Bab 16 Prov Vandu ( Sakit sangat sakit)

"Apa!!! "

Pekikan mamahku membuat gendang telingaku sakit. Kedua orang tuaku terkejut bahkan kedua adikku juga sama.

Keluargaku terkejut dengan apa yang sudah aku katakan. Bahkan mamah dari tadi sudah menangis di pelukan ayah.

Panji, adik bungsuku hanya diam dengan tampang datarnya sedangkan Aeini adik pertamaku menatap aku tajam seolah mengejekku dengan apa yang sudah aku lakukan.

Aeini memang orang yang selalu membela Laila ketika semua keluarga dan kerabatku menghina dan mencemo'oh Laila.

"Cih. Buat apa menangis, bahkan kesakitan kak Laila tidak sebanding dengan apa yang kakak lakukan. Lebih baik kakak enyah saja dari muka bumi ini"

Deg...

Sungguh rasa sakitku berkali kali sakit sangat sakit mendengar apa yang adikku katakan. Kata-kata itu bak segenggam garam yang Aeini taburkan di hatiku yang luka dan membuat luka itu semakin sakit dan perih.

Adikku membenciku bahkan tatapannya begitu sinis padaku. Hingga Aeini pergi kedalam kamarnya sambil menutup pintu dengan kencang membuat aku terlonjat kaget.

"Oh Tuhan apa yang sudah mamah lakukan, mamah sudah melakukan kesalahan besar. Kenapa Vandu kenapa? jadi seperti ini. Jadi jadi selama ini aku sudah memfitnah menantuku sendiri, oh ya ampun. "

Aku meringis mendengar jerit tangis penyesalan mamah. Sungguh aku yang bodoh aku yang di butakan oleh nafsu dan cinta.

"Aeini mau kemana? "

Aku mendongkak ketika ayah bertanya, membuatku langsung menatap adikku yang seperti enggan menatapku.

"Aeini mau pergi dari rumah ini. Aieni gak sudi satu atap dengan laki-laki pengecut dan tak punya hati! "

Oh Tuhan hatiku terus sakit adiku sendiri membenciku, bahkan menatapku jijik. Ingin sekali aku memarahinya tetapi aku tidak kuasa karena semuanya salahku.

Baru kali ini aku melihat tatapan kebencian adikku dan perkataan kasar yang keluar dari mulut Aeini. Adikku gadis yang kalem, cuek tak banyak bicara tetapi gadis itu berani berkata kasar dan mencemooh kakaknya sendiri.

Aku terima, aku sudah melakukan kesalahan besar dan aku sekarang yang harus menerima amukan keluarga ku sendiri. Dulu aku diam ketika Laila di hina dan enggan untuk membelanya atau sekedar menenangkan hatinya.

Dia selalu tersenyum dan sabar atas perilaku keluarga dan saudara-saudara ku. Hanya Aeini yang selalu membela Laila dan kini adikku membenciku dengan kenyataan yang ada.

"Vandu kamu cari Laila dan bawa kesini. Mamah harus minta maaf hiks ..."

"Iya Vandu, kau harus mencari Laila."

"Cih. Kalian memang tak tahu malu. Sudah membuangnya dan sekarang kalian ingin memungutnya kembali. Untuk apa kalian membawanya lagi, untuk kalian sakiti dan hina. Aeini berdoa semoga kalian tak pernah menemukannya."

"Diam Aeini, bicara yang sopan pada orang tua."

"Ayah tidak mengajarkan kamu bersikap tidak sopan."

Aku hanya bisa menunduk dan menangis mendengar perdepatan ayah dan adikku. Semua yang dikatakan Aeini memang benar.

Semuanya sudah terlambat, bahkan aku sendiri tidak tahu dimana Laila berada. Apa dia masih hidup atau tidak. Aku hanya berharap dia masih hidup dan mau memaafkan kesalahanku.

Aku berlari keluar tidak mau mendengar perdebatan kedua orang tuaku dengan Aeini. Tujuanku sekarang rumah sakit, aku harus memastikan sesuatu.

Sayang, maafkan aku. Dimana kamu, tolong maafkan aku, jerit batinku sakit.

Ya Tuhan di mana Laila ku tolong pertemukan aku dengan dirinya kembali. Aku ingin meminta maaf dan memintanya kembali.

Aku terus saja menjerit tertahan sampai aku menggigit bibir bawahku. Sesekali aku menyeka air mataku karena menghalangi penglihatanku.

Sesampai di rumah sakit, aku langsung berlari bak orang kesyetanan menuju ruangan dokter Aira, dokter yang memeriksa keadaan ku dan Laila waktu itu.

Brak...

Aku membuka pintu ruang dokter Aira dengan kasar membuat dokter Aira terkejut. Tetapi aku tidak peduli. Aku langsung duduk dan menatap dokter Aira dengan tatapan permohonan.

"Ada apa Vandu, kenapa kau tak sopan masuk keruangan orang. Bahkan kau tidak mengucapkan salam dan malah mengagetkanku."

"Aira, tolong katakan siapa sebenarnya diantara aku dan Laila yang tidak subur? "

"Katakan sebenarnya apa yang kalian tutupi?"

"Airaaa!!! "

Geramku karena Aira malah diam dengan wajah terkejutnya. Aira memang temanku waktu kuliah cuka kami mengambil jurusan sama.

"Tenangkan dulu diri kamu Vandu,"

"Apa Laila sudah memberi tahumu? "

"Jangan membelit Aira. Mana hasil pemeriksaan yang aslinya. Cepat Aira!!! "

Aku menggeprak meja saking tidak sabaran membuat Aira terlonjat kaget. Aku hanya ingin memastikannya dan mendengar apa yang sebenarnya.

"Memang kamu yang tidak subur dan ini hasil yang asli, "

Dengan gemetar aku mengambil dua amplop yang Aira berikan. Perlahan aku membukanya, dengan tetesan cairan bening membasahi pipiku. Dadaku sesak sampai aku tak bisa berkata melihat hasil itu.

Bahwa aku dinyatakan Fositif mandul, dan Laila yang sehat. Oh Tuhan apa yang sudah aku lakukan.

"Ke.. kenapa kau membohongiku? "

"Aku tidak membohongimu tetapi Laila yang meminta menyembunyikan kebenarannya. Laila sangat mencintaimu, sampai Laila tidak mau kamu bersedih mengetahui kekurangmu. Laila hanya tidak mau kamu bersedih dan dianggap cacat oleh orang-orang terutama keluarga Laila."

"Ada apa, kenapa kamu seperti ini. Apa ada sesuatu yang terjadi pada Laila, dimana dia sekarang? "

"Ak.. aku melakukan kesalahan besar ..., "

Sungguh aku benar-benar di tikam oleh kenyataan pahit ini. Kenyataan yang membuat aku benar-benar sakit yang teramat.

Kebohongan dan kenyataan berbarengan menghempit jantungku membuat aku sesak.

Apa yang sudah aku lakukan selama ini. Menelantarkan Laila, menyiksa dirinya bahkan batin dan fisiknya.

Masih adakah pintu maaf untukku, kamu dimana sayang, tolong maafkan aku.

Aku terus berjalan tak tahu arah dengan tatapan kosong. Bertubi-tubi kenyataan menamparku. Seakan aku di jungkir balikkan oleh kenyataan. Dan itu rasakan sakit dan pahit yang ku telan.

Inikah yang kamu rasakan dulu, sayang. Sesakit inikah! kenapa kamu diam sayang. Kenapa kamu masih tersenyum dan tersenyum setelah apa yang aku dan keluargaku lakukan. Tak pernah sedikit pun kamu mengeluh tetapi dengan bodohnya aku menyakitimu dan membuangmu tampa belas kasih.

Maafkan aku sayang maaf, jangan kau hukum aku seperti ini. Kamu dimana? ya Tuhan beri aku petunjuk untuk menemukan Laila.

Aku ingin minta maaf atas semua kesalahanku. Aku ingin dia kembali, tolong...

"Ah ... kenapa kau hukum aku seperti ini Tuhannn ...,"

Aku menjerit sambil menatap ke arah langit yang cerah seakan mengejekku dalam keadaan aku rapuh. Bahkan matahari menertawakan aku dengan sengatan panas sianrnya menyinari air mata yang sendari tadi keluar.

"Kenapa seperti ini,"

Lilirku bergetar sambil mencengkram sebuah kertas hasil pemeriksaan.

Aku pulang kerumah kedua orang tuaku dengan perasaan hancur berkeping-keping. Sudah tidak ada yang aku miliki lagi, semuanya sudah di rampas secara perlahan oleh Vika dan bodohnya aku tidak menyadarinya dan malah membuang wanita yang menerima aku apa adanya.

Dengan teganya aku menyakitinya ...

Dengan teganya aku menelantarkannya ...

Dengan teganya aku membuangnya ...

Bodoh Vandu kamu bodoh begitu bodoh ah ... sialannnnn ...

Bersambung ....

Mana dong Lake, Vote, Komen dan Hadiahnya

Terpopuler

Comments

suharwati jeni

suharwati jeni

emang tolol bego kamu vandu

2024-12-02

1

cinta semu

cinta semu

karma u di bayar kontan vandu😂😁 kebiasaan songong sich...

2023-12-22

0

SR.Yuni

SR.Yuni

Kenapa baru sekarang keluarga vandu dimunculkan🤔🤔

2022-10-28

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Kejutan yang menyakitkan
2 Bab 2 Mencoba menerima
3 Bab 3 Berusaha bertahan
4 Bab 4 Bertahan atau mundur
5 Bab 5 Antara perintah suamiku atau Tuhanku!
6 Bab 6 Aku yang terbuang
7 Bab 7 Sabar dan Ikhlaskan
8 Bab 8 Ternyata aku masih lemah
9 Bab 9 Merajut mimpi baru
10 Bab 10 Bangkit
11 Bab 11 Laila kamu bisa.
12 Bab 12 Hari pertama kerja
13 Bab 13 Kesabaranku sudah habis
14 Bab 14 Semangat Laila
15 Bab 15 Prov Vandu (Kenyataan yang menyakitkan)
16 Bab 16 Prov Vandu ( Sakit sangat sakit)
17 Bab 17 Prov Vandu (Mencari)
18 Bab 18 Prov Laila (Aneh)
19 Bab 19 Terkejut
20 Bab 20 Kenapa?
21 Bab 21 Kesakitan
22 Bab 22 Penyesalan
23 Bab 23 Keputusanku!
24 Bab 24 Ketakutan
25 Bab 25 Prov Vandu ( Sesakit, sepedih dan sehancur inikah sa.. sayang,)
26 Bab 26 Prov Laila (Kenapa takdir ini begitu menyakitkan)
27 Bab 27 Bingung!
28 Bab 28 Akhir keputusanku!
29 Bab 29 Prov Andrian (Aku ingin memilikinya)
30 Bab 30 Jangan ganggu calon istriku.
31 Bab 31 Melamar
32 Bab 32 Tersenyum untuk pertama kali
33 Bab 33 Prov Laila (Gugup)
34 Bab 34 Apa benar dia suamiku?
35 Bab 35 Prov Andrian (Api dosa dan kesalahan)
36 Bab 36 Takut
37 Bab 37 Prov Laila (Apa meninggal!!!)
38 Bab 38 Belajar membuka hati
39 Bab 39 Cemas
40 Bab 40 Sudah memiliki hatiku
41 Bab 41 Dia suamiku
42 Bab 42 Cemburu!!!
43 Bab 43 Suamiku lebih baik dari pada kau!
44 Bab 44 Jatuh cinta
45 Bab 45
46 Bab 46 Prov Vandu ( Terjatuh)
47 Bab 47 Prov Andrian ( Terimakasih)
48 Bab 48 Prov Laila ( Bahagia)
49 Bab 49 Ujian apa lagi ini!!!
50 Bab 50 Menyakitkan
51 Bab 51 Berserah!
52 Bab 52 Bicara dari hati ke hati
53 Bab 53 Maaf...
54 Bab 54 Prov Andrian ( Hati yang rapuh)
55 Bab 55 Merasa bersalah
56 Bab 56 Solusi
57 Bab 57 Keputusan
58 Bab 58 Prov Laila( Hidupku adalah suamiku)
59 Bab 59 Tentang Fatimah!
60 Bab 60 Pamit, Pindah rumah
61 Bab 61 Di balik sebuah kekurangan!!!
62 Bab 62 Prov Andrian( Terimakasih bidadariku)
63 Bab 63 Entah harus bahagia atau sedih!
64 Bab 64 Prov Laila ( Yang dinanti!)
65 Bab 65 ungkapan Author
66 Bab 66 Pengumuman
67 Promosi Author
68 Promosi Author Heni
69 Promosi Author Gadis Dingin
Episodes

Updated 69 Episodes

1
Bab 1 Kejutan yang menyakitkan
2
Bab 2 Mencoba menerima
3
Bab 3 Berusaha bertahan
4
Bab 4 Bertahan atau mundur
5
Bab 5 Antara perintah suamiku atau Tuhanku!
6
Bab 6 Aku yang terbuang
7
Bab 7 Sabar dan Ikhlaskan
8
Bab 8 Ternyata aku masih lemah
9
Bab 9 Merajut mimpi baru
10
Bab 10 Bangkit
11
Bab 11 Laila kamu bisa.
12
Bab 12 Hari pertama kerja
13
Bab 13 Kesabaranku sudah habis
14
Bab 14 Semangat Laila
15
Bab 15 Prov Vandu (Kenyataan yang menyakitkan)
16
Bab 16 Prov Vandu ( Sakit sangat sakit)
17
Bab 17 Prov Vandu (Mencari)
18
Bab 18 Prov Laila (Aneh)
19
Bab 19 Terkejut
20
Bab 20 Kenapa?
21
Bab 21 Kesakitan
22
Bab 22 Penyesalan
23
Bab 23 Keputusanku!
24
Bab 24 Ketakutan
25
Bab 25 Prov Vandu ( Sesakit, sepedih dan sehancur inikah sa.. sayang,)
26
Bab 26 Prov Laila (Kenapa takdir ini begitu menyakitkan)
27
Bab 27 Bingung!
28
Bab 28 Akhir keputusanku!
29
Bab 29 Prov Andrian (Aku ingin memilikinya)
30
Bab 30 Jangan ganggu calon istriku.
31
Bab 31 Melamar
32
Bab 32 Tersenyum untuk pertama kali
33
Bab 33 Prov Laila (Gugup)
34
Bab 34 Apa benar dia suamiku?
35
Bab 35 Prov Andrian (Api dosa dan kesalahan)
36
Bab 36 Takut
37
Bab 37 Prov Laila (Apa meninggal!!!)
38
Bab 38 Belajar membuka hati
39
Bab 39 Cemas
40
Bab 40 Sudah memiliki hatiku
41
Bab 41 Dia suamiku
42
Bab 42 Cemburu!!!
43
Bab 43 Suamiku lebih baik dari pada kau!
44
Bab 44 Jatuh cinta
45
Bab 45
46
Bab 46 Prov Vandu ( Terjatuh)
47
Bab 47 Prov Andrian ( Terimakasih)
48
Bab 48 Prov Laila ( Bahagia)
49
Bab 49 Ujian apa lagi ini!!!
50
Bab 50 Menyakitkan
51
Bab 51 Berserah!
52
Bab 52 Bicara dari hati ke hati
53
Bab 53 Maaf...
54
Bab 54 Prov Andrian ( Hati yang rapuh)
55
Bab 55 Merasa bersalah
56
Bab 56 Solusi
57
Bab 57 Keputusan
58
Bab 58 Prov Laila( Hidupku adalah suamiku)
59
Bab 59 Tentang Fatimah!
60
Bab 60 Pamit, Pindah rumah
61
Bab 61 Di balik sebuah kekurangan!!!
62
Bab 62 Prov Andrian( Terimakasih bidadariku)
63
Bab 63 Entah harus bahagia atau sedih!
64
Bab 64 Prov Laila ( Yang dinanti!)
65
Bab 65 ungkapan Author
66
Bab 66 Pengumuman
67
Promosi Author
68
Promosi Author Heni
69
Promosi Author Gadis Dingin

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!