.
“Bu, saya sungguh ndak bisa menikah dengan mas Farel karena saya tidak mencintainya. Saya hanya menganggapnya sebagai seorang teman—ndak lebih,” sahut Derana dengan merendahkan suara dan menunduk.
“Haruskah ibu memukulmu dengan tongkat kayu ini, supaya kau mau menikah dengan Farel?” Ratri yang semula bersikap lembut, kini tak mampu lagi menahan emosi sebab segala usahanya untuk membujuk Derana ... berakhir sia-sia.
Disambarnya tongkat kayu yang berdiri kokoh di pojok ruang lalu bersiap memukulkannya di tubuh sang putri—Derana.
“Meski Ibu memukul tubuh saya hingga membiru, saya tetap ndak mau menikah dengan mas Farel –“
“Anak durhaka! Kau seharusnya bersyukur, ada pemuda yang mau menikahimu. Farel dan ibunya sangat baik. Mereka bersedia menerimamu tanpa mempermasalahkan keadaan keluarga kita yang serba kekurangan.” Ratri tampak murka. Diluapkan kemurkaannya dengan berkali-kali memukulkan tongkat ke tubuh Derana.
Poor Derana ....
Derana yang malang berusaha menahan rasa perih di sekujur tubuh dengan memejamkan netra dan meremas ujung kain yang membalut tubuh.
Seperti orang yang tengah kerasukan setan, Ratri sama sekali tidak merasa iba. Ia terus memukul tubuh putri yang dilahirkannya hingga tubuh mungil itu tumbang.
Siksaan dan kata-kata pedas yang terlontar setiap hari, tetap tak mampu menggoyahkan keteguhan hati Derana.
Gadis desa nan malang itu menolak dengan tegas perjodohan.
Ia tidak ingin bernasib sama seperti beberapa teman sebayanya yang menikah di usia muda karena perjodohan dan pada akhirnya hidup berkubang duka. Tidak sedikit dari mereka menjadi janda di usia yang masih sangat belia.
Keteguhan hati Derana mulai goyah saat ayah dan ibunya berpura-pura sakit.
Sebagai seorang anak yang berbakti, ia bersedia melakukan apa pun demi kesembuhan kedua orang tuanya itu, tak terkecuali menikah dengan Farel, pria yang kelak mendorongnya ke palung duka.
“Saya terima nikah dan kawinnya Derana Larasati binti Usman Sumitra dengan mas kawin tersebut, dibayar tunai.” Farel dengan sangat fasih melafazkan kalimat kabul diiringi senyum yang membingkai wajah, seolah menyiratkan bahwa ia sangat bahagia dan bersyukur telah menikahi Derana—gadis desa berwajah manis dan lugu.
Sementara Derana ... gadis manis itu tertunduk lesu. Kalimat kabul yang dilafazkan oleh Farel bagaikan mantra pembuka pintu neraka.
Sebenarnya, Derana meragukan ketulusan cinta Farel. Hatinya terus memberontak.
Kalbu Derana meyakini bahwa Farel bukanlah pria baik seperti persangkaan kedua orang tuanya. Sebab sebelum hari pernikahan tiba, Farel meminta Derana untuk menyerahkan mahkotanya yang masih suci. Namun Derana bersikeras menolak. Ia tidak ingin menyerahkan kesucian sebelum berlabel halal.
Tiga hari setelah pesta resepsi pernikahan, Farel membawa Derana pulang ke kediaman Atmajaya.
Selama berada di perjalanan, Derana terdiam sembari menahan kepalanya yang berdenyut dan perutnya yang terasa mual karena mabuk perjalanan.
Sesampainya di kediaman Atmajaya, sepasang pengantin baru itu disambut hangat oleh Atmajaya, Arimbi, dan Shella—adik Farel tetapi beda ayah.
Arimbi bergantian memeluk Farel dan Derana. Begitu juga Atmajaya dan Shella.
“Di mana ayah dan suamimu, Shel?” tanya Farel sembari mengayun tungkai—memasuki bangunan klasik bercat putih tanpa mengajak serta Derana yang masih berdiri di tempat yang sama.
“Ayah sedang ke luar kota, dan mas Harjun ... dia ada meeting dengan klien, Mas –“ jawabnya diikuti seutas senyum. Lalu tangannya menggamit lengan Farel yang terbuka.
“Istirahatlah! Pasti, Mas Farel sangat lelah,” ucap Shella kemudian setelah mereka sampai di depan pintu kamar.
“Iya Shel.” Farel menjawab singkat dan mengacak rikma adiknya dengan sayang.
“Susul suamimu, Nduk! Anggap, rumah ini sebagai rumahmu sendiri!” titah Atmajaya tanpa menanggalkan kesan ramah.
“Iya Kek. Terima kasih," ucap Derana diiringi sebaris senyum seraya menanggapi perintah Atmajaya.
Derana menggulirkan pandangan netranya ke arah Arimbi--ibu mertuanya. Ia meminta izin kepada Arimbi dengan tutur kata dan sikapnya yang sopan. "Bu, saya minta izin untuk menyusul mas Farel."
Selayaknya seorang ibu mertua yang baik, Arimbi menerbitkan senyum dan mengusap bahu sang menantu dengan lembut. Kemudian ia membalas ucapan Derana dengan tutur kata yang sangat halus. "Susulah Farel, Dera! Ibu berharap, kamu betah tinggal di rumah ini! Layani suamimu dengan baik! Ibu percaya, Farel ndak salah memilih seorang istri."
Derana mengangguk patuh dan mengucap kata 'terima kasih' sebelum mengayun tungkai--menyusul suaminya yang kini sudah bersantai di dalam kamar.
Setibanya di ambang pintu kamar, Derana disambut oleh suaminya.
Farel menggamit tangan Derana lantas memandunya untuk masuk ke dalam kamar.
Langkah Derana terasa berat saat menjejak lantai kamar bernuansa gelap. Sisi hatinya terus berteriak--meminta Derana untuk menghentikan langkah.
"Kau sangat cantik Dera," bisik Farel tepat di telinga sembari mengusap pipi mulus Derana--gadis yang telah halal disentuh olehnya.
“Ma-mas Farel, kepa-laku pusing, pe-rutku mual, a-aku ingin beristirahat,” ucap Derana terbata seraya berterus terang saat Farel menatapnya dengan tatapan lapar. Derana sangat paham dengan bahasa tubuh Farel, meski suaminya itu tidak mengutarakan melalui lisan.
Derana belum siap jika Farel meminta hak di saat tubuhnya menginginkan untuk beristirahat.
PRANGGGG
Farel meraih gelas di atas nakas lalu membantingnya. Raut wajah pria berkulit sawo matang itu menyiratkan amarah yang meletup-letup.
Derana terkesiap. Ia tidak menyangka, Farel—pria yang berstatus sebagai suaminya ... ternyata sangat kasar. Di usia pernikahan mereka yang baru menginjak tiga hari, Farel sudah menunjukkan perangai aslinya.
“Dasar istri sampah! Berani-beraninya kau mengeluh saat aku menginginkan itu!”
Ditariknya dengan kasar lengan Derana lalu didorongnya tubuh mungil wanita malang itu hingga terjatuh di atas ranjang.
“Pejamkan matamu dan tidurlah! Apapun yang akan aku lakukan, kau tidak bisa menolaknya.” Kata-kata yang terlisan dari bibir Farel bagaikan mantra yang mampu menghipnotis, sehingga Derana pun menuruti.
Gelegar suara petir yang menyambar ... memecah kaca lamun. Derana terenyak dan seketika menyebut asma Tuhannya.
Diraup udara dalam-dalam lalu dihembuskannya perlahan seraya mengusir rasa sesak yang meraja.
“Yaa Tuhanku, kuatkan aku ...,” pinta Derana dengan suaranya yang terdengar lirih sembari mengusap wajahnya yang basah dengan jemari tangan.
🌹🌹🌹🌹
Bersambung ....
Derana memiliki arti tahan dan tabah menderita (tidak lekas patah hati dan putus asa). Seperti sosok Derana di kehidupan nyata, ia seorang wanita yang sangat hebat, tabah dan tahan menderita meski ujian berat senantiasa mengiringi perjalanan hidupnya.
Akan tiba waktunya, Derana bersikap tegas--tidak melulu pasrah diperlukan buruk oleh suami dan ibu mertuanya. Kapan saat itu tiba? Ikuti terus kisahnya dan jangan lupa meninggalkan jejak dukungan 😉
Mohon maaf jika ada salah kata dan bertebaran typo 😊🙏
Terima kasih dan banyak cinta untuk Kakak-kakak ter love yang berkenan mengawal kisah DERANA hingga end 😘🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 99 Episodes
Comments
Rokhmi Nur Hidayati
k/ memang sudah terjadi mau gimana nasi sudah menjadi bubur tidak akan bisa bubur akan menjadi nasi kembali ya tawakal sabar dan sll sabar pasrah danberdoa sll kuat menerima cobaan yg di di apat
2024-10-10
0
Ukhty Nur Siahaan
Jgn mau seenakny aj suamimu smmu Derana
kasian dera
2024-01-25
0
Ukhty Nur Siahaan
Jgn mau seenakny aj suamimu smmu Derana
2024-01-25
0