Jones

Sebuah mobil sedan mewah berwarna hitam mengkilat sudah terparkir manis didepan lobby kantor PT Wiguna. Pak Joko sang supir terlihat sedang menunggu sambil berbincang dengan security didepan pintu lobby.

Arsha, Dani dan Rania berjalan keluar dari pintu lift setelah mereka sampai di lantai satu. Rania mempercepat langkahnya berusaha mengimbangi langkah lebar kedua orang didepannya. Dani yang menyadari hal itu tersenyum geli melihat Rania yang sudah tertinggal dibelakang, lalu memperlambat langkahnya agar bisa berjalan sejajar dengan Rania.

Arsha menoleh kebelakang, menatap Dani yang sedang tersenyum pada Rania, 'Dasar bujang tengik!', sudah tau Rania berstatus istri orang tapi masih saja mendekati Rania. Dengan acuh Arsha tetap melanjutkan langkah lebarnya menuju pintu lobby, Arsha tidak mau ambil pusing dengan tingkah konyol asisten durhaka nya itu.

Pak Joko segera membuka pintu saat sang majikan sudah sampai di dekat mobilnya, sementara Dani langsung membuka pintu depan dan duduk disebelah kursi supir seperti biasa. Arsha juga sudah terlihat duduk manis di kursi belakang supir sambil memainkan ponselnya.

Rania terdiam, menatap bingung kearah mobil sedan hitam didepannya. 'aku harus duduk dimana?', batinnya kebingungan, menatap kursi kosong disamping Arsha.

"Silahkan masuk mbak", ajak pak Joko pada Rania yang masih berdiri disamping mobil.

Rania dengan ragu membuka pintu mobil, dan duduk di kursi satu-satunya yang bisa ditempatinya. Arsha melirik kesamping nya, terlihat sekali Rania yang canggung dan tak nyaman disebelahnya. Dani yang duduk didepanpun menyadari kecanggungan Rania.

'Bismillahirrahmanirrahim.. ', batin Rania sambil menggenggam kedua tangannya yang terasa dingin. Mobil mulai berjalan pelan meninggalkan kantor PT Wiguna.

*

Suasana Hall hotel berbintang lima itu sudah ramai oleh para tamu undangan dari berbagai perusahaan yang bekerja sama dengan Angkasa Group. Arsha sudah duduk di barisan terdepan bersama jajaran para direktur utama, petinggi perusahaan dan tamu khusus yang diundang oleh Angkasa group.

Acara peluncuran alat berat terbaru dari Angkasa group berlangsung sukses dan lancar. Arsha terlihat sedang berbincang dengan beberapa petinggi perusahaan.

Dani dan Rania menunggu sambil menikmati hidangan yang sudah tersedia dimeja prasmanan.

"Kamu nggak makan Rania?", tanya Dani yang sedang mengambil makanan dimeja.

"Saya baru makan tadi dikantor Pak", Dani diam saja saat Rania memanggilnya pak, karena memang situasi Hall yang sangat ramai ditambah dengan suara penyanyi terkenal yang di undang untuk memeriahkan acara ini.

"Hey Dani, apa kabar?", seseorang menepuk pundak Dani dengan keras, membuatnya langsung memutar tubuhnya ke belakang mencari tau siapa yang barusan menepuk nya.

"Hai bro!", sapa Dani setelah tau siapa yang menepuknya barusan, kemudian langsung menjabat tangan orang itu dengan erat.

"Siapa dia Dan?", tanya teman Dani sambil menatap Rania yang sedang berdiri disamping Dani.

"Oohh.. ini Rania, sekretaris pak Bos yang baru. Rania, perkenalkan Hendra asisten CEO PT Karya perkasa.", Rania menangkupkan kedua tangannya didepan dadanya, kepalanya menunduk dan tersenyum menyapa Hendra.

Hendra menarik kembali tangannya yang sudah terlanjur dia ulurkan untuk berjabat tangan sambil tersenyum kikuk menatap Rania.

"Wah.. Bos mu beneran sudah tobat sekarang ya? Sekretaris nya berubah jadi kayak gini, nggak suka yang hot lagi?", Hendra berbisik ditelinga Dani, yang langsung mendapat sikutan keras dari Dani.

"aauww... Sakit Dan.", jerit Hendra lirih.

"Aku malah suka yang kayak gini, daripada yang seksi-seksi kayak gitu.", ucap Dani dengan suara berbisik ditelinga Hendra sambil melirik kumpulan para sekretaris CEO dari berbagai perusahaan yang rata-rata berpenampilan seksi.

"Kamu juga udah tobat, Dan. Syukur lah kalau begitu... ", ledek Hendra pada Dani.

"Heeh... jaga mulutmu itu, aku dari dulu bukan maniak seperti kamu.", Hendra tertawa pelan mendengar perkataan Dani.

"Halah... sok alim kamu. Tapi dia cantik juga ya Dan, kulit nya putih mulus.", Hendra tersenyum genit melirik Rania yang sedang tertunduk malu.

"Hey! Jangan coba-coba ya, dia udah punya suami.".

"Hah!!", Hendra menatap Rania tak percaya.

Sementara itu, Rania hanya tersenyum melihat Hendra yang sedang mengamati penampilannya. Sekarang dia harus mulai terbiasa dengan pandangan heran orang lain padanya, dan hal itu tidak akan pernah menggoyahkan keteguhan imannya untuk tetap memakai hijab panjangnya.

Acara sudah hampir selesai, Arsha mengajak Dani dan Rania untuk segera kembali ke kantor. Mereka bertiga bersama-sama keluar dari Hall menuju ke lobby hotel.

Pak joko sudah berdiri menunggu disebelah mobil majikannya, dan segera membuka pintu untuk Arsha. Dani yang tadi saat berangkat menyadari kecanggungan Rania, langsung duduk disamping Arsha. Rania tersenyum lega, 'Alhamdulillah...', perlahan pasti mereka semua akan mengerti dengan keyakinan nya, Rania segera membuka pintu depan, lalu duduk disebelah pak Joko. Sementara itu Arsha melirik tajam ke arah Dani yang sudah duduk manis disamping nya.

*

Waktu berlalu begitu cepat, Rania melirik jam dinding dikantornya yang sudah menunjukkan jam empat sore. Suasana lantai sebelas semakin terasa sunyi dan sepi, Rania kembali duduk dikursi kerjanya setelah tadi melaksanakan ibadah sholat Ashar diruang belakang. Alhamdulilah, tidak ada kendala sejauh ini untuk dirinya melaksanakan ibadah sholatnya di kantor ini.

Pintu ruang kerja Dani terbuka, terlihat Dani sedang berjalan menghampiri Rania.

"Rania, besok pak Bos ada perjalanan dinas ke Bandung, Kantor cabang disana mengundang untuk pembahasan proyek terbaru. Kamu bisa ikut kan?", tanya Dani begitu sampai didepan Rania.

"InsyaAllah saya siap, Pak", jawab Rania sambil tersenyum.

"eits... ", Dani menggoyangkan jari telunjuknya didepan wajah Rania

"Oh iya, maaf Mas Dani", Rania tersenyum canggung menatap Dani didepannya.

"Anakmu sudah sekolah?".

"Sudah mas, sekarang masih sekolah playgroup. Tahun depan sudah masuk TK.".

"Wah.. pasti sedang lucu-lucunya ya anak umur segitu. Suami mu gimana? Nggak protes kamu kerja disini?", tanya Dani penasaran.

"Alhamdulillah mas Andre tidak pernah protes, dia sekarang masih di Jogja. Dia suami yang benar-benar pengertian." Rania tersenyum simpul, bagaimana bisa protes, suaminya sudah beda alam sekarang.

"Stop stop! Jangan diteruskan lagi. Jangan semakin membuatku iri, simpan kemesraan mu sama suamimu itu.".

Rania menunduk menahan tawanya.

"Kamu ketawa? Senang melihat temanmu jadi jones?".

"Maaf Mas... Apa itu jones?", tanya Rania tak mengerti dengan istilah yang Dani katakan.

"Jomblo Ngenes!", jawab Dani dengan gemas melihat Rania yang begitu polos.

Rania tergelak pelan, tangannya menutup bibir nya agar tawanya tak lepas dengan keras.

"Maaf mas... ", Rania masih terlihat berusaha menahan tawanya.

"Puas kamu liat jones kaya aku hhmmm... ".

"Kenapa mas Dani belum menikah?", tanya Rania pada Dani.

"Belum ada yang mau sama aku.".

"Masa si?! Mas Dani orang yang baik, sudah mapan dan... ganteng juga. Pasti banyak yang mau sama mas Dani.".

Dani langsung mencondongkan tubuhnya mendekat ke depan Rania. "Yang bener kamu Rania, masa si aku ganteng?", ucap Dani sambil menyisir rambutnya dengan jari tangannya.

"Siapa yang ganteng?", suara Arsha mengagetkan Dani dan Rania yang sedang asik mengobrol.

Rania berdiri menatap Arsha yang sudah bersiap untuk pulang.

"Kata Rania, pak Bos ganteng.. ".

Rania menatap tajam ke arah Dani. Arsha sendiri malah terlihat salah tingkah setelah mendengar ucapan Dani.

"Bu..bukan saya yang bilang Pak.. ", ucap Rania sambil menggelengkan kepalanya.

"Bukannya tadi kamu bilang, Pak Bos itu ganteng tapi jones, alias jomblo ngenes.", Dani langsung tertawa keras melihat Rania yang ketakutan.

'Plaakk!!.. ' tas kerja Arsha mendarat manis diatas kepala Dani.

"Auww... Bos!", teriak Dani sambil mengelus kepalanya.

"Rasakan jones!", ucap Arsha yang langsung berlalu meninggalkan Dani dan Rania.

" Mas Dani nggak papa kan mas?", tanya Rania cemas.

"Ngga papa, Rania, itu sudah biasa. Nanti kamu juga akan terbiasa melihat adegan seperti ini. Udah sore, pulang sekarang yuk..", ajak Dani.

Dani meninggalkan Rania yang masih terdiam membisu ditempatnya, 'Maksudnya terbiasa melihat adegan kekerasan seperti itu?' batin Rania cemas.

Episodes
1 5 tahun yang lalu
2 Hamil
3 21 Juni 2016
4 5 tahun yang lalu (part 2)
5 Hamil ( part 2)
6 Dilema
7 21 Juni 2016 ( part 2 )
8 Memulai kembali
9 Pamit
10 PT Wiguna properti tbk
11 Harus tertutup
12 Siap
13 Orientasi
14 Mulai goyah
15 Kopi hitam
16 Calon Suamiku
17 Jones
18 Penasaran
19 Sad girl Sarah
20 Pantang menyerah
21 Bangkit setelah tidur lama
22 Hadiah teman curhat
23 Wawancara dadakan
24 Brontosaurus dan kawan-kawan
25 Lego dan pistol kayu
26 Kang Gombal
27 Blok Lima
28 Pesona Hari Jum'at
29 Ibu Cantik dan Anggun
30 Seperti seorang kakak
31 Rania lagi
32 Medan Perang
33 Trauma masa lalu
34 VVIP
35 Seperti ayah dan anak
36 Rahasia yang lalu
37 Andra pulang
38 Satu-Kosong
39 Penolakan Halus
40 Gemma Cantik
41 Let's Go, Lego
42 Steak moodbooster
43 Tragedi air susu
44 Tragedi lagi
45 Amarah Bapak
46 Andra atau Rania?
47 Pupus
48 Tunggu Saja
49 Duo broken heart
50 Wedding day
51 Baju Khusus
52 Pencurian
53 Soup cream jagung
54 Maaf
55 Asam Lambung
56 Perkenalan
57 Titipan Bapak
58 Pijatan Berbahaya
59 Sabar, Pelan dan Smooth
60 Kado Pernikahan
61 Bos Mesum
62 Hukuman 100%
63 Obat Mujarab
64 Pintu Rahasia
65 Terimakasih
66 Bos Kulkas
67 Persiapan Kehamilan?
68 Quality Time
69 Box Pink
70 Masa Lalu
71 Pil Jahanam
72 Jadilah Ibu dari Anakku
73 Sekretaris Baru
74 Perkenalan
75 Sedih dan Bahagia
76 I miss you
77 Cerita Celine
78 Mengalah
79 Siska Cerewet
80 Sayur Bening
81 Cemburu?
82 Berdamai
83 Curhat Dan Fakta
84 Emosi Hati
85 Percaya dan Kejujuran
86 Keputusan Besar
87 Rania Pergi
88 Duel Maut
89 Awal Masalah
Episodes

Updated 89 Episodes

1
5 tahun yang lalu
2
Hamil
3
21 Juni 2016
4
5 tahun yang lalu (part 2)
5
Hamil ( part 2)
6
Dilema
7
21 Juni 2016 ( part 2 )
8
Memulai kembali
9
Pamit
10
PT Wiguna properti tbk
11
Harus tertutup
12
Siap
13
Orientasi
14
Mulai goyah
15
Kopi hitam
16
Calon Suamiku
17
Jones
18
Penasaran
19
Sad girl Sarah
20
Pantang menyerah
21
Bangkit setelah tidur lama
22
Hadiah teman curhat
23
Wawancara dadakan
24
Brontosaurus dan kawan-kawan
25
Lego dan pistol kayu
26
Kang Gombal
27
Blok Lima
28
Pesona Hari Jum'at
29
Ibu Cantik dan Anggun
30
Seperti seorang kakak
31
Rania lagi
32
Medan Perang
33
Trauma masa lalu
34
VVIP
35
Seperti ayah dan anak
36
Rahasia yang lalu
37
Andra pulang
38
Satu-Kosong
39
Penolakan Halus
40
Gemma Cantik
41
Let's Go, Lego
42
Steak moodbooster
43
Tragedi air susu
44
Tragedi lagi
45
Amarah Bapak
46
Andra atau Rania?
47
Pupus
48
Tunggu Saja
49
Duo broken heart
50
Wedding day
51
Baju Khusus
52
Pencurian
53
Soup cream jagung
54
Maaf
55
Asam Lambung
56
Perkenalan
57
Titipan Bapak
58
Pijatan Berbahaya
59
Sabar, Pelan dan Smooth
60
Kado Pernikahan
61
Bos Mesum
62
Hukuman 100%
63
Obat Mujarab
64
Pintu Rahasia
65
Terimakasih
66
Bos Kulkas
67
Persiapan Kehamilan?
68
Quality Time
69
Box Pink
70
Masa Lalu
71
Pil Jahanam
72
Jadilah Ibu dari Anakku
73
Sekretaris Baru
74
Perkenalan
75
Sedih dan Bahagia
76
I miss you
77
Cerita Celine
78
Mengalah
79
Siska Cerewet
80
Sayur Bening
81
Cemburu?
82
Berdamai
83
Curhat Dan Fakta
84
Emosi Hati
85
Percaya dan Kejujuran
86
Keputusan Besar
87
Rania Pergi
88
Duel Maut
89
Awal Masalah

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!