Happy reading 😘😘😘
Derana menghela nafas panjang sebelum menjejakkan kaki ke dalam kamar. Ia mengumpulkan pundi-pundi kesabaran untuk menghadapi Farel--suaminya yang mungkin akan mencaci dan memakinya.
"Mas, ini kopinya." Derana menaruh secangkir kopi di atas nakas lantas mendaratkan bobot tubuh di sofa bersebelahan dengan Farel.
"Hmm." Sahutan yang keluar dari bibir Farel seperti dengungan seekor lebah. Pria itu tampak asik dengan gawainya tanpa memperdulikan Derana.
"Mas, aku ingin pulang. Aku sudah kangen bapak dan ibu," ucap Derana seraya mengutarakan keinginan.
Farel mengalihkan atensi dari gawainya lalu menatap lekat wajah sang istri yang terbingkai sendu. Diraupnya udara dalam-dalam sebelum membuka suara--membalas ucapan Derana. "Nanti siang, kita pulang ke rumah orang tuamu. Proyek yang aku kerjakan sudah selesai. Kemungkinan, aku bakal nganggur lama. Aku ndak mau, ibu menanggung kebutuhan hidup kita sehari-hari. Terutama ... makan."
Derana bergeming. Ia hanya bisa merutuki suaminya di dalam hati.
Setiap menginap di rumah kedua orang tua Derana, Farel tanpa merasa malu membebankan kebutuhan hidupnya pada kedua mertuanya--Usman dan Ratri.
Setiap hari, Farel meminta kedua orang tua Derana untuk menyediakan makanan lezat dan rokok. Seperti sesaji yang harus dipersembahkan, kedua orang tua Derana pun menyanggupi permintaan sang menantu.
Usman dan Ratri bekerja lebih giat agar bisa memenuhi segala keinginan Farel--menantu yang teramat mereka sayangi.
Karena tidak tega melihat kedua orang tuanya memforsir tubuh mereka, Derana turut bekerja--menggarap sawah tetangga.
"Sampai kapan kau diam seperti patung? Sana ke dapur! Siapkan sarapan untukku!" titahnya memecah hening dan membuat Derana tersadar dari lamun.
Derana mengangguk tanpa mengucap sepatah kata pun. Ia terlalu malas menanggapi ucapan suaminya yang tidak pernah manis dan selalu berhasil mengoyak daging yang bersemayam di dalam dada tanpa ampun.
Dibawa tubuhnya untuk berdiri. Lantas diayunkannya tungkai untuk berlalu dari hadapan suami yang selalu membuat dirinya harus bisa menahan emosi.
"Sugeng enjing, Kek." (Selamat pagi, Kek) Derana memberi salam saat berpapasan dengan Atmajaya--kakek Farel yang saat ini tengah berdiri di ambang pintu dapur.
"Hmmm. Sudah sarapan belum, Nduk? Kalau belum, ayo sarapan bareng kakek!" Atmaja menerbitkan senyum dan menatap lekat wajah manis cucu menantunya. Entah apa yang tersirat dari tatapannya, Derana pun tak mampu memahami arti dari tatapan Atmajaya.
Derana seketika menunduk, menghindari tatapan netra Atmajaya. Ia merasa risih setiap pria tua itu menatapnya lekat.
"Saya belum sarapan, Kek. Mas Farel meminta saya untuk mengambil sarapan untuknya. Saya ndak enak hati jika sarapan bersama dengan Kakek, sementara mas Farel sarapan sendirian di dalam kamar," tutur Derana seraya menolak dengan halus.
"Yasudah, Nduk. Kakek ndak akan memaksa. Lebih baik, segera layani suamimu! Ambil makanan untuk sarapan secukupnya! Jangan sungkan dan anggaplah seperti di rumahmu sendiri, Nduk!" Atmajaya kembali menerbitkan senyum diikuti tangannya yang terulur untuk menyentuh bahu Derana.
Entah mengapa, Derana merasa tidak nyaman dengan sentuhan tangan Atmajaya di bahunya. Terlebih, tatapan pria tua itu tak beralih sedikitpun darinya.
"Iya Kek. Nuwun sewu, saya mau lewat!" ucap Derana seraya menghaturkan kata permisi dengan bahasa Jawa.
Atmajaya mengangguk dan mengelus jenggot kesayangannya. Ia pun lantas mempersilahkan Derana dan sedikit menggeser posisinya.
Setelah mengambil dua piring nasi yang dilengkapi dengan lauk pauk, Derana bergegas meninggalkan dapur tanpa menyapa Atmajaya yang saat ini tengah duduk sembari menikmati secangkir kopi pahit--minuman kesukaannya.
Atmajaya menggeleng dan menarik salah satu sudut bibirnya. Tatapan netranya tak lepas dari punggung Derana hingga menghilang dari pandangan.
"Nduk cah ayu, Farel--cucuku akan menakhlukkanmu dan sebentar lagi ... tujuan kami akan tercapai," ucapnya diikuti senyum yang terkembang.
Sebenarnya, apa tujuan yang ingin dicapai oleh Farel dan keluarganya? Kenapa mereka berusaha keras untuk menakhlukan Derana?
Semoga, kelak tabir yang tertutup rapat, akan terbuka seiring hadirnya kebahagiaan untuk Derana ....
🌹🌹🌹🌹
Bersambung ....
Mohon maaf, UP nya segini dulu ya Kakak-kakak ter love. Karena si kecil sedang sakit, author belum bisa fokus mengetik 🙏🙏🙏
Nantikan kelanjutan kisah Derana yang akan dibalut dengan imajinasi author 😉
Jangan lupa tinggalkan jejak like. Mohon maaf jika ada salah kata dan bertebaran typo 🙏🙏🙏
Terima kasih dan banyak cinta 😘😘😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 99 Episodes
Comments
Rokhmi Nur Hidayati
ya semoga cerita lebih menarik
2024-10-11
0
Ukhty Nur Siahaan
Allah akan sll melindungi dari
jin d setan dari
hamba2ny yg sll ingat kpdny (Allah
yakinlah it
2024-01-25
0
Ukhty Nur Siahaan
Allah akan sll melindungi dari
jin d setan dari
hamba2ny yg sll ingat kpdny (Allah
yakinlah it
2024-01-25
0