Arcane menatap kosong ke langit-langit dapur, dengan hampa namun sesaat kemudian seorang perempuan tiba-tiba memasuki ruangan.
"hei kalian!!!.... tidak ada yang meledakkan kompor lagi kan!? "
suara itu membuat semua orang berbalik dan mendapati seorang perempuan berumur sekitar 19 tahunan yang lumayan cantik.
"oh Hai yana apa kabar"
seseorang yang bernama yana kemudian bergabung dengan mereka untuk memeriksa kondisi dapur.
"kalian.... kenapa kalian membersihkan dapur? apakah akan ada yang melakukan eksperimen gila lagi? "
Brian yang baru melihat perempuan itu bertanya.
"siapa dia? "
Samuel melirik Brian sebentar dan menjawab.
"oh... kalian belum pernah bertemu Ya... aku lupa kalau kau dan Arcane tidak pernah bertemu saudari perempuan di sini...
perkenalkan dia yana, dulu dia salah satu orang yang memasak untuk kami sebelum di adopsi, yah anggap dia salah satu chef disini dulu"
mendengar kata chef Arcane seperti bangkit dari kuburan dan langsung melompat kearah yana, Arcane melompat seperti kera di meja-meja dapur dan langsung mencengkram bahunya.
"kau!!! kau bisa memasak kan!!! "
yana yang melihat Arcane seperti kesetanan terkejut, terlebih lagi posisinya kini berada di atasnya karena Arcane berdiri di atas meja.
melihat jawaban itu Arcane langsung merubah tatapannya menjadi lebih menyeramkan.
"khaaau... kau benar-benar bisa memasak bukan!!! "
yana kini semakin ngeri ia kemudian menoleh ke arah Samuel, melihat hal itu Samuel pun turun tangan.
"ehem perkenalkan Arcane yana, yana Arcane"
"BUKAN ITU WOY!!!"
"ehem.... maaf begini yana.... "
Samuel menjelaskan panjang lebar mulai dari ide bisnis yang Arcane tawarkan dan ide-idenya untuk panti asuhan ini kepada yana.
sebelumnya Arcane di tenangkan oleh Brian dan kini mereka sedang mendengarkan Samuel menjelaskan apa yang telah mereka sepakati.
yana mengerti dan kemudian berfikir sejenak.
"tunggu kalau cuma memasak kenapa tidak meminta bantuan kepada para saudari? "
ketika Samuel akan menjawab Arcane langsung memotong.
"para saudari? maksudnya? "
yana menoleh ke Arcane dan menjawab.
"kau tidak berfikiran kalau yang merawat panti terbengkalai ini cuma para otak otot dan seorang mayat hidup ini saja kan? "
Arcane menoleh ke Brian dan keduanya hanya menaikan bahu tanda tidak mengerti, sementara yang lain Hanya bisa menerima kenyataan khususnya Samuel.
"hah... dengar ini bocah
yang namanya panti asuhan tidak merawat para lelaki saja, mereka yang berada di sini kebanyakan hanya buruh serabutan.
sementara yang lain telah menemukan tuan atau di adopsi, tapi untuk kami para perempuan kebanyakan menjadi pembantu untuk seseorang jadi para saudari tidak bisa seenaknya untuk datang kesini.
tapi Ya untuk aku yang hanya sebagai istri hanya bisa diam di rumah"
Arcane mengangguk paham.
"eh tunggu istri! "
"iya kenapa? "
Arcane kemudian menatap Brian dan bertanya.
"hei... apakah para perempuan di umur segitu boleh menikah? "
Brian menatap arcane dengan heran kemudian menjawab.
"kenapa? bukankah itu adalah hal yang normal? "
"Aaaaa....... "
Arcane syok dengan hal itu kemudian ia bertanya.
"eh... sebenarnya berapa umur untuk di katakan dewasa di dunia ini? "
Brian menatap Arcane dengan heran dan menjawab
"apa maksudmu? bukankah di usia 15 tahun kita sudah di nyatakan dewasa? "
Arcane terkejut dan mulai berfikir keras ia baru sadar dengan kebiasaan orang-orang di dunia ini, dan pantas kalau saudara beda ibunya ada yang berusia 15 tahun dan di suruh untuk berburu.
juga ia baru sadar kalau ayahnya di sekitar umur 15 tahun telah berhasil berburu serigala yang di juluki salah satu penguasa gunung.
meskipun sebenarnya ini adalah hal sepele dan lumrah di jaman ini namun bagi Arcane yang hidup di jaman moderen sudah sangat jarang orang yang menikah yang umurnya di bawah 20 tahun.
kalaupun ada pasti ada sesuatu dan menjadi pembicaraan di daerahnya yang membuat telinga menjadi panas.
setelah semua masalah selesai akhirnya tinggal masalah tempat untuk berjualan, wadah makanan, dan lebah, untuk masalah wadah dan tempat Samuel bisa menyelesaikannya namun untuk lebah ia tidak bisa.
yap.... lebah ternyata menjadi permasalahan karena ternyata seorang teman dari mereka tersengat karena menerobos pagar yang di buat oleh Arcane untungnya para lebah tidak mengejar.
jadinya ia memperkuat kandangnya yang sebelumnya hanya di pagari secara sederhana kini ia bangun sebuah gubuk dan dengan 7 tambahan kandang lagi semisal para lebah memperbesar atau menambah koloni.
alasan ia melakukan ini juga ternyata ada kesalahan perhitungan karena ketika itu hujan turun dan para lebah panik karena sarang barunya beberapa bagian banjir.
setelah beberapa saat semua pengaturan tentang lebah sampai memanen akhirnya selesai sementara itu kemungkinan besok sudah bisa berjualan dengan sistem penjualan yang berkelompok yang terdiri dari 2 anak 1 pemuda (termasuk Brian di dalamnya,namun Arcane tidak termasuk), total ada 9 kelompok yang siap meluncur.
-- beberapa saat kemudian --
tak terasa hari telah berganti menjadi sore sudah waktunya Arcane dan Brian pulang, di perjalanan ada sedikit obrolan di antara mereka.
"eh ngomong-ngomong... Brian kenapa kau tidak mengusulkan kepada orang tuamu tentang bisnis ini? kan lumayan untuk penghasilan untuk mu"
Brian menoleh dan hanya mengangkat bahunya.
"hehehe... dengan daging buruan yang kamu jual saja sebenarnya sudah menambah pemasukan kami, aku tidak serakus itu Arcane.
apalagi mereka yang ada di sana adalah teman-temanku, juga aku merasa tidak enak selama bermain dengan mereka aku tidak bisa membantu apapun.
bahkan ketika aku melihatmu yang berburu untuk mendapatkan uang membuatku ingin bekerja juga untuk membantu orang tuaku"
"ohh... lalu apa keinginan mu ketika dewasa? "
"hmm... yah mungkin pedagang ahli yang bisa menjual apapun.
aku juga ingin melihat berbagai kota dan dunia sebagai pedagang"
Arcane hanya tersenyum dan mengangguk mendengar jawaban itu dan setelah di persimpangan jalan, sebelum mereka berpisah Arcane menyenggol bahu Brian.
"hehehe.... kalau gitu aku akan Mengandalkan Mu!!! "
Brian bingung mendengar perkataan Arcane.
"maksudmu? "
"yah... kurang lebih aku sama denganmu ingin melihat dunia jadi jika aku memerlukan bantuan aku hanya perlu mencari dirimu"
"hahahaha..... kalau begitu mohon bantuannya juga di masa depan"
disaksikan cahaya langit sore yang mengintip dari balik awan mendung, keduanya berjanji dan melakukan tos kepalan tangan.
kedua anak itu pun berpisah jalan masing-masing untuk pulang.
namun.... sepertinya untuk Arcane akan ada sesuatu yang berbahaya menimpanya, terbukti dengan perasaan campur aduk yang selalu menemani dirinya pulang tidak seperti biasanya.
lalu ketika ia memasuki rumah seperti biasanya perasaan itu semakin menguat, Arcane masuk seperti hari biasanya dengan perasaan itu.
mungkin Arcane tidak menyadari atau memang mengabaikan keanehan jalannya masuk yang sebenarnya kini hanyalah tanaman liat yang telah di potong.
lalu ketika ia masuk dari pintu belakang sebuah tangan memegang pundaknya, Arcane terkejut sedikit namun ia menebak kalau itu adalah adiknya karena ia mendengar suaranya yang polos.
"kakaaak.... "
"astaga.... Eliana jangan mengagetkan kakamu ini"
namun ketika ia berbalik senyuman Arcane langsung membeku bersamaan dengan seluruh tubuhnya.
karena yang ada di depannya ternyata bukan adiknya saja melainkan ibunya, Elisabeth dan Eliana yang saat ini berada di gendongannya.
Elisabeth tersenyum mengerikan dan di tambah suara petir yang tiba-tiba menggelegar membuat Arcane serasa memasuki film horor, bahkan Sebastian dan seorang maid saja kini sedikit menjauh.
dan Arcane baru tau kalau yang memegang bahunya tadi adalah ibunya
"eh ibu... hehehe"
Elisabeth menunduk dan memegang bahu Arcane kembali.
"kau dari mana pangeran kecil!! ... "
"DAR!!!!...... "
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 151 Episodes
Comments
Al^Grizzly🐨
Ceritanya sangat bagus..hanya banyak kata kata yg tidak nyambung.
2023-03-19
0
Jimmy Avolution
Ayo...ayo...
2023-01-27
0
DEWA KEGELAPAN
mantab
2022-11-04
0