Celine duduk termenung di kursi tunggunya, suasana hiruk-pikuk di lokasi syuting sama sekali tidak menyadarkan nya dari lamunannya.
Semalam dia baru saja berdebat panas dengan Arsha, dan ini merupakan perdebatan pertama mereka setelah menjalin kasih selama hampir enam tahun.
flashback on
"Celine, kita akan menikah sesegera mungkin!!"
Celine menatap Arsha tak percaya, bagaimana mungkin dia menikah di saat seperti ini?.
"Kita belum bisa menikah sekarang Sha, ngga mungkin kita menikah secepat ini", ucap Celine dengan suara bergetar menahan tangis.
"Kenapa ngga mungkin? Kamu masih ragu sama aku? Kita sudah lama bersama Celine, dan sekarang ada bayi kita di perutmu, apa lagi yang kamu pikirkan?", Arsha mengguncang pelan bahu Celine.
"Tapi... tapi aku ga bisa Sha..", Celine tertunduk, bahunya mulai terguncang karena tangisannya.
"Arsha aku pamit dulu, sebaiknya besok kamu pastikan sendiri ke dokter spesialis kandungan.", Edo yang masih ada di kamar, menyela pembicaraan Arsha dan Celine untuk berpamitan, karena terdengar obrolannya sudah termasuk privasi.
"Oke Do, thanks. Nanti aku kabari lagi kalau ada masalah.", Arsha mengantarkan Edo sampai keluar dari apartement nya.
Celine berjalan pelan menuju ke tempat tidur, lalu duduk bersandar di kepala ranjang sambil memegang perutnya yang masih rata.
"Sayang... ", Arsha yang baru saja masuk kembali ke dalam kamar langsung menghampiri Celine ditempat tidur, kemudian duduk dihadapan Celine dan meraih tangan Celine yang terasa begitu dingin, menggenggamnya dengan lembut.
"Bayi ini masih kecil kan Sha? Dan dia juga belum hidup di sini.", Celine menunjuk perutnya sendiri, kepala nya menunduk menatap perutnya sendiri tanpa berani menatap Arsha.
"Maksud kamu?!", tanya Arsha menatap curiga pada Celine yang masih menunduk.
"Kita bisa memiliki bayi lagi nanti, Sha. Kalau untuk saat ini aku masih belum siap, Sha. Masih banyak yang harus aku lakukan saat ini. Kamu mengerti kan, sayang?", Celine gantian menggenggam tangan Arsha seolah ingin meyakinkan kekasih nya.
"Apa maksud kamu, Ly?", Arsha menatap tajam penuh amarah pada Celine, nafasnya memburu karena benar-benar tidak menduga Celine bisa berpikiran seperti itu.
"Sayang, aku ngga mungkin hamil sekarang. Kamu tau sendiri kan schedule ku sampai enam bulan ke depan, banyak sekali kontrak yang belum aku selesai kan, Sha. Ngga mungkin! Semuanya akan berantakan. Kamu tau kan aku sudah menunggu saat seperti ini, saat aku di puncak karier ku. Dan kamu tau ini semua adalah mimpiku selama ini. Kamu mengerti maksudku kan sayang...", ucap Celine dengan tatapan menghiba.
Arsha manarik tangan nya dengan paksa, tatapan nya semakin menajam dan terlihat menakutkan. Baru kali ini Arsha merasakan amarah yang begitu membara.
"Jadi kamu mau aborsi anak kita?! Begitu kan maksud mu!!", ucap Arsha dengan penuh penekanan.
"Celine, berapa kerugian mu kalau kamu membatalkan semua kontrak mu itu? Aku sanggup membayar semua denda atau kerugian mu!"
"Sayang, tolong mengerti lah. Aku benar-benar tidak bisa hamil untuk saat ini. Kita pasti akan mempunyai kesempatan lagi nanti, Sha.. ", Celine kembali meraih tangan Arsha, menggenggam tangan kanan Arsha untuk meredam kan amarah kekasih nya.
Arsha terdiam, dada nya naik turun menahan amarah yang tiba-tiba sudah naik ke atas ubun-ubun nya. "Sepenting itukah karier mu?! Lalu apa artinya aku bagimu, Ly?!".
"Kamu tau sendiri arti dirimu bagiku, Sha. Kamu segalanya bagi ku, Sha. Aku sungguh-sungguh mencintaimu dengan sepenuh hatiku, Sha.", Celine menangis terisak menatap Arsha yang kini dipenuhi amarah.
"Bayi itu juga sama seperti aku Ly, dia anakku! Darah daging ku sendiri! Jadi sayangi dia seperti kamu menyayangi ku!", bentak Arsha dengan keras.
Celine semakin terisak dalam tangisnya, Arsha menarik nafas dalam-dalam, mencoba meredam emosi yang sudah terlanjur mendidih. Kemudian menarik Celine masuk kedalam pelukannya.
"Maafkan aku, sayang. Percayalah kita akan melalui semuanya bersama, percayalah padaku Celine.", Celine membalas pelukan Arsha, menangis tergugu didada Arsha, Arsha semakin mengeratkan pelukannya.
flashback off
*
"Nyonyah, hei kok malah melamun si nyah...", Celine tersadar dari lamunan nya, kemudian menatap Bobby yang sudah berdiri cantik didepan nya.
"Ada apa sih, Beb... ", sahut Celine dengan malas.
"Itu loh udah di panggil sama pak sud..", Bobby menunjuk kearah sutradara film yang sedang menunggu take Celine sebagai pemeran utama. Celine melirik kearah sutradara yang sedang menatap kearah nya.
"Iya iya... cerewet banget Babydoll!", sungut Celine kesal pada asistennya yang merupakan seorang gadis jadi-jadian.
"iiihhhhh... dasar nenek lampir! Jutek amat si jadi orang", sahut Bobby gemas.
Hubungan Celine dan Bobby memang sudah seperti sahabat dekat, Bobby menemani Celine sejak Celine mulai merintis karir di Indonesia. Tentu saja mama Celine yang mencarikan asisten untuk anaknya. Bobby lah yang paling mengerti semua kemauan Celine, dan Celine selalu merasa cocok dengan semua schedule dan segala pengaturan kostum dan yang lainnya, yang diatur langsung oleh Bobby.
"Bob, non Celine kenapa? Kok keliatan pucet gitu wajahnya ya.", tanya Rido salah satu kru film saat akan memanggil Celine untuk segera melakukan pengambilan gambarnya.
"iihhh... bab bob bab bob, panggilnya baby dong... Kecapean kayaknya, kemarin habis ketemuan sama pacarnya yang super ganteng itu.", Bobby terkekeh sambil menutup bibirnya dengan jari lentiknya yang besar-besar.
"Ember lu! ntar kedengeran wartawan nangis lu... " seloroh Rido mencoba menggoda Bobby dengan menakut-nakuti nya.
"Hhhiihhh... mana ada wartawan disini, dasar bujang udik!", sungut Bobby kesal.
"Heh, tembok aja bisa jadi sumber berita! Apalagi mulut elu itu yang ember suka buka aib majikan nya sendiri."
"Jangan-jangan kamu yang ember! Kamu sengaja kan deketin aku karena pengin tau masalah pribadi Nyonyah.. ".
"Hiihh... mana ada yang mau deketin elu! Ngeliat aja ogah!", Rido berlalu meninggalkan Bobby dengan menggedik kan bahunya geli.
"Hey... Aku sumpahin kamu jatuh cinta lho sama aku!", teriak Bobby dengan suara centilnya.
*
Sudah hampir 3 minggu peristiwa perdebatan yang hebat itu berlalu, baik Celine maupun Arsha masih takut untuk saling menanyakan kejelasan hubungan mereka selanjutnya. Arsha mencoba memberi waktu pada Celine untuk berpikir lebih dalam lagi untuk memutuskan masalah kehamilan nya.
Sementara itu Celine terus berpikir keras bagaimana caranya Arsha mau menerima keputusannya. Egonya masih terlalu tinggi untuk tetap berkarier, karena inilah yang selama ini dia impikan, menjadi bintang besar dan bersinar, aktris terkenal tahun ini dan diharapkan akan bertahan lama nantinya.
Setiap kali mereka bertemu tidak ada yang berani membuka masalah kehamilan Celine, Arsha selalu menunjukkan sikap manis dan perhatian selayaknya seorang ayah yang sedang menantikan buah hatinya. Arsha terlihat begitu bahagia dengan kehamilan Celine.
Disaat ada kesempatan bertemu Arsha selalu memanjakan Celine seperti seorang suami yang sedang memanjakan istrinya yang sedang hamil muda, membuat kan susu hamil dan memesan kan makanan yang bergizi tinggi untuk Celine. Dari sikapnya, Celine tau betul kalau Arsha begitu mendambakan bayi yang sedang di kandungnya.
Celine semakin dilema melihat sikap Arsha pada nya. Sekarang dia bingung dengan apa yang harus dia pilih, Karier atau anaknya??.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 89 Episodes
Comments