kediaman ratu ketiga yang menenangkan dimana Elisabeth sedang duduk santai di sebuah sofa, di temani dengan perapian hangat membuat suasana sangat nyaman.
Eliana juga dengan tenang bermain di lantai hangat dengan mainannya.
"JDAR!!!!...... "
suara petir tidak mengganggu aktivitas mereka, namun di suasana yang tenang tersebut ada 1 hal yang sebenarnya bisa di sebut tidak wajar.
"ibu... aku minta maaf huhuhu.... "
"Eliana kalau sudah besar jangan nakal Ya nak"
Eliana menoleh ibunya dan mengangguk dengan polos.
"iya ibu... Eliana akan menjadi anak yang penurut"
"anak pintar... ini ada manisan buah... kau mau"
"mau!!... hehehe terima kasih ibu"
Arcane melihat ibunya hanya bisa pasrah dan tak sadar air matanya keluar dan mengalir melalui dahinya dan berakhir bersarang di rambutnya.
aneh? ... tidak, itu tidak aneh jika ada yang namanya gravitasi.
sebelumnya ketika Arcane ketahuan oleh Elisabeth, Sebastian langsung mengikat tangan dan kaki Arcane.
setelah selesai Elisabeth langsung menyeret Arcane menuju ruang santai dan menyuruh Sebastian untuk menutup lubang yang biasanya Arcane gunakan, kemudian ia langsung memanggil kapten prajurit untuk menjaga 5 kali lebih ketat dan jika kurang personil ia memberi izin untuk meminta prajurit di kirimkan dari kampung halamannya di perbatasan timur.
singkat cerita Arcane di gantung secara terbalik di tengah ruangan sementara Elisabeth dan Eliana bersantai di bawahnya, dan kini Arcane hanya bisa meratapi nasib.
"ingat Eliana anak nakal itu.... "
"harus di hukum kan ibu"
Elisabeth tersenyum dan mengelus kepala Eliana.
"pintar anak ibu, dan sampai kapan anak itu di hukum? "
"erm..... sampai dia jera? "
"pintar anak ibu satu ini"
setelah itu Elisabeth langsung melirik Arcane dengan tajam, Arcane yang merasakan tatapan itu hanya bisa pasrah.
"huhuhu... ibu.. aku sudah kapok... tolong lepaskan"
Elisabeth tidak menghiraukan perkataan Arcane dan kembali mengobrol Eliana.
"ingat ini juga nak... jika anak itu bilang kalau sudah jera itu berarti ia belum jera"
"iya ibu... "
"tiiidaaak..... T_T"
semalaman Arcane di gantung secara terbalik semalaman, namun entah ini di sebut apa namun setelah semalaman ia di gantung secara terbalik dan darah yang memenuhi otak Arcane mendapatkan sebuah pencerahan.
ini terjadi ketika ia di tinggalkan sendiri di ruangan itu dan memanfaatkan waktu itu untuk bermeditasi dan melakukan tehnik pernafasan, karena darah yang terlalu banyak menuju otaknya ia menjadi pusing dan mulai berhalusinasi.
ketika ia mulai berhalusinasi sebuah suara memasuki telinganya atau mungkin lebih tepatnya suara di dalam kepalanya.
"hahahaha kau yakin bisa mendapatkan jalan pintas dengan teknologi mu itu?.....
sudah aku bilang tubuh dan otak meskipun terhubung keduanya itu memiliki perbedaan yang besar....
kau memang bisa memodifikasi tubuh seperti apapun, namun semakin di modifikasi kau akan semakin kehilangan hubungan dengan alam...
ingat ini Arcane tubuh juga bagian dari alam, meskipun dengan teknologi yang secanggih ini kau masih belum memecahkan banyak misteri bukan?.....
sama seperti tubuh... kau juga harus mencari misterinya sendiri untuk melatihnya "
Arcane tersadar, entah sejak kapan dalam kondisi itu ia teringat dengan kenangan kecil yang tersimpan di pikirannya.
Arcane tersenyum dan berkata pada dirinya sendiri.
"huft... bahkan saat aku terlahir kembali kau masih terus mengikuti ku sebagai hantu..... teman"
Arcane kini bermeditasi dan melakukan tehnik pernafasan yang lebih intens lagi, ia kini menepis semua pengetahuan yang dia dapat di dunia ini dan mulai fokus pada dirinya.
Arcane kini pelan namun pasti ia bisa merasakan seluruh mana yang ada di dalam dirinya mana yang berkumpul di suatu tempat secara spiritual di dalam jiwanya.
secara perlahan pula ia mulai mengendalikan mananya, ia mengalirkan mana itu ke seluruh tubuhnya.
dengan tehnik pernafasan yang membantu merasakan keseluruhan kondisi tubuh dan meditasi yang membuatnya memiliki kontrol kesadaran secara penuh, hal itu membuat Arcane mengalirkan mana sejajar dengan darahnya.
mana terus mengalir keseluruhan tubuh Arcane bahkan ke tingkat sel, sirkulasi darah dan sirkulasi mana di tubuh Arcane membuat jantungnya sedikit terbebani dan membuatnya nyeri.
Arcane sadar kalau jika di teruskan jantungnya akan meledak, ia akhirnya membuat semacam lapisan di jantungnya hingga membuat jantungnya menjadi semakin kuat dan rasa sakitnya sirna.
keseluruhan proses itu membuat ruang jiwa Arcane bergejolak hingga danau yang sebelumnya tenang kini meluas, Arcane kini merasakan rasa sakit yang luar biasa di seluruh tubuhnya.
disisi lain tubuh Arcane yang di gantung kini seperti black hole yang terus menyerap mana dengan rakusnya hingga beberapa perabotan tergerus karena aliran mana yang liar.
Arcane tidak bisa berhenti bahkan jika ia mau namun instingnya mengatakan kalau ia harus terus menyelesaikan apapun yang ia lakukan, apalagi suara di kepalanya juga muncul.
"jika kau melatih tubuhmu maka kau juga harus mempersiapkan kondisi mentalmu.....
sebenarnya mustahil untuk melatih keduanya bahkan dengan teknologi yang kau ciptakan....
namun mungkin jika beberapa kondisi terpenuhi sepertinya kita bisa mencapai sesuatu yang baru, sesuatu yang tidak pernah di capai atau terpikirkan oleh kebanyakan orang.... "
"BOOOM......!!!! "
seluruh penghuni mansion merasakan kondisi abnormal tersebut sehingga para kesatria melakukan posisi siaga penuh sementara para pelayanan mulai mencari keanehan tersebut.
Sebastian yang panik bersama dengan sorang maid yang menggendong Eliana yang menangis di gendongannya menuju kamar Elisabeth
namun ternyata Elisabeth kini sedang berlari dengan membawa sebuah pedang.
"Arcane ia masih di ruang santai!!! "
Sebastian mengerti dan kemudian ia berbalik dan langsung menuju tempat santai, namun ketika ia akan membuka pintu ruangan terjadi sebuah ledakan mana yang membuat seluruh tempat porak-poranda.
Sebastian terpental dan tak lama Elisabeth datang bersama Eliana yang kini sedang menangis serta beberapa kesatria yang mengikuti, Elisabeth menghiraukan tangisan Eliana dan kemudian memeriksa kondisi Sebastian.
"Sebastian kau tidak apa-apa!? "
"ti... tidak masalah yang mulia.... namun pangeran"
semua orang yang bersama Elisabeth terpaku karena kini tubuh Arcane sedang melayang di udara.
beberapa saat kemudian Arcane membuka matanya dan tersenyum.
"ibu aku keluar dulu Ya.... anggap saja aku sedang bermain atau berlatih hehehe..... oh tenang saja aku akan kembali sebelum acara itu di mulai."
setelah berkata seperti itu Arcane langsung mengeluarkan sihir angin dan melontarkan tubuhnya jauh menuju langit.
semua orang yang bersama Elisabeth dan di luar mansion bisa melihat sebuah tubuh manusia kecil yang meluncur ke atas langit hingga menghilang di gelapnya malam dan di antara awan hitam.
Elisabeth melihat itu hanya bisa menundukkan kepala, sementara Eliana kini telah berhenti menangis kemudian menatap ibunya.
"wawa...ibu ibu aku ingin bisa seperti kakak.... yang wusss... begitu bu... "
"grrr..... "
Eliana yang hanya mendapatkan geraman dari Elisabeth kini berbalik menatap Sebastian.
"paman sebas, paman Sebastian paman bisa seperti itu kan yang wuusss.... seperti kakak...
tolong lakukan itu paman... aku ingin wuuss..juga seperti kakak... "
Sebastian yang masih terduduk di lantai hanya bisa tersenyum.
"hmm... begini nona... sebenarnya untuk tuan Arcane-"
sebelum menyelesaikan perkataannya Elisabeth langsung memotongnya.
"AAARRCAAANEEEE!!! ......
PENJAGA CARI DIA!!! PARA PELAYANAN JUGA!!! KALIAN SEMUA CARI DIA SAMPAI KETEMU!!!... "
Elisabeth berteriak lalu menoleh ke Sebastian dan mencengkram merahnya dan membuatnya berdiri dengan paksa, Elisabeth langsung menatap Sebastian dengan horor.
"kirim surat kepada ayah untuk mengirim prajurit penjaga tambahan!!! "
Sebastian menelan ludah dengan kasar.
"i-iya yang mulia di pagi hari, Saya akan segera mengirimnya... "
"sling, sling...sling....... "
Elisabeth membelah puing-puing tembok di sampingnya nya hingga menjadi potongan dadu kecil
"SE.... KA... RANG"
"be.. baik... sekarang... Saya kirim dengan kuda tercepat... "
dengan tatapan horor Elisabeth langsung berbalik pergi meninggalkan Sebastian yang terpaku, sementara itu Eliana kini memegang kaki Sebastian menarik-narik celananya.
"paman Sebastian bagaimana dengan wuuusss....
seperti kakak tadi?"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 151 Episodes
Comments
Ray Virgo
wush wuh kata eliana/Facepalm//Facepalm/
2025-01-19
0
R AN L
cerita seru lanjut Thor,maaf yg ku baca cuma yg di revisi Thor,
2024-01-17
2
Jimmy Avolution
Nice...
2023-01-28
0