Happy reading 😘😘😘
"Hastungkara --" Suara Derana tercekat seiring binar mata yang terbingkai titik-titik embun kala wajah ayu seorang gadis berhijab biru muda memenuhi ruang pandang ....
Hastungkara ... dia sahabat Derana, cucu kepala desa yang tinggal di kota. Setiap liburan sekolah tiba, Hastungkara selalu mengunjungi rumah kakeknya yang berada di desa Janda.
Selain mengunjungi rumah sang kakek, Hastungkara juga berkunjung ke rumah sahabatnya--Derana.
Hastungkara dan Derana bersahabat sedari kecil. Meski keduanya terpisah jarak yang cukup jauh, tetapi hubungan sepasang sahabat itu tetap terjalin hingga kini.
Hampir setiap hari, Hastungkara dan Derana berkirim kabar melalui udara. Namun setelah Derana menikah, keduanya tak lagi berkirim kabar sebab Farel sering kali menyita gawai Derana.
"Rara --" Derana membawa tubuhnya berlari dan membaur ke dalam pelukan sahabatnya--Hastungkara.
Sepasang sahabat itu saling berpeluk, menumpahkan kerinduan.
"Rara, aku rindu."
"Aku juga rindu, Rana. Setelah menikah, kau sulit sekali dihubungi," cebik Hastungkara sembari mengurai pelukan.
"Maaf. Itu karena --" Derana memangkas ucapannya dan menghela nafas panjang. Ia urung menceritakan bahwa gawainya sering disita oleh Farel, sebab suaminya itu menyorot dengan tatapan tajam.
"Karena apa, Ran?" tanya Hastungkara penasaran diikuti tukikan kedua pangkal alisnya.
"Karena aku sering kehabisan pulsa dan kuota internet," kilah Derana berdusta.
Namun Hastungkara yang sangat mengenal sahabatnya itu, tak lantas percaya. Ia sangat yakin, Derana tengah menyembunyikan sesuatu dan terpaksa berdusta.
"Owhhh, kirain disita sama suamimu," tukas Hastungkara sambil melirik Farel dengan ekor matanya.
"Dari dulu kau seperti cenayang, Ra." Derana mengudarakan tawa dan menoel hidung Hastungkara yang sedikit mancung ke dalam.
"Hhhaha, aku 'kan memang cenayang. Makanya, hati-hati jika berhadapan denganku! Bakal aku baca apa saja yang tersirat di pikiran dan lubuk hatimu." Lagi-lagi Hastungkara melirik Farel sehingga tubuh pria itu gemetar dan tangannya dibasahi oleh keringat dingin.
Setiap netranya bersiborok dengan netra Hastungkara, Farel merasa ada kekuatan yang terpancar dari manik mata gadis berusia tujuh belas tahun itu. Sehingga sukses membuatnya dihinggapi oleh rasa takut.
"Mas Farel." Suara lembut nan kemayu mengalihkan atensi semua orang yang berada di ruangan itu. Seketika pandangan netra mereka pun tertuju ke arah asal suara.
"Ini Mas, mie ayam ceker dua porsi, plus goyangan patah-patah penjualnya." Sari mengerling nakal dan menaruh nampan yang berisi dua porsi mie ayam di atas meja. Kemudian ia bergoyang patah-patah sambil memamerkan senyuman yang teramat manis.
Farel menelan saliva kala menyaksikan Sari bergoyang patah-patah.
Ingin rasanya, ia memberi saweran kepada janda beranak satu itu. Namun diurungkan karena rasa takutnya terhadap Hastungkara semakin mendominasi.
Entah apa yang ditakutkan oleh Farel--pria sombong yang seolah tidak takut kepada siapapun, tak terkecuali kepada Tuhannya. Namun di hadapan Hastungkara, pria itu benar-benar kehilangan nyali.
"Te-terima kasih, Je-ng. Eh, Mbak." Suara Farel terdengar lirih dan terbata.
"Mas Farel lagi sakit ya? Kog berubah, nggak seperti biasanya? Setiap Sari bergoyang patah-patah, Mas Farel selalu memberi saweran dan memuji goyangan Sari--seperti mbak Inoel. Lah ini, kenapa kog cuma diem wae? Nggak ngasih saweran atau pujian," cecar Sari seraya melontarkan protes.
Farel bergeming. Ia bingung harus memberi jawaban apa. Tidak mungkin 'kan, ia menjawab karena takut pada Hastungkara ....
"Mbak Sari," panggil Hastungkara sekedar mengalihkan perhatian.
Sari merotasikan kepala. Janda muda itu sangat terkejut kala indra penglihatannya menangkap wajah yang sangat familiar, Hastungkara--cucu kepala desa ....
🌹🌹🌹🌹
Bersambung ....
Maaf Kakak-kakak, UP nya segini dulu ya. Insya Allah jika ada waktu, author lanjut lagi 😊🙏
Oh ya, supaya kisah Derana nggak terkesan sad banget, author mengganti covernya. Dengan harapan, Derana di dunia nyata nggak semakin bersedih jika teringat kisah masa lalunya yang teramat pelik 😊🙏
Teruntuk Kakak-kakak yang merayakan Idhul Adha, author mengucapkan 'Selamat Hari Raya Idhul Adha, mohon maaf lahir dan batin. Semoga Allah senantiasa memberikan keberkahan dan keridhoan-Nya kepada kita. Aamiin yaa robbal allamiin.' 😊🙏🙏
Jangan lupa untuk meninggalkan jejak dukungan.
Terima kasih dan salam love love sekebon 😘😘😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 99 Episodes
Comments
Rokhmi Nur Hidayati
kakek farel dukun kali ya
2024-10-11
0
Neulis Saja
ada apa dgn Rara ko di farel bisa ketakutan?
2023-02-05
0
🌷Mita Sari 🌷
seniga kedatangan Hastungkara dapat menolong Derana beserta keluarganya dan terlepas dari ilmu hitam yg dikirim keluarga Farel bisa lenyap dan berbalik ke keluarga mereka sendiri.
2022-10-20
1