Happy reading 😘😘😘
"Mbak Sari," panggil Hastungkara sekedar mengalihkan perhatian.
Sari merotasikan kepala. Janda muda itu sangat terkejut kala indra penglihatannya menangkap wajah yang sangat familiar, Hastungkara--cucu kepala desa ....
"Neng Ra-ra --" Suara Sari tercekat, seolah ada sesuatu yang menyumbat tenggorokan sehingga ia tak mampu lagi berkata-kata.
Meski masih teramat belia, Hastungkara dikenal tegas dalam bertutur kata dan bersikap.
Gadis berusia tujuh belas tahun itu sangat tidak suka dengan makhluk bernama wanita yang sejenis Sari.
Di kotanya, ia mendukung sekumpulan wanita yang mendirikan IWANKOR CLUB. Yaitu sekumpulan wanita yang menggaungkan gerakan Anti Pelakor.
"Bawa lagi mie ayamnya, Mbak!" titah Hastungkara dengan melipat kedua tangan di depan dada dan melayangkan tatapan menghunus.
"Ta-tapi, mie ayamnya buat siapa? Sa-saya rugi dua porsi kalau ndak ada yang membayar dan memakan mie ayam ini." Sari berucap lirih tanpa berani menatap lawan bicaranya.
"Berikan mie ayam itu kepada dua orang kepercayaan kakek--mak Safri dan mak Nur! Nanti, saya yang akan membayarnya." Ucapan Hastungkara terdengar tegas dan tidak bisa dibantah.
Sari mengangguk patuh dan kembali membawa nampan berisi dua porsi mie ayam ceker yang seharusnya dinikmati oleh Farel.
"Maaf Mas Farel. Sari ndak bisa membantah perintah cucu kesayangan bapak kepala desa," tutur Sari sebelum melangkah pergi dan Farel hanya membalas dengan anggukan tanpa bisa mencegah Sari.
Namun di dalam hati, pria berkulit sawo matang itu merutuki, mengumpat, dan melisankan sumpah serapah untuk Hastungkara.
"Jangan cuma dibatin! Sumpah serapahmu nggak bakal diijabah, karena jin sesat yang ada bersamamu itu takut pada-Nya. Dia nggak akan berani menyentuh manusia yang selalu berdzikir dan memohon perlindungan pada Allah," sarkas Hastungkara yang sukses membuat nyali Farel semakin ciut. Bahkan, wajah pria sombong itu tampak sangat pias seperti mayat hidup.
Farel sungguh tidak menduga, Hastungkara bisa mendengar kata-kata yang hanya ia lisankan di dalam hati. Ia juga tidak menyangka, sorot mata gadis belia itu mampu membuatnya merasa ketakutan.
"Yuk Ran, kita ke sawah!" Hastungkara menggamit lengan Derana dan bersiap mengayun tungkai.
"Tunggu, Ra!"
"Ada apa?"
"Aku harus pamit suamiku."
"Ck, yasudah ... sana buruan pamit! Aku tunggu di depan, sekalian mau pamit pakde dan bude."
"Heem," sahut Derana disertai anggukan dan seutas senyum yang terbit menghiasi wajah manisnya.
"Jangan lama-lama! Awas aja kalau nggak diizinin, aku bakal nendang suamimu sekaligus jin sesat yang ada di dalam tubuhnya."
Farel bergidik ngeri kala mendengar ucapan bernada ancaman yang dilontarkan oleh Hastungkara.
Tak terbayang olehnya jika gadis belia itu benar-benar membuktikan ancamannya. Menendang Farel beserta jin sesat yang menyatu di dalam tubuhnya.
Bisa dipastikan, rencana Farel dan keluarganya untuk menakhlukkan Derana akan gagal total. Dan tujuan utama yang ingin mereka rengkuh tidak akan pernah tercapai.
Setelah berpamitan pada Farel--suaminya, Derana segera menyusul Hastungkara yang sudah menunggu di depan.
"Ojo suwe-suwe, Nduk! (Jangan lama-lama, Nduk). Kasihan suamimu kalau menunggu terlalu lama. Suamimu pasti ndak bisa berpisah lama-lama darimu," tutur Usman seraya menasehati putrinya.
"Inggih, Pak." Derana tersenyum miris. Ia pun lantas mengangguk dan mencium punggung tangan kedua orang tuanya secara bergantian.
Seusai mengucap salam, kedua gadis itu menaiki sepeda ontel dengan posisi Derana duduk di depan dan Hastungkara membonceng di belakang.
Derana mengayuh sepeda, melewati jalan yang diapit hamparan sawah menghijau ....
"Nanti pulangnya, gantian kau yang mengayuh sepedanya ya Ra!" ucap Derana di sela-sela kayuhan kakinya.
"Siap Ran," sahut Hastungkara percaya diri.
Entah bagaimana jadinya, jika Hastungkara yang mengayuh sepeda ontel kesayangan Derana--sahabatnya itu. Sebab selama ini, ia belum pernah belajar mengendarai sepeda. Baik sepeda motor maupun sepeda kayuh ....
"Ra, bagaimana kau bisa tahu kalau ada jin di dalam tubuh mas Farel?" tanya yang terlisan dari bibir Derana setelah ia menaruh sepeda ontelnya di bawah pohon pisang.
"Kau lupa atau pura-pura lupa? Dari kecil 'kan aku bisa melihat makhluk tak kasat mata. Aku heran, kenapa kau mau menikah dengan pria itu?" Hastungkara mendaratkan bobot tubuhnya di atas rerumputan dan melempar tatapannya ke hamparan sawah yang ada di hadapannya.
Derana pun menyusul sahabatnya. Ia bawa tubuhnya duduk bersebelahan dengan Hastungkara.
"Aku terpaksa, Ra. Aku harus menuruti permintaan bapak dan ibu jika ingin mereka sembuh --"
"Ck, andai saja aku berada di sini saat kau akan menikah dengan pria sesat itu. Aku pasti akan mengagalkan niat jahatnya," ujar Hastungkara memangkas ucapan Derana.
"Niat jahat? Maksudmu apa, Ra?" Derana menatap lekat wajah sahabatnya dan meminta penjelasan atas ucapan yang dilisankan.
Hastungkara mengalihkan pandangan netranya dan membalas tatapan Derana. Dengan mengulas senyum ia pun berlisan kata. "Sudahlah, jangan terlalu dipikirkan! Lebih baik, perbanyak sholawat dan dzikir! Jangan lupa, tunaikan kewajibanmu yang lima waktu. Insya Allah, tabir yang tertutup rapat, akan segera terbuka."
"Tapi Ra. Aku ingin kau memberi tahuku."
"Belum tiba waktunya Ran, karena aku harus memastikannya terlebih dahulu. Sekarang ceritakan bagaimana perlakuan Farel terhadapmu selama kalian menikah! Aku rasa, dia memperlakukanmu dengan sangat buruk."
"Bagaimana kau bisa tahu?"
"Terlihat dari raut wajahmu dan badanmu yang semakin kurus," jawabnya bernada santai dan membuat Derana mencebikkan bibir.
Derana pun mulai menceritakan perlakuan Farel dan keluarganya. Terutama ketika ia tinggal di kediaman Atmajaya.
Hastungkara mendengarkan cerita Derana dengan seksama.
Dari cerita yang dilisankan oleh sahabatnya itu, Hastungkara semakin yakin bahwa Farel dan keluarganya memiliki rencana jahat terhadap Derana ....
"Kau harus lebih berhati-hati, Ran! Jangan sampai Farel dan keluarganya berhasil menakhlukkanmu!" tutur Hastungkara seusai Derana bercerita.
🌹🌹🌹🌹
Bersambung ....
Alhamdulillah bisa double UP. Mohon maaf jika ada salah kata dan bertebaran typo 😊🙏🙏
Terima kasih dan banyak cinta 😘😘😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 99 Episodes
Comments
Rokhmi Nur Hidayati
ya benerkan kelg farel dukun perdukunan dan derana dibuat tumbal ih...pakek dunia hitam sehitam"x🤭🤭
2024-10-11
0
мєσωzα
ceritanya nyerempet-nyerempet horror ya thor😅
2023-04-22
2
Elsa Puput
wuih ...keren rara
2022-11-25
0