Elisabeth diikuti oleh 2 orang pelayan dan salah satunya serang menggendong Arcane, mereka menuju ke dalam perpustakaan pribadi di kediaman itu.
ketika sampai Elisabeth langsung membuka ruangan itu dan begitu bunyi pintu berderit pintu berbunyi dan cahaya menyilaukan datang membuat Arcane harus menutup matanya.
"nah Arcane kau bisa belajar di sini"
kata Elisabeth yang kini menggendong Arcane kedalam ruangan, Arcane mengintip dan matanya langsung melebar karena takjub dengan pemandangan di depannya.
meskipun ia sudah mengira ruangan perpustakaan milik keluarga kerajaan besar dan luas namun ternyata ini melebihi ekspektasinya.
tidak hanya buku yang tertata rapi pada rak di dinding, seakan kurang dengan tempatnya ada juga beberapa rak buku berbentuk kubus yang penuh dengan buku melayang di atasnya.
meskipun ia telah 5 tahun tinggal di dunia ini namun Arcane baru tau kalau sihir bisa di aplikasikan seperti itu, ia kira selama ini sihir hanya di gunakan sebagai meringankan pekerjaan seperti memasak, mencuci, berkebun, atau membersihkan rumah.
Arcane sebenarnya juga memiliki gambaran tentang penggunaan sihir dalam pertempuran dari buku anak-anak yang ia baca, namun sepertinya eksekusi di dunia nyata berbeda dengan cerita anak-anak.
Elisabeth menurunkan Arcane di tengah ruangan dan kemudian menggerakkan kedua tangannya dan mengucapkan mantra.
"atas permintaan ku, aku mohon untuk bergerak sesuai keinginan ku... sihir ruang... dimensional move"
seketika itu seperti energi berwarna ungu tercipta dan menyelimuti tangan Elisabeth dan rak buku bergetar dan bergerak mengikuti gerakan tangannya, dan kini beberapa rak mulai berubah berbentuk kubus dan ikut melayang bersama yang lain, sementara sisanya bergeser dan berpindah tempat.
Arcane di buat kagum dengan pemandangan itu dan ini juga bertolak belakang dengan prinsip ruang dengan yang ia pelajari di dunia sebelumnya.
beberapa saat kemudian Elisabeth berjongkok dan mengelus kepala arcane.
"sekarang kau bisa dengan bebas menggunakan ruangan ini, ibu telah menyusunnya untukmu"
Arcane mengangguk.
"iya ibu terima kasih... "
senyuman Arcane membuat Elisabeth gembira, ia kemudian berbalik dan keluar di ikuti oleh kedua pelayannya.
"isi perpustakaan ini adalah koleksi pribadi ibu, maka dari itu selain raja para pelayan tidak bisa bebas memasuki ruangan ini, dan ibu juga harus melakukan beberapa hal... jadi jika memerlukan sesuatu tarik saja tali itu dan kepala pelayan akan datang"
kata Elisabeth menunjukkan sebuah tali di dekat pintu keluar, mungkin itu di maksudkan jika Arcane ingin keluar atau meminta camilan karena pintu masuk perpustakaan itu sebenarnya cukup Tebal dan keliatan sangat berat.
Arcane mengangguk dan langsung menuju rak terdekat dari dirinya dan langsung memilih buku, melihat anaknya itu Elisabeth hanya tersenyum dan pergi di ikuti oleh pelayan yang menutup pintu perpustakaan itu.
di luar salah satu pelayan mendekati Elisabeth dan berbicara dengan hormat.
"sepertinya kejeniusan anda menurun kepada pangeran yang mulia"
Elisabeth melirik dan hanya tersenyum. "benarkah?... apakah ia sejenius itu?"
"benar baginda, bukankah anda juga seperti pangeran ketika di usia muda?... seseorang yang membuat ayahnya pusing Karena sering kabur dari kastil hanya karena penasaran? "
Elisabeth tertawa dengan pelayan pribadinya yang telah bersamanya dari kecil, pelayan itu sudah seperti saudara bagi Elisabeth.
"hmm... kau bisa saja, semoga sifat itu tidak menurun kepada anakku.
karena ia berkembang terlalu cepat.... dan... "
Elisabeth berhenti berjalan kemudian melirik kepada kedua pelayan itu dan berkata dengan nada yang sedikit dingin.
"kejeniusannya belum bocor kan!?"
segera kedua pelayan itu berlutut hormat dan menjawab.
"belum yang mulia, saat ini mereka hanya tau kalau pangeran seperti anak pada umumnya yang gemar bermain"
Elisabeth bernafas lega dan kembali berjalan.
"hah... semoga akan tetap seperti itu"
kedua pelayan itu kembali berjalan tegak dan mengikuti Elisabeth di belakangnya.
disisi lain Arcane kini sedang menatap dengan tatapan hampa, bukan karena tidak bisa membaca atau mengerti tentang isi dari buku tersebut namun karena. "kenapa... KENAPA BARISAN BAWAH HANYA BERISI NOVEL DAN CERITA!!!! "
Ya Arcane berteriak kecewa karena hanya ada berbagai genre novel, meskipun ada beberapa yang menarik perhatian Arcane seperti mahluk legenda ataupun cerita legenda.
disisi lain bagian yang tidak terjangkau Arcane terdapat buku lain yang berisi informasi dasar tentang dunia ini, mulai dari Kerajaan maupun dunia ini sendiri.
Arcane hanya menebak karena judul dari buku itu, namun sepertinya masih berupa cerita karena dari judulnya adalah.
"terbentuknya kerajaan Asgar, biodata keluarga raja.., perjuangan raja..., dsb"
Arcane hanya bisa menghela nafas pasrah dan mulai membaca buku yang ia anggap menarik, perpustakaan ini memiliki ruangan yang cukup luas, jika di bandingkan kemungkinan seluas 1/4 lapangan sepak bola.
selain itu tinggi perpustakaan sendiri bisa mencapai 10 meter, jadi bisa di bayangan berapa banyak buku yang tersimpan di sana.
Arcane juga sedikit bingung karena jika di ukur maka kediamannya tidak sebesar ini namun Arcane mulai berdamai dengan keadaan dan berfikir kalau ini ulah sihir.
--beberapa hari kemudian--
waktu berlalu dengan cepat meskipun hanya dalam beberapa hari Arcane telah menamatkan buku pilihan yang ia baca, meskipun tidak semuanya namun Arcane membaca lebih dari 100 buku.
Arcane bebas keluar masuk perpustakaan berkat ijin dari ibunya asal ia tidak tidur di dalamnya, merusak apapun di dalam, dan membawa keluar buku di dalam perpustakaan itu.
tidak hanya itu Arcane juga membaca buku cerita sejarah pada bagian yang tidak ia capai, sayangnya selain silsilah keluarga dan cerita heroik keluarga maupun kesatria, Arcane sama sekali tidak tertarik dengan sisanya.
oh... jika bertanya tentang bagaimana Arcane bisa menggapai rak itu, ia menumpuk beberapa buku untuk di jadikan tangga sebenarnya ada tangga untuk menggapai buku di bagian atas dan meja belajar namun dengan fisiknya sekarang ia masih belum kuat untuk menggesernya.
dengan cara yang sama Arcane juga mencapai tempat yang lebih tinggi dan mencapai buku pengetahuan tentang berbagai hal, mulai dari ensiklopedia monster, politik, ekonomi, kerajaan tetangga, bahkan ilmu pedang dan sihir.
berkat itu ia tau kalau sebuah kerajaan dibagi menjadi kerajaan kecil, menengah, dan besar.
penilaian itu tergantung pada kekuatan kerajaan yang dimiliki dan seberapa besar wilayahnya, kebanyakan kerajaan kecil adalah kerajaan bawahan dari Kerajaan menengah dan besar.
untuk kerajaan Arcane sendiri adalah kerajaan menengah yang memiliki keunggulan ekonomi nya dan kekuatan militer nya yang tak bisa di remehkan, karena biasanya kerajaan menengah sering di tekan agar tidak bisa berkembang oleh kerajaan besar yang sebenarnya lebih pantas di sebut Kekaisaran.
untuk ilmu berpedang Arcane terlalu sulit menilai karena layaknya tehnik beladiri dimana kau harus latihan praktek untuk mempelajari dan mencari pengalaman pertempuran nya untuk mengasah nya.
namun ini masih patut di syukuri karena Arcane mengetahui gambaran dari beberapa ciri khas dari gaya berpedang kerajaan terkenal.
untuk teknologi nya sendiri Arcane tidak terlalu berharap karena ia tidak berharap lebih karena sebagian besar telah tergantikan oleh sihir, seperti contohnya membajak ladang akan lebih mudah di serahkan oleh seseorang yang memiliki sihir tanah.
lalu saat ini Arcane telah mendapatkan buku yang ia cari. iya... benar..., Arcane mendapatkan buku tentang sihir yang selama ini ia cari.
namun ketika ia akan membacanya sebuah suara yang ia kenal terdengar marah.
"APA INI!!! ARCANE KEMARI DAN JELASKAN BAGAIMANA BISA KAU MEMBANGUN ISTANA DENGAN BUKU KOLEKSI IBU!!! "
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 151 Episodes
Comments
Al^Grizzly🐨
masih ada Typo dan perlu di perhatikan..Ceritanya sangat Menarik👍👍
2023-03-19
0
Jimmy Avolution
Terus....
2023-01-27
0
Evenflow
Naiss ☕
2022-08-18
0