"Apa!!! "
Pekikan mamahku membuat gendang telingaku sakit. Kedua orang tuaku terkejut bahkan kedua adikku juga sama.
Keluargaku terkejut dengan apa yang sudah aku katakan. Bahkan mamah dari tadi sudah menangis di pelukan ayah.
Panji, adik bungsuku hanya diam dengan tampang datarnya sedangkan Aeini adik pertamaku menatap aku tajam seolah mengejekku dengan apa yang sudah aku lakukan.
Aeini memang orang yang selalu membela Laila ketika semua keluarga dan kerabatku menghina dan mencemo'oh Laila.
"Cih. Buat apa menangis, bahkan kesakitan kak Laila tidak sebanding dengan apa yang kakak lakukan. Lebih baik kakak enyah saja dari muka bumi ini"
Deg...
Sungguh rasa sakitku berkali kali sakit sangat sakit mendengar apa yang adikku katakan. Kata-kata itu bak segenggam garam yang Aeini taburkan di hatiku yang luka dan membuat luka itu semakin sakit dan perih.
Adikku membenciku bahkan tatapannya begitu sinis padaku. Hingga Aeini pergi kedalam kamarnya sambil menutup pintu dengan kencang membuat aku terlonjat kaget.
"Oh Tuhan apa yang sudah mamah lakukan, mamah sudah melakukan kesalahan besar. Kenapa Vandu kenapa? jadi seperti ini. Jadi jadi selama ini aku sudah memfitnah menantuku sendiri, oh ya ampun. "
Aku meringis mendengar jerit tangis penyesalan mamah. Sungguh aku yang bodoh aku yang di butakan oleh nafsu dan cinta.
"Aeini mau kemana? "
Aku mendongkak ketika ayah bertanya, membuatku langsung menatap adikku yang seperti enggan menatapku.
"Aeini mau pergi dari rumah ini. Aieni gak sudi satu atap dengan laki-laki pengecut dan tak punya hati! "
Oh Tuhan hatiku terus sakit adiku sendiri membenciku, bahkan menatapku jijik. Ingin sekali aku memarahinya tetapi aku tidak kuasa karena semuanya salahku.
Baru kali ini aku melihat tatapan kebencian adikku dan perkataan kasar yang keluar dari mulut Aeini. Adikku gadis yang kalem, cuek tak banyak bicara tetapi gadis itu berani berkata kasar dan mencemooh kakaknya sendiri.
Aku terima, aku sudah melakukan kesalahan besar dan aku sekarang yang harus menerima amukan keluarga ku sendiri. Dulu aku diam ketika Laila di hina dan enggan untuk membelanya atau sekedar menenangkan hatinya.
Dia selalu tersenyum dan sabar atas perilaku keluarga dan saudara-saudara ku. Hanya Aeini yang selalu membela Laila dan kini adikku membenciku dengan kenyataan yang ada.
"Vandu kamu cari Laila dan bawa kesini. Mamah harus minta maaf hiks ..."
"Iya Vandu, kau harus mencari Laila."
"Cih. Kalian memang tak tahu malu. Sudah membuangnya dan sekarang kalian ingin memungutnya kembali. Untuk apa kalian membawanya lagi, untuk kalian sakiti dan hina. Aeini berdoa semoga kalian tak pernah menemukannya."
"Diam Aeini, bicara yang sopan pada orang tua."
"Ayah tidak mengajarkan kamu bersikap tidak sopan."
Aku hanya bisa menunduk dan menangis mendengar perdepatan ayah dan adikku. Semua yang dikatakan Aeini memang benar.
Semuanya sudah terlambat, bahkan aku sendiri tidak tahu dimana Laila berada. Apa dia masih hidup atau tidak. Aku hanya berharap dia masih hidup dan mau memaafkan kesalahanku.
Aku berlari keluar tidak mau mendengar perdebatan kedua orang tuaku dengan Aeini. Tujuanku sekarang rumah sakit, aku harus memastikan sesuatu.
Sayang, maafkan aku. Dimana kamu, tolong maafkan aku, jerit batinku sakit.
Ya Tuhan di mana Laila ku tolong pertemukan aku dengan dirinya kembali. Aku ingin meminta maaf dan memintanya kembali.
Aku terus saja menjerit tertahan sampai aku menggigit bibir bawahku. Sesekali aku menyeka air mataku karena menghalangi penglihatanku.
Sesampai di rumah sakit, aku langsung berlari bak orang kesyetanan menuju ruangan dokter Aira, dokter yang memeriksa keadaan ku dan Laila waktu itu.
Brak...
Aku membuka pintu ruang dokter Aira dengan kasar membuat dokter Aira terkejut. Tetapi aku tidak peduli. Aku langsung duduk dan menatap dokter Aira dengan tatapan permohonan.
"Ada apa Vandu, kenapa kau tak sopan masuk keruangan orang. Bahkan kau tidak mengucapkan salam dan malah mengagetkanku."
"Aira, tolong katakan siapa sebenarnya diantara aku dan Laila yang tidak subur? "
"Katakan sebenarnya apa yang kalian tutupi?"
"Airaaa!!! "
Geramku karena Aira malah diam dengan wajah terkejutnya. Aira memang temanku waktu kuliah cuka kami mengambil jurusan sama.
"Tenangkan dulu diri kamu Vandu,"
"Apa Laila sudah memberi tahumu? "
"Jangan membelit Aira. Mana hasil pemeriksaan yang aslinya. Cepat Aira!!! "
Aku menggeprak meja saking tidak sabaran membuat Aira terlonjat kaget. Aku hanya ingin memastikannya dan mendengar apa yang sebenarnya.
"Memang kamu yang tidak subur dan ini hasil yang asli, "
Dengan gemetar aku mengambil dua amplop yang Aira berikan. Perlahan aku membukanya, dengan tetesan cairan bening membasahi pipiku. Dadaku sesak sampai aku tak bisa berkata melihat hasil itu.
Bahwa aku dinyatakan Fositif mandul, dan Laila yang sehat. Oh Tuhan apa yang sudah aku lakukan.
"Ke.. kenapa kau membohongiku? "
"Aku tidak membohongimu tetapi Laila yang meminta menyembunyikan kebenarannya. Laila sangat mencintaimu, sampai Laila tidak mau kamu bersedih mengetahui kekurangmu. Laila hanya tidak mau kamu bersedih dan dianggap cacat oleh orang-orang terutama keluarga Laila."
"Ada apa, kenapa kamu seperti ini. Apa ada sesuatu yang terjadi pada Laila, dimana dia sekarang? "
"Ak.. aku melakukan kesalahan besar ..., "
Sungguh aku benar-benar di tikam oleh kenyataan pahit ini. Kenyataan yang membuat aku benar-benar sakit yang teramat.
Kebohongan dan kenyataan berbarengan menghempit jantungku membuat aku sesak.
Apa yang sudah aku lakukan selama ini. Menelantarkan Laila, menyiksa dirinya bahkan batin dan fisiknya.
Masih adakah pintu maaf untukku, kamu dimana sayang, tolong maafkan aku.
Aku terus berjalan tak tahu arah dengan tatapan kosong. Bertubi-tubi kenyataan menamparku. Seakan aku di jungkir balikkan oleh kenyataan. Dan itu rasakan sakit dan pahit yang ku telan.
Inikah yang kamu rasakan dulu, sayang. Sesakit inikah! kenapa kamu diam sayang. Kenapa kamu masih tersenyum dan tersenyum setelah apa yang aku dan keluargaku lakukan. Tak pernah sedikit pun kamu mengeluh tetapi dengan bodohnya aku menyakitimu dan membuangmu tampa belas kasih.
Maafkan aku sayang maaf, jangan kau hukum aku seperti ini. Kamu dimana? ya Tuhan beri aku petunjuk untuk menemukan Laila.
Aku ingin minta maaf atas semua kesalahanku. Aku ingin dia kembali, tolong...
"Ah ... kenapa kau hukum aku seperti ini Tuhannn ...,"
Aku menjerit sambil menatap ke arah langit yang cerah seakan mengejekku dalam keadaan aku rapuh. Bahkan matahari menertawakan aku dengan sengatan panas sianrnya menyinari air mata yang sendari tadi keluar.
"Kenapa seperti ini,"
Lilirku bergetar sambil mencengkram sebuah kertas hasil pemeriksaan.
Aku pulang kerumah kedua orang tuaku dengan perasaan hancur berkeping-keping. Sudah tidak ada yang aku miliki lagi, semuanya sudah di rampas secara perlahan oleh Vika dan bodohnya aku tidak menyadarinya dan malah membuang wanita yang menerima aku apa adanya.
Dengan teganya aku menyakitinya ...
Dengan teganya aku menelantarkannya ...
Dengan teganya aku membuangnya ...
Bodoh Vandu kamu bodoh begitu bodoh ah ... sialannnnn ...
Bersambung ....
Mana dong Lake, Vote, Komen dan Hadiahnya
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 69 Episodes
Comments
suharwati jeni
emang tolol bego kamu vandu
2024-12-02
1
cinta semu
karma u di bayar kontan vandu😂😁 kebiasaan songong sich...
2023-12-22
0
SR.Yuni
Kenapa baru sekarang keluarga vandu dimunculkan🤔🤔
2022-10-28
0