Aku sudah memutuskan akan mencari Laila sampai ketemu.
Walau pikiranku menerka-nerka kemana Laila pergi saat itu. Sudah satu minggu aku mencai tapi tak kunjung ketemu. Bahkan aku menanyakan dan mencari Laila ke tempat teman-temannya tetapi hasilnya masih sama.
Sungguh aku prustasi akan apa yang terjadi. Di samping aku mencari keberadaan Laila di situ juga aku mencari Vika. Vika harus membayar mahal atas apa yang dia lakukan padaku.
Hari ini aku sudah bersiap pergi masih dalam mencari keberadaan Laila.
"Mau kemana Vandu? "
Pertanyaan ayah menghentikan langkahku. Aku langsung berbalik melihat ayah sudah rapi dengan setelan jasnya.
"Mau mencari Laila ayah, siapa lagi! "
Aku sedikit kesal karena ayah bertanya seperti itu. Biasanya ayah tidak bertanya karena dia pasti akan tahu jawabannya.
"Maksud ayahmu, kenapa kamu membawa koper. Bukankah mau mencari Laila? "
Kini aku faham ketika mamah menjelaskan membuat aku langsung membuang nafas pelan. Ku hampiri kedua orang tua ku yang masih menunggu jawabanku, karena memang keputusan ini mendadak.
"Mah Yah, Vandu mau cari Laila ke Jakarta."
"Apa kamu yakin Laila ada di sana? "
"Aku yakin Mah, sudah satu minggu aku mencari di sini bahkan semua teman Laila aku datangi tetapi tidak ada. Vandu yakin jika Laila tidak ada di kota ini berarti Laila ada di Jakarta bersama keluarganya! "
Jelasku panjang lebar, entah kenapa aku yakin Laila masih hidup dan ada di Jakarta bersama keluarganya. Apa pun yang terjadi aku akan berusaha mendapatkan hatinya kembali. Aku yakin Laila masih mencintaiku dan mau memaafkan aku.
"Kamu hati-hati dan cepat bawa Laila kesini ketika kamu sudah menemukannya, "
"Iya Vandu, sungguh mamah merasa bersalah atas apa yang sudah mamah lakukan. Bahkan adikmu Aeini benar-benar membenci mamah hiks ... hiks ...,"
Ku tarik mamah kedalam pelukanku, semuanya salahku membuat Aeini benar-benar minggat dari rumah. Bahkan Aeini tak sekali pun menelepon mamah membuat kesehatan mamah akhir-akhir ini menurun.
Aku berjanji pada diriku sendiri aku akan mengembalikan keutuhan keluargaku dan aku akan berusaha membangun keluarga yang bahagia bersama Laila walau tanpa anak.
Benar yang di katakan Laila, kami bisa mengadopsi.
Tunggu aku Laila, aku akan menjemputmu. Semoga kamu mau memaafkan segala kesalahanku.
"Doakan Vandu mah yah, semoga Laila mau memaafkan Vandu dan mau kembali bersama Vandu, "
"Amin, Nak. Doa mamah selalu menyertaimu, "
Sesudah pamit aku langsung pergi menuju bandara. Rasanya aku sudah tidak sabar bertemu dengan Laila.
Apa kamar sayang, apa kamu baik-baik saja. Semoga kamu tidak membenciku, tolong maafkanaku, jerit batinku sambil memejamkan kedua mataku. Mengingat masa-masa indah lima tahun bersama Laila hingga aku teringat akan kesalahanku. Dengan teganya aku menduakan Laila. Aku masih ingat pertama kali aku membawa Vika ke rumah, hatiku sakit melihat tatapan sendu penuh pertanyaan dari sorot mata Laila. Tetapi egoku waktu itu sangatlah besar hingga entah kenapa dengan tega aku menyakitinya.
Ku lihat telapak tanganku yang ku gunakan menampar dan menyiksanya Laila, seketika ku kepalkan erat sambil memejamkan kedua mataku.
Setetes cairan bening keluar dari pelupuk mataku mengingat begitu kejam aku menyiksanya.
Maafkan aku sayang sungguh maafkan aku, tolong jangan benci aku. Maafkan aku maaf ...
Ku seka air mataku ketika pesawat sudah mendarat.
Aku menghirup udara kota kelahiran istriku. Aku memanggil Laila sebagai istriku merasa ada sesuatu yang mencubit hatiku. Tetapi, aku buru-buru menepisnya, aku yakin Laila mau memaafkan kesalahanku.
Rasanya aku tidak sabar bertemu dan meminta maaf pada Laila. Tujuanku saat ini rumah Laila tepatnya rumah kedua orang tuanya aku yakin Laila ada di sana.
"Pak tolong antarkan saya pada alamat ini? "
"Baik, Pak, "
Aku tersenyum tak sabar bertemu Laila, pandanganku tertuju keluar jendela kaca mobil taxi. Senyumanku semakin mengembang ketika aku sudah sampai.
"Pak, tunggu sebentar ya?"
Kedua alisku bertemu dengan mata menyipit melihat rumah mertuaku seperti sudah lama tak berpenghuni. Jika Laila ada di sini Laila tidak mungkin membiarkan rumah kedua orang tuanya tak terurus. Bahkan lampu luarnya menyala, berarti Laila benar-benar tidak ada di sini.
"Kamu dimana sayang, aku mohon jangan siksa aku seperti ini, "
Lilirku sakit karena Laila benar-benar tidak ada di rumah kedua orang tuanya. Seketika aku teringat akan Mansion keluarga besar Al-muzaky.
"Mungkinkah kamu di sana sayang? "
Monologku langsung berjalan lemas ke arah taxi tadi, jika benar Laila ada di sana. Entah kenapa membuat aku sedikit merasa takut jika harus ke kediaman itu. Tetapi, demi memperjuangkan Laila kembali ku tepis rasa takut itu.
Sekarang aku sudah benar-benar berdiri di depan sebuah bangunan yang begitu besar. Ku langkahkan kedua kakiku dengan percaya diri.
"Maaf, Pak cari siapa?"
"Apa di sini ada mba Asma? "
Aku bertanya pada pak satpam semoga saja satpam ini tak mengenaliku. Aku bertanya nama Asma bukan Laila karena istriku di keluarga besarnya di panggil Asma. Aku mengerutkan kening ketika pak satpam terdiam, gelagatnya seperti menyembunyikan sesuatu.
"Maaf Pak, nama yang bapak cari tidak ada!"
"Jangan bohong pak, saya yakin Asma ada di sini. Tolong pak saya mau bertemu dengan dia? "
"Tetapi nama yang bapak sebutkan tidak ada di sini!"
Aku tidak percaya dengan perkataan satpam ini, dari gelagatnya aku yakin Laila ada di sini. Dengan kasar aku membuka gerbang dan masuk kedalam sambil berlari memanggil istriku.
"Laila ... Laila ... maafkan aku sayang, tolong keluar Laila!!! "
"Aku mohon maafkan aku Laila ..., "
"Pak, tolong jangan buat keributan di kediaman orang? "
"Lepas, saya yakin Laila ada di sini! "
Bug ...
Entah kenapa aku begitu sangat emosi ketika pak satpam menghalangi jalanku membuat aku langsung menghanjarnya. Hingga aku dan pak satpam terlibat perkelahiaan dan tentunya aku yang menang.
"Ada apa ini, kenapa kalian ribut!!! "
Deg ...
Jantungku seakan berhenti berdetak ketika mendengar suara bass seseorang yang aku kenal. Suara orang yang begitu di segani di keluarga Al-muzaky.
"Kau ...,"
"Untuk apa kau kesini, hah. Pergi dari kediamanku!!! "
"Paman aku mohon, izinkan Vandu bertemu Laila. Vandu mohon paman? "
Aku berlari mendekati paman Fahmi memohon untuk mempertemukan aku dengan Laila.
Bug ...
Tetapi sayang, bukannya aku mendapat jawaban aku malah mendapat tinjuan dari paman Fahmi. Bahkan paman Fahmi begitu tajam menatapku seakan mau menguliti tubuhku membuat aku sedikit menciut sambil menyeka darah yang keluar dari bibirku. Tetapi aku akan terus berusaha memohon supaya paman Fahmi mengizinkan aku bertemu dengan Laila.
"Pergi dari sini sebelum saya habis kesabaran saya! "
"Paman Vandu mohon, sekali saja. Vandu ingin meminta maaf tolong paman? "
"Usir laki-laki sampah ini dari kediamanku. Jangan sampai dia menginjakan kedua kakinya lagi di kediaman ini."
"Paman Vandu mohon, Vandu ingin bertemu Laila!!!"
"Pamannnnn!!!! "
Bruk ...
Tubuhku terpental ke aspal akibat dorongan pak satpam sama dua orang supir yang baru datang. Membuat aku meringis sakit, aku tidak menyangka keluarga ini begitu marah dengan kedatanganku. Membuat aku yakin bahwa Laila benar-benar ada di kediaman Al-muzaky dan kalau itu benar adanya akan sangat sulit aku menemuinya.
Apa pun akan aku lakukan asal aku bisa bertemu dengannya dan meminta maaf, walau aku tahu sulit jika memintanya kembali melihat reaksi semua keluarganya padaku.
Bodoh Vandu, mereka pasti marah karen kamu sudah menyakiti permata keluarga Al-muzaky.
"Pak tolong antarkan saya ke hotel?"
Bersambung....
Jangan lupa Like dan Vote ya Say😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 69 Episodes
Comments
cinta semu
vandu tu mulut ny lemes banget ngatain...Laila mandul ...giliran lihat kenyataan baru DECH ... sandiwara sinetron ikan terbang di peranin *penyesalan suami 😁😂
2023-12-22
1
ratu adil
ada saatx vandu merasakan apa yg drasakan laila cacat dan mandul laila mna mau blika ms orang cacat kek k.u wkkwkwkw mimpi
2022-08-16
1