Rania mengikuti langkah kaki jenjang wanita seksi didepannya dengan sedikit mempercepat jalannya, sambil terus mengamati gaya berjalan wanita seksi itu yang mirip seperti model sedang berjalan diatas catwalk. 'Sangat cantik', tapi sayang tubuhnya yang sangat indah itu dibiarkan terbuka begitu saja. 'astaghfirullahalazim... ', jangan berburuk sangka dulu Rania, mungkin saja dia memang non Islam.
"Winda, aku sudah dapat calonnya.", ucap wanita itu saat berhenti tepat didepan seorang wanita yang kelihatan lebih sopan penampilan nya.
"Oh iya nona Sarah, silahkan pakai ruangan saya untuk wawancara. ".
'Ternyata namanya Bu Sarah', batin rania dalam hati.
"Rania, ayo masuk.", Sarah mengajak Rania untuk masuk ke dalam kantor kepala HRD.
"Baik, Bu.".
"Silahkan duduk di sini.", Sarah menunjuk kursi yang ada diseberang meja, Rania melirik ada papan nama diatas meja kerja ruangan itu, Winda Kumalasari/kepala HRD, 'oohh...jadi wanita yang tadi didepan kepala HRD nya.'.
Terlihat Sarah mulai membuka data pribadi Rania yang tersimpan didalam map hijau diatas meja. Matanya begitu serius membaca satu demi satu barisan tulisan dikertas yang ada didalam map itu.
"Berapa usiamu sekarang?", tanya Sarah menyadarkan Rania yang masih sibuk mengamati Sarah.
"Saya sekarang usianya 28 tahun, Bu".
Sarah mendongakkan kepalanya menatap Rania dengan tatapan tak percaya, "Kamu sudah menikah?".
"Sudah Bu.", jawab Rania sambil menganggukkan kepala.
"Sudah punya anak?", tanya Sarah semakin penasaran.
"Sudah, Bu.".
Sarah menatap Rania semakin tak percaya, usia baru 28 tahun sudah menikah dan punya anak?. Matanya mulai memindai penampilan Rania yang dirasa pas dan sesuai dengan apa yang dia cari selama ini. Rania berkulit putih dan bersih, wajahnya juga mulus dan cantik dengan penampilan yang anggun dan terlihat sangat kalem. Tinggi badannya juga pas saja, tidak terlalu tinggi dan tubuhnya tampak kecil dibalik baju yang longgar. Bajunya lebar dan tertutup rapat, ditambah kerudung panjang sampai menutup dada nya.
'Sama sekali bukan tipe Arsha', batin Sarah puas setelah melihat penampilan Rania.
"Sudah berapa anakmu?".
"Alhamdulillah baru satu, Bu.".
"Berapa usianya sekarang?", tanya Sarah semakin penasaran.
"Empat tahun enam bulan.", jawab Rania singkat.
Sarah mengangkat alisnya tak percaya. Usia baru 28 tahun, anak sudah hampir lima tahun? Berarti menikah masih berumur sekitar 24 tahun, 'jaman sekarang ini masih ada wanita seperti ini?'.
"Suamimu ada di mana sekarang?".
"Suami di Salatiga, Bu.".
"Kenapa tidak ikut ke Jakarta?", Sarah sepertinya semakin tertarik dengan masalah pribadi Rania yang sudah menikah muda.
"Suami sedang istirahat dulu di sana, Bu.".
"Istirahat? Tapi dia kerja kan?".
"Iya, Bu. Dulu suami bekerja di Kalimantan.".
"Dulu??", Sarah menelengkan kepalanya sedikit, ternyata kehidupan pribadinya lebih menarik.
"Iya, Bu. Dulu.", jawab Rania sambil tersenyum kikuk. Kenapa jadi bertanya tentang masalah suaminya? Ini wawancara kerja kan?. Rania menarik nafas pelan, semoga bu Sarah tidak menginterogasi tentang kehidupan rumah tangga nya lebih dalam.
"Ahh sudahlah, aku tidak mau tau masalah privasi mu.", ujar Sarah sambil menutup map yang sedari tadi dipegangnya.
Rania tersenyum lega mendengar perkataan dari Sarah. Bayangan Andre sedang tersenyum tiba-tiba saja berkelebat di pelupuk matanya.
'Maafkan aku suamiku, setidaknya aku sedang tidak berbohong kan... ', memang benar Andre sekarang ada di Salatiga.
"Anakmu ikut kamu ke Jakarta?".
"Iya bu, anak ikut ke Jakarta bersama saya.".
"Oke, Rania. Kamu disini mengajukan lamaran sebagai staff administrasi. Tapi saya butuh kamu untuk bekerja di tempat lain. Bukan di bagian administrasi.".
Rania memajukan tubuhnya terkejut mendengar perkataan Sarah. "Apa saya ditolak bekerja disini, Bu?", tanya Rania bingung dengan apa yang barusan dia dengar.
"Bukan... kamu tetap diterima di sini, tapi bukan dibagian administrasi. Kamu saya pindah ke bagian sekretaris, sebagai sekretaris CEO disini.".
Rania terdiam, 'Sekretaris? Sekretaris CEO...?!', Rania sama sekali belum pernah memiliki pengalaman bekerja di bagian sekretaris.
"Tapi bu, saya belum pernah mempunyai pengalaman bekerja dibagian sekretaris.".
Sarah tersenyum mendengar kepanikan Rania, "Tenang saja, nanti ada orang yang akan membantumu mengawali tugas mu sebagai sekretaris sampai kamu benar-benar bisa.".
Rania masih terdiam, ini adalah kesempatan yang dimiliki nya untuk bekerja diperusahaan terbaik di Indonesia, tapi untuk posisi sekretaris mungkin Rania harus banyak belajar dan meminta lebih banyak waktu untuk mempelajari tugas-tugas barunya sebagai sekretaris.
"Rania, kamu ngga usah khawatir. Nanti kamu tidak bekerja sendiri disini, ada asisten CEO yang siap membantu mu setiap saat kalau kamu masih bingung dengan tugas mu.".
Rania menghela nafasnya lega, setidaknya saat nanti bekerja sebagai sekretaris dia tidak dilepas sendirian tanpa arahan, karena memang dia sama sekali belum punya pengalaman bekerja sebagai sekretaris.
"Baik bu, saya terima dan siap untuk melaksanakan tugas sebagai sekretaris.", jawab Rania dengan yakin.
*
'Bugh... !!!'
Sebuah pukulan yang tak keras mendarat pas di perut Dani.
"aaghh...!", Dani langsung mengeluarkan bakat aktingnya dengan sedikit berlebihan. Pukulan Arsha sama sekali tidak terasa sakit, hanya membuatnya kaget karena begitu cepat kepalan tangan Arsha mendarat di perutnya.
"Dasar drona kamu!!", sungut Arsha pada Dani.
"Bos, saya hanya menjawab pertanyaan nyonya Wiguna dan saya sudah di ultimatum untuk tidak berbohong sedikitpun".
Arsha menggeram menggertakkan giginya, map yang di meja pun mendarat manis dikepala Dani.
'Plakk!!!'
"Bos, saya bisa laporkan ini sebagai tindakan penganiayaan yang berkepanjangan. Hukumannya juga ngga main-main!", Dani mengelus kepalanya yang baru dipukul Arsha dengan map besar.
"Sebelum kamu sampai ke kantor polisi, mayat mu sudah ditemukan mengambang di kali ciliwung!!".
"Sadis banget, Bos.", Dani mendengus kesal, betapa kejamnya Bos nya ini, selalu saja menganiaya Dani dengan berbagai macam barang yang ada di dekat nya. Tapi karena mengingat gaji yang sangat besar dan juga tambahan insentif dari nyonya Wiguna membuat Dani memilih untuk bertahan sampai sekarang, walaupun tubuhnya selalu jadi korban amukan Bosnya sendiri.
Arsha melangkah pergi meninggalkan Dani yang masih berdiri sambil memegang kepalanya, pekerjaan dikantor masih banyak yang menumpuk karena sekretaris sebelumnya diberhentikan langsung oleh Sarah. Sudah hampir dua minggu dia bekerja tanpa didampingi sekretaris. Dani lah yang selama ini merangkap tugas menjadi sekretaris dadakan nya. Laporan yang Dani buat tidak serapi buatan sekretarisnya dulu, itulah yang membuat mood Arsha langsung turun karena banyak nya laporan yang tidak sesuai dengan yang diminta Arsha.
Terhitung sudah empat kali Sarah mengganti sekretaris nya dengan alasan terlalu genit, penggoda dan terlalu seksi. Dan memang benar, kebanyakan sekretarisnya memang secara sengaja sering mencoba menggodanya.
Kejadian terakhir sebelum sekretarisnya di pecat juga akibat ulah dari Arsha dan didukung penuh oleh Dani, saat itu Arsha dan sekretarisnya ada didalam kantor, Dani dengan sengaja mengirim pesan singkat lewat ponselnya memberi tau kalau Sarah sedang menuju kantornya.
Flashback On
Arsha dengan cepat memeluk pinggang ramping sekretarisnya itu setelah membaca pesan di layar ponselnya. Dian, sekretaris Arsha langsung terkejut karena tiba-tiba Arsha memeluk nya dengan erat. Selama ini Dian memang sangat menyukai Arsha, jadi kini dia begitu bahagia saat Arsha tiba-tiba memeluk nya.
"Sayang.... ", langkah Sarah langsung terhenti ditempat. Matanya melotot sempurna melihat kekasihnya sedang memeluk sekretarisnya.
Arsha langsung melepas pelukannya dengan kasar.
"Sarah, kenapa tidak telpon dulu kalau mau kesini.", Arsha pura-pura kaget dengan kedatangan Sarah dikantor nya, kemudian langsung menghampiri Sarah yang masih berdiri terpaku ditempatnya.
"Dian!! Mulai besok kamu tidak usah bekerja lagi disini. Kamu dipecat!!!", teriak Sarah dengan keras.
Arsha tergelak ingin tertawa tapi ditahannya, kemudian menatap Dani yang baru saja masuk kedalam ruangan nya, dan langsung mengacungkan jempol tangan nya ke arah Dani. Sudah lama Arsha merasa risih pada sekretaris nya itu, yang beberapa kali mencoba merayunya dengan menyodorkan penampilan yang seksi saat berada didepan Arsha.
Flashback off
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 89 Episodes
Comments