21 Juni 2016 ( part 2 )

Hari ini Arsha memaksa Celine untuk pergi ke dokter spesialis kandungan untuk memeriksa kehamilan nya. Awalnya Celine menolak, tapi Arsha terus membujuknya sampai akhirnya Celine mau menuruti permintaan Arsha.

Celine meremas tangannya yang mulai terasa dingin, merasakan jantungnya berdebar semakin cepat. Arsha yang duduk disampingnya sadar akan kegelisahan yang dirasakan Celine.

"Tenang sayang, bayi kita pasti sehat dan kuat.", ucap Arsha sambil mengusap punggung Celine agar Celine bisa lebih tenang. Celine hanya tersenyum menatap Arsha yang terlihat begitu bersemangat hari ini.

"Ibu Celine Arumi silahkan masuk.", seorang perawat perempuan memanggil namanya, kini tiba waktunya Celine untuk masuk ke ruang pemeriksaan.

Tiba-tiba Celine menahan tangan Arsha, berusaha menghentikan langkah kekasihnya itu.

"Sayang, apa disini beneran aman ngga ada wartawan?".

Arsha tersenyum mendengar ketakutan Celine. "Tenang aja, ini rumah sakit yang sangat bagus, dan sangat menjaga privacy setiap pasien nya dengan baik. Data dan namamu aman disini, aku janji.", ucap Arsha sambil mengacungkan dua jarinya didepan wajah Celine yang terlihat gelisah.

"Selamat datang ibu Celine, saya dokter Rani, silahkan duduk. ", seorang dokter perempuan yang sedang duduk di kursi nya menyambut Celine dan Arsha yang baru masuk ke dalam ruang pemeriksaan.

"Siang dok.", sahut Arsha dengan singkat.

"Ada yang bisa saya bantu?", tanya dokter Rani pada Arsha dan Celine yang sudah duduk didepan nya.

"Emmm.. ini dok, mau periksa kehamilan dok.", jawab Arsha dengan ragu-ragu, malu dengan statusnya yang masih belum menikah dengan Celine.

Celine masih tetap terdiam menutup mulutnya rapat, keringat dingin nya sudah mulai mengalir ditubuhnya.

"Baik, mari kita periksa dulu ya. Apa sebelumnya sudah pernah periksa kehamilan dengan testpack?",

"Sudah, dok.", Arsha yang menjawab pertanyaan dokter Rani lagi setelah melirik Celine yang masih terdiam disamping nya.

"Oke, saya akan lakukan USG untuk memastikan nya. Silahkan ibu tiduran disana ya.".

Celine beranjak naik ketempat tidur yang tadi ditunjuk oleh dokter Rani, perawat perempuan yang mendampingi dokter Rani langsung membantu Celine untuk tidur di tempat tidur disamping alat USG. Dokter Rani segera melakukan pemeriksaan USG pada perut Celine yang masih terlihat rata.

"Silahkan Bapak dan Ibu bisa melihat dari layar didepan.", tunjuk dokter Rani pada laya monitor tepat diatas kaki Celine.

Arsha menatap layar monitor besar didepan nya.

"Nah ini dia baby nya. Ini kepala dan badan nya, kaki dan tangan nya juga sudah mulai tumbuh, umur kehamilan nya sekitar sepuluh minggu, kondisinya sangat sehat. Sekarang coba kita dengarkan denyut jantung baby nya."

'Dugdug dugdug dugdug.....'

Arsha terkejut mendengarnya, matanya terpaku menatap layar yang memperlihatkan gambar yang kurang jelas bagi Arsha, tapi masih bisa terlihat ada gerakan kecil yang samar dari jantung anaknya. Ada perasaan haru yang membuncah dalam hatinya, dia begitu bahagia melihat kondisi anaknya didalam perut Celine.

Sementara Celine malah memejamkan mata nya erat, tak mau menatap layar monitor di depannya. Celine ingin menangis saat itu juga, bukan karena bahagia, tetapi karena ketakutannya yang semakin besar.

*

Sejak pemeriksaan kehamilan waktu itu sikap Arsha menjadi lebih protektif pada Celine. Hampir setiap saat Arsha menghubungi Celine lewat telpon hanya sekedar untuk mengingatkan sudah makan atau sudah minum vitamin kehamilan nya apa belum.

Celine semakin tidak tenang memikirkan hari yang terus berganti, dan pastinya semakin hari perutnya juga pasti akan bertambah membesar.

Dan sekarang usia kehamilan nya sudah memasuki minggu ke 13. Arsha minggu lalu kembali membujuk Celine untuk mau menikah dengan nya sesegera mungkin, tapi Celine masih menolak dengan alasan schedule nya masih padat, dan belum ada waktu untuk memberi kabar pada orang tuanya di Inggris. Sementara Arsha juga belum berani memberi tau orang tuanya karena Celine masih terlihat ragu-ragu untuk menikah dengan nya.

"Nyah, kamu tambah gendutan kayaknya yah. Baju nya jadi press banget gitu, padahal bulan kemarin masih cukup tuh baju.", Bobby memutar-mutar tubuh Celine, mengamati bentuk tubuh Celine yang kelihatan berisi dibagian dada dan perutnya.

"Beb, jangan keras-keras dong ihh... ", bisik Celine sambil mendekatkan jari telunjuk nya ke bibirnya.

"Ganti baju yang lain aja dech, yang longgaran dikit, hari ini gerah banget.", ucap Celine mencoba beralasan.

"Ish... itu aja udah ukuran lebih besar dari yang biasanya. Eemmm.. pake yang rok lebar aja kali ya.".

"Iya, pake itu aja. Buruan ambilin."

Bobby kembali membuka koper baju milik Celine, mencari baju yang bisa dipakai Celine saat ini.

Saat ini Celine sedang menghadiri acara talkshow di salah satu stasiun TV swasta di Indonesia.

Dia diundang sebagai bintang tamu yang akan di wawancarai tentang kehidupan keartisan nya, dan akan disiarkan secara live.

Acara berjalan lancar hingga sampai pada sesi terakhir pertanyaan dari pembawa acara tiba.

"Sekarang tiba pertanyaan yang terakhir, Celine Arumi, apa yang akan kamu pilih, karier atau keluarga?", tanya presenter perempuan yang sedang mewancarai dirinya.

Seketika Celine terdiam, bibirnya masih bisa tersenyum untuk bisa menutupi kepanikan nya.

Celine meremas tangannya yang terasa mulai dingin, supaya dirinya tetap fokus saat ini.

"Karier", jawab Celine singkat dengan suara sedikit bergetar.

*

Sepanjang perjalanan pulang dari statiun TV Celine masih terdiam, kini dia sudah memantapkan diri untuk memilih karier sebagai tujuan utama nya saat ini.

Celine menghembuskannya dengan nafas kasar, mengusir segala kegelisahan nya yang selama ini dia rasakan. Kini dia sudah memutuskan, dan apapun resikonya dia akan menerimanya, termasuk kemarahan Arsha nanti padanya.

Sejak tiga minggu yang lalu Celine sudah mencari informasi dan tempat yang bisa mengatasi masalah kehamilannya, tentu saja tanpa sepengetahuan Bobby dan Arsha. Dan kini dia sudah mendapatkan apa yang dia cari.

Malam ini Celine pulang ke apartement dan Arsha tentu saja menyambutnya dengan sangat bahagia.

"Sayang, bagaimana anak kita?", itulah pertanyaan pertama yang Arsha ucapkan begitu Celine sampai dirumah.

'Semuanya selalu tentang anak', batin Celine semakin kesal.

"Kamu ngga tanya kabarku?", Celine merengut sebal mendengar Arsha sekarang lebih perhatian pada janin dalam perutnya daripada terhadapnya.

"Ya tentu saja kamu juga dong sayang, anak kita kan masih di perut mu.", Arsha tersenyum melihat tingkah Celine yang seolah cemburu dengan anaknya sendiri.

"I miss you... " , Arsha memeluk Celine kemudian mencium keningnya.

"Udah ah, aku mau mandi dulu. ", sungut Celine sambil berlalu menuju kamar mandi.

Didalam kamar mandi Celine merasakan kram pada perutnya, perutnya terasa sakit seperti di pelintir dengan sangat keras.

"Arsha.. !!", teriak Celine keras.

Arsha berlari setelah mendengar teriakan Celine dari kamar mandi.

"Celine, ada apa?", tanya Arsha panik mendengar suara teriakan Celine.

Arsha terdiam setelah membuka pintu kamar mandi, terlihat banyak darah yang sudah tercecer dilantai dan terlihat masih terus mengalir di kedua kaki Celine.

"Arsha, perutku sakit... ", Arsha menatap wajah Celine yang terlihat pucat dan kesakitan. Arsha tersadar lalu segera mengangkat tubuh Celine dan segera membawa nya ke rumah sakit.

*

Arsha masih terdiam tak percaya, barusan dokter Rani memberitahu kalau bayi dalam kandungan Celine sudah tidak bisa di selamatkan, karena Celine mengalami kontraksi yang hebat pada kandungan nya, dan harus segera dilakukan tindakan curet untuk membersihkan sisa perdarahan yang tertinggal dikandungan Celine.

Arsha memejamkan matanya dengan erat, hari ini tepat ditanggal 21 Juni 2016, Arsha kehilangan calon anaknya, darah daging yang begitu dia nantikan kehadirannya.

Episodes
1 5 tahun yang lalu
2 Hamil
3 21 Juni 2016
4 5 tahun yang lalu (part 2)
5 Hamil ( part 2)
6 Dilema
7 21 Juni 2016 ( part 2 )
8 Memulai kembali
9 Pamit
10 PT Wiguna properti tbk
11 Harus tertutup
12 Siap
13 Orientasi
14 Mulai goyah
15 Kopi hitam
16 Calon Suamiku
17 Jones
18 Penasaran
19 Sad girl Sarah
20 Pantang menyerah
21 Bangkit setelah tidur lama
22 Hadiah teman curhat
23 Wawancara dadakan
24 Brontosaurus dan kawan-kawan
25 Lego dan pistol kayu
26 Kang Gombal
27 Blok Lima
28 Pesona Hari Jum'at
29 Ibu Cantik dan Anggun
30 Seperti seorang kakak
31 Rania lagi
32 Medan Perang
33 Trauma masa lalu
34 VVIP
35 Seperti ayah dan anak
36 Rahasia yang lalu
37 Andra pulang
38 Satu-Kosong
39 Penolakan Halus
40 Gemma Cantik
41 Let's Go, Lego
42 Steak moodbooster
43 Tragedi air susu
44 Tragedi lagi
45 Amarah Bapak
46 Andra atau Rania?
47 Pupus
48 Tunggu Saja
49 Duo broken heart
50 Wedding day
51 Baju Khusus
52 Pencurian
53 Soup cream jagung
54 Maaf
55 Asam Lambung
56 Perkenalan
57 Titipan Bapak
58 Pijatan Berbahaya
59 Sabar, Pelan dan Smooth
60 Kado Pernikahan
61 Bos Mesum
62 Hukuman 100%
63 Obat Mujarab
64 Pintu Rahasia
65 Terimakasih
66 Bos Kulkas
67 Persiapan Kehamilan?
68 Quality Time
69 Box Pink
70 Masa Lalu
71 Pil Jahanam
72 Jadilah Ibu dari Anakku
73 Sekretaris Baru
74 Perkenalan
75 Sedih dan Bahagia
76 I miss you
77 Cerita Celine
78 Mengalah
79 Siska Cerewet
80 Sayur Bening
81 Cemburu?
82 Berdamai
83 Curhat Dan Fakta
84 Emosi Hati
85 Percaya dan Kejujuran
86 Keputusan Besar
87 Rania Pergi
88 Duel Maut
89 Awal Masalah
Episodes

Updated 89 Episodes

1
5 tahun yang lalu
2
Hamil
3
21 Juni 2016
4
5 tahun yang lalu (part 2)
5
Hamil ( part 2)
6
Dilema
7
21 Juni 2016 ( part 2 )
8
Memulai kembali
9
Pamit
10
PT Wiguna properti tbk
11
Harus tertutup
12
Siap
13
Orientasi
14
Mulai goyah
15
Kopi hitam
16
Calon Suamiku
17
Jones
18
Penasaran
19
Sad girl Sarah
20
Pantang menyerah
21
Bangkit setelah tidur lama
22
Hadiah teman curhat
23
Wawancara dadakan
24
Brontosaurus dan kawan-kawan
25
Lego dan pistol kayu
26
Kang Gombal
27
Blok Lima
28
Pesona Hari Jum'at
29
Ibu Cantik dan Anggun
30
Seperti seorang kakak
31
Rania lagi
32
Medan Perang
33
Trauma masa lalu
34
VVIP
35
Seperti ayah dan anak
36
Rahasia yang lalu
37
Andra pulang
38
Satu-Kosong
39
Penolakan Halus
40
Gemma Cantik
41
Let's Go, Lego
42
Steak moodbooster
43
Tragedi air susu
44
Tragedi lagi
45
Amarah Bapak
46
Andra atau Rania?
47
Pupus
48
Tunggu Saja
49
Duo broken heart
50
Wedding day
51
Baju Khusus
52
Pencurian
53
Soup cream jagung
54
Maaf
55
Asam Lambung
56
Perkenalan
57
Titipan Bapak
58
Pijatan Berbahaya
59
Sabar, Pelan dan Smooth
60
Kado Pernikahan
61
Bos Mesum
62
Hukuman 100%
63
Obat Mujarab
64
Pintu Rahasia
65
Terimakasih
66
Bos Kulkas
67
Persiapan Kehamilan?
68
Quality Time
69
Box Pink
70
Masa Lalu
71
Pil Jahanam
72
Jadilah Ibu dari Anakku
73
Sekretaris Baru
74
Perkenalan
75
Sedih dan Bahagia
76
I miss you
77
Cerita Celine
78
Mengalah
79
Siska Cerewet
80
Sayur Bening
81
Cemburu?
82
Berdamai
83
Curhat Dan Fakta
84
Emosi Hati
85
Percaya dan Kejujuran
86
Keputusan Besar
87
Rania Pergi
88
Duel Maut
89
Awal Masalah

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!