Happy reading 😘😘😘
Di pagi buta, Derana melangitkan pinta dan mengadu kesah pada Sang Maha Cinta. Ia ungkapkan risalah hati seiring lantunan tasbih.
Sampai detik ini, Derana meyakini bahwa Illahi tak akan membiarkannya terus menerus berkawan dengan duka dan belas kasih-Nya akan selalu mendekap.
Butir-butir cinta menetes, membasahi mukena yang masih membalut tubuh.
Derana segera mengusapnya ketika terdengar suara serak khas bangun tidur memanggil namanya.
“Dera, di mana kau?” Farel menggeliat dan perlahan membuka kelopak mata. Sebelah tangannya mencari-cari keberadaan istri yang dianggap ... sampah.
“Mas, aku di sini. Tadi, aku sudah membangunkan Mas Farel untuk menunaikan sholat subuh. Tapi, sepertinya Mas Farel sangat lelap. Jadi, Mas Farel sama sekali ndak merespon,” jawabnya sembari melepas mukena lalu menyimpannya di almari.
“Ck, kau sudah tahu kalau aku paling anti melakukan sesuatu yang tidak ada gunanya. Untuk apa sujud dan rukuk jika ndak ada yang menyaksikan? Toh, Tuhanmu itu ndak bisa memberi kekayaan. Sudah capek-capek sujud, tapi kau masih miskin ‘kan?” kalimat sarkasme terlisan tanpa beban dari bibir Farel.
Pria berkulit sawo matang itu teramat sombong. Ia tidak menyadari bahwa dirinya hanya insan yang lemah dan papa. Semua yang dimilikinya adalah titipan Illahi dan kelak pasti akan diminta kembali ....
Jika Tuhan menitahkan bumi untuk menelan tubuhnya, maka bumi pun akan menunaikan perintah Tuhannya itu.
Jika Tuhan menitahkan laut untuk menenggelamkan raganya seperti yang dialami oleh Firaun dan para pengikutnya, maka laut akan menunaikan perintah Tuhannya.
Dan jika Tuhan menitahkan malaikat maut agar segera mencabut nyawanya dengan sangat kasar, maka malaikat maut akan menunaikan perintah Tuhannya sehingga manusia sombong itu merintih kesakitan karena merasa sangat tersiksa ketika nyawanya terpisah dari raga.
Derana tak habis mengerti, Farel tidak pernah sudi menunaikan ibadah wajib di rumah—berjamaah dengannya. Namun pria yang berstatus sebagai suaminya itu, rajin menunaikan ibadah wajib di masjid atau di depan banyak orang.
Ibadah yang ditunaikan oleh Farel hanya untuk pamer dan pencitraan. Supaya semua orang menganggapnya sebagai seorang yang mendekati kata perfect atau sempurna.
Rajin beribadah, berbakti kepada ibunya, penyayang, dan ikhlas menerima kekurangan sang istri. Padahal kenyataannya, berbanding terbalik dari kata ‘sempurna’.
“Aku mau masak dulu, Mas –“ pamit Derana sebelum suaminya kembali melontarkan kata-kata pedas yang semakin menorehkan luka di hati.
“Tunggu!” Suara bariton bernada perintah membuat Derana urung mengayun langkah.
“Ada apa, Mas?”
“Buatkan aku kopi!”
Derana mengangguk samar lantas membawa tubuhnya keluar dari kamar.
Senyum terbit menghiasi wajah Derana kala mendapati Arimbi berada di dapur.
Derana lantas menghampiri Arimbi dan menyapa wanita paruh baya itu dengan melisankan tanya disertai senyum yang terkembang. “Masak apa, Bu?"
Arimbi tak acuh. Wanita paruh baya itu mengabaikan Derana dan tetap asik melanjutkan aktifitasnya--memainkan spatula.
Derana menghela nafas panjang. Ia harus mempunyai stok sabar menghadapi Farel dan Arimbi—ibu mertuanya.
Bukan hanya sekali ini Arimbi tak acuh jika ditanya atau disapa. Sehingga Derana hafal dengan tabiat ibu mertuanya itu.
“Bu, mas Farel ingin dibuatkan kopi. Ibu ... mau saya buatkan teh nasgitel?" Meski Arimbi bersikap tak acuh, Derana kembali melisankan tanya seraya menawari Arimbi teh nasgitel (panas, legi, dan kental) sebab minuman tersebut adalah minuman kesukaan sang ibu mertua.
Derana berharap, Arimbi berkenan dibuatkan teh nasgitel karena teh nasgitel racikannya sering kali mendapat pujian dari ayah dan ibunya.
Sebagai seorang menantu, Derana ingin sekali mendapat sanjungan dari ibu mertuanya. Bukan hanya dicaci ataupun dimaki.
Arimbi membanting spatula ke lantai—meluapkan emosi. Entah mengapa, setiap Derana menyapa atau menunjukkan perhatian, Arimbi merasa jengah dan mudah sekali tersulut emosi.
Arimbi berpikir, bahwa perhatian yang diberikan oleh Derana tidaklah tulus dan hanya bertujuan untuk mengambil hatinya.
“Dasar menantu bodoh, kau ndak tahu aku sedang apa, hah? Harusnya kau bangun lebih pagi dan memasak untuk Farel. Bukan malah keenakan tidur. Kau pikir, rumah ini milik orang tuamu. Aku heran, kenapa Farel bisa memungut orang miskin sepertimu dan dijadikannya istri," sarkas Arimbi sembari berkacak pinggang.
Derana memilih diam dan berusaha menahan diri untuk tidak menanggapi ucapan Arimbi yang bernada sarkasme dan mengiris hati.
Bukan karena Derana tidak mempunyai keberanian untuk membalas ucapan ibu mertuanya atau tidak pandai berlisan kata. Tetapi, Derana hanya menghindari perdebatan yang mungkin tiada ujungnya.
"Maaf Bu, saya ke kamar dulu. Mas Farel pasti sudah menunggu kopi-nya," pamitnya lantas berlalu pergi.
Arimbi mendengkus. Ingin rasanya ia kembali melontarkan kata-kata bernada sarkasme. Namun segera dicegah oleh Atmajaya yang baru saja tiba di dapur.
"Jaga sikap dan lisanmu! Ingat tujuan kita--menjadikan Derana sebagai menantu!" tutur Atmaja setelah Derana hilang dari pandangan.
"Hah, aku sudah jengah melihat wajahnya, Yah. Kenapa, Farel ndak mencari gadis lain? Aku yakin, masih banyak gadis yang weton-nya sama dengan si udik itu." Arimbi menghembus nafas kasar dan mendaratkan bobot tubuhnya di kursi.
Atmajaya tersenyum miring dan mengelus jenggotnya yang putih. "Justru gadis udik seperti Derana-lah yang dapat dengan mudah kita takhlukkan. Bersikaplah manis padanya meski hanya pura-pura! Buat dia takhluk sehingga pengorbanan Farel ndak akan sia-sia!"
"Tapi Yah --"
Atmajaya memangkas ucapan Arimbi dengan mengangkat sebelah tangannya. "Ingat, takhlukkan menantumu! Kalian harus bisa membuat Derana benar-benar tunduk dan mencintai Farel!"
Usai mengucapkan kata-katanya yang terakhir, Atmajaya mengayun tungkai--meninggalkan Arimbi.
Entah, apa sebenarnya tujuan Farel menikahi Derana sehingga gadis malang itu menjadi menantu keluarga Atmajaya. Kelak, sang waktu yang akan menjawab tanya ....
🌹🌹🌹🌹
Bersambung ....
Jangan lupa tinggalkan jejak dukungan 😉
Mohon maaf jika ada salah kata dan bertebaran typo 😊🙏
Terima kasih dan banyak cinta untuk kakak-kakak ter love 😘😘😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 99 Episodes
Comments
Elok Pratiwi
kok pada suka bikin cerita istri yg disia siakan / tdk dihargai suami n mertua .... dikehidupan nyata adakah yg seperti itu ...
2024-03-23
0
Vie moi
jangan sampai derana jadi tumbal
2023-11-26
1
Dania🌹
ada apa ini
2023-04-26
0