Bab 15 Prov Vandu (Kenyataan yang menyakitkan)

Bagai di sambar petir di siang bolong, aku di kejutkan oleh sebuah pakta. Pakta yang tidak bisa aku percaya tetapi bukti itu begitu nyata. Sangat nyata sehingga aku bingung harus melakukan apa.

Jiwaku mendidih dengan tangan mengepal erat. Mataku sudah memerah dengan rahang mengeras menahan gejolak luapan amarah yang siap meledak kapan saja.

Jadi selama ini aku di bohongi, di tipu. Ah ... sialan.

Apa ini nyata atau sebuah lelucon, aku menatap tajam kearah dua manusia yang sedang duduk mesra bersama anakku. Bahkan mereka terlihat seperti suami istri yang bahagia di temani putri kecilnya.

Bahkan kepalan tanganku semakin mengerat ketika mendengar sebuah pakta yang sungguh membuatku tak bisa berpikir.

Bug ... bug .... bug ...

Aku seperti orang kesyetanan menghajar laki-laki yang berani memeluk istriku. Tepatnya aku marah karena sebuah pakta yang benar-benar membuat aku sesak.

"Brengsek ...,"

Aku terus mengamuk membabibu, tidak membiarkan laki-laki itu bernafas lega atau pun membalas tinjuanku.

Sungguh hatiku hancur atas penghianatan ini, beraninya mereka berselingkuh di belakangku.

Bug...

"Enyah kau sialan!!!"

Bug...

"Brengsek ...,"

Umpatku sambil terus memujul laki-laki itu hingga tergeletak tak berdaya. Aku bangkit menatap Vika yang gemetar seperti ketakutan melihatku kembali dan mengetahui semuanya.

Andai saja aku tidak ketinggalan berkas penting untuk meeting hari ini. Mungkin aku tidak akan tahu sampai kapan mereka membodohiku.

"Kenapa sayang, takut! ayolah aku suamimu,"

Grep ...

Aku mencengkram erat pergelangan Vika sampai dia meringis. Bahkan putriku menangis karena kegaduhan yang aku buat.

Dadaku sakit ketika melihat putriku yang sedang menangis, lalu aku menatap tajam Vika.

"Katakan. Kalau Aurora putriku!!! "

Bentakku menggebu semakin mencengkram erat tangan Vika. Semuanya tidak bisa ku terima jika apa yang aku dengan adalah kenyataannya.

Plak ...

"Katakan sialan, Aurora putriku!!! hah. "

Plak ...

"Kau berani menghianatiku, membohongiku dan kau selingkuh."

"Sia ..."

Bruk ...

Sesuatu menghantam kepalaku membuat aku tersengkur. Aku menggeram sakit memegang belakang kepalaku yang mengeluarkan darah. Mataku mulai kabur tetapi telingaku masih mendengar jelas apa yang Vika dan laki-laki itu katakan.

"Dengar baik-baik sialan. Aurora memang bukan putrimu tapi dia putri kekasihku."

"Kau hanya laki-laki mandul yang aku manfaatkan dan aku bodohi. Bukan istrimu sholehahmu yang mandul tetapi kau. Cih. dasar tidak berguna."

"Kau begitu bodoh membuang istri pertamamu, terimakasih atas aset yang kau berikan."

"Sekarang kau sudah tidak berguna lagi, tinggal aku buang .. ha .. ha ... "

Ha ... ha ...

Mereka tertawa menertawakan aku membuat aku menggeram tetapi aku kepalaku terus berdenyut hingga aku tidak tahu apa yang terjadi lagi.

Sungguh aku di tipu habis-habisan, Vika menghancurkan hidupku. Penghianatan, kebohongan sungguh aku tidak terima.

Dan yang membuat aku semakin sesak, sebuah pakta. Aurora bukan putriku, bukan darah dagingku. Putri yang selama ini aku rindukan kehadirannya dia dia bukan putriku bukan darah dagingku. Kenyataan itu benar-benar tidak aku terima, semuanya bagai mimpi buruk.

Apa apa benar aku yang cacat, aku yang tidak sempurna. Jika iya! ya Tuhan aku sudah melakukan kesalahan besar sangat besar hingga aku tidak tahu harus berkata apa.

Duniaku hancur oleh kenyataan pahit ini, hatiku seakan di tikak oleh ujung pedang yang terus mengoyak hatiku. Hingga rasanya sakit dan perih.

Jadi selama ini Vika, wanita yang aku cintai, ku bela dan ku ratukan. Dia menghianati dan membohongiku selama ini. Kebahagiaan yang Vika berika ternyata itu kebohongan. Kebohongan untuk memerasku, ya Tuhan apa yang sudah aku lakukan.

Vika membuatku benar-benar terlempar kedalam jurang kesakitan yang kejam.

Akan ku balas atas apa yang aku lakukan Vika.

Apa kabar tentang Laila, apa ini yang Laila rasakan ketika aku menghianati dan tidak adil padanya.

Aku sudah melakukan kesalahan besar bahkan aku membuangnya di tengah hujan deras.

Inikah yang kamu rasakan dulu sayang, sakit sangat sakit.

"Awwsss ... "

Aku meringis memegang kepalaku yang terasa berat. Bau sampah dan bau amis meruak masuk ke indra penciumanku.

Entah dimana aku, aku masih memegang kepalaku yang sakit. Seketika bayangan kejadian pagi itu kembali terbayang di ingatanku membuat aku mengepal erat.

Apa itu nyata, atau hanya sebuah mimpi. Tetapi nyatanya itu nyata saat aku menyadari kalau aku ada di tengah tumpukan sampah bukan berada di rumahku sendiri.

Vika sialan mereka membuangku ke tempat laknat ini. Akan ku balas perbuatan kau.

Aku berusaha bangkit sambil membersihkan tubuhku dari kotoran sampah yang membuat aku jijik dan mual.

Tujuanku saat ini rumahku, aku akan membuat perhitungan padanya. Setelah dia berhasil mengambil semua aset berhargaku, membohongi, mengkhianati dan memerasku. Aku bersumpah tidak akan pernah melepaskannya. Vika harus membayar mahal apa yang dia lakukan.

Wanita yang selama ini aku putrikan ternyata tidak lebih dari sekedar rubah.

"Vika ... Vika ... keluar kau!!! "

Aku berteriak memanggil-manggil nama penghianat itu. Tetapi yang keluar bukan Vika atau laki-laki brengsek itu melainkan seseorang yang tidak aku kenal sama sekali.

"Siapa kau, kenapa ada di rumahku. Dimana Vika!!! "

"Maaf, jangan membuat keributan. Rumah ini sudah saya beli satu minggu yang lalu dari buk Vika. "

Apa! satu minggu yang lalu. Jadi selama ini aku pingsan selama itu di tempat sampah akibat hantaman di kepalaku. Sungguh wanita iblis mereka benar-benar keterlaluan.

"Kau jangan bohong, ini rumah saya. Bagaimana mungkin jadi rumah anda? "

Kekeuh ku ingin menerobos masuk tetapi beberapa penjaga menghalangiku membuat aku memberontak tak terima.

"Ini surat-surat jual belinya dan surat ini sah. Jadi sekarang saya pemilik rumah ini. "

Berkali-kali aku harus di timpa kenyataan yang ada. Vika berani menjual rumah jerih payahku bersama Laila dan Vika juga berani membuangku ketempat menjijikan. Aku bersumpah akan memburu Vika sampai keujung semut pun. Dia harus membayar apa yang aku rasakan.

Bahkan aku di seret dari rumahku sendiri oleh pemilik yang baru.

Aku terus mengamuk sepanjang jalan dan mengupat Vika tiada henti. Sampai-sampai orang-orang menganggap aku gila dengan mencemoohku dan menutup hidung mereka.

"Apa yang kalian lihat, pergi sialannnn!!! "

Amukku pada orang-orang yang memandangku jijik. Sekarang tujuanku terakhir pulang kerumah kedua orang tuaku. Apa yang harus aku katakan, semua yang aku miliki sudah habis tanpa sisa.

Air mataku memberontak keluar dari tadi tak henti-hentinya menodai pipiku.

Inikah karma ku yang sudah menelantarkan istri sebaik Laila. Inikah rasa sakit yang dia rasakan ketika aku menghianati dan menyiksanya.

"Sayang kamu dimana? maafkan aku."

"Mohon maafkan aku, kembalilah ..., "

Tak henti-hentinya aku menangis seperti anak kecil. Hatiku sakit, semuanya hancur tanpa sisa. Bahkan sumber kebahagianku dia dia bukan putri kandungku.

Benarkah selama ini aku yang cacat, aku yang tidak bisa memberiku keturunan. Lalau lalu hasil pemeriksaan itu. Apa Laila memalsukannya.

Oh Tuhan apa yang sudah aku lakukan ...

Jika iya, sungguh aku sudah membuang berlian demi sebuah batu kerikil.

Bersambung....

Jangan lupa Like dan votenya Say...

Terpopuler

Comments

guntur 1609

guntur 1609

mampus kau vandu..baru tahu rasa kau

2024-05-19

0

Tining Revi

Tining Revi

kapok pora Kowe vandu.....

2023-02-05

1

Hanipah Fitri

Hanipah Fitri

balasan sdh ada untuk org yg zolim

2022-09-15

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Kejutan yang menyakitkan
2 Bab 2 Mencoba menerima
3 Bab 3 Berusaha bertahan
4 Bab 4 Bertahan atau mundur
5 Bab 5 Antara perintah suamiku atau Tuhanku!
6 Bab 6 Aku yang terbuang
7 Bab 7 Sabar dan Ikhlaskan
8 Bab 8 Ternyata aku masih lemah
9 Bab 9 Merajut mimpi baru
10 Bab 10 Bangkit
11 Bab 11 Laila kamu bisa.
12 Bab 12 Hari pertama kerja
13 Bab 13 Kesabaranku sudah habis
14 Bab 14 Semangat Laila
15 Bab 15 Prov Vandu (Kenyataan yang menyakitkan)
16 Bab 16 Prov Vandu ( Sakit sangat sakit)
17 Bab 17 Prov Vandu (Mencari)
18 Bab 18 Prov Laila (Aneh)
19 Bab 19 Terkejut
20 Bab 20 Kenapa?
21 Bab 21 Kesakitan
22 Bab 22 Penyesalan
23 Bab 23 Keputusanku!
24 Bab 24 Ketakutan
25 Bab 25 Prov Vandu ( Sesakit, sepedih dan sehancur inikah sa.. sayang,)
26 Bab 26 Prov Laila (Kenapa takdir ini begitu menyakitkan)
27 Bab 27 Bingung!
28 Bab 28 Akhir keputusanku!
29 Bab 29 Prov Andrian (Aku ingin memilikinya)
30 Bab 30 Jangan ganggu calon istriku.
31 Bab 31 Melamar
32 Bab 32 Tersenyum untuk pertama kali
33 Bab 33 Prov Laila (Gugup)
34 Bab 34 Apa benar dia suamiku?
35 Bab 35 Prov Andrian (Api dosa dan kesalahan)
36 Bab 36 Takut
37 Bab 37 Prov Laila (Apa meninggal!!!)
38 Bab 38 Belajar membuka hati
39 Bab 39 Cemas
40 Bab 40 Sudah memiliki hatiku
41 Bab 41 Dia suamiku
42 Bab 42 Cemburu!!!
43 Bab 43 Suamiku lebih baik dari pada kau!
44 Bab 44 Jatuh cinta
45 Bab 45
46 Bab 46 Prov Vandu ( Terjatuh)
47 Bab 47 Prov Andrian ( Terimakasih)
48 Bab 48 Prov Laila ( Bahagia)
49 Bab 49 Ujian apa lagi ini!!!
50 Bab 50 Menyakitkan
51 Bab 51 Berserah!
52 Bab 52 Bicara dari hati ke hati
53 Bab 53 Maaf...
54 Bab 54 Prov Andrian ( Hati yang rapuh)
55 Bab 55 Merasa bersalah
56 Bab 56 Solusi
57 Bab 57 Keputusan
58 Bab 58 Prov Laila( Hidupku adalah suamiku)
59 Bab 59 Tentang Fatimah!
60 Bab 60 Pamit, Pindah rumah
61 Bab 61 Di balik sebuah kekurangan!!!
62 Bab 62 Prov Andrian( Terimakasih bidadariku)
63 Bab 63 Entah harus bahagia atau sedih!
64 Bab 64 Prov Laila ( Yang dinanti!)
65 Bab 65 ungkapan Author
66 Bab 66 Pengumuman
67 Promosi Author
68 Promosi Author Heni
69 Promosi Author Gadis Dingin
Episodes

Updated 69 Episodes

1
Bab 1 Kejutan yang menyakitkan
2
Bab 2 Mencoba menerima
3
Bab 3 Berusaha bertahan
4
Bab 4 Bertahan atau mundur
5
Bab 5 Antara perintah suamiku atau Tuhanku!
6
Bab 6 Aku yang terbuang
7
Bab 7 Sabar dan Ikhlaskan
8
Bab 8 Ternyata aku masih lemah
9
Bab 9 Merajut mimpi baru
10
Bab 10 Bangkit
11
Bab 11 Laila kamu bisa.
12
Bab 12 Hari pertama kerja
13
Bab 13 Kesabaranku sudah habis
14
Bab 14 Semangat Laila
15
Bab 15 Prov Vandu (Kenyataan yang menyakitkan)
16
Bab 16 Prov Vandu ( Sakit sangat sakit)
17
Bab 17 Prov Vandu (Mencari)
18
Bab 18 Prov Laila (Aneh)
19
Bab 19 Terkejut
20
Bab 20 Kenapa?
21
Bab 21 Kesakitan
22
Bab 22 Penyesalan
23
Bab 23 Keputusanku!
24
Bab 24 Ketakutan
25
Bab 25 Prov Vandu ( Sesakit, sepedih dan sehancur inikah sa.. sayang,)
26
Bab 26 Prov Laila (Kenapa takdir ini begitu menyakitkan)
27
Bab 27 Bingung!
28
Bab 28 Akhir keputusanku!
29
Bab 29 Prov Andrian (Aku ingin memilikinya)
30
Bab 30 Jangan ganggu calon istriku.
31
Bab 31 Melamar
32
Bab 32 Tersenyum untuk pertama kali
33
Bab 33 Prov Laila (Gugup)
34
Bab 34 Apa benar dia suamiku?
35
Bab 35 Prov Andrian (Api dosa dan kesalahan)
36
Bab 36 Takut
37
Bab 37 Prov Laila (Apa meninggal!!!)
38
Bab 38 Belajar membuka hati
39
Bab 39 Cemas
40
Bab 40 Sudah memiliki hatiku
41
Bab 41 Dia suamiku
42
Bab 42 Cemburu!!!
43
Bab 43 Suamiku lebih baik dari pada kau!
44
Bab 44 Jatuh cinta
45
Bab 45
46
Bab 46 Prov Vandu ( Terjatuh)
47
Bab 47 Prov Andrian ( Terimakasih)
48
Bab 48 Prov Laila ( Bahagia)
49
Bab 49 Ujian apa lagi ini!!!
50
Bab 50 Menyakitkan
51
Bab 51 Berserah!
52
Bab 52 Bicara dari hati ke hati
53
Bab 53 Maaf...
54
Bab 54 Prov Andrian ( Hati yang rapuh)
55
Bab 55 Merasa bersalah
56
Bab 56 Solusi
57
Bab 57 Keputusan
58
Bab 58 Prov Laila( Hidupku adalah suamiku)
59
Bab 59 Tentang Fatimah!
60
Bab 60 Pamit, Pindah rumah
61
Bab 61 Di balik sebuah kekurangan!!!
62
Bab 62 Prov Andrian( Terimakasih bidadariku)
63
Bab 63 Entah harus bahagia atau sedih!
64
Bab 64 Prov Laila ( Yang dinanti!)
65
Bab 65 ungkapan Author
66
Bab 66 Pengumuman
67
Promosi Author
68
Promosi Author Heni
69
Promosi Author Gadis Dingin

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!