Sudah membereskan urusan di lestoran aku kembali pulang. Apa lagi ini sudah sore.
Kejadian tadi siang benar-benar menguras tenagaku. Pak tua itu bukan hanya sombong dan arogan tetapi juga bermuka tembok. Bagaimana bisa ada orang yang sudah salah bahkan mengacau tidak minta maaf dengan tindakannya dan pergi begitu saja. Pantas saja putrinya seperti itu ternyata bapaknya juga sama.
Sama-sama menyebalkan membuat aku muak memelihara seorang penjilat.
Tidak anaknya tidak bapaknya ternyata mereka sama. Aku diam bukan aku tak bisa melawan hanya saja aku tidak mau mencari musuh. Tetapi kejadian tadi memaksa aku angkat bicara, karena mungkin kesabarnku sudah habis.
Inikah diriku yang sesungguhnya kembali. Gadis cuek dan dingin selalu tegas dalam bertindak. Tetapi karena cinta aku buta semuanya. Aku bahkan menjelma menjadi gadis ayu yang penurut hingga aku harus merasakan kesakitan karena terbuang.
Tetapi sudah cukup bagiku menangisi hal yang akan terus membuatku sakit. Aku hanya sedang berjuang membuang dan melupakan masa lalu yang menyakitkan.
"Paman tolong berhenti dulu di Masjid, kita sholat ashar dulu? "
"Baik nona, "
Aku langsung berjalan ke arah tempat wudhu wanita dan mengambil air wudhu lalu aku melaksanakan kewajibanku.
Sesudah melaksanakan kewajibanku begitu pun paman-paman bodyguard kami melanjutkan perjalanan.
Aku menyandarkan kepalaku di sandaran kursi mobil entah kenapa kepala ku sedikit pusing. Mungkin karena masalah tadi yang membuat pikiranku mumet.
Citttt ...
"Astagfirullahaladzim ... "
Pekikku terkejut ketika paman bodyguard menghentikan mobil secara mendadak. Membuat kepalaku hampir saja ke jedot.
"Ada ap ...,"
Deg ...
Jantungku seakan berhenti berdetak melihat sosok yang aku kenali menghadang mobilku.
Inikah alasan bibi dan paman melarangku keluar. Karena dia ... dia datang. Untuk apa dia kesini jika hanya ingin menolerkan luka lagi. Bahkan melihat wajahnya saja membuat aku langsung teringat akan penghianatan itu, bahkan dengan tega dia membuangku.
Tanganku mengepal erat dengan mata memerah menahan amarah dan kebencian. Bahkan setetes cairan bening memberonta keluar menodai pipiku.
Andai saja aku tahu ini alasan bibi dan paman pasti aku akan menyetujuinya, dan aku pastikan aku tidak akan pernah keluar sama sekali.
Andai ini alasan bibi sama paman pasti aku tidak akan pernah merasa jenuh dan terkurung di rumah.
Lebih baik aku menghabiskan seribu hari di dalam rumah dari pada harus bertemu dengan laki-laki brengsek itu di mana melihat wajahnya saja membuat aku teringat kembali akan kesakitan itu.
Ya Rohman nyatanya aku sulit mengatakan sudah baik-baik saja ternyata hati ini masih sakit.
"Sayang tolong buka pintunya ...,"
"Aku mohon, izinkan aku berbicara."
"Sayang, buka pintunya. Izinkan aku berbicara aku mohon."
"Tolong maafkan aku, sayang ..., buka pintunya!!! "
Aku meringis mendengar kata sayang dari pria brengsek itu. Bahkan aku muak mendengarnya.
Apa katanya minta maaf, apa laki-laki brengsek itu sudah tahu yang sebenarnya dan kini dia mencariku untuk minta maaf.
Kemana saja waktu aku tersiksa dan membutuhkan pertolongannya.
Kemana saja ketika aku tergeletak tak berdaya di rumah sakit menahan rasa sakit dan kecewa tetapi kau tidak datang mungkin kau sedang bahagia.
Dan sekarang baru datang ketika aku sudah bangkit dan melupakan semuanya, sungguh manusia egois.
Baiklah Laila tenangkan diri kamu jangan dengarkan rintihannya, bahkan dulupun rintihanmu tak dia hiraukan. Tenang Laila tenang, aku terus saja bergelut dengan pikiranku mencoba menenangkan gejolak perasaan yang ada. Ku pejamkan kedua mataku sambil menarik nafas dalam dan ku keluarkan perlahan sambil membuka mata.
Baiklah aku putuskan untuk keluar dan menyudahi drama yang laki-laki itu buat.
"Say ...,"
"Stop jangan mendekat, jika kau ingin bicara bicaralah."
"Sayang aku mohon maafkan aku atas semua kesalahanku, aku mohon maafkan aku ..., "
"Aku di tipu, di bohongi habis-habisan. Vika membohongku dia menghancurkan hidupku bahkan putri yang aku tunggu kelahirannya dia bukan putri kandungku, "
"Kau mohon maafkan aku, maafkan aku yang bodoh ini sudah menyakiti."
"Sayang tolong bicara maafkan aku, izinkan aku menebus kesalahanku. Aku mohon, sayang ...,"
"Sayang tolong maafkan aku, "
"Sayang sayang sayang berhenti memanggilku sayang!!!"
Bentakku menggebu, mungkin dulu aku bahagia mendengar panggilan itu tetapi sekarang panggilan itu bak sembilah pisau yang menusuk jantungku membuat aku sesak.
Sungguh Vandu laki-laki brengsek yang aku kenal. Apa dia bilang Vika menipunya, membohonginya. Vandu mengadu kepadaku seolah dia tidak sadar dengan apa yang dia lakukan dulu kepadaku. Bahkan dia begitu tega mengusirku dengan cara kejam. Ketika Vika mencampakannya dengan tak tahu malunya dia datang seolah meninta aku kembali dengan kata menebus semuanya.
Jangan harap aku bisa masuk lagi ke jurang yang sama. Bahkan aku berani membentaknya. Mungkin dulu aku fatuh dan tunduk karena dia suamiku tetapi sekarang Vandu bukan siapa-siapa lagi bagiku.
"Aku memaafkanmu jadi sekarang pergi dan tolong jangan ganggu aku, "
"Tidak sayang, aku ingin kembali. Tolong biarkan aku menebus semuanya, maafkan aku."
"Tolong kembalilah aku sangat mencintaimu, dan aku yakin kamu juga masih mencintaiku."
Aku terkekeh mendengar kata kembali dan cinta rasanya aku tidak percaya dengan apa yang mas Vandu katakan.
Begitu mudahnya dia bilang kembali dan Cinta setelah apa yang dia lakukan padaku.
"Mungkin aku sudah memaafkan mu tetapi meminta aku kembali maaf aku tidak bisa."
"Sayang tolong berikan aku kesempatan kedua aku mohon ..., jangan begini?"
Tidak tahukah kamu mas bahwa dari dulu aku sudah memberikanya. Lima bulan aku bertahan karena aku memberi kesempatan padamu tetapi kamu tidak memanfaatkan waktu itu, jerit batinku miris.
"Kesempatan kedua, kamu bilang kesempatan kedua. Lima bulan aku bertahan mas bertahan untuk memberimu kesempatan itu tetapi kau sudah menyianyiakannya!!! "
Geramku tidak tahan lagi, seolah mas Vnadu lupa akan hal itu. Bahkan sekarang dia memintanya sungguh manusia serakah.
"Aku mohon jangan begini sayang aku tahu aku salah dan untuk itu aku minta maaf. Tolong kembalilah, mamah dan ayah juga minta maaf karena sudah menyakitimu."
"Sudah aku katakan aku memaafkanmu dan semua keluragamu, tetapi untuk kembali aku tidak mau."
"Apa karena aku mandul kamu tidak mau bersamaku!!! "
Aku menghentikan langkahku ketika mendengar teriakan mas Vandu. Rasanya hatiku seperti di remas sangat sakit dan sakit. Tanganku mengepal erat, aku tersenyum sinis dan berbalik menatap tak percaya.
"Sekarang kamu mempertanyakan itu mas, sungguh aku kecewa sama kamu. Selama Lima tahun aku berjuang dan mempertahankan rumah tangga kita karena aku sangat mencintaimu. Aku sangat mencintaimu, aku menerima semua kekuranganmu walau kamu mandul aku tetap menerimanya bahkan sampai mamahku tahu aku menyembunyikan semuanya aku tetap memilih di sisimu sampai mamahku shok dan serangan jantung. Bahkan keluarga dan saudaramu menghina aku tetap terima dan tersenyum karena aku mencintaimu. Lalu apa kurangnya aku, aku menerima kamu apa adanya semua kekuranganmu tetapi kamu malah menghianati aku dan menghancurkan perjuanganku. Sekarang kamu masih mempertanyakan aku tidak menerimamu karena kamu mandul, terus apa perjuanganku selama ini kamu tahu itu mas. Aku benar-benar kecewa mas, sungguh!!! "
"Sa.. sayang maafkan mas, mas tidak bermaksud."
"Pergilah ...,"
"Sa... sayang,"
"Pergi!!!"
Teriakku sudah tidak tahan lagi, sungguh sakit ini terasa kembali dan ini sangat menyakitkan.
Bersambung....
Jangan lupa Like dan Vote ya...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 69 Episodes
Comments
guntur 1609
bagus tu lalila...sampah seperti vandu tu gak perlu di daur ulang lagi
2024-05-19
1
cinta semu
penyesalan vandu dah kadaluarsa 😁😂dulu aja di titipi rindu & setia sok jual mahal ...pake pamer gebetan sudah expayet lagi ..
2023-12-22
0
sandi Gelau
laila juga slh..knpa tk bagitaw dari dulu..bukan penuh kesalahan vandu..
2023-05-08
1