Dani Prasetyo, asisten direktur utama berusia 32 tahun, dan sudah bekerja di PT Wiguna selama delapan tahun lamanya. Saat pertama masuk kerja dia diterima dan ditempatkan di bagian marketing sebagai manager.
Prestasi kerja yang cemerlang dan pembukuan yang selalu rapi membuatnya diangkat menjadi seorang asisten CEO oleh Arsha. Terhitung sudah enam tahun lebih dia dengan setia mendampingi Arsha diperusahaan ini.
Asisten Arsha sebelumnya sudah habis masa tugas nya karena usia yang sudah lanjut dan memutuskan untuk pensiun. Asisten yang bekerja semenjak papa Wiguna masih menjabat menjadi CEO di perusahaan ini.
Dani ditunjuk langsung oleh Arsha untuk menjadi asistennya karena Arsha sangat tau sepak terjang Dani di perusahaan ini. Meskipun dua orang tersebut seperti Tom and Jerry yang selalu saja beradu pendapat, namun kalau untuk urusan pekerjaan mereka sangat solid untuk saling bekerjasama.
Dani sudah mengetahui semua sepak terjang dan juga masalah pribadi Arsha, dan dia juga merangkap sebagai mata-mata dari nyonya Wiguna. Semua hal yang dilakukan Arsha pasti akan sampai ke telinga nyonya Wiguna tentu saja karena laporan nya.
Kejadian lima tahun yang lalu juga tak luput dari kasus yang sudah tercatat dalam buku laporan nya, tentunya buku laporan pribadi pada nyonya Wiguna.
Dani lah orang pertama yang membongkar kejadian aborsi yang dilakukan Celine saat itu. Waktu itu Dani diperintah untuk mengawasi hubungan Arsha dan Celine oleh nyonya Wiguna karena nyonya Wiguna sudah mulai curiga ada sesuatu yang tidak beres pada hubungan mereka.
Dani selalu mengamati gerak gerik Arsha dan Celine, sampai akhirnya dia tau kalau Celine berusaha melakukan aborsi pada kehamilan nya, Celine membeli obat penguat kontraksi untuk melakukan aborsi dipasar gelap. Kejadian itu sangat cepat sekali, sebelum Dani sempat melaporkan hal itu pada nyonya Wiguna, Celine sudah lebih dulu meminum obatnya dan langsung pulang ke apartement Arsha.
Itulah mengapa Dani selalu dipanggil dengan nama Asisten durhaka dan Drona oleh bosnya, Arsha sangat marah padanya karena tidak memberi tahu dari awal saat Celine membeli obat itu.
*
Dani hari ini benar-benar dibuat nelangsa oleh Bos kepala batunya, dari pagi sampai siang dia sudah menerima amukan amarah dari Arsha karena masalah laporan dan juga sekretaris yang baru. Dani berjalan dengan loyo ke arah kantin di kantornya, energinya seperti habis setelah meladeni Bos nya yang sangat arogan itu.
Tadi setelah selesai meeting di hotel Princess, Dani ditinggalkan begitu saja oleh Arsha, mobil Arsha sudah melaju saat dirinya baru saja keluar dari lobby hotel. Dan dengan sengaja Arsha melambaikan tangannya dengan melemparkan senyum meledek kearah Dani.
'Bos gedeg!!', seru Dani dalam hati. Kejadian ini sudah kesekian kalinya dia alami, dia terpaksa harus kembali ke kantor dengan memesan ojek online.
"Dani!!", teriakan seseorang ditengah kantin menyadarkan Dani dari lamunannya.
"Kenapa kamu, keliatan loyo banget?".
Dani duduk didepan Winda yang tadi memanggilnya, "Hheeehhh.. biasa lah, Bos gedeg itu emang harus dihajar dulu baru nurut kayaknya.", sungut Dani sebal.
"emang berani kamu.. ", Winda terkekeh mendengar keluh kesah sahabatnya itu. Dani menghela nafasnya kasar, mana mungkin dia berani menghajar Bos nya itu.
"Gimana tadi wawancara nya? Sudah dapat sekretaris nya? Aku sudah pusing harus double job begini.", tanya Dani pada Winda, penasaran dengan hasil wawancara hari ini.
"Si noni sendiri tadi yang wawancara.", Dani dan Winda terbiasa menjuluki Sarah dengan sebutan Noni, karena penampilan nya yang mirip seperti Noni Belanda.
"Terus lolos nggak wawancara nya?".
"Langsung lolos seratus persen!".
"Hhhh... Syukur lah, aku udah capek ngurusin si Bos kepala batu itu!".
"Eehh..tau nggak, sekretaris yang baru ini, sangat berbeda jauuuhh sekali dari yang sebelumnya.".
Dani langsung menegakkan badannya, "Maksud kamu?", tanya dani penasaran.
"Nanti setelah makan siang, orang nya aku ajak ke kantor mu.".
"Gimana orang nya? Tambah seksi dari yang kemarin?".
"Ishh kamu ini, sukanya sama yang seksi-seksi begitu".
"Aku malah jijik liat yang terlalu seksi, apalagi kalo sudah mulai menempel sama pak Bos, hihhh geli liatnya...", Dani bergidik geli.
"Halaahh, bilang aja kamu juga kepengen ditempel juga..".
"No! Tipe ku bukan yang seperti itu!".
"Kalo begitu yang ini pasti sesuai dengan tipe mu.".
"Oh ya, mana aku liat dulu kaya apa orang nya.".
"Nanti kamu liat aja sendiri.", Winda tersenyum misterius membuat Dani semakin penasaran.
"Pakek rahasia-rahasiaan segala sih kamu, Win.".
"Hehe... biar kamu makin penasaran, kan seru bikin orang penasaran.", ledek Winda pada Dani.
Dani menarik piring yang masih utuh berisi makanan didepan Winda.
"Eehhh!! itu punya ku!!", seru Winda yang belum menyentuh makanannya.
"Aku dah laper, kamu pesen lagi sana!".
"Dasar bujang lapuk emang!!", sungut Winda kesal melihat Dani dengan santainya mulai memakan makanan nya.
*
Waktu makan siang sudah hampir selesai, Rania beranjak dari mushola kantor untuk berkumpul lagi di kantor HRD. Tadi Rania sudah menyempatkan makan siangnya di aula HRD, Ibu tadi pagi memaksa Rania untuk tetap membawa bekal takut nanti dikantor tidak sempat cari makan karena Rania masih baru dikantor.
Saat sudah berkumpul di aula, Rania langsung dipanggil oleh Winda untuk ikut dengan nya ke lantai sebelas.
Rania berjalan pelan mengikuti Winda tepat dibelakangnya. Menaiki lift khusus untuk CEO yang terlihat kosong, sampai lift berhenti dilantai sebelas. Tangannya sudah mulai terasa dingin, jantungnya juga semakin berdetak lebih cepat.
'Bismillahirrahmanirrahim... ', Semoga ini awal yang baik untuk dirinya ditempat kerja yang baru dan dengan tugas yang baru juga.
Rania mengedarkan pandangannya setelah keluar dari lift, menatap keseluruh penjuru ruangan dilantai sebelas itu. Winda memberitahu kalau lantai sebelas ini adalah lantai khusus untuk CEO, kantor asisten dan aula pertemuan direksi, jadi suasananya memang lebih sepi daripada lantai lainnya.
'Benar-benar sepi sekali.. , batin Rania sambil terus mengedarkan pandangannya. Berbeda jauh dengan suasana kantor dilantai bawah, terlihat lebih hangat karena ramai oleh penghuni nya.
"Rania, sekarang kita ke kantor asisten CEO dulu. Nantinya kamu akan selalu bekerja sama dengan pak Dani untuk membantu pekerjaan pak Arsha.".
"Baik, Bu.", sahut Rania dengan pelan.
Langkah kaki Winda berhenti tepat di depan pintu sebuah ruangan yang terdapat tulisan disebelah atas daun pintu berwarna coklat tua itu, Dani prasetyo/asisten CEO.
'tok tok tok'
"Silahkan masuk.", terdengar suara laki-laki yang menyahut dari dalam ruangan.
Winda masuk di ikuti Rania dibelakangnya, "Pak Dani, saya datang untuk mengenalkan sekretaris CEO yang baru.". Winda menatap Dani yang sedang duduk dikursi kerjanya.
"Ini Rania, sekretaris CEO yang baru.", tunjuk Winda pada Rania yang masih berdiri dibelakangnya.
"Selamat siang Pak Dani.".
Dani langsung berdiri menatap Rania, matanya mulai memindai penampilan Rania dari atas sampai bawah. Entah kenapa, tiba-tiba hatinya terasa menghangat setelah bertemu dengan Rania. Tatapannya kembali ke wajah Rania yang berdiri kaku diseberang meja kerja nya, lalu melemparkan senyum paling manis pada Rania.
"Kamu siap?".
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 89 Episodes
Comments