Calon Suamiku

Suasana rapat dengan Dewan Direksi tiba-tiba memanas saat Sarah selaku direktur keuangan tidak menyetujui proyek yang sudah dirancang oleh bagian perencanaan. Mega proyek pembangunan real estate elite di wilayah Bandung yang sudah tertunda dari 2 tahun yang lalu masih saja menjadi perdebatan yang alot antara bagian keuangan dan perencanaan.

Rania yang ikut menyaksikan didalam ruang rapat direksi itu hanya bisa terdiam, karena dia belum begitu tau tentang masalah proyek itu. Sementara itu, Arsha tampak seperti sedang menahan emosi, tangannya mengepal menutupi kepalanya yang tertunduk.

"Bos, tahan dulu emosinya. Sekarang belum saatnya, segera tutup rapat hari ini.", bisik Dani ditelinga Arsha. Arsha memejamkan matanya, kemudian menarik nafasnya yang terasa berat.

"Proyek ini terlalu ambisius, kalau mau tetap maju harus ada jaminan dari CEO.", ucap Sarah dengan tegas.

Arsha melirik kearah Dani yang seperti sedang mengirimkan isyarat untuk tetap tidak emosi.

"Baik, akan saya kaji ulang proyek ini. Rapat hari ini saya tutup sampai disini, terimakasih", ucap Arsha yang langsung membuat suasana di dalam ruang rapat menjadi gaduh.

Arsha segera berdiri dan berlalu dari ruang rapat. Sarah dengan cepat mengikuti langkahnya dari belakang. "Arsha, tunggu!", seru Sarah sambil berlari kecil berusaha menyusul Arsha.

Sarah menutup pintu kantor Arsha, kemudian berjalan mendekati Arsha yang tengah berdiri didepan jendela kaca yang lebar sambil memasukkan kedua tangannya kedalam saku celananya. Mencoba menenangkan diri dengan melihat ke luar jendela kantornya yang membentang lebar.

"Arsha, nanti malam papa mengundangmu untuk makan malam. Kamu bisa datang kan, Sha?", Sarah memegang lengan kanan Arsha seperti anak kecil yang sedang merajuk.

Arsha menatap Sarah dengan tatapan malas, "Sampaikan pada om Tomi, maaf aku tidak bisa datang.".

Sarah langsung cemberut manja, bibirnya mengerucut mendengar jawaban Arsha.

"Kenapa? Kamu kan udah lama nggak main ke rumah, Sha. Papa sering menanyakan mu. Papa pengin ketemu kamu, Sha.".

Arsha menghela nafasnya yang terasa berat, "Hari ini banyak sekali pekerjaan ku Sarah...".

"Apa karena tadi aku tidak menyetujui proyek itu? Terus kamu jadi marah sama aku, Sha?".

Arsha menatap Sarah yang masih merajuk di lengannya. "Bukan Sarah, proyek itu memang harus dikaji ulang. Kamu sudah benar mengambil keputusan tidak setuju dan aku juga tidak mempermasalahkan hal itu.".

Sarah masih merengut manja menunduk kecewa, sambil terus tangannya bergelayut manja dilengan kekar Arsha.

"Baiklah, sampai kan pada om Tomi, besok malam aku pasti datang menemui om Tomi.".

Sarah langsung mendongakkan kepalanya dan tersenyum lebar mendengar perkataan Arsha.

"Benarkah?!", serunya bahagia dengan mata berbinar. Arsha hanya mengangguk pasrah.

"Oke, aku tunggu besok malam. Aku pergi dulu yah, bye.. Sha...", Sarah melangkah riang keluar dari kantor Arsha.

'Sebenarnya yang mau aku datang om Tomi apa kamu?', batin Arsha melihat Sarah keluar dari ruangannya dengan ekspresi yang sangat bahagia.

Tomi Kurniawan, sahabat dari papa Wiguna yang sangat setia mendampingi papa Wiguna saat merintis perusahaan properti ini. Arsha selalu dituntut oleh papa Wiguna untuk hormat pada Tomi, karena jasanya yang begitu besar pada perusahaan ini.

Saat Wiguna terkena serangan jantung, Tomi lah yang mengendalikan perusahaan hingga tidak terjadi pengambil alihan saham dan kekuasaan.

Tujuh tahun yang lalu, tepatnya dua tahun setelah Wiguna meninggal dunia, Tomi mengundurkan diri dari jabatan direktur keuangan karena alasan usia yang sudah lanjut. Tomi meminta secara khusus supaya Sarah, putrinya menggantikan posisinya. Sebenarnya itu adalah permintaan Sarah untuk bisa bekerja di perusahaan ini. Alasannya sangat jelas, ingin berdekatan dengan Arsha, pria yang sangat dia sukai sejak lama.

Sarah sudah menyukai Arsha sejak mereka masih berusia remaja. Dulu pertemuan kedua keluarga sering sekali diadakan, saling berkunjung satu sama lain dan berlibur bersama saat ada waktu senggang. Papa Wiguna sudah menganggap Tomi seperti keluarga nya sendiri.

Sejak dulu, Sarah sudah beberapa kali menyatakan rasa sukanya pada Arsha, tapi Arsha selalu menolak dengan alasan sudah menganggap Sarah seperti adiknya sendiri. Kebetulan usia Sarah dan Cantika memang hanya selisih satu tahun saja dan mereka berdua juga sudah akrab karena seringnya bertemu.

Sarah juga sangat tahu hubungan asmara antara Arsha dengan Celine, akan tetapi hatinya tetap teguh untuk setia menunggu Arsha.

Arsha sendiri sudah memakai berbagai cara supaya Sarah tidak berharap lagi padanya, salah satunya dengan cara berpura-pura sedang bermesraan dengan sekretaris terdahulunya. Tapi Sarah seperti tidak terpengaruh sama sekali dengan hal itu, Sarah terus saja menempel pada Arsha dan berharap Arsha mau membuka hatinya.

*

Sarah berjalan dengan bahagia keluar dari ruangan Arsha, dia melirik Rania yang sedang duduk dimeja kerjanya.

"Hai Rania... ", sapa Sarah begitu sampai didepan Rania.

Rania yang sedang menulis laporan hasil rapat langsung mendongakkan kepalanya ke arah suara yang memanggilnya.

"Oh... Bu Sarah. Selamat siang bu Sarah", jawab Rania sambil tersenyum ramah.

Sarah duduk disofa ruangan Rania, "Kelihatan nya kamu lebih cepat belajar dari yang aku kira. Aku sudah bisa menebak nya dari pertama melihat kamu, kamu pasti orang yang pintar dan cekatan.", Sarah tersenyum puas melihat Rania.

"Alhamdulilah, berkat kepercayaan bu Sarah dan arahan dari pak Dani saya bisa cepat belajar disini. Terimakasih banyak bu Sarah, karena sudah memberikan kesempatan berharga ini untuk saya.", Rania menundukkan kepalanya tanda hormat pada Sarah.

"Ahh kamu bisa aja..., itu semua karena hasil kerja kerasmu, bukan karena aku, Rania. eemm.. Rania, aku ada satu permintaan untukmu. Anggap aja ini tugas tambahan khusus untuk mu.".

Rania menatap serius pada Sarah. "Maaf, Bu. Tugas tambahan apa ya Bu?".

"Tolong kamu awasi gerak-gerik calon suamiku dikantor dan diluar kantor.",bucap Sarah dengan suara berbisik pelan.

"Calon suami?", tanya Rania tak mengerti.

Sarah menggeser duduknya agar bisa lebih dekat dengan Rania.

"Iya, calon suamiku, Arsha.".

Rania spontan langsung membuka bibirnya karena kaget. Kedua alisnya terangkat menatap Sarah didepannya.

"Kamu harus menjaganya dari godaan cewe-cewe genit yang sengaja ingin menggoda Arsha dan merebutnya dariku.", kata Sarah dengan penuh keyakinan.

"Kalau ada yang menggoda Arsha kamu laporkan saja ke aku, oke!", ucap Sarah sambil menunjuk dirinya sendiri. Rania masih terdiam tak mengerti.

"Ini nomorku, kamu kapan saja bisa menelponku dan melaporkan nya padaku, oke Rania!", Rania menerima kartu nama yang disodorkan Sarah kedepan wajahnya.

"Ya udah Rania, aku pergi dulu ya, bye Rania... ", Sarah menepuk pundak Rania dengan pelan.

"Iya, bu Sarah, selamat siang...", Rania tersenyum kaku, masih tak mengerti dengan apa yang dia dengar langsung dari Sarah barusan.

'Jadi pak Arsha itu calon suami bu Sarah?, kepala Rania manggut-manggut seperti baru paham akan sesuatu. Ternyata lucu juga ya, pasangan yang benar-benar melengkapi satu sama lain. Yang Laki-laki dingin dan kaku, sedangkan yang perempuan sangat ceria dan hiperaktif. Rania tersenyum membayangkan Bosnya bersanding dengan Sarah yang ekspresif.

Episodes
1 5 tahun yang lalu
2 Hamil
3 21 Juni 2016
4 5 tahun yang lalu (part 2)
5 Hamil ( part 2)
6 Dilema
7 21 Juni 2016 ( part 2 )
8 Memulai kembali
9 Pamit
10 PT Wiguna properti tbk
11 Harus tertutup
12 Siap
13 Orientasi
14 Mulai goyah
15 Kopi hitam
16 Calon Suamiku
17 Jones
18 Penasaran
19 Sad girl Sarah
20 Pantang menyerah
21 Bangkit setelah tidur lama
22 Hadiah teman curhat
23 Wawancara dadakan
24 Brontosaurus dan kawan-kawan
25 Lego dan pistol kayu
26 Kang Gombal
27 Blok Lima
28 Pesona Hari Jum'at
29 Ibu Cantik dan Anggun
30 Seperti seorang kakak
31 Rania lagi
32 Medan Perang
33 Trauma masa lalu
34 VVIP
35 Seperti ayah dan anak
36 Rahasia yang lalu
37 Andra pulang
38 Satu-Kosong
39 Penolakan Halus
40 Gemma Cantik
41 Let's Go, Lego
42 Steak moodbooster
43 Tragedi air susu
44 Tragedi lagi
45 Amarah Bapak
46 Andra atau Rania?
47 Pupus
48 Tunggu Saja
49 Duo broken heart
50 Wedding day
51 Baju Khusus
52 Pencurian
53 Soup cream jagung
54 Maaf
55 Asam Lambung
56 Perkenalan
57 Titipan Bapak
58 Pijatan Berbahaya
59 Sabar, Pelan dan Smooth
60 Kado Pernikahan
61 Bos Mesum
62 Hukuman 100%
63 Obat Mujarab
64 Pintu Rahasia
65 Terimakasih
66 Bos Kulkas
67 Persiapan Kehamilan?
68 Quality Time
69 Box Pink
70 Masa Lalu
71 Pil Jahanam
72 Jadilah Ibu dari Anakku
73 Sekretaris Baru
74 Perkenalan
75 Sedih dan Bahagia
76 I miss you
77 Cerita Celine
78 Mengalah
79 Siska Cerewet
80 Sayur Bening
81 Cemburu?
82 Berdamai
83 Curhat Dan Fakta
84 Emosi Hati
85 Percaya dan Kejujuran
86 Keputusan Besar
87 Rania Pergi
88 Duel Maut
89 Awal Masalah
Episodes

Updated 89 Episodes

1
5 tahun yang lalu
2
Hamil
3
21 Juni 2016
4
5 tahun yang lalu (part 2)
5
Hamil ( part 2)
6
Dilema
7
21 Juni 2016 ( part 2 )
8
Memulai kembali
9
Pamit
10
PT Wiguna properti tbk
11
Harus tertutup
12
Siap
13
Orientasi
14
Mulai goyah
15
Kopi hitam
16
Calon Suamiku
17
Jones
18
Penasaran
19
Sad girl Sarah
20
Pantang menyerah
21
Bangkit setelah tidur lama
22
Hadiah teman curhat
23
Wawancara dadakan
24
Brontosaurus dan kawan-kawan
25
Lego dan pistol kayu
26
Kang Gombal
27
Blok Lima
28
Pesona Hari Jum'at
29
Ibu Cantik dan Anggun
30
Seperti seorang kakak
31
Rania lagi
32
Medan Perang
33
Trauma masa lalu
34
VVIP
35
Seperti ayah dan anak
36
Rahasia yang lalu
37
Andra pulang
38
Satu-Kosong
39
Penolakan Halus
40
Gemma Cantik
41
Let's Go, Lego
42
Steak moodbooster
43
Tragedi air susu
44
Tragedi lagi
45
Amarah Bapak
46
Andra atau Rania?
47
Pupus
48
Tunggu Saja
49
Duo broken heart
50
Wedding day
51
Baju Khusus
52
Pencurian
53
Soup cream jagung
54
Maaf
55
Asam Lambung
56
Perkenalan
57
Titipan Bapak
58
Pijatan Berbahaya
59
Sabar, Pelan dan Smooth
60
Kado Pernikahan
61
Bos Mesum
62
Hukuman 100%
63
Obat Mujarab
64
Pintu Rahasia
65
Terimakasih
66
Bos Kulkas
67
Persiapan Kehamilan?
68
Quality Time
69
Box Pink
70
Masa Lalu
71
Pil Jahanam
72
Jadilah Ibu dari Anakku
73
Sekretaris Baru
74
Perkenalan
75
Sedih dan Bahagia
76
I miss you
77
Cerita Celine
78
Mengalah
79
Siska Cerewet
80
Sayur Bening
81
Cemburu?
82
Berdamai
83
Curhat Dan Fakta
84
Emosi Hati
85
Percaya dan Kejujuran
86
Keputusan Besar
87
Rania Pergi
88
Duel Maut
89
Awal Masalah

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!